Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Gifari Alwaini
"ABSTRAK
Penelitian karakteristik sudut aliran udara pada performa generator microbubble dengan tabung silinder telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh parameter sudut aliran udara terhadap bubble yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan water loop system yang terdiri dari kolam pengamatan, kotak pengamatan, pompa, flowmeter, valve dan test section. Test section adalah generator microbubble jenis tabung silinder dengan bola. Pada penelitian ini digunakan 3 jenis generator microbubble dengan variasi sudut aliran udara yang dilakukan pada berbagai variasi debit air, debit udara dan ketinggian air. Parameter yang diujikan secara signifikan memberi pengaruh terhadap jumlah dan ukuran bubble. Semakin besar debit udara maka ukuran bubble yang dihasilkan semakin besar, sedangkan jika debit air meningkat maka semakin banyak microbubble yang dihasilkan. Pengaruh sudut aliran udara pada generator microbubble signifikan. Generator microbubble dengan sudut aliran 45? menghasilkan bubble dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan generator microbubble direct. Generator microbubble dengan sudut aliran 90? tidak dapat menghisap udara lebih 0.1 lpm sehingga tidak efisien dalam menghasilkan bubble. Penelitian ini dapat simpulkan bahwa generator microbubble mampu menghasilkan microbubble. Populasi serta ukuran microbubble sensitif terhadap sudut aliran udara. Microbubble generator dengan sudut udara langsung menghasilkan microbubble yang lebih banyak.

ABSTRACT
Research about characteristic of microbubble generator sphericall ball has been carried out. This research aims to study the influence of airflow angle on bubble generated characters. This research use loop water system consist of observation reservoir, box reservoir, pump, flow meters, valves, and test section. Test section is a microbubble generator spherical ball. In this study, there are 3 types of microbubble generator with varies air flow angel that conducted in different varies water flowrate, air flowrate and height of water. The tested parameter significantly influence population and size of bubble. Increasing air flowrate will affect increasing size of bubble, while increasing water flowrate will increase microbubble. Effect of airflow angle in microbubble generator are significant. Microbubble generator with 45 airflow angle produce bigger size of bubble compare to direct microbubble generator. Microbubble generator with 90 air flow angle can rsquo t suction the air more than 0.1 lpm so inefficient to produce bubble. From this study it is concluded that microbubble generator capable produce microbubble. Population and size of bubble affected by airflow angle. Microbubble generator with airflow angle direct produce more microbubble than 45 and 90 airflow angle."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astania Putri
"ABSTRAK
Microbubble merupakan gelembung udara dengan diameter kurang dari 200 m di dalam air. Karakteristik unik yang dimiliki microbubble menyebabkan maraknya penggunaan microbubble dalam dunia industri. Penelitian mengenai performa dari generator microbubble dengan tabung silinder telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debit air, debit udara masuk, void fraction, pressure drop, dan jumlah lubang udara terhadap performa dari microbubble generator. Penelitian dilakukan dengan menerapkan sistem water loop dan menggunakan dua tipe microbubble generator. Tipe-tipe microbubble generator tersebut adalah tipe dengan 12 lubang udara dan 48 lubang udara pada set up alat uji. Setelah dilakukan penelitian, ukuran bubble yang dihasilkan serta tipe microbubble generator yang tepat ditemukan. Tipe 2 48 lubang menghasilkan persentase microbubble yang lebih banyak. Hal ini terbukti paling optimum pada keadaan Qa= 30 lpm dan Qu=0,6 lpm.

