Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Melissa Puteri Iskandar
"Latar belakang: Kematian ibu masih menjadi permasalahan besar di Indonesia, dimana perdarahan, infeksi, dan preeklampsia/eklampsia sebagai penyebab tersering. Sistem rujukan yang baik merupakan salah satu pendukung dalam penatalaksanaan kasus-kasus obstetri sehingga kasus komplikasi dapat terhindar. Saat ini sudah terdapat BPJS, dimana rujukan dilakukan secara berjenjang. Bidan yang berpraktik mandiri tidak termasuk dalam sistem BPJS, hanya menjadi jejaring BPJS bila tidak terdapat fasilitas persalinan pada pelayanan primer. Namun masih belum dijabarkan secara jelas kedudukan bidan pada sistem rujukan untuk kasus gawat darurat. Sehingga masih banyak yang merujuk langsung kasus obstetri dan kasus yang bermanifestasi menjadi komplikatif ke pelayanan tersier, yaitu RSCM. Karakteristik bidan ternyata dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan seorang bidan dalam merujuk. Penelitian ini mengumpulkan informasi mengenai alasan rujuk melalui gambaran karakteristik bidan yang merujuk langsung kasus-kasus komplikatif ke RSCM.
Tujuan: Mengetahui karakteristik bidan yang berpraktik di praktik mandiri bidan serta hubungannya dengan kasus komplikatif yang dirujuk langsung ke RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik kasus kontrol pada bidan yang berpraktik mandiri yang merujuk langsung kasus-kasus obstetri dan/atau kasus komplikatif pada bulan Januari 2016 hingga Juli 2017. Dilakukan pencatatan data bidan yang berpraktik mandiri, kasus obstetri, dan kasus yang bermanifestasi menjadi kasus komplikasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian dilakukan analisis terhadap enam karakteristik bidan yang merujuk, yaitu: usia, pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti selama masa praktik, lama waktu berpraktik, jumlah pasien yang pernah ditangani selama masa kerja, serta jarak dan waktu tempuh proses merujuk.
Hasil: Didapati 82 bidan yang berpraktik mandiri yang merujuk 29 kasus preeklampsia (35.3%), 40 kasus ketuban pecah dini (48.8%), dan 13 kasus perdarahan (15.9%). 28 kasus bermanifestasi menjadi kasus komplikatif (34.1%). Keseluruhan bidan merujuk karena fasilitas yang tidak memadai. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara lama waktu praktik dengan jumlah kasus komplikatif yang dirujuk langsung ke RSCM dengan p=0.001 (OR 7.036 CI95% 2.543-19.472). Terdapat pula hubungan yang bermakna antara jumlah pasien dengan perujukan langsung kasus komplikatif ke RSCM dengan p=0.001 (OR 6.032 CI95% 2.220-16.391). Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara usia, pendidikan, pelatihan yang sudah pernah diikuti selama masa praktik, serta jarak dan waktu tempuh fasilitas pelayanan kesehatan perujuk, dengan kasus-kasus komplikatif yang dirujuk langsung ke RSCM.
Kesimpulan: Keseluruhan bidan merujuk langsung kasus obstetri karena fasilitas yang tidak memadai dan mereka merujuk langsung ke RSCM agar pasien dapat langsung ditangani. Karakteristik bidan yang mempengaruhi bidan yang berpraktik mandiri dalam mengirim langsung kasus-kasus komplikatif yaitu lama waktu praktik dan jumlah pasien yang pernah ditangani selama masa kerjanya. Sehingga perlu dilakukan evaluasi ulang mengenai kedudukan bidan yang berpraktik mandiri di sistem BPJS. Selain itu diperlukan program penyegaran untuk praktik mandiri bidan setiap tahun dan pemantauan serta evaluasi yang dilakukan oleh instansi terkait. Diperlukan pula penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dimana penelitian ini menggabungkan karakteristik bidan serta karakteristik pasien pada kasus-kasus rujukan. Namun faktor perancu dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses analisis perlu diidentifikasi terlebih dahulu, agar dapat dilakukan analisis yang menyeluruh.

