Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Azzahra
"Dalam dekade terakhir, metode komunikasi lewat pengiriman pesan instan atau aplikasi chat mengalami peningkatan popularitas yang cukup drastis. Perkembangan hal ini menghasilkan peningkatan jumlah chatbot yaitu software yang didesain untuk menciptakan interaksi antara pengguna atau manusia dan komputer yang menggunakan bahasa yang serupa dengan percakapan biasa antara dua manusia. Dengan meningkatnya jumlah chatbot dalam berbagai bidang industri teknologi, makin diperlukan atensi lebih terhadap karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi usability pada chatbot untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Diperlukan kumpulan karakteristik usability chatbot yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas usability chatbot dari bidang manapun. Discord merupakan aplikasi chat dengan jumlah pengguna chatbot yang tinggi namun masih belum ada penelitian yang mengevaluasi chatbot pada aplikasi tersebut. Untuk melakukan evaluasi ini, digunakan beberapa metode yaitu systematic literature review yang menghasilkan daftar karakteristik usability chatbot secara umum, usability testing dengan tujuh partisipan untuk mendapat umpan balik secara langsung dari pengguna aplikasi chatbot musik Hydra pada Discord, data 105 pengguna Discord lewat chatbot usability questionnaire untuk memperoleh sebuah nilai kuantitatif mengenai usability chatbot Discord, dan analisis tematik untuk menentukan umpan balik pengguna yang dapat diubah menjadi perbaikan usability Discord. Hasil penelitian berupa daftar karakteristik chatbot dari SLR, CUQ score untuk usability chatbot dan usulan perbaikan beberapa fitur chatbot Hydra yang fokus kepada merepresentasikan informasi dengan lebih baik, pemberian umpan balik efektif atas command yang diberikan, membuat chatbot yang lebih manusiawi dalam cara berkomunikasi.

Over the past decade, there has been a significant surge in the popularity of communication methods through instant messaging and chat applications. This surge has led to a corresponding increase in the prevalence of chatbots—software designed to facilitate interactions between users or humans and computers, emulating natural human conversation. With the growing presence of chatbots across various sectors of the technology industry, there is a heightened need to scrutinize the key attributes that influence chatbot usability, ultimately enhancing the user experience. To address this need, there is a requirement for a comprehensive set of chatbot usability features that can be universally applied to evaluate chatbots across different domains. While Discord, a chat application, boasts a substantial user base for chatbots, there remains a noticeable absence of research focused on evaluating chatbots within this platform. To undertake this evaluation, a multi-faceted approach was employed, encompassing a systematic literature review that culminated in a compilation of chatbot usability characteristics, usability testing involving seven participants to solicit direct feedback on the Hydra music chatbot application on Discord, a chatbot usability questionnaire administered to 105 Discord users to gather quantitative insights into Discord chatbot usability, and a thematic analysis aimed at identifying user feedback for potential enhancements in Discord's usability. The research findings provide recommendations for refining various features of the Hydra chatbot, with a particular focus on enhancing information representation, delivering effective feedback in response to commands, and fostering a more human-like communication style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Gabriella
"Dalam dekade terakhir, metode komunikasi lewat pengiriman pesan instan atau aplikasi chat mengalami peningkatan popularitas yang cukup drastis. Perkembangan hal ini menghasilkan peningkatan jumlah chatbot yaitu software yang didesain untuk menciptakan interaksi antara pengguna atau manusia dan komputer yang menggunakan bahasa yang serupa dengan percakapan biasa antara dua manusia. Dengan meningkatnya jumlah chatbot dalam berbagai bidang industri teknologi, makin diperlukan atensi lebih terhadap karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi usability pada chatbot untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Diperlukan kumpulan karakteristik usability chatbot yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas usability chatbot dari bidang manapun. Discord merupakan aplikasi chat dengan jumlah pengguna chatbot yang tinggi namun masih belum ada penelitian yang mengevaluasi chatbot pada aplikasi tersebut. Untuk melakukan evaluasi ini, digunakan beberapa metode yaitu systematic literature review yang menghasilkan daftar karakteristik usability chatbot secara umum, usability testing dengan tujuh partisipan untuk mendapat umpan balik secara langsung dari pengguna aplikasi chatbot musik Hydra pada Discord, data 105 pengguna Discord lewat chatbot usability questionnaire untuk memperoleh sebuah nilai kuantitatif mengenai usability chatbot Discord, dan analisis tematik untuk menentukan umpan balik pengguna yang dapat diubah menjadi perbaikan usability Discord. Hasil penelitian berupa daftar karakteristik chatbot dari SLR, CUQ score untuk usability chatbot dan usulan perbaikan beberapa fitur chatbot Hydra yang fokus kepada merepresentasikan informasi dengan lebih baik, pemberian umpan balik efektif atas command yang diberikan, membuat chatbot yang lebih manusiawi dalam cara berkomunikasi.