ABSTRACT
Microbubbles are bubbles with the diameter size smaller than 200 m. The unique characteristics of microbubbles enhance its industrial utilization. The research about Microbubble Generator with a Spherical Body has been done. The objection of this research is to find the relevance between water flow rate, air flow rate, void fraction, pressure drop, and the number of air suction holes with the performance of microbubble generator. The research is done by applying water loop system and two types of microbubble generator. The types of microbubble generator are microbubble generator with 12 air suction holes and 48 air suction holes for the experimental set up. The results of this research are the size of bubbles which are generated and the recommended microbubble generator type. Microbubble generator with 48 air suction holes is the optimum generator of this research. The optimum condition is 30 lpm for the water flow value and 0,6 lpm for the air flow. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward
"Kebutuhan akan sistem pendinginan pada masa kini sangat penting terkait meningkatnya beban panas akibat miniaturisasi produk alat ? alat elektronik. Sistem pendinginan konvensional berbasis fan telah mencapai batas efisiensinya dan dibutuhkan teknik pendinginan baru. Synthetic jet merupakan sistem pendinginan baru berdasar input massa netto nol tetapi momentum tidak nol. Dalam penelitian ini sebuah impinging synthetic jet digetarkan dengan fungsi gelombang triangle. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu komputasional dan eksperimental. Tahapan komputasional bertujuan untuk melihat distribusi aliran panas synthetic jet. Tahapan eksperimental bertujuan untuk mendapatkan karakterisasi synthetic jet. Pada tahap komputasional penelitian ini menggunakan software CFD Fluent dengan model turbulensi k-w SST dengan elemen meshing Tet/Hybrid tipe Tgrid, sedangkan pada tahap eksperimental menggunakan function generator untuk menggerakkan membran dengan tiga frekuensi osilasi yaitu 80 hz, 120 hz, dan 160 hz pada amplitudo tetap 1 m/s. Hasil eksperimen menunjukkan adanya pengaruh gelombang dan frekuensi osilasi yang signifikan terhadap laju perpindahan panas yang terjadi. Laju perpindahan panas/pendinginan terbaik terjadi pada frekuensi osilasi yang lebih rendah; dalam penelitian ini pada frekuensi 80 hz.

The need for cooling in the present system becomes very important as the consequence of the increased heat load due to product miniaturization of electronics devices. Conventional fan-based cooling system has reached the limit of its efficiency and needed a new cooling technique. Synthetic jet is a new cooling system based on zero netto mass input but non zero momentum. In this study an impinging synthetic jet was vibrated with a triangle function. The study was conducted in two stages, computational and experimental. Computational stage aims to look at the distribution of heat flow of synthetic jet. Experimental stage intended to obtain characterization of synthetic jet. In the computational stage the research using CFD Fluent software with a turbulence model k-w SST with meshing elements Tet/Hybrid type TGrid, while in the experimental stage it used the function generator to drive the membrane with three oscillation frequency: 80 hz, 120 hz, and 160 hz at fixed amplitude of 1 m/s. The experimental results show significant effect of wave and oscillation frequency on the heat transfer rate that occured. The best heat transfer rate / cooling effect occurs at a lower oscillation frequency; in this study at a frequency of 80 hz. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S994
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Christian Natanael Halomoan
"Teknologi pendinginan menggunakan ice slurry sebagai media pendingin memiliki berbagai kegunaan sebagai sistem pendinginan yang ramah lingkungan. Pertumbuhan populasi sekitar 1,4% dan didorong oleh permintaan sektor industri. Protokol Montreal 1987 yang menghentikan produksi zat yang dapat merusak lapisan ozon termasuk zat CFC (Chlorofluorocarbons) dan HFC (Hydrofluorocarbons). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio glikol dan kecepatan RPM motor terhadap mass fraction ice slurry. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kombinasi rasio water glycol dan kecepatan RPM motor optimum untuk menghasilkan ice slurry yang digunakan sebagai media pendingin dan menentukan jumlah ice slurry yang dibutuhkan untuk mendinginkan distrik pelabuhan menggunakan jaringan perpipaan. Sebuah pelabuhan yang ada, berlokasi di Kalimantan Barat, Indonesia, berfungsi sebagai studi kasus. Penelitian ini menggunakan ice slurry generator dengan metode mechanical scraper dengan ethylene glycol. Hasil penelitian ini menunjukan semakin rendah kecepatan RPM motor, semakin besar mass fraction yang dihasilkan dan semakin besar rasio water glycol, semakin kecil mass fraction ice slurry yang dihasilkan. Kombinasi optimum untuk pendinginan distrik pelabuhan menggunakan jaringan perpipaan adalah pada rasio water glycol 20% dengan kecepatan motor 45 RPM dengan mass fraction sebesar 28,311%. Untuk mendinginkan pelabuhan dengan total luas gedung 3 hektar dibutuhkan 1,009 ton ice slurry.

