Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Hapsari Lavandya
"ABSTRAK
Dalam upaya merevitalisasi Kawasan Kota Tua DKI Jakarta agar layak menjadi kawasan wisata, tata ruang wilayah bekas VOC tinggal tersebut dirombak sesuai kebutuhan wisatawan masa kini. Terjadi banyak perubahan fungsi bangunan, fungsi lahan, hingga jalur transportasi yang melintas di dalamnya. Hal ini membuat banyak penduduk yang semula memiliki pekerjaan diharuskan berpidah menyesuaikan zonasi yang ditentukan, padahal tidak semua penduduk mampu untuk beradaptasi dalam perubahan. Di wilayah Kampung Tongkot, Jakarta Utara, terdapat banyak penduduk kelas bawah yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka mengandalkan puing-puing Bangunan Cagar Budaya Gudang Kasteel Batavia tempat tinggal mereka. Untuk mengatasi isu tersebut, tugas akhir ini dibuat dengan merevitasasi puing Kasteel Batavia yang dibuat demi mengatasi isu penggusuran masyarakat kelas bawah. Selain menindak lanjuti revitalisasi Kawasan Wisata Kota Tua, Gudang Kasteel Batavia dapat dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan masyarakat tunakarya. Proyek tersebut bernama Tongkol Kasteel yang dibangun sebagai museum yang akan menjelaskan sejarah Kasteel Batavia, juga sebagai rumah workshop yang digunakan untuk menambah keterampilan pekerjanya.

ABSTRACT
In effort to revitalize the DKI Jakarta Old Town Area so that it is suitable for tourism, the zonation of the former VOC residency is overhauled to suit the needs of todays tourists. There will be many changes in the function of the building, the function of the land, and even the transportation lanes that pass through it. This makes many residents who originally had jobs required to move out to adjust the zoning specified, even though not all residents are able to adapt. In Kampung Tongkot area, North Jakarta, there are many lower class residents who dont even have a place to live. They relied on the ruins of the Kasteel Batavia Warehouse Cultural Heritage Building as their livinng space. To overcome this issue, this final project is made to revitalize the ruins of Kasteel Batavia which is made in order to overcome the issue of eviction of the lower class. In addition to following up on the revitalization of the Old Town Tourism Area, the Kasteel Batavia Warehouse can be used as an employment opportunity for the jobless people. The project named Tongkol Kasteel. It will be built as a museum to explain the history of Kasteel Batavia, as well as a workshop to train its workers.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
"Kawasan Kampung Tongkol sebagai bagian dari bentang Kawasan Wisata Sejarah Kota Tua merupakan bagian tengah dari kawasan Sunda Kelapa di bagian utara & Glodok di bagian selatan. Bentang yang berkisar 3 km itu memiliki banyak sekali titik destinasi wisata. Sayangnya, dengan begitu banyaknya destinasi wisata, fasilitas sosial & fasilitas umum pendukung aktivitas berwisata dinilai masih kurang. Pasalnya, Kawasan Wisata Kota Tua dinilai melemah karena pengunjung merasa lelah bergerak dari utara ke selatan atau sebaliknya tanpa adanya ruang jeda untuk beristirahat. R-Cade sebagai salah satu solusi, diharapkan mampu menjadi ruang peristirahatan sejenak sekaligus penyedia fasilitas umum & fasilitas sosial. Disamping tujuan tersebut, R-Cade juga ditujukan untuk menghubungkan komplek museum dekat Stasiun Kota Tua dengan Kawasan Kampung Tongkol, sebagai objek arsitektur yang berlikasi tepat di antara kedua kawasan ini.

Kampung Tongkol area as a part of the Kota Tua Historical Tourism Area landscape is the central part of the Sunda Kelapa region in the north & Glodok in the south. The span which is about 3 km has a lot of tourist destination points. Unfortunately, with so many tourist destinations, social facilities & public facilities supporting tourism activities are still considered lacking. Because the Kota Tua Tourism Area is considered weak because visitors feel tired of moving from north to south or vice versa without any space to rest. R-Cade as one of the solutions, is expected to become a resting place for a moment as well as a provider of public facilities & social facilities. Besides these objectives, R-Cade is also intended to connect the museum complex near Kota Tua Station with the Kampung Tongkol area, as an architectural object that is located right between these two regions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. – Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah-tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan (berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll) dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat.
Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking - berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda.