Over the past decade, there has been a significant surge in the popularity of communication methods through instant messaging and chat applications. This surge has led to a corresponding increase in the prevalence of chatbots—software designed to facilitate interactions between users or humans and computers, emulating natural human conversation. With the growing presence of chatbots across various sectors of the technology industry, there is a heightened need to scrutinize the key attributes that influence chatbot usability, ultimately enhancing the user experience. To address this need, there is a requirement for a comprehensive set of chatbot usability features that can be universally applied to evaluate chatbots across different domains. While Discord, a chat application, boasts a substantial user base for chatbots, there remains a noticeable absence of research focused on evaluating chatbots within this platform. To undertake this evaluation, a multi-faceted approach was employed, encompassing a systematic literature review that culminated in a compilation of chatbot usability characteristics, usability testing involving seven participants to solicit direct feedback on the Hydra music chatbot application on Discord, a chatbot usability questionnaire administered to 105 Discord users to gather quantitative insights into Discord chatbot usability, and a thematic analysis aimed at identifying user feedback for potential enhancements in Discord's usability. The research findings provide recommendations for refining various features of the Hydra chatbot, with a particular focus on enhancing information representation, delivering effective feedback in response to commands, and fostering a more human-like communication style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Armon
"Dalam dekade terakhir, metode komunikasi lewat pengiriman pesan instan atau aplikasi chat mengalami peningkatan popularitas yang cukup drastis. Perkembangan hal ini menghasilkan peningkatan jumlah chatbot yaitu software yang didesain untuk menciptakan interaksi antara pengguna atau manusia dan komputer yang menggunakan bahasa yang serupa dengan percakapan biasa antara dua manusia. Dengan meningkatnya jumlah chatbot dalam berbagai bidang industri teknologi, makin diperlukan atensi lebih terhadap karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi usability pada chatbot untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Diperlukan kumpulan karakteristik usability chatbot yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas usability chatbot dari bidang manapun. Discord merupakan aplikasi chat dengan jumlah pengguna chatbot yang tinggi namun masih belum ada penelitian yang mengevaluasi chatbot pada aplikasi tersebut. Untuk melakukan evaluasi ini, digunakan beberapa metode yaitu systematic literature review yang menghasilkan list karakteristik usability chatbot secara umum, usability testing dengan 7 partisipan untuk mendapat umpan balik secara langsung dari pengguna aplikasi chatbot musik Hydra pada Discord, data 105 pengguna Discord lewat chatbot usability questionnaire untuk memperoleh sebuah nilai kuantitatif mengenai usability chatbot Discord, dan thematic analysis untuk menentukan umpan balik pengguna yang dapat diubah menjadi perbaikan usability Discord. Hasil penelitian berupa list karakteristik chatbot dari SLR, CUQ score untuk usability chatbot dan usulan perbaikan beberapa fitur chatbot Hydra yang fokus kepada merepresentasikan informasi dengan lebih baik, pemberian umpan balik efektif atas command yang diberikan, membuat chatbot yang lebih manusiawi dalam cara berkomunikasi.