Cooling technology using ice slurry as a cooling medium has various uses as an environmentally friendly cooling system. The population growth of around 1,4% and is driven by demand from the industrial sector. The 1987 Montreal Protocol stopped the production of substances that could damage the ozone, including CFCs (Chlorofluorocarbons) and HFCs (Hydrofluorocarbons). This research aims to determine the effect of variations in the glycol ratio and motor (scraper) speed to produce ice slurry which is used as a cooling medium and determine the amount of ice slurry needed to the port district using a piping network. An existing port, in West Kalimantan, Indonesia, serves as a case study. This reseach uses an ice slurry generator with mechanical scraper method using ethylene glycol. This research shows that the lower the motor (scraper) speed, the greater mass fraction produced, and the greater water glycol ratio, the smaller mass fraction of ice slurry produced. The optimal combination to cooling the port district using a pipe network is a water glycol ratio of 20% with motor (scraper) speed of 45 RPM with a mass fraction of 28,311%. To cool a port with a total building area of 3 hectares, 1,009 tons are needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Krisnayudi
"ABSTRAK
Gaya drag memiliki peranan penting dalam aspek aerodinamika dalam kendaraan dan sangat dekat hubungannya dengan karakteristik dan konfigurasi aliran disekitar body atau part mobil. Aliran disekitar body atau part mobil ini biasanya direkayasa menggunakan teknik kontrol aliran. Jet sintetik merupakan salah satu cara mengontrol aliran secara aktif.
Pada penelitian ini akan diuji pengaruh parameter diameter nozzle terhadap terbentuknya jet sintetik pada aktuator bercavity tabung. Selain itu akan dilihat pula pengaruh frekuensi membran terhadap kecepatan, intensitas turbulensi dan bilangan Reynolds dari jet yang dihasilkan. Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahapan eksperimental dan tahapan komputasional. Pada tahapan komputasional akan digunakan software CFD (Computational Fluid Dynamics) FLUENT, dan pada tahap eksperimental akan digunakan function generator untuk menggerakkan membran, modul CTA (constant temperature anemometer) Dantec 91C10 sebagai alat ukurnya dan National Instrument Data Acquisition Board BNC-2110 sebagai data akuisisinya.
Hasil eksperimen menunjukkan adanya pengaruh yang disebabkan oleh diameter nozzle terhadap terbentuk atau tidaknya jet sintetik.
Drag force has an important role in aerodymic aspects in vehicle and has a very close relationship with fluid’s characteristic and configuration around the body or car parts. The flow around the body or part of this car can be engineered by flow control techniques. Synthetic jet is one of the ways to control the flow actively.

ABSTRACT
In this study, the effect of nozzle diameter will be examined against the formation of the synthetic jet on cylinder shaped cavity actuator. Beside that, it will be seen the influence of membrane frequency to velocity, turbulence intensity, and Reynolds number of generated jet. This study will be done in two phases, the first one is experiment phase and the second one is computational phase. On Computation phase, it will be used CFD (Computational Fluid Dynamics) FLUENT software, and on experiment phase, it will be used function generator as membrane driver, CTA (Constant Temperature Anemometer) Dantec 91C10 as a measurement device, and National Instrument Data Acquisition Board BNC-2110 as data acquisition.
The experiment results show nozzle diameter has a influence on presence or absence of synthetic jet.
"
2015
S59425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tendy Lesmana
"Perizinan yang harus dimiliki oleh pemilik bangunan, sesuai Peraturan Daerah (Perda) no 7 Tahun 2010 adalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Untuk mendapatkan SLF, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) no. 38 Tahun 2012, pemilik gedung harus melaporkan data konsumsi energy, konsumsi air, serta system kelistrikan lain seperti generator. Usaha mereduksi emisi CO2 sebesar 26% antara 2012-2020 di Indonesia diimplementasikan dengan penerapan Pergub 38 Tahun 2012. Tolok ukur yang akan digunakan untuk menilai efisiensi penggunaan energy gedung adalah Indeks Konsumsi Energy (IKE). Nilai IKE merupakan hasil perhitungan energy listrik yang digunakan per tahun pada luasan tertentu.
Hasil dari penelitian beberapa gedung di Jakarta pada berbagai peruntukkan ini menunjukkan nilai rata-rata IKE sebesar 219 KWh/m2/year dan IKE yang disesuaikan sebesar 161 KWh/m2/year. Angka ini dapat dikatakan hemat apabila dibandingkan dengan negara-negara maju pada data ACEEE (American Council for Energy Efficiency Economy) 2012.

