Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Sari
"Peritonitis tuberkulosis adalah peradangan peritoneum parietal atau visceral yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Efusi pleura terjadi karena komplikasi dari penyakit yang menyertai maupun proses infeksi yang mengenai rongga pleura. Masalah keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu gangguan pertukaran gas dan intoleransi aktivitas. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan pemberian intervensi pursed lip breathing dan graded exercise therapy. Metode yang digunakan berupa laporan kasus yang dikelola selama 4 hari berdasarkan tinjauan literatur. Hasil analisis kombinasi intervensi mengenai efektifitas pemberian intervensi pursed lip breathing dan graded exercise therapy terbukti efektif dalam mengatasi masalah gangguan pertukaran gas dan intoleransi aktivitas. Dibuktikan dengan perubahan tanda-tanda vital menjadi lebih stabil, frekuensi pernapasan dan frekuensi nadi membaik, serta keluhan sesak pasien berkurang. Toleransi aktivitas pasien menjadi lebih meningkat dengan kemampuan self care yang meningkat. Pemberian intervensi pursed lip breathing dan graded exercise therapy direkomendasikan dalam mengatasi gangguan pertukaran gas dan intoleransi aktivitas.

Peritoneal tuberculosis is an inflammation of the parietal or visceral peritoneum caused by mycobacterium tuberculosis. Pleural effusion occurs due to complications from the accompanying disease as well as infectious processes that affect the pleural cavity. Enforceable nursing problems are gas exchange disorders and activity intolerance. This study aims to analyze nursing care by providing pursed lip breathing and graded exercise therapy   interventions. The method that used is a case report that is managed for four days based on a literature review. The results of the combination analysis of interventions regarding the effectiveness of giving pursed lip breathing and graded exercise therapy interventions have been shown to be effective in overcoming the problems of gas exchange disorders and activity intolerance. Evidenced by the change of vital signs to become more stable, the frequency of breathing and the frequency of the pulse improve, as well as dyspnea of the patient are reduced. The tolerance of patient activity improved with the increaseasing self-care ability. Intervention of pursed lip breathing and graded exercise therapy is recommended in overcoming gas exchange disorders and activity intolerance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Intan Qolbiyah
"Infeksi Virus Human Immunodeficiency mungkin memiliki dampak psikososial pada penderitanya. Penyakit ini menciptakan stigma, yang membuat orang dengan HIV / AIDS (ODHA) cenderung menutupi status HIV mereka di masyarakat. Ketakutan ditolak dan diperlakukan secara berbeda membuat ODHA menyembunyikan perlakuan mereka. Jenis perilaku dapat mengganggu pengobatan mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan kepatuhan dengan obat yang seharusnya 95% -100% dari dosis obat yang diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan status HIV dan stigma dengan kepatuhan pengobatan antiretroviral. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 112 Odha di RSKO Jakarta dan Puskesmas Pasar Rebo. Instrumen yang digunakan termasuk Skala Singkat Pengungkapan HIV untuk menilai pengungkapan status HIV, Skala Stigma HIV Berger untuk menilai stigma, dan Skala Kepatuhan Pengobatan Morisky (item MMAS 4) untuk menilai kepatuhan ARV.
Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan chi-square dan menunjukkan tidak ada hubungan antara pengungkapan status HIV dengan kepatuhan menggunakan ARV, (nilai p = 1.000; α = 0,05) dan tidak ada hubungan antara stigma dan kepatuhan ARV (nilai p = 0,849 ; α = 0,05). Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk layanan perawatan kesehatan agar lebih memperhatikan kepatuhan pengobatan pasien mereka dan memberikan dukungan kepada mereka untuk meningkatkan pengobatan mereka. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan studi orientasi seksual terlebih dahulu.