In the last decade, communication methods via instant messaging or chat applications have increased in popularity quite drastically. This development has resulted in an increase in the number of chatbots, namely software designed to create interactions between users or humans and computers that use a language similar to an ordinary conversation between two humans. With the increasing number of chatbots in various fields of the technology industry, more and more attention is needed on the characteristics that affect the usability of chatbots to improve the user experience. A collection of chatbot usability features is needed that can be used to evaluate the usability quality of chatbots from any field. Discord is a chat application with a high number of chatbot users, but there is still no research evaluating chatbots in this application. To carry out this evaluation, several methods were used, namely a systematic literature review that results in a list of chatbot usability characteristics, usability testing with 7 participants to get direct feedback from users of the Hydra music chatbot application on Discord, data on 105 Discord users via a chatbot usability questionnaire to obtain a quantitative assessment of the usability of the Discord chatbot, and a thematic analysis to determine user feedback that can be turned into improvements to Discord usability. The results of the evaluation of the research are in the form of suggestions for improving several Hydra chatbot features that focus on better representing information, providing effective feedback on commands given, making chatbots more humane in the way they communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Shelim
"Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menimbulkan berbagai inisiatif dari pemerintah Indonesia salah satunya adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang kemudian diluncurkan bentuk digitalnya, yaitu aplikasi mobile KIA (mKIA). Namun, aplikasi ini mendapat penilaian buruk pada platform distribusi aplikasi, bahkan beberapa fiturnya juga tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi perancang aplikasi untuk memastikan pengguna aplikasi mendapatkan pengalaman yang terbaik untuk meningkatkan daya guna serta memaksimalkan manfaat yang dapat dirasakan ibu hamil. Pada penelitian aplikasi kesehatan maternal terdahulu dan aplikasi KIA saat ini, user interface (UI) dan user experience (UX) tidak dikedepankan. Padahal kedua komponen tersebut merupakan kunci untuk membangun desain aplikasi yang memumpuni semua aspek usability. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang desain antarmuka aplikasi mKIA menggunakan metodologi User- Centered Design (UCD) dengan tiga iterasi serta menerapkan kaidah 8 Golden Rules milik Shneiderman. Partisipan yang terlibat pada proses pengumpulan data dan evaluasi adalah tiga petugas dan pakar kesehatan maternal, serta dua belas ibu hamil di Pulau Jawa. Evaluasi pada iterasi pertama menghasilkan rancangan berupa prototipe low-fidelity, sedangkan pada iterasi kedua dan ketiga akan dihasilkan rancangan berupa prototipe high-fidelity yang sudah disempurnakan. Prototipe yang dihasilkan memiliki lima fitur utama, yaitu pencatatan, informasi dan edukasi, reminder, tracker TTD, dan monitoring perkembangan janin. Evaluasi pada iterasi pertama menggunakan wawancara untuk memvalidasi wireframe, sedangkan iterasi kedua dan ketiga menggunakan Usability Testing (UT) dan System Usability Scale (SUS). Pada iterasi kedua, skor final SUS yang diperoleh adalah 71.2 atau ‘Good’, sedangkan pada iterasi ketiga skor final SUS adalah 85.4 atau ‘Excellent’. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terkait perancangan sistem dan aplikasi pendukung antenatal care dan berperan dalam mengatasi angka kematian ibu (AKI) khususnya di bidang teknologi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai rujukan rancangan desain antarmuka aplikasi kesehatan maternal, terutama pada aplikasi KIA, serta perbaikan dan pengembangan aplikasi kesehatan kehamilan menggunakan metodologi UCD.