Documents and permissions needed by the building owner, based on State Regulation no. 7 2010 are building construction permission (IMB) and functional worthy certificate (SLF). To acquire SLF, based on Governor Decree no. 38/2012, building owners have to declare their energy consumption, water consumption, and another electronic system and appliances such as generator etc. Our efforts to reduce CO2 emission by 26% between 2012-2020 in Indonesia is implemented by realizing the Governor Decree no 38/2012. The benchmark that used to score the building efficiency is the Energy Efficiency Index (IKE). The value of IKE is the calculations from electricity used per meter square.
The outcome of research show that the average IKE number of some buildings in Jakarta is 219 KWh/m2/year, and after adjusted is 161 KWh/m2/year. This number can be categorized energy-friendly if compared to country on ACEEE (American Council for Energy Efficient Economy) data 2012.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujo Satrio
"ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan sebuah studi yang telah dikembangkan untuk mengestimasi potensi penghematan energi dari sistem pendingin radian yang terpasang pada gedung kampus di Indonesia. Perangkat lunak IESVE digunakan untuk mengevaluasi konsumsi energi dan distribusi temperatur pada bangunan. Kalibrasi telah dilakukan dengan menggunakan data yang terukur terkait dengan sistem pendingin radian pada bangunan tersebut. Kemudian model yang telah dikalibrasi ini digunakan untuk mensimulasikan konsumsi energi dan distribusi temperatur pada sistem yang berbeda. Hasil simulasi menunjukkan dengan menggunakan sistem pendingin radian terintegrasi dengan DOAS, penghematan energi yang dicapai sebesar 41,84% jika dibandingkan dengan sistem yang terpasang. Simulasi CFD dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada ruangan dan hasilnya adalah nilai distribusi PPD dibawah 10%.

ABSTRACT
The final project describes a study developed to estimate the energy savings potential of a radiant cooling system installed in an institutional building in Indonesia. The simulations were carried out using IESVE to evaluate thermal performance and energy consumption The building model was calibrated using the measured data for the installed radiant system. Then this calibrated model was used to simulate the energy consumption and temperature distribution to determine the proportional energy savings and occupant comfort under different systems. The result was radiant cooling which integrated with a Dedicated Outside Air System (DOAS) could make 41,84% energy savings compared to the installed cooling system. The Computational Fluid Dynamics (CFD) simulation showed that a radiant system integrated with DOAS provides superior human comfort than a radiant system integrated with Variable Air Volume (VAV). Percentage People Dissatisfied was kept below 10% using the proposed system."
2016
S64623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifky Aditya
"ABSTRAK
CAMPER merupakan perangkat chip mini sebagai lokasi proses Polymerase Chain Reaction dalam proses penguatan DNA (DNA amplification). Penguatan DNA tersebtu dibutuhkan dalam identifikasi dan diagnosis rantai DNA tertentu. Dengan proses ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan proses yang dihasilkan pada laboratorium konvensional. Penerapan PCR banyak dilakukan di bidang biokimia dan biologi molekular karena relatif murah dan hanya memerlukan jumlah sampel yang kecil. Dalam proses PCR memerlukan jalur putaran agar panas dapat merambat pada fluida yang mengalir secara berulang. Sumber panas pada CAMPER menggunakan pengaturan 3 suhu berbeda yaitu 90 °C, 75 °C, dan 55 °C. Penelitian ini membahas mengenai perancangan, fabrikasi, dan pengukuran geometri dari CAMPER. CAMPER terbuat dari bahan PDMS yang dipilih karena bahan ini idak beracun dan baik digunakan dalam dunia medis. CAMPER direaliasikan dengan teknik molding yang mana Molding PDMS dilakukan pada cetakan yang telah dibentuk menggunakan metode milling. Dimensi yang telah dirancang untuk ketiga desain saluran mikro sebesar 250 x 250 μm (lebar x tinggi). CAMPER terdiri dari 3 desain saluran mikrofluida berbeda yaitu pada jumlah jalur putaran. Desain untuk produk pertama, yaitu saluran mikro dengan 3 putaran. Desain kedua yaitu desain saluran mikro dengan 5 jalur putaran. Desain ketiga yaitu saluran mikro dengan 30 jalur putaran. Desain ini dirancang dengan acuan pada jumlah putaran optimal yaitu 30 ? 40 putaran. Pengukuran geometri hasil fabrikasi dilakukan pada seluruh komponen. Pengukuran meliputi pengukuran lebar dan tinggi dari saluran mikro, pengukuran kekasaran pada PDMS dan cetakan, serta pengukuran sudut kontak pada PDMS. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan aliran fluida dan persebaran panas dari sistem yang telah direalisasikan. Hasil menunjukkan bahwa pada simulasi aliran fluida terdapat keseragaman aliran dalam keseluruhan jalur mikro, dan pada simulasi persebaran panas dapat menybarkan panas sesuai suhu yang diatur