Human Immunodeficiency Virus Infection may have a psychosocial impact on the sufferer. This disease creates a stigma, which makes people with HIV / AIDS (PLWHA) tend to cover their HIV status in the community. Fear of being rejected and treated differently makes PLHIV conceal their treatment. This type of behavior can interfere with their treatment, so they do not get compliance with drugs that should be 95% -100% of the drug dose given.
This study aims to determine the relationship between disclosure of HIV status and stigma with adherence to antiretroviral treatment. This study used a cross-sectional design for 112 people living with HIV in RSKO Jakarta and Pasar Rebo Health Center. Instruments used included the HIV Disclosure Brief Scale to assess HIV status disclosure, the Berger HIV Stigma Scale to assess stigma, and the Morisky Treatment Compliance Scale (MMAS 4 item) to assess ARV compliance.
The results of this study were analyzed using chi-square and showed no relationship between disclosure of HIV status with adherence using ARVs (p value = 1,000; α = 0.05) and no relationship between stigma and ARV compliance (p value = 0.849; α = 0.05). This research is expected to be useful for health care services to pay more attention to the treatment compliance of their patients and provide support to them to improve their treatment. Suggestions for further research is to conduct a sexual orientation study first.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Perikani
"Struma nodosa non toksis (SNNT) merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang secara klinis teraba satu atau lebih nodul. Faktor resiko penyebab SNNT antara lain pencemaran lingkungan, dan makanan. Manifestasi klinis SNNT adalah adanya benjolan dileher. Penatalaksanaannya dengan tindakan pembedahan tiroidektomi dapat menimbulkan masalah keperawatan tersering post operasi adalah nyeri akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri salah satunya dengan tindakan nonfarmakologi yaitu teknik massage therapy. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada klien dengan SNNT post tiroidektomi. Asuhan keperawatan ini dilakukan pada ny. M (62 th). Tindakan teknik massage therapy diberikan pada ny. M secara rutin sehari sekali selama 5 menit dalam tiga hari. Evaluasi dari tindakan tersebut yaitu masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi. Hasil analisis asuhan keperawatan pada ny. M dengan SNNT post tiroidektomi adalah pemberian massage therapy efektif dalam menurukan nyeri.

Non Toxic Nodular Goiter (NNG) is an enlargement of the thyroid gland that is clinically palpable by one or more nodules. The risk factors for NNG include environmental pollution and food. The clinical manifestation of NNG is the presence of a lump in the neck. Management with thyroidectomy surgery can cause the most common postoperative nursing problems a acute pain. Nursing interventions that can be done to deal with pain are one of them by non-pharmacological actions is a massage therapy techniques. The final scientific work aims to analyze nursing care for clients with NNG post thyroidectomy. This nursing care was carried out on Ms. M (62 years). The action of massage therapy techniques is given in Ms. M regularly once a day for 5 minutes in three days. Evaluation of these actions, namely nursing problems acute pain can be resolved. Results of analysis of nursing care at Ms. M with NNG post thyroidectomy is a giving massage therapy is effective in reducing pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A.A. Ayu Rani Puspadewi
"Sirosis hepatis adalah penyakit kronik progresif pada hati yang memiliki karakteristik degenerasi dan kerusakan yang luas pada sel parenkim hati. Salah satu komplikasi pada pasien dengan sirosis hepatis adalah konstipasi. Konstipasi yang berlangsung lama dapat memicu terjadinya ensefalopati hepatikum. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah konstipasi adalah dengan melakukan massage abdomen. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada pasien sirosis hepatis dengan masalah konstipasi dengan melakukan massage abdomen. Intervensi ini dilakukan pada pagi hari sebanyak satu kali per hari selama tiga hari. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa massage abdomen dapat mengatasi masalah konstipasi pada pasien dengan sirosis hepatis. Dari penulisan karya ilmiah ini perawat diharapkan dapat memberikan terapi massage abdomen untuk mengurangi konstipasi yang terjadi pada pasien sirosis hepatis.

