Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Sulaeman Hardiputra
"Sumber daya mineral yang terkandung dalam bumi Indonesia sungguh sangat melimpah, dan jika cara pemanfaatannya tepat, sumber daya mineral dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini guna menciptakan sebuah mekanisme pengekstrakan TiO2 yang nantinya akan digunakan untuk membantu perkembangan dari teknologi sel surya. Metode dari penelitian ini antara lain sebagai berikut, mineral di dekomposisi menggunakan KOH 10M, selama kurang lebih 11 jam di temperature 1500C , hal ini dilakukan untuk menghilangkan pengotor – pengotor minor yang ada pada mineral, seperti silikon, aluminum, dan juga chromium, lalu hasil dari dekomposisi di lindi dengan menggunakan H2SO4 75% berbasis pada perbandingan volume, selama 2 jam di temperature 1500C, hal ini dilakukan untuk meningkatkan %recovery dari senyawa yang dicari, yakni Titanium. Hasil pelindian yang merupakan larutan, kemudian diozonisasi dengan varibel, yakni , 2jam , 4jam, dan 6 jam, hal ini dilakukan karena ozon memiliki kemampuan mengoksidasi yang tinggi, sehingga diharapkan tercipta endapan – endapan oksida dari Titanium, maupun Besi. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini berupa kadar titanium pada endapan, kadar besi pada endapan, serta morfologi dari endapan – endapan yang dihasilkan oleh larutan yang diozonisasi. Sumber daya mineral yang terkandung dalam bumi Indonesia sungguh sangat melimpah, dan jika cara pemanfaatannya tepat, sumber daya mineral dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini guna menciptakan sebuah mekanisme pengekstrakan TiO2 yang nantinya akan digunakan untuk membantu perkembangan dari teknologi sel surya. Metode dari penelitian ini antara lain sebagai berikut, mineral di dekomposisi menggunakan KOH 10M, selama kurang lebih 11 jam di temperature 1500C , hal ini dilakukan untuk menghilangkan pengotor – pengotor minor yang ada pada mineral, seperti silikon, aluminum, dan juga chromium, lalu hasil dari dekomposisi di lindi dengan menggunakan H2SO4 75% berbasis pada perbandingan volume, selama 2 jam di temperature 1500C, hal ini dilakukan untuk meningkatkan %recovery dari senyawa yang dicari, yakni Titanium. Hasil pelindian yang merupakan larutan, kemudian diozonisasi dengan varibel, yakni , 2jam , 4jam, dan 6 jam, hal ini dilakukan karena ozon memiliki kemampuan mengoksidasi yang tinggi, sehingga diharapkan tercipta endapan – endapan oksida dari Titanium, maupun Besi. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini berupa kadar titanium pada endapan, kadar besi pada endapan, serta morfologi dari endapan – endapan yang dihasilkan oleh larutan yang diozonisasi.

Mineral resources contained in the Earth Indonesia is extremely abundant, and if we do something right to utilized it, mineral resources can be used to improve the prosperity of the Indonesian people. Therefore this study to create a TiO2 extraction mechanism that will be used to encourage the development of solar cell technology. The method of this study are as follows, minerals in the decomposition using 10M KOH, for approximately 11 hours at temperatures of 1500C . the purpose of this mechanism is to separate the impurities from raw minerals, such as silicon, aluminum, and chromium. And the results of decomposition in the leachated by using H2SO4 75% based on a comparison of the volume, for 2 hours at temperatures of 1500C. This is done to increase the % recovery of the Titanium. The result of leaching solution being ozonated with variables : 2 hours, 4 hours, and 6 hours. the ozone has the ability to oxidize high, so it is expected to create deposition of titanium oxide, and iron oxide. The results that obtained in this study is Titanium content in the sediment, iron content in the sediment, as well as the morphology of sludge - sludge generated by diozonisasi solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitra Reksanagara
"Upaya pencarian sumber energi menjadi perhatian pada dewasa ini, salah satu alternatif sumber energi yang cocok pada kondisi geografis Indonesia adalah teknologi sel surya berbasis sensitasi pewarna (DSSC).Dimana salah satu komponen penting dalam teknologi ini terbuat dari TiO2. Tingginya biaya proses pengolahan TiO2 sendiri menjadi salah satu penyebabmahalnya teknologi sel surya, untuk itu penelitian ini diadakan dengan mempertimbangkanmelimpahnya cadangan sumber daya alam Indonesia dan peluang untuk mengurangi biaya produksi. Penelitian ini menitik beratkan pada peninjauan proses pemisahan Ti yang terlarut dalam filtrat hasil proses hidrometalurgi dengan menggunakan metoda plasma non-termal. Untuk itu ilmenit disaring dahulu hingga mendapatkan ukuran sebesar 65 mesh. Setelah itu ilmenit di larutkan dengan menggunakan asam sulfat 50% 9Mpada150oC.Pelarutan ini bertujuan untuk memisahkan Ti dan Fe, dimana Femengendap dan Tilarut menjadi filtrat.Selanjutnyafiltrat dan endapan dipisahkan,endapan akan dikeringkan untuk dikarakterisasi sedangkan larutan dipersiapkan untukdiaplikasi plasma non-termal.Plasma non-termal yang digunakan adalah gas O3 hasil konversi dari O2 murni. Gas O3 ini akan menjadi katalis untuk reaksi antara ion Ti dalam larutan dengan ion O yang ada pada gas untuk mempresipitasi menjadi TiO2. Hasil optimum yang diperoleh dari perbedaan variabel laju alir (5, 10 dan 15 L/min) dari O2 menunjukkan titik optimum pada variabel 10 L/min, yang mencapai hasil % perolehan Ti paling tinggi yaitu 14.32%.