ABSTRACT
CAMPER is mini devices based of Polymerase Chain Reaction that serves as an apparatus that can replicate DNA in enzymatic without use some help of organisms. With this technique, DNA can be produced in large quantities by the time is short compared to the process that?s produced on a conventional laboratory. The application of PCR are mostly done in the field of biochemical and molecular biology because relatively inexpensive and only need the number of a small sample. n the process pcr need the round to heat travels in fluid that flows in a recurrent manner. The source of heat in camper use 3 different temperature such as 90 °C, 75 °C, and 55 °C. CAMPER consisting of 3 different design of microfluidic channel that is on the number of the cycle. In the process, PCR need the cycle to travels the heat to fluid flows in a recurrent manner. Research also discussed design, fabrication, and measurement of the geometry. A molding PDMS fabricated in a mold was formed from milling process. The dimensions for the three design micro channels amounting to 250 x 250 μm (width x high). The first CAMPER design, namely micro channels with 3 cycle. The second design is micro channels with 5 cycle. Third Design namely micro channels with 30 the cycle. This design designed with reference on the number of optimal cycle which is 30 ? 40 cycle. The measurement of geometry that the results of fabrication performed on all components. The measurement of covering the measurement of width and height than micro channel, the measurement of roughness on pdms and mold, and measurement of wettability at PDMS surface. Results obtained from simulation fluid flow showed that the speed of the flow of uniforms on all cross section micro channel. The results obtained from simulation heat distribution the temperature desired to reach function polymerase chain reaction can be achieved to the surface of micro channel"
2016
S62673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Arvialido
"ABSTRAK
PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah sebuah teknik replikasi DNA. Teknik PCR konvensional dengan sampel diam (statik) memiliki kekurangan dari segi waktu operasi yang teramat lama. Untuk mengatasi masalah tersebut, didesain PCR dengan sistem sampel dinamis (mengalir) untuk mempercepat waktu operasi. Riset ini bertujuan untuk menganalisis aliran fluida yang terjadi pada kanal mikro PCR dengan dimensi penampang 250μm×250μm. Terdapat 3 desain PCR yang memiliki variasi banyaknya siklus proses PCR. Hasil menunjukkan bahwa 2 dari 3 PCR tidak dapat memenuhi fungsi alir dimana terjadi rembesan akibat kurang melekatnya hubungan antara PDMS dan penyumbatan pada PCR akibat terjadinya penyempitan pada kanal mikro.

ABSTRACT
PCR (Poylmerase Chain Reaction) is a DNA replication technique. Convensional PCR with static samples has limitation especially in operation time. It required a lot of time to be operated. To answer this issue, PCR that can cut operation time is designed. This study aimed to analyze fluids flow that occured within the PCR's microchannel which results of designing and realization process. There are 3 designs that vary in PCR's cycle process. Furthermore, this study reveals that 2 out of 3 PCR are not able to fulfill flow functioning which is caused by leakeage and the fluid was not flowing."
2016
S64851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Matin
"Energi pada bangunan memiliki kebutuhan energi yang sangat besar, yang berarti untuk memenuhi energi tersebut diperlukan sumber daya yang besar. Dengan demikian penghematan energi pada bangunan akan menurunkan dampak terhadap lingkungan juga. Membuat bangunan hijau atau bangunan berkinerja tinggi menjadi salah satu langkah yang tepat untuk menurunkan kebutuhan energi pada bangunan. Melakukan pengamatan lingkungan sekitar merupakan hal yang penting dalam merancang sebuah bangunan hijau. Dalam pengamatan tersebut hal-hal yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, radiasi matahari, keadaan bangunan sekitar, keadaan langit,dan banyak lagi. Hal-hal tersebut akan sangat berguna untuk menentukan rancangan bangunan berkinerja tinggi. Tahap selanjutnya yang perlu dilalu dalam mendesain bangunan hijau adalah tahap pembuatan konsep bangunan, sehingga dapat terlihat bentuk bangunan tersebut. Dengan adanya bentuk bangunan sudah dapat dilakukan penentuan material pada selimut bangunan ataupun hal-hal berpengaruh lainnya untuk menurunkan kebutuhan energi. Selanjutnya akan dicari hal yang paling mempengaruhi penurunan energi pada bangunan dengan menggunakan metode Taguchi. Pada akhirnya akan didapatkan pengoptimalan energi tertinggi dari hasil penggunaan metode Taguchi tersebut.

Energy in a building requires a considerable amount of energy which is fulfilled by great resource. Thus, energy saving in building will also reduce the environmental impact. Creating green building or high-utilization building is one of proper solution to reduce energy needed in building. Observation about surrounding environment is significant while designing green building. Things to be concerned while doing observation are temperature, humidity, sunlight radiation, surrounding building condition, sky condition and others. Those abovementioned are also useful for consideration of high-utilization building design. The next stage for designing green building is concept generation of the building to determine the material needed or other particular things that reduce energy needed. The most influencing factor for reducing energy in building will be found by Taguchi method. Finally, the most optimized energy solution can be obtained by Taguchi Method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>