Tongkol Village is a part of the Green Oasis Tourism Area of Kampung Tongkol. Tongkol Village is a mixed-use development that is expected to become a center of activity for tourists and surrounding community of Tongkol Village. Located in the melting pot of Kampung Tongkol Tourism Area, Tongkol Village is expected to be able to integrate tourist activities (purchases, culinary tours, overnight stays, tourists etc.) and at the same time increase community participation related through community hubs as a provider of community development and participation.
Placemaking is an important goal that needs to be achieved by a building that has strong connections with the urban fabric of a city, a value that Tongkol Village wishes to uphold through the design. By responding to main nodes in the area and implementing them in the design, Tongkol Village will hopefuly answer contextual issues of Kampung Tongkol and stay true of Kampung Tongkol's characteristic that will be preserved and embodied in the design.
One of the most visible morphological features of Kampung Tongkol is the use of spaces between their dwellings of it's people as a a space for placemaking - gathering, meeting, playing etc. These characteristics are then embodied the design of Tongkol Village. Meanwhile, the ruins and the past reliefs scattered around the area will become visual enhancers of the building that will create a new and lively experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
"Grunhirst merupakan proyek sekaligus tugas akhir penulis sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Arsitektur. Proyek berada di lahan seluas 162500 meter persegi atau 1,6 hektar. Proyek berlokasi di utara Kota Tua, tepatnya di Parkiran dan Pujasera Kota Tua. Proyek ini merupakan usaha untuk merehabilitasi bangunan cagar budaya yang saat ini rusak berat dan revitalisasi pujasera yang saat ini sepi dan ditinggalkan dan menyesuaikannya terhadap masterplan dan peran kawasan Kampung Tongkol demi mendukung kawasan wisata Batavia. Selain revitalisasi program ruang yang sudah ada, proyek ini menambah program ruang seperti perpustakaan dan taman, yang merupakan bentuk penyesuaian terhadap potensi TOD yang dimiliki tapak.

Grunhist is a final project that author did as student of Architecture Professional Education. This project is built on 1.6 hectare lot, which is located on north side of Kota Tua, approximately on Kota Tua Food court and Parking Lot. This project is also an attempt to rehabilitate heritage building that is heavily damaged now and to revitalize the food court which is quiet deserted right now and adjust the programs to support Kampung Tongkols role to enhance Tourism Area of Batavia. Besides revitalize existing program, this project also adds programs such as library and garden, which are adjustment of projects programs toward TOD potential that the site possess."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widyotomo Jati
"Sebagai kawasan transisi kawasan Sunda Kelapa dan kawasan Kota tua, kawasan wisata Kampung Tongkol yang menerapkan tema Green Oasis,sehingga disini membawa ide sebuah stasiun yang baru untuk meningkatkan nilai wisata di kaawasan dalam segi transportasi yang efisien. Sehingga pengembangan sebuah stasiun sebagai bangunan public bagi para wisatawan yang merupakan sebuah fasilitas umum yang menjadi landmark kawasan dengan menjaga kesantunannya.
Stasiun Tongkol merupakan stasiun kereta api komuter baru yang fungsi utamanya untuk mengakomodasi para wisatawan yang berasal dari Tangerang dan Ancol. Stasiun ini berada di Kawasan Kampung Tongkol yang mana merupakan intermediate zone bagi para wisatawan di keseluruhan Kawasan Terpadu Jayakarta. Sebagai kawasan transisi antara Kota Tua dan Kawasan Sunda Kelapa, yang perlunya ada titik TOD baru yang akan nantinya berguna untuk membagi persebaran dari wisatawan yang akan datang dari pusat kawasan wisatawan. Berfungsi juga sebagai sebuah lokasi perencanaan pembangunan titik transit stasiun komuter yang baru dengan objektif memberi kondusifitas bangunan yang perlu disesuaikan kembali, dan meningkatkan aksesibilitas dari perencanaan kawasan itu sendiri.