The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia has led to various initiatives from the Indonesian government, one of which is the Maternal and Child Health (MCH) book, which later launched its digital form, namely the MCH mobile application (mKIA). However, this application received bad ratings on the application distribution platforms, and even some of its features could not function properly. Therefore, it is important for application designers to ensure users get the best experience to increase usability and maximize the benefits that pregnant women can receive. The previous research on maternal health applications and current MCH applications, the user interface (UI) and user experience (UX) were not prioritized. Even though these two components are the key to building an application design that is capable of all aspects of usability. Therefore, this study aims to redesign the MCH application interface design using the User-Centered Design (UCD) methodology with three iterations and applying the Eight Golden Rules created by Shneiderman. The participants involved in the data collection and evaluation process were three health workers and experts, as well as fifteen pregnant women on the island of Java. The evaluation in the first iteration resulted in a design in the form of a low-fidelity prototype and in the second and third iterations a design in the form of a refined clickable high-fidelity prototype was produced. The resulting prototype has main features including create notes, information and education, reminders, blood supplement tablets tracker, and monitoring of fetal development. The evaluation in the first iteration uses interviews by validating wireframes, the second and third iterations use Usability Testing (UT) and the System Usability Scale (SUS). In the second iteration, the final SUS score obtained was 71.2 or ‘Good’, while in the third iteration the final SUS score was 85.4 or ‘Excellent’. This research is expected to provide a scientific contribution related to the design of systems and application to support antenatal care and play a role in overcoming MMR, especially in the field of technology. In addition, this research is expected to contribute as a reference for designing maternal health application interfaces, especially for MCH applications, as well as improving and developing pregnancy health applications using the UCD methodology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanika Tysha Anqita
"Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menimbulkan berbagai inisiatif dari pemerintah Indonesia salah satunya adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang kemudian diluncurkan bentuk digitalnya, yaitu aplikasi mobile KIA (mKIA). Namun, aplikasi ini mendapat penilaian buruk pada platform distribusi aplikasi, bahkan beberapa fiturnya juga tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi perancang aplikasi untuk memastikan pengguna aplikasi mendapatkan pengalaman yang terbaik untuk meningkatkan daya guna serta memaksimalkan manfaat yang dapat dirasakan ibu hamil. Pada penelitian aplikasi kesehatan maternal terdahulu dan aplikasi KIA saat ini, user interface (UI) dan user experience (UX) tidak dikedepankan. Padahal kedua komponen tersebut merupakan kunci untuk membangun desain aplikasi yang memumpuni semua aspek usability. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang desain antarmuka aplikasi mKIA menggunakan metodologi User- Centered Design (UCD) dengan tiga iterasi serta menerapkan kaidah 8 Golden Rules milik Shneiderman. Partisipan yang terlibat pada proses pengumpulan data dan evaluasi adalah tiga petugas dan pakar kesehatan maternal, serta dua belas ibu hamil di Pulau Jawa. Evaluasi pada iterasi pertama menghasilkan rancangan berupa prototipe low-fidelity, sedangkan pada iterasi kedua dan ketiga akan dihasilkan rancangan berupa prototipe high-fidelity yang sudah disempurnakan. Prototipe yang dihasilkan memiliki lima fitur utama, yaitu pencatatan, informasi dan edukasi, reminder, tracker TTD, dan monitoring perkembangan janin. Evaluasi pada iterasi pertama menggunakan wawancara untuk memvalidasi wireframe, sedangkan iterasi kedua dan ketiga menggunakan Usability Testing (UT) dan System Usability Scale (SUS). Pada iterasi kedua, skor final SUS yang diperoleh adalah 71.2 atau ‘Good’, sedangkan pada iterasi ketiga skor final SUS adalah 85.4 atau ‘Excellent’. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terkait perancangan sistem dan aplikasi pendukung antenatal care dan berperan dalam mengatasi angka kematian ibu (AKI) khususnya di bidang teknologi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai rujukan rancangan desain antarmuka aplikasi kesehatan maternal, terutama pada aplikasi KIA, serta perbaikan dan pengembangan aplikasi kesehatan kehamilan menggunakan metodologi UCD.