Background: Maternal mortality is still a major problem in Indonesia, where bleeding, infection, and preeclampsia/eclampsia are the commonest causes. A good referral system is one of the supporters in the management of obstetric cases so the complications can be avoided. Currently there is BPJS, where referrals start from primary to tertiary care. Self-employed midwives are not included in the BPJS system, only as a BPJS network if there is no delivery facility in primary care. It is still not clearly defined the position of midwife at the referral system for emergency cases. So there are still many self-employed midwives that directly refer the obstetric cases and cases that manifest into complication to tertiary care, which is RSCM. Characteristics of the midwife turned out to have an effect on the decision of a midwife in referring. This research collects information about the reasons for referring a case through a description of the characteristics of midwives who directly refer the complicated cases to RSCM.
Objective: To identify characteristics of self-employed midwives and its relation to complicative cases referred directly to RSCM.
Method: This study used descriptive design with analytic case control on self-employed midwife who referred directly the obstetric cases and/or cases that have manifested into further complication in January 2016 until July 2017. Data of self-employed midwife, obstetric cases, and cases manifested into complications that meet inclusion criteria, were recorded. Then characteristic of referral midwife namely: age, education, training that had been performed during their practice, duration of practice, number of patients that had been handled during the work period, as well as distance and travel time of referring process, were analyzed.
Results: There were 82 self-employed midwives referring 29 cases of preeclampsia (35.3%), 40 cases of premature rupture of membranes (48.8%), and 13 cases of bleeding (15.9%). 28 cases were manifest into complicated cases (34.1%). The entire midwife referred those cases due to inadequate facilities. There was statistically significant correlation between duration of practice and number of complicated cases referred directly to RSCM, with p=0.001 (OR 7.036 CI95% 2,543-19,472). There was also a significant correlation between the number of patients with direct referral of complicated cases to RSCM, where p=0.001 (OR 6,032 and CI95% 2,220-16,391). There were no statistically significant correlations between age, education, training that had been performed during practice, as well as the distance and travel time of referring process, with complicated cases that directly referred to RSCM.
Conclusions: All self-employed midwives were referring the obstetric cases due to inadequate facilities and they referred directly to RSCM so that patients can be handled immediately. Characteristics that affect self-employed midwife to directly send complicative cases including duration of practice and number of patients that ever handled during their work period. So it is necessary to reevaluate the position of self-employed midwife in BPJS system. In addition, a refresher course is required for them every year and the need of monitoring and evaluation conducted by the relevant agencies. Further research is needed, with a larger number of samples, which combine the characteristics of midwives and the characteristics of patients in referral cases. However, confounding factors and external factors that may affect the analysis process need to be identified first, in order to be able to do a thorough analysis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Iskandar
"Latar Belakang: Mortalitas neonatus global terjadi pada 19/1000 kelahiran hidup dan 35% diakibatkan komplikasi prematuritas dan ketuban pecah dini (KPD) preterm terjadi pada 30-40% dari seluruh kasus. Manajemen KPD preterm memerlukan ketepatan diagnosis, rujukan, dan intervensi agar tidak terjadi morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Di RS Cipto Mangunkusumo terdapat 737 persalinan preterm dari 1524 total kelahiran tahun 2017.
Tujuan: Mengetahui hubungan proses rujukan terhadap luaran neonatus pada kasus ketuban pecah dini pada kehamilan preterm.
Metode: Kohort retrospektif di RS Cipto Mangunkusumo pada pasien rujukan KPD preterm bulan Januari 2016-September 2017. Analisis statistik dengan SPSS 20.0.
Hasil:
Terdapat 214 kasus KPD preterm. Asal rujukan terutama dari rumah sakit dan 36 kasus dirujuk karena tidak ada NICU dan 66 kasus karena fasilitas yang ada tidak mencukupi. Pemeriksaan sesuai standar pada 91 kasus, pemberian antibiotika pada 161 kasus dan pemberian kortikosteroid di tempat rujukan 143 kasus. Terdapat 94 neonatus dengan komplikasi; korioamnionitis klinis(18.69%), APGAR skor menit 1<7(19.16%), APGAR skor menit 5<7 (9.8%), RDS(32.34%), sepsis(37.38%) dan mortalitas(9.8%). Dari analisis multivariat, hubungan didapatkan antara asal rujukan dengan APGAR skor menit 1, usia kehamilan dan kortikosteroid dengan RDS, usia kehamilan, lama rujukan, kortikosteroid dan korioamnionitis klinis dengan sepsis neonatus.