In this day, many efforts were take in order to search a new energy sources. One of alternative energy source that suitable to use in Indonesia geopraphical condition were Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Which one of it’s important component made from TiO2. The high expenses cost to process the TiO2 are one the factors that makes Solar Cells expensive, therefor this studyis held by considering the natural resources of Indonesia and a potential to reduce the production cost. This study is focusing to review a process to separate the dissolved Ti in the filtrate from hydrometallurgy processes with non-thermal plasma. Therefor, ilmenit screened beforehand until obtain similar size of 65 mesh. Then Ilmenit are leached with sulfuric acid 50% 9 M at 150oC. This leaching is aimed to separate Fe and Ti, where Fe are precipitated and Ti dissolved into the filtrate. Thereafter the filtrate and precipitates are separated, the precipitates will be dried and the filtrates will be applied by non-thermal plasma. The non-thermal plasma which is used from conversion result of pure O2 to O3. This O3 gas will become the catalyst for reaction between Ti ion in solution and O ion in gas to precipitated become TiO2.The optimum results obtained from difference in the O2 flow rate (5, 10 and 15 L/min) of O2 shown the optimum point on 10 L/min, that achieving a result of highest Ti % recovery which is 14.32%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizkia Irawan
"Sumber daya mineral yang terdapat di Indonesia memiliki nilai yang berlimpah. Dengan sumber daya yang melimpah tersebut sangat menguntungkan untuk memfokuskan kegiatan riset dan pengembangannya, seperti sel bahan bakar hydrogen, energi nuklir dan sel surya yang sedang dimanfaatkan untuk kebutuhan energi dunia sebagai pembangkit listrik. Penelitian ini berfokus pada pengembangan teknologi ekstraksi senyawa TiO2 dari Ilmenit ini dengan pengembangan teknologi yang ada pada dewasa ini. Dengan penggunaan plasma non-thermal untuk memproduksi TiO2 dengan pengaruh waktu selama 2 jam dan 6 jam. Hal yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah komposisi kimia, luas permukaan, %recovery dan penyebaran fasa. Plasma non-thermal itu sendiri menggunakan proses ozonisasi dengan penembakan O3 dengan umpan O2 sebanyak 3 L/min. Penelitian ini merupakan pengembangan teknologi ekstraksi baru yang terbarukan dan lebih efisien.

Mineral resources that exist in Indonesia has abundant value. With abundant resources is very advantageous to focus the research and development activities, such as hydrogen fuel cells, nuclear energy and solar cells are being utilized for the world's energy needs as power plants. This study focuses on the development of extraction technology of compound TiO2 Ilmenite is the development of technologies that exist at present. With use of non-thermal plasma to produce TiO2 with time influence for 2 hours and 6 hours. Things to see in this study is the chemical composition, surface area,% recovery and deployment phase. Non-thermal plasma itself using ozonization process with shooting O3 with O2 feed as much as 3 L / min. This research is the development of new extraction technologies are renewable and more efficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Syakir Sutedjo
"Ketersediaan sumber daya mineral di Indonesia dapat menjadi potensi untuk perkembangan industri energi nasional. Sumber daya yang melimpah tersebut menguntungkan para peneliti untuk mengembangkan riset tentang energi alternatif dengan sumber daya lokal, salah satunya adalah pemanfaatan sumber daya lokal Ilmenit Bangka sebagai salah satu material pendukung komponen sel surya berbasis pigmen (DSSC).
Penelitian ini berfokus kepada pengembangan teknologi ekstraksi bijih Ilmenit sehingga didapatkan TiO2. Ilmenit yang didekomposisi KOH dan pelindian menggunakan asam sulfat dipaparkan ozon sebagai katalis dengan harapan akan mempercepat oksidasi dan presipitasi TiO2. Pemaparan Ozon dilakukan dengan alat plasma non-thermal sehingga dihasilkan ozon dengan pengaruh laju reaksi gas input oksigen sebesar 3, 6, dan 9 l/menit. Harapan dari penelitian ini adalah meningkatknya %recovery karena pengaruh pemaparan ozon yang berfungsi sebagai katalis. Proses pemaparan dilakukan selama 4 jam setiap sampel nya. Penelitian ini merupakan pengembangan teknologi ekstraksi menggunakan katalis sehingga tercipta proses ekstraksi yang lebih efisien.