The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia has led to various initiatives from the Indonesian government, one of which is the Maternal and Child Health (MCH) book, which later launched its digital form, namely the MCH mobile application (mKIA). However, this application received bad ratings on the application distribution platforms, and even some of its features could not function properly. Therefore, it is important for application designers to ensure users get the best experience to increase usability and maximize the benefits that pregnant women can receive. The previous research on maternal health applications and current MCH applications, the user interface (UI) and user experience (UX) were not prioritized. Even though these two components are the key to building an application design that is capable of all aspects of usability. Therefore, this study aims to redesign the MCH application interface design using the User-Centered Design (UCD) methodology with three iterations and applying the Eight Golden Rules created by Shneiderman. The participants involved in the data collection and evaluation process were three health workers and experts, as well as fifteen pregnant women on the island of Java. The evaluation in the first iteration resulted in a design in the form of a low-fidelity prototype and in the second and third iterations a design in the form of a refined clickable high-fidelity prototype was produced. The resulting prototype has main features including create notes, information and education, reminders, blood supplement tablets tracker, and monitoring of fetal development. The evaluation in the first iteration uses interviews by validating wireframes, the second and third iterations use Usability Testing (UT) and the System Usability Scale (SUS). In the second iteration, the final SUS score obtained was 71.2 or ‘Good’, while in the third iteration the final SUS score was 85.4 or ‘Excellent’. This research is expected to provide a scientific contribution related to the design of systems and application to support antenatal care and play a role in overcoming MMR, especially in the field of technology. In addition, this research is expected to contribute as a reference for designing maternal health application interfaces, especially for MCH applications, as well as improving and developing pregnancy health applications using the UCD methodology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fikri Adidharma
"Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menimbulkan berbagai inisiatif dari pemerintah Indonesia salah satunya adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang kemudian diluncurkan bentuk digitalnya, yaitu aplikasi mobile KIA (mKIA). Namun, aplikasi ini mendapat penilaian buruk pada platform distribusi aplikasi, bahkan beberapa fiturnya juga tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi perancang aplikasi untuk memastikan pengguna aplikasi mendapatkan pengalaman yang terbaik untuk meningkatkan daya guna serta memaksimalkan manfaat yang dapat dirasakan ibu hamil. Pada penelitian aplikasi kesehatan maternal terdahulu dan aplikasi KIA saat ini, user interface (UI) dan user experience (UX) tidak dikedepankan. Padahal kedua komponen tersebut merupakan kunci untuk membangun desain aplikasi yang memumpuni semua aspek usability. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang desain antarmuka aplikasi mKIA menggunakan metodologi User- Centered Design (UCD) dengan tiga iterasi serta menerapkan kaidah 8 Golden Rules milik Shneiderman. Partisipan yang terlibat pada proses pengumpulan data dan evaluasi adalah tiga petugas dan pakar kesehatan maternal, serta dua belas ibu hamil di Pulau Jawa. Evaluasi pada iterasi pertama menghasilkan rancangan berupa prototipe low-fidelity, sedangkan pada iterasi kedua dan ketiga akan dihasilkan rancangan berupa prototipe high-fidelity yang sudah disempurnakan. Prototipe yang dihasilkan memiliki lima fitur utama, yaitu pencatatan, informasi dan edukasi, reminder, tracker TTD, dan monitoring perkembangan janin. Evaluasi pada iterasi pertama menggunakan wawancara untuk memvalidasi wireframe, sedangkan iterasi kedua dan ketiga menggunakan Usability Testing (UT) dan System Usability Scale (SUS). Pada iterasi kedua, skor final SUS yang diperoleh adalah 71.2 atau ‘Good’, sedangkan pada iterasi ketiga skor final SUS adalah 85.4 atau ‘Excellent’. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terkait perancangan sistem dan aplikasi pendukung antenatal care dan berperan dalam mengatasi angka kematian ibu (AKI) khususnya di bidang teknologi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai rujukan rancangan desain antarmuka aplikasi kesehatan maternal, terutama pada aplikasi KIA, serta perbaikan dan pengembangan aplikasi kesehatan kehamilan menggunakan metodologi UCD.