As the transition area of ​​the Sunda Kelapa region and the old city area, the tourist area of ​​Kampung Tongkol that applies the theme Green Oasis, so here brings the idea of ​​a new station to increase the value of tourism in the region in terms of efficient transportation. So that the development of a station as a public building for tourists is a public facility that becomes a landmark of the region by maintaining its politeness.
Tongkol Station is a new commuter train station whose main function is to accommodate tourists from Tangerang and Ancol. The station is located in the Tongkol Kampung Area which is an intermediate zone for tourists in the whole Jayakarta Integrated Area. As a transition area between the Old City and Sunda Kelapa Region, there is a need for a new TOD point that will later be useful to divide the distribution of tourists who will come from the center of the tourist area. It also functions as a planning location for the construction of a new commuter station transit point with an objective to provide conducivity to buildings that need to be re-adjusted, and increase the accessibility of regional planning itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat. Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Shafira Ridhatiana
"Manggarai merupakan salah satu kawasan yang pertumbuhan penduduknya meningkat pesat sehingga mengakibatkan kepadatan yang tinggi pada ruang kotanya. Ruang terbuka hijau dan ruang-ruang publik dapat dikatakan sangat kurang sehingga anak-anak dan remaja tidak memiliki tempat untuk bermain, bereksplorasi, dan belajar di lingkungan alam. Hal ini telah terbukti dengan adanya perpecahan, seperti tawuran anak-anak yang terjadi di Manggarai. Hal tersebut menandakan bahwa kurangnya edukasi yang diberikan secara baik kepada mereka. Oleh karena itu, penting untuk menghadirkan fasilitas yang dapat memberikan lingkungan yang interaktif dimana anak-anak dapat mengeksplorasi berbagai bidang dan aktivitas sesuai dengan usianya sehingga dapat merangsang kreativitas, berpikir kritis, dan menemukan bakat pada anak secara lebih dini agar terhindar dari dilema di masa depan. Dari konteks tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas akhir ini akan merancang sebuah children’s discovery center yang dapat mengarahkan anak-anak untuk mengidentifikasi potensinya.

Manggarai is one of the areas where population growth is increasing rapidly, resulting in high density in the city. It can be said that green open spaces and public spaces are lacking, so children and teenagers do not have a place to play, explore, and learn in the natural environment. This has been proven by the existence of divisions, such as the children's brawl that occurred in Manggarai. This indicates that there is a lack of proper education given to them. Therefore, it is important to provide facilities that can provide an interactive environment where children can explore various fields and activities according to their age so that they can stimulate creativity, critical thinking and discover talents in children early to avoid dilemmas in the future. From this context, it can be concluded that this final assignment will design a children's discovery center that can direct children to identify their potential.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Rosabella Arianto
"Manggarai Community Center hadir sebagai wadah bagi masyarakat kampung wadas dan masyarakat pendatang yang akan tinggal disekitar daerah TOD manggarai untuk memiliki ruang publik yang dapat mewadahi berbagai-macam kegiatan kemasyarakatan. Hal ini dikarenakan Mangarai akan berkembang menjadi kawasan TOD dimana berdasarkan data kependudukan, kepadatan penduduk di kawasan manggarai sendiri telah mencapai kurang lebih 42 ribu orang per km2. Sehingga dengan padatnya penduduk dalam kawasan tersebut menyebabkan keterbatasan ketersediaan lahan yang berujung pada minimnya ruang publik yang dapat mewadahi kegiatan kemasyarakatan. Bangunan ini diharapkan dapat mewadahi kegiatan komunal masyarakat sekitar, seperti: tempat kumpul bagi masyarakat, rapat RT/RW, bakti sosial, posyandu, bukber, acara kebersamaan warga, pemilu, donor darah dan lain sebagainya. Fasilitas yang ditawarkan dalam bangunan antara lain, ruang serbaguna, ruang membaca dan belajar, meeting room, ruang komunal dan mushola.