Liver cirrhosis is a chronic progressive disease of liver, characterized with degeneration and extensive damage of the liver parenchymal cells. Patients with liver cirrhosis frequently experience chronic constipation, contributing to higher risk of hepatic encephalopathy. One of the nursing interventions that can be done to treat constipation is abdominal massage. This study aimed to analyse the implementation of abdominal massage in liver cirrhosis patients with constipation. Abdominal massage was performed daily in the morning to a patient within three consecutive days. The results showed that abdominal massage effectively relieved constipation in the patient. This study suggested nurses to provide abdominal massage therapy as a part of nursing interventions for liver cirrhosis patients with constipation.;"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hifni Bik
"Gagal jantung atau congestive heart failure merupakan suatu kondisi di mana jantung tidak dapat mempertahankan aliran darah secara adekuat ke seluruh tubuh. Salah satu tanda gagal jantung yang khas adalah rasa sesak di malam hari atau Paroxysmal Nocturnal Dispnea PND . Pasien gagal jantung dengan gejala PND jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan kualitas tidur yang buruk serta dapat mengarah ke perburukan hemodinamik. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untukmenganalisis pemberian posisi Semi Fowler dalam mengurangi gejala PND pada pasien gagal jantung. Pemberian posisi Semi Fowler dilakukan kepada pasien gagal jantung selama satu minggu sampai gejala PND berkurang. Hasil menunjukkan bahwa pasien tidak lagi mengalami gejala PND setelah diberikan posisi Semi Fowler. Posisi Semi Fowler sebaiknya diberikan oleh perawat pada pasien gagal jantung secara rutin di rumah sakit.

Congestive Heart Failure is a condition in which the heart is unable to maintain an adequate circulation of blood to the body. One of the signs of heart failure is dyspnea in the night or Paroxysmal Nocturnal Dispnea PND . Untreated patient of heart failure with PND, will experience poor sleep quality and potentially worsening hemodynamic instability. The purpose of this study is to analyze the Semi Fowler position in reducing PND in patient with heart failure. Semi Fowler position was given to the patient with heart failure in a week until the PND was relieved. The result showed that PND was not accured in the heart failure patient after Semi Fowler position. This intervention should be given by nurses to the patients with heart failure constantly in hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irvan Firdausy
"ABSTRAK
Tuberkulosis paru adalah salah satu penyakit menular yang membutuhkan pengobatan yang panjang. Ketidakpatuhan pengobatan dapat menyebabkan TB resisten obat. Ketidaktahuan masyarakat dan persepsi yang salah tentang penyakit dan pengobatannya dapat menimbulkan stigma. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara stigma pasien TB paru terhadap kepatuhan minum OAT. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non convenience sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel independen menggunakan instrumen kuesioner 8-Stigma Scale dengan 8 pertanyaan seputar stigma, variabel dependen menggunakan kuesioner kepatuhan yang sudah digunakan sebelumnya. Kedua kuesioner tersebut sudah di uji validitas dan reliabilitasnya dan dinyatakan valid dan reliabel. Uji analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara stigma pasien TB paru terhadap kepatuhan minum OAT P value = 0,025 ; OR 0,332 . Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang stigma TB dan dapat meningkatkan kepatuhan dan efikasi diri pasien TB.

ABSTRACT
Tuberculosis is an airborne infectious disease that requires a long treatment. Noncompliance with medication may result TB drugs resistant. TB patients are commonly stigmatized due to inadequate knowledge concerning TB disease. The purpose of the study was to investigate the relationship between stigma of pulmonary TB patients and patient rsquo s drugs compliance. This study used quantitative correlational study with cross sectional approach. A convenience sample of 100 patients was involved in this study. The independent variable used the 8 Stigma Scale questionnaire instrument with 8 questions about stigma, dependent variable used compliance questionnaire that has been tested. Both questionniare has been tested the validity and reliability and declared valid and reliable. The data were analyzed using chi square. The result of the study showed significant correlation between stigma of pulmonary TB patients and TB drugs medication compliance P value 0,025 OR 0,332 . This study was expected to be a recomendation to provide health education about TB stigma and then improve compliance and self efficacy of pulmonary TB patient."
2017
S69748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Rusydina Fitri Imani
"ABSTRAK
Obstruksi usus merupakan penyakit yang dapat disebabkan karena adanya tumor atau kanker yang menghambat jalannya kandungan intralumen usus. Klien datang dengan keluhan mual dan muntah, distensi abdomen, tidak dapat BAB, disertai demam. Klien telah dilakukan operasi laparatomi eksplorasi dan ileostomi. Masalah keperawatan yang dialami klien setelah operasi yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, nyeri akut, defisit volume cairan, dan kerusakan integritas kulit. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien selama 4 hari. Intervensi keperawatan yang diberikan adalah pemberian nutrisi parenteral, pemberian foot massage, pemantauan cairan dan nutrisi, dan manajemen ileostomi. Setelah diberikan intervensi keperawatan klien mengalami perbaikan nutrisi dan mampu BAB, penurunan skala nyeri dari skala 6 menjadi 4, dan peningkatan pemahaman perawatan ileostomi. Asuhan keperawatan yang telah dilakukan terbukti dapat meningkatkan status kesehatan klien dengan obstruksi usus.