The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia has led to various initiatives from the Indonesian government, one of which is the Maternal and Child Health (MCH) book, which later launched its digital form, namely the MCH mobile application (mKIA). However, this application received bad ratings on the application distribution platforms, and even some of its features could not function properly. Therefore, it is important for application designers to ensure users get the best experience to increase usability and maximize the benefits that pregnant women can receive. The previous research on maternal health applications and current MCH applications, the user interface (UI) and user experience (UX) were not prioritized. Even though these two components are the key to building an application design that is capable of all aspects of usability. Therefore, this study aims to redesign the MCH application interface design using the User-Centered Design (UCD) methodology with three iterations and applying the Eight Golden Rules created by Shneiderman. The participants involved in the data collection and evaluation process were three health workers and experts, as well as fifteen pregnant women on the island of Java. The evaluation in the first iteration resulted in a design in the form of a low-fidelity prototype and in the second and third iterations a design in the form of a refined clickable high-fidelity prototype was produced. The resulting prototype has main features including create notes, information and education, reminders, blood supplement tablets tracker, and monitoring of fetal development. The evaluation in the first iteration uses interviews by validating wireframes, the second and third iterations use Usability Testing (UT) and the System Usability Scale (SUS). In the second iteration, the final SUS score obtained was 71.2 or ‘Good’, while in the third iteration the final SUS score was 85.4 or ‘Excellent’. This research is expected to provide a scientific contribution related to the design of systems and application to support antenatal care and play a role in overcoming MMR, especially in the field of technology. In addition, this research is expected to contribute as a reference for designing maternal health application interfaces, especially for MCH applications, as well as improving and developing pregnancy health applications using the UCD methodology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irham Trisna Ananto
"TikTok Shop merupakan salah satu media sosial terbesar di dunia yang berfokus sebagai platform video-sharing yang mengedepankan konten-konten singkat dan viral untuk menarik penggunanya. Pada tahun 2021, TikTok mengeluarkan fitur baru yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi jual-beli dalam satu aplikasi, yakni TikTok Shop. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor usabilityyang memengaruhi actual purchase pengguna di TikTok Shop melalui browsing motivation. Penelitian ini menggunakan metode analisis mixed method, dengan mendahulukan proses analisis kuantitatif dilanjutkan dengan proses analisis kualitatif. Sebanyak 324 data berhasil didapatkan dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modelling (PLS-SEM). Selanjutnya analisis kualitatif dilakukan dengan metode wawancara bersama tujuh responden untuk mendukung hasil analisis kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa consistency, error, learnability, navigation, dan informativeness memengaruhi perceived usability; perceived usability memengaruhi utilitarian browsing, hedonic browsing, dan purchase intention; utilitarian browsing dan hedonic browsing memengaruhi purchase intention; dan purchase intention memengaruhi actual purchase. Selain itu, ditemukan bahwa jenis kelamin memoderasi hubungan antara browsing motivation dengan purchase intention. Penelitian ini berkontribusi dengan memperkaya pengetahuan di bidang usability, serta kaitannya dengan browsing motivation dalam konteks social commerce. Hasil penelitian juga dapat membantu TikTok Shop untuk mengerti fitur-fitur yang dapat meningkatkan pembelian pengguna.