Abundant mineral resources in Indonesia can trigger a massive development of national energy technology. Those resources can facilitate and ease researcher to develop a research about alternative energy using local mineral resource as its base material. In this case by using Bangka Ilmenite as a material to fabricate a pigment of DSSC.
This research was focused in the mineral extraction technology development to produce TiO2. The ilmenite was first decomposed by KOH and then leached in sulfuric acid. Ozonation was used as the process catalyst to increase the efficiency of the process by accelerating the oxidation and precipitation of TiO2. Ozonation was performed using Plasma Non-thermal with an oxygen flow rate: 3 litre/minute, 6 l/m, and 9 l/m in 4 hours for each variable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Puspa Hayati
"NOx dan SO2 merupakan polutan udara yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon, hujan asam dan kabut fotokimia, sehingga diperlukan kajian mengenai cara menurunkan tingkat emisi gas NOx dan SO2 secara simultan. Berdasarkan berbagai literatur, beberapa teknik pemisahan gas NOx dan SO2 telah berhasil dikembangkan, salah satunya adalah teknologi membran serat berongga dengan berbagai jenis material membran dan jenis pelarut yang bersifat oksidator. Penelitian ini bertujuan untuk menyisihkan NOx dan SO2 secara simultan melalui kontaktor membran serat berongga polisulfona dengan menggunakan kombinasi pelarut NaClO3/NaOH sebagai larutan penyerap dan membandingkan kinerja pelarut NaClO3/NaOH dengan NaClO2/NaOH dan H2O2/NaOH. Reaksi dilakukan pada modul membran serat berongga dengan berbagai variasi laju alir gas dan konsentrasi absorben. Gas umpan yang mengandung NOx dan SO2 dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pada bagian shell membran akan diisi oleh kombinasi pelarut yaitu NaClO3/NaOH untuk mengoksidasi gas secara simultan. Umpan yang digunakan berupa campuran gas NOx dan SO2 dengan konsentrasi masing-masing 600 ppm dan 500 ppm. Aktivitas membran serat berongga dan pelarut di uji terhadap efisiensi penyerapan gas NOx dan SO2, fluks perpindahan massa dan NOx dan SO2 loading. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelarut dengan kandungan H2O2 memiliki efisiensi penyisihan tertinggi, kemudian diikuti oleh NaClO2 dan NaClO3. Ketiga jenis larutan tersebut memberikan efisiensi penyisihan NOx dan SO2 yang tinggi sehingga semua pelarut yang digunakan sangat potensial digunakan untuk mereduksi NOx dan SO2. Nilai tertinggi pada parameter efisiensi penyerapan NOx dan SO2 serta fluks perpindahan massa NOx dan SO2 secara berurutan adalah 97,53%, 100% dan 9,34×10-6 mmol/cm2.s, 1,12×10-5 mmol/cm2.s.

NOx and SO2 are air pollutants that can cause damage to the ozone layer, acid rain, and photochemical smog. Therefore, it is necessary to study how to reduce NOx and SO2 gas emissions. Based on various literature, several gas separation techniques have been successfully developed: hollow fiber membrane technology with various types of membrane materials and types of oxidizing solvents. This study aims to remove NOx and SO2 gas simultaneously through a polysulfone hollow fiber membrane module using a combination of NaClO3/NaOH solvent as an absorbent solution and compare the performance of NaClO3/NaOH with NaClO2/NaOH dan H2O2/NaOH. The reaction was carried out on a hollow fiber membrane module with various variations of gas flow rate and absorbent concentration. The feed gas containing NOx and SO2 flows to the membrane tube section, while the membrane shell section will be filled with a combination of solvents, NaClO3/NaOH, to oxidize the gas simultaneously. The feed used in this research is a mixture of NOx and SO2 gases containing 600 ppm and 500 ppm, respectively. The hollow fiber membrane and solvent activity were tested on the efficiency of NOx and SO2 gas absorption, mass transfer flux, and NOx and SO2 loading. The experimental results showed that the absorbent solutions containing hydrogen peroxide (H2O2) had the highest removal efficiency, followed by sodium chlorite (NaClO2) and sodium chlorate (NaClO3). The three pairs of absorbents provide a high NOx and SO2 removal efficiency, which means all the absorbents used in this study can potentially be used to reduce NOx and SO2. The highest values for NOx and SO2 absorption efficiency and mass transfer flux of NOx and SO2 were 97,53%, 100%, and 9,34×10-6 mmole/cm2.s, 1,12×10-5 mmole/cm2.s, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library