ABSTRACT
Intestinal obstruction is a disease that can be caused by a tumor or cancer that inhibits intestinal content rsquo s activity. Client came with nausea and vomiting, abdominal distension, fecal impaction, accompanied by fever. The client was performed exploratory laparotomy and ileostomy. Nursing problems found in client after surgery are nutritional imbalance less than body need, acute pain, fluid volume deficit, and impaired skin integrity. The paper aimed to analyze the nursing care performed on client for 4 days. Nursing intervention provided were parenteral nutrition, foot massage, fluid and nutrition monitoring, and ileostomy care. After nursing intervention had been done, the client had improved nutrition and been able to defecate, decreased pain scale from 6 to 4, and improved understanding of ileostomy care. Nursing care that had been done proven to increase the health status of clients with intestinal obstruction. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tiarno Lestari
"ABSTRAK
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menular melalui udara. Karakteristik kota yang memiliki kepadatan penduduk, pemukiman dan transportasi, membuat penyebaran pneumonia menjadi lebih mudah. Salah satu masalah keperawatan pada pneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pemberian intervensi yaitu batuk efektif, positioning, dan inhalasi pada klien dengan Closed Pathological Fracture Bilateral dengan Community Acquired Pneumonia. Hasil yang diperoleh yaitu pengeluaran sekret yang kurang maksimal berhubungan dengan keterbatasan pasien dalam melakukan mobilisasi dan positoning karena nyeri akibat fraktur. Rekomendasi untuk intervensi selanjutnya adalah pemberian posisi semi fowler 45 atau tegak lurus harus diupayakan agar terjadi pengembangan ekspansi paru yang dapat meningkatkan tekanan ekspirasi maksimum yang memudahkan dalam pengeluaran sekret.

ABSTRACT
Pneumonia is an airbone infectious disease. Urban is characterized by its density of residents, living area and transportation which make the spreading of infectious disease is easier. One of the nursing problem of Pneumonia is Ineffective Airway Clearance. This case study was conducted to analyze the intervention of the effective cough, positioning and inhalation for client who had closed pathological bilateral fracture with community acquired pneumonia. The results of the intervention showed less optimal in mucous secretion related to client rsquo s immobilization and position because of pain due to fractures. This study recommend nurses should give positioning for 45 semi fowler or sit to maximize the pulmonary expansion which may increase the maximum expiratory pressure which facilitates the discharge of secretions."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Lufiyani
"ABSTRAK
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling banyak dialami pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir PGTA yang menjalani. Pengukuran kecukupan dosis hemodialisis pada pasien PGTA di Indonesia menunjukkan bahwa lebih banyak yang tidak mencapai ketidakadekuatan hemodialisis. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kejadian insomnia pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis serta faktor lainnya yang mempengaruhi insomnia. Penelitian ini mengevaluasi sebanyak 125 responden dengan desain cross-sectional dan perhitungan adekuasi dengan rumus Daurgidas Kt/V serta kuesioner Insomnia Severity Index ISI untuk penilaian kejadian insomnia. Prevalensi insomnia ditemukan sebanyak 56 dan 71,2 responden mencapai adekuasi hemodialisis Kt/V ge;1,2. Hasil uji statistik menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adekuasi hemodialisis dengan insomnia p value= 0,352. Faktor depresi p value = 0,001 dan lama hemodialisis p value = 0,042 menjadi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada penelirian ini. Pemantauan terhadap capaian adekuasi hemodialisis minimal satu bulan sekali dan pengkajian tingkat depresi diawal hemodialisis dilakukan untuk mengurangi atau mencegah kejadian insomnia.Kata Kunci: PGTA, Insomnia dan Adekuasi Hemodialisis.