TikTok is one of the biggest social media in the world that serves as a video-sharing platform which promotes viral and short contents. In 2021, TikTok released TikTok Shop, a feature that allows its users to sell and buy products directly from its application. This research intends to analyze which usability factors contribute to users’ actual purchase on TikTok Shop. This research uses mixed-method analysis, with the quantitative analysis comes first, followed by the qualitative analysis. In total, there are 324 answers which then analyzed using partial least square structural equation modelling (PLS-SEM) method. Then, a qualitative analysis is done by conducting an interview. The result from the analysis shows that consistency, error, learnability, navigation, and informativeness affect perceived usability; perceived usability affects utilitarian browsing, hedonic browsing, and purchase intention; utilitarian and hedonic browsing affects purchase intention; and purchase intention affects actual purchase. It is also found that gender moderates the relationship between browsing motivation and purchase intention. This research contributes to add knowledge about usability factors, as well as its relationship with browsing motivation in social commerce settings. The results of this research also aim to help TikTok Shop to understand what features that can contribute to increase sales."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiah Salsabillah Iskandar
"TikTok Shop merupakan salah satu media sosial terbesar di dunia yang berfokus sebagai platform video-sharing yang mengedepankan konten-konten singkat dan viral untuk menarik penggunanya. Pada tahun 2021, TikTok mengeluarkan fitur baru yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi jual-beli dalam satu aplikasi, yakni TikTok Shop. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor usability yang memengaruhi actual purchase pengguna di TikTok Shop melalui browsing motivation. Penelitian ini menggunakan metode analisis mixed-method, dengan mendahulukan proses analisis kuantitatif dilanjutkan dengan proses analisis kualitatif. Sebanyak 324 data berhasil didapatkan dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modelling (PLS-SEM). Selanjutnya analisis kualitatif dilakukan dengan metode wawancara bersama tujuh responden untuk mendukung hasil analisis kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa consistency, error, learnability, navigation, dan informativeness memengaruhi perceived usability; perceived usability memengaruhi utilitarian browsing, hedonic browsing, dan purchase intention; utilitarian browsing dan hedonic browsing memengaruhi purchase intention; dan purchase intention memengaruhi actual purchase. Selain itu, ditemukan bahwa jenis kelamin memoderasi hubungan antara browsing motivation dengan purchase intention. Penelitian ini berkontribusi dengan memperkaya pengetahuan di bidang usability, serta kaitannya dengan browsing motivation dalam konteks social commerce. Hasil penelitian juga dapat membantu TikTok Shop untuk mengerti fitur-fitur yang dapat meningkatkan pembelian pengguna.

TikTok is one of the biggest social media in the world that serves as a video-sharing platform which promotes viral and short contents. In 2021, TikTok released TikTok Shop, a feature that allows its users to sell and buy products directly from its application. This research intend to analyze which usability factors contribute to users’ actual purchase on TikTok Shop. This research uses mixed-method analysis, with the quantitative analysis comes first, followed by the qualitative analysis. In total, there are 324 answers which then analyzed using partial least square structural equation modelling (PLS-SEM) method. Then, a qualitative analysis is done by conducting an interview. The results from the analysis shows that consistency, error, learnability, navigation, and informativeness affect perceived usability; perceived usability affects utilitarian browsing, hedonic browsing, and purchase intention; utilitarian and hedonic browsing affects purchase intention; and purchase intention affects actual purchase. It is also found that gender moderates the relationship between browsing motivation and purchase intention. This research contributes to add knowledge about usability factors, as well as its relation with browsing motivation in social commerce settings. The results of this research also aim to help TikTok Shop to understand what features that can contribute to increase sales."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Falihadib
"TikTok Shop merupakan salah satu media sosial terbesar di dunia yang berfokus sebagai platform video-sharing yang mengedepankan konten-konten singkat dan viral untuk menarik penggunanya. Pada tahun 2021, TikTok mengeluarkan fitur baru yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi jual-beli dalam satu aplikasi, yakni TikTok Shop. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor usability yang memengaruhi actual purchase pengguna di TikTok Shop melalui browsing motivation. Penelitian ini menggunakan metode analisis mixed method, dengan mendahulukan proses analisis kuantitatif dilanjutkan dengan proses analisis kualitatif. Sebanyak 324 data berhasil didapatkan dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modelling (PLS-SEM). Selanjutnya analisis kualitatif dilakukan dengan metode wawancara bersama tujuh responden untuk mendukung hasil analisis kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa consistency, error, learnability, navigation, dan informativeness memengaruhi perceived usability; perceived usability memengaruhi utilitarian browsing, hedonic browsing, dan purchase intention; utilitarian browsing dan hedonic browsing memengaruhi purchase intention; dan purchase intention memengaruhi actual purchase. Selain itu, ditemukan bahwa jenis kelamin memoderasi hubungan antara browsing motivation dengan purchase intention. Penelitian ini berkontribusi dengan memperkaya pengetahuan di bidang usability, serta kaitannya dengan browsing motivation dalam konteks social commerce. Hasil penelitian juga dapat membantu TikTok Shop untuk mengerti fitur-fitur yang dapat meningkatkan pembelian pengguna.