The Manggarai Community Center is a space designed for the residents of Kampung Wadas and newcomers who will live in the TOD Manggarai area to have a public space that can accommodate various community activities. This is because Manggarai will develop into a TOD area where, based on population data, the population density in the Manggarai area itself has reached approximately 42,000 people per km2. As a result, the dense population in the area has led to limited land availability, resulting in a lack of public spaces that can accommodate community activities. This building is expected to be able to accommodate communal activities for the surrounding community, such as: a gathering place for the community, RT/RW meetings, social services, posyandu, bukber, community events, elections, blood donation and so on. The facilities offered in the building include a multipurpose room, a reading and study room, a meeting room, a communal room and a mushola.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Puteri Shonigiya
"Kelangkaan pangan merupakan tantangan perkotaan yang belum banyak disadari. Bertambahnya populasi masyarakat kota tidak diikuti dengan bertambahnya lahan pertanian. Walhasil, kota jadi mengalami ketergantungan dengan wilayah di sekitarnya. Ketika terjadi bencana seperti per- ubahan iklim dan pandemi. Kota menjadi terisolir dan tidak mampu bertahan. Kebutuhan pangan yang meningkat berbanding terbalik dengan jumlah petani di Indonesia. Telah diramalkan bahwa profesi ini akan punah di tahun 2030.
Selain berperan dalam menjamin ketahanan pangan lokal, Balai Ketjapie juga didirikan dengan teknologi yang humanis. Terlihat pada modul- modul yang digunakan pada bangunan. Meskipun bangunan ini merupakan bangunan menengah dengan ketinggian 6 lantai dengan 1 basement, namun bangunan tersebut mencoba menerapkan teknologi Laminated Bambu Timber yang pemasangannya terinspirasi dari teknologi Cross Laminated Timber. Teknologi ini lebih dikenal sebagai Bambu Laminasi atau Bamboo Timber.

Food scarcity is an urban challenge that is not widely recognized. The increase in urban population is not accompanied by an increase in agricultural land. As a result, cities become dependent on the surrounding areas. When disasters such as climate change and pandemics occur. The city became isolated and unable to survive. The increasing need for food is inversely proportional to the number of farmers in Indonesia. It has been predicted that this profession will become extinct in 2030. In addition to playing a role in ensuring local food security, Balai Ketjapie was also established with humanistic technology. This can be seen in the modules used in the building. Even though this building is a medium-sized building with a height of 6 floors with 1 basement, the building tries to apply Laminated Bamboo Timber technology whose installation is inspired by Cross Laminated Timber technology. This technology is better known as Bamboo Lamination or Bamboo Timber.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Shabrina Putri
"Anuraga Maternity Care and Birthing Center hadir sebagai fasilitas kesehatan dan persalinan di dalam Kawasan Pengembangan Transit Oriented Development di Manggarai, wilayah padat penduduk di DKI Jakarta, dengan tujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kelurahan Manggarai, dengan luas 95.30 Ha dan 35.072 jiwa penduduk, termasuk 17.440 jiwa perempuan, membutuhkan perhatian khusus terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi untuk memastikan kelahiran generasi yang berkualitas. Kehadiran Anuraga di Manggarai Neighborhood Center, berdampingan dengan fasilitas penunjang ibu, anak, dan difabel, memudahkan akses bagi masyarakat Manggarai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan persalinan yang berkualitas.

Anuraga Maternity Care and Birthing Center stands as a healthcare and birthing facility within the Transit Oriented Development (TOD) area of Manggarai, a densely populated area in DKI Jakarta. It aims to lower the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). Kelurahan Manggarai, with an area of 95.30 hectares and a population of 35,072 people, including 17,440 women, requires a special attention to the health and safety of mothers and babies to ensure the birth of a quality generation. The presence of Anuraga in the Manggarai Neighborhood Center, alongside supporting facilities for mothers, children, and people with disabilities, facilitates access for Manggarai community to obtain quality healthcare and birthing services.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>