ABSTRACT
Insomnia is the most common sleep disorder experienced by patients with end stage renal disease ESRD. Measurement of sufficiency of hemodialysis dose in ESRD patients in Indonesia shows that more do not reach the inadequacy of hemodialysis. The purpose of this study was to know the relationship between hemodialysis adequation with the case of insomnia in ESRD patients which undergoing hemodialysis and other factors that affect insomnia. This study evaluated 125 respondents with cross sectional design and calculation of adequacy with Daurgidas formula Kt V and Insomnia Severity Index ISI questionnaire for the assessment of insomnia event. The prevalence of insomnia was found to be 56 and 71.2 of respondents attained hemodialysis adequacy Kt V ge 1,2. The results of statistical tests found that there was no significant relationship between hemodialysis adequation with insomnia p value 0.352 . Depression factors p value 0.001 and duration of hemodialysis p value 0.042 were factors associated with insomnia in this study. Monitoring on the achievement of hemodialysis adunasi at least once a month and assessment of depression levels at the beginning of hemodialysis done to reduce or prevent the incidence of insomnia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ginanjar
"Terapi Rumatan Metadon Penyalahgunaan NAPZA saat ini sudah sangat memprihatinkan, mayoritas kalangan yang menyalahgunakan yaitu remaja dan dewasa muda. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya kerusakan fisik maupun mental namun dapat juga merusak generasi penerus bangsa. Heroin merupakan salah satu jenis NAPZA yang sering disalahgunakan. Program Terapi Rumatan Metadon PTRM merupakan salahsatu upaya penanggulangan dampak buruk Harm Reduction dalam menurunkan angka penyalahgunaan NAPZA Heroin dan penyebaran HIV/AIDS. Motivasi dan kepatuhan merupakan faktor penting dalam keberhasilan menjalankan program terapi.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran motivasi dengan kepatuhan pasien program terapi rumatan metadon. Desain penelitian yang digunakan cross-sectional dengan Teknik convenience sampling dengan jumlah 67 responden. Variabel motivasi menggunakan kuesioner Treatment Motivation Questionnaire TMQ yang meliputi 4 item yaitu motivasi internal, motivasi eksternal, interpersonal help seeking, confidence in treatment. Serta variabel kepatuhan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 MMAS.
Uji Analisa data dengan menggunakan deskriptif, hasil penelitian menunjukan gambaran motivasi dan kepatuhan pasien Program Terapi Rumatan Metadon memiliki nilai motivasi internal 5,64, interpersonal help seeking 5,34, confidence in treatment 5,09, dan motivasi internal 3,88 pada range 1-7. Serta sebagian besar pasien memiliki kepatuhan sedang 70,1, kepatuhan tinggi 1,5 , dan kepatuhan rendah 28,4. Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi pelayanan kesehatan untuk lebih meningkatkan pengawasan dan meningkatkan koseling individu sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.

Drug abuse now is very alarming, the majority of the abusers are teenagers and young adults. The impact of drug abuse is not only physical or mental damage but also can damage the next generation of the nation. Heroin is one type of drug that is often abused. The Methadone Maintenance Therapy Program PTRM is one of the Harm Reduction program in reducing the number of drug abuse Heroin and the spread of HIV AIDS. Motivation and compliance are important factors in the success of running a therapy program.
The study was conducted to find out the motivation and patient compliance of methadone maintenance therapy program. The research design used cross sectional 67 respondent were recruited using convenience sampling. Motivation variable were assessed using Treatment Motivation Questionnaire TMQ which includes 4 items of internal motivation, external motivation, interpersonal help seeking, and confidence in treatment. The compliance variable was assed using the Morisky Medication Adherence Scale 8 MMAS questionnaire.
The result of research show description of motivation and patient compliance Methadone Maintenance Therapy Program has internal motivation score 5,64, interpersonal help seeking 5,34, confidence in treatment 5.09, and internal motivation 3,88 at range 1 7. Most patients have moderate adherence of 70.1, high adherence 1.5, and low adherence 28.4. The results of this study can be a description for health services to further improve supervision and improve individual counseling so as to improve compliance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>