TikTok is one of the biggest social media in the world that serves as a video-sharing platform which promotes viral and short contents. In 2021, TikTok released TikTok Shop, a feature that allows its users to sell and buy products directly from its application. This research intends to analyze which usability factors contribute to users’ actual purchase on TikTok Shop. This research uses mixed-method analysis, with the quantitative analysis comes first, followed by the qualitative analysis. In total, there are 324 answers which then analyzed using partial least square structural equation modelling (PLS-SEM) method. Then, a qualitative analysis is done by conducting an interview. The result from the analysis shows that consistency, error, learnability, navigation, and informativeness affect perceived usability; perceived usability affects utilitarian browsing, hedonic browsing, and purchase intention; utilitarian and hedonic browsing affects purchase intention; and purchase intention affects actual purchase. It is also found that gender moderates the relationship between browsing motivation and purchase intention. This research contributes to add knowledge about usability factors, as well as its relationship with browsing motivation in social commerce settings. The results of this research also aim to help TikTok Shop to understand what features that can contribute to increase sales."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Horasi Ondiraja
"Kemajuan pesat di bidang teknologi digital telah menghadirkan perubahan yang signifikan di berbagai sektor, termasuk kesehatan. Salah satunya adalah munculnya layanan telekonsultasi yang memungkinkan individu untuk melakukan konsultasi medis secara jarak jauh. Melalui studi kasus Halodoc, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi niat pengguna untuk beralih dari metode konsultasi konvensional ke platform telekonsultasi Halodoc, dengan menggunakan pendekatan affordance. Pendekatan mixed-method digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara dengan 10 responden pada tahap kualitatif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor affordance perception dari platform telekonsultasi Halodoc. Terdapat enam konstruk affordance perception yang teridentifikasi dari layanan telekonsultasi Halodoc, yakni accessibility, appointment scheduling, reminder, health data sharing, payment, dan information clarity. Sementara itu, pada tahap kuantitatif penelitian, data 413 responden dilakukan analisis dengan metode PLS-SEM untuk memahami interaksi variabel-variabel pada model penelitian. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa health data sharing affordance dan information clarity affordance berhasil memengaruhi niat beralih pengguna ke platform telekonsultasi secara signifikan melalui variabel social presence dan perceived usefulness. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi niat berpindah ke layanan telekonsultasi dan dapat membantu pengembangan strategi untuk meningkatkan penggunaan layanan telekonsultasi.

The rapid advancements in digital technology have brought significant changes across various sectors, including healthcare. One such change is the emergence of teleconsultation services, which allow individuals to conduct medical consultations remotely. Through a case study of Halodoc, this research aims to analyze the factors influencing users' intentions to switch from conventional consultation methods to the Halodoc teleconsultation platform, using an affordance approach.This study employs a mixed-method approach, beginning with qualitative interviews of 10 respondents to identify the affordance perception factors of the Halodoc teleconsultation platform. Six affordance perception constructs were identified: accessibility, appointment scheduling, reminder, health data sharing, payment, and information clarity. Subsequently, the quantitative phase of the study involved analyzing data from 413 respondents using the PLS-SEM method to understand the interactions among variables in the research model. Quantitative analysis results indicate that health data sharing affordance and information clarity affordance significantly influence users' intention to switch to the teleconsultation platform through the variables of social presence and perceived usefulness. This research contributes to understanding the factors that affect the adoption of teleconsultation services and can assist in developing strategies to enhance the acceptance and usage of digital health services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>