Kesimpulan: Alur rujukan KPD preterm berlangsung sesuai alur rujukan berjenjang. Terdapat hubungan antara proses rujukan dengan luaran neonatus.

Background:  Neonatal mortality rate is 19/1000 live birth worldwide with 35% mortality due to complication of prematurity. Preterm premature ruptured of membrane caused 30-40% preterm birth. In Cipto Mangunkusumo hospital, total of peterm birth in 2017 was 737 cases from 1524 total birth. To prevent neonatal and maternal morbidity and mortality, prompt diagnosis, referral process and obstetric intervention are needed.
Purpose: To evaluate the correlation between referral process and neonatal ocutcome in preterm premature ruptured of membrane.
Method: This research was conducted in Cipto Mangunkusumo hospital on January 2016 to September 2017 with retrospective cohort study. Referral data and neonatal outcomes who fulfilled the inclusion criteria were collected and analyzed.
Result: From data collection from January 2016 to July 2017, 334 cases with preterm premature ruptured of membrane and 214 cases fulfilled the inclusion criteria. Patients most  reffered from hospital due to limited facility (35.29%) and due to NICU was full (64.71%). Administration of antibiotic was found in 75.23% cases and 66.82% cases with corticosteroid administration from the first referral provider. Newborn with complication was found in 43.93%; clinical chorioamnionitis (18.69%), APGAR score minute 1 <7 (19.16%), APGAR score minute 5 <7 (9.8%), RDS (32.34%), neonatal sepsis (37.38%) and early neonatal mortality (9.8%). From bivariate analysis, first care provider has correlation with APGAR score minute 1 < 7 (p=0.00 1), RDS (p=0.003), and neonatal sepsis (p=0.01). Administration of corticosteroid correlated significantly with APGAR score minute 1 < 7 (p=0.003, RR 0.4, CI95% 0.23-0.96), RDS (p=0.002, RR 0.46, CI95% 0.27-0.79) and neonatal sepsis (p=0.001, RR 0.46, CI95% 0.28-0.75). Time of referral correlated significantly with neonatal sepsis (p=0.014, RR 1.7, CI95% 1.2-1.26). After multivariate analysis, correlation found in: first care provider with APGAR score minute 1, gestational age and corticosteroid administration with RDS, gestational age, length of referral and corticosteroid administration with neonatal sepsis.
Conclusion: There is correlation between referral process and neonatal outcome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Rustina Yuniati
"Latar belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebagai salah satu indikator pembangunan kesehatan dasar masih menjadi pembahasan nasional. Berbagai studi melaporkan tentang estimasi kematian ibu yang luas, pada kisaran 350 hingga 400 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini di Indonesia seorang wanita meninggal dunia setiap jam akibat komplikasi kehamilan selama persalinan, rujukan ke rumah sakit yang terlambat atau pelayanan obstetri emergensi yang buruk. Penelitian mengenai evaluasi kualitas pelayanan maternal pada RSUD PONEK di DKI Jakarta masih belum dilakukan. Pada penelitian kali ini, peneliti ingin melihat gambaran kualitas pelayanan maternal pada RSUD PONEK, menggunakan Supervisi Fasilitatif yang merupakan metode evaluasi baku dari Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR), pada 4 RSUD PONEK yang tersebar di wilayah DKI Jakarta yang telah mendapat pelatihan tim PONEK.
Tujuan: Diketahuinya gambaran pelayan kesehatan maternal pada 4 RSUD PONEK di Jakarta.
Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui penilaian langsung daftar tilik On the Job Training (OJT) dan kualitatif (wawancara mendalam, observasi dan telaah data sekunder).
Hasil: Standar Masukan (Input) sumber daya manusia dan perbaikan sarana pengendalian infeksi masih diperlukan sesuai standar PONEK. Standar Proses, kepatuhan pelayanan antenatal, intranatal dan penanganan kasus komplikasi maternal secara keseluruhan sudah baik dengan skor kepatuhan mencapai 100 %. Standar luaran (Output) indikator angka kematian ibu dan juga rasio seksio sesaria yang masih cukup tinggi perlu dievaluasi kembali. Hal ini dikarenakan ke 4 RSUD ini merupakan pusat rujukan sekunder dari masing-masing wilayahnya.
Kesimpulan: Evaluasi kualitas pelayanan kesehatan maternal di 4 RSUD PONEK DKI Jakarta masuk dalam kategori sedang.

Background: Maternal mortality rate in Indonesia as one of indicator of fundamental health development remain the major issue in the last decades. Studies reported that maternal mortality rates were estimated 350 to 400 mortality in 100.000 live birth. Contributing factors that may play role in this phenomenon might be complicated pregnancies, delayed in referral system, or bad onstetrical essential care. This study was conducted to observe dan evaluated the quality of maternal services in RSUD PONEK Jakarta using facilitative supervision, which was the standard evaluation methods in JNPK-KR, in several hospital in Jakarta.
Objective: To observe maternal health service quality evaluation in PONEK based hospital in DKI Jakarta.
Methods: Cross sectional approach, quantitave analaysis using checklist on On The Job Trainning (OJT) and qualitative analysis using deep interview, observation, and analysis of secondary data.
Result: Input standart of human resources and revitalization of infection control fasilitiesstill need to be improved. Process standard, compliance of antenatal care and intranatal care as well as maternal complication management were good enough globally, with compliance up to 100%. Output standart of maternal mortality rate indicator and rates of cesarean section were still high. Hence it's needed to be evaluated. This 4 hospital are the center of secondary referral of each districs in Jakarta.
Conclution: Evaluation of maternal health services in 4 RSUD PONEK in Jakarta were categorized as moderate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
"Luaran ibu dengan infeksi Covid-19 dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit dan peningkatan risiko komplikasi kehamilan. Penyebab mortalitas ibu dengan Covid-19 sangat bervariasi dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 di RSUD Pasar Rebo.
Penelitian terdiri dari 2 tahap. Tahap 1 merupakan systematic review untuk mendapatkan data penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19. Tahap 2 merupakan studi deskriptif retrospektif dengan mengambil data rekam medis ibu dan wawancara pada keluarga ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal di RSUD Pasar Rebo.
Penelitian tahap 1 menemukan etiologi kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah pneumonia, kegagalan multiorgan, serangan jantung dan DIC. Penelitian tahap 2 menemukan ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal rerata berusia 29,25 tahun dengan masa gestasi 24-39 minggu dengan gejala klinis demam, batuk dan sesak. Komorbiditas adalah obesitas (2 dari 4 kasus), hipertensi (1 dari 4 kasus) dan preeklampsia (1 dari 4 kasus). Hampir semua kasus dirawat di ICU. Semua ibu dengan infeksi Covid-19 meninggal karena ARDS. Sumber infeksi ditemukan pada 2 dari 4 kasus. Seluruh kasus mengalami kesulitan dalam mencari fasilitas Kesehatan tempat rawat khusus Covid-19 untuk ibu hamil di beberapa tempat sebelum datang ke RSUD Pasar Rebo.
Simpulan : Penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah ARDS. Perlu mengidentifikasi ibu dengan infeksi Covid-19 yang memiliki komorbiditas atau komplikasi medis untuk penanganan lebih ketat dan memperbaiki sistem rujukan.

Maternal outcomes with COVID-19 infection were associated with disease severity and an increased risk of pregnancy complications. The etiology of maternal mortality with Covid-19 are varied and limited. This study aimed to determine the etiology of maternal death with Covid-19 infection at Pasar Rebo Hospital.
The research consisted of 2 phases. Phase 1 was a systematic review to obtain data on etiology of maternal death with Covid-19 infection. Phase 2 was a retrospective descriptive study by taking maternal medical records and interviewing with the families of maternal with Covid-19 infection who died at Pasar Rebo Hospital.
Phase 1 research found the etiology of maternal death with Covid-19 infection was pneumonia, multiorgan failure, heart attack and DIC. Phase 2 research found mothers with Covid-19 infection who died an average age of 29.25 years with a gestation period of 24-39 weeks with clinical symptoms of fever, cough and shortness of breath. Comorbidities were obesity (2 out of 4 cases), hypertension (1 out of 4 cases) and preeclampsia (1 out of 4 cases). Almost all cases are admitted to the ICU. All mothers with Covid-19 infection died of ARDS. The source of infection was found in 2 out of 4 cases. All cases had difficulty finding health facilities for Covid-19 special care for pregnant women in several places before coming to Pasar Rebo Hospital
Conclusion : The cause of maternal death with Covid-19 infection is ARDS. It is important to identify mothers with Covid-19 infection who have comorbidities or medical complications for stricter treatment and improve the referral system.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library