Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Agustin Nursyahbani
"Gaya hidup muslimah perkotaan melalui pilihan model berjilbabnya menjadi fokus kajian dari skripsi ini, khususnya yang dipraktekkan Hijabers Community, sebuah kelompok atau kumpulan muslimah muda berjilbab. Studi ini berupaya menggali bagaimana gaya berjilbab dan berbusana yang fashionable pada Hijabers Community dikonstruksikan dan kemudian digunakan sebagai simbol untuk merepresentasikan gaya hidup muslimah perkotaan. Penelitan ini dilakukan di Jakarta dengan metode kualitatif (studi kasus), yang didukung dengan data survey guna menggambarkan karakteristik maupun aktivitas gaya hidup anggota HC yang berjumlah 31 orang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa di kalangan muslimah anggota komite HC terindikasi berkembang gaya hidup konsumtif yang melekat dengan budaya "leisure time‟ dilihat berdasar pilihan aktivitas, tempat dan strukturkonsumsinya. Kesamaan latar belakang sosial-ekonomi antar anggota komite HC berkontribusi pada kesamaan pilihan pola konsumsi, yang sekaligus jadi simbol status, serta gaya hidup anggota komite Hijabers Community. Pilihan ini juga berperan dalam pemaknaan anggota komite Hijabers Community terhadap gaya berbusana berjilbab yang fashionable, yang dibentuk oleh habitus prestise dan keislaman yang moderat. Nilai dan norma HC sebagai kelompok berperan dalam penanaman dan penyebarluasan nilai keislaman dalam berbusana, yang sekaligus menjadi modal simbolik Hijabers Community pada ranah kultur fashion muslimah perkotaan. Modal simbolik ini menjadi potensi berkembangnya modal ekonomi maupun sosial, bahkan kultural, karena gaya berjilbab dan berbusana HC yang fashionable dapat mengkonstruksi makna Islam dan Jilbab sekaligus merepresentasikan gaya hidup muslimah perkotaan.

This study concerns the lifestyle of urban Muslim women shown by their style of veil, especially in Hijabers Community as a community for young Muslim women wearing veil. The purpose is to dig into styles of hijab and the fashionable clothings of the members used as a symbol to represent the lifestyle of urban Muslim women. This study conduct in Jakarta uses qualitative method and supported by survey data to describe lifestyle of 31 Hijabers Community‟s comittee. The data collected showed a consumptive lifestyle that comes along with "leisure time" culture of the Hijabers Community members, shown by activity choice, place dan consumption structure. Their homogeneous social-economic condition shapes a common selection of consumption among the committee members of Hijabers Community at the same time become a status symbol and lifestyle of Hijabers Community‟s comittee. This selections have a role in meanings of the committee members of Hijabers Community towards lifestyle and fashionable style ,were shaped by the habitus of prestige and moderate Islam. Group‟s values and norms takes a role at socializing Islamic values relating to clothing style and become symbolic capital for Hijabers Community in field of urban muslim women‟s fashion. This symbolic capital potentials to brings advantages to in accumulating their own social, economic even cultural capitals. Because Hijabers Community veiling style and fashionable clothings can constructs Islamic meaning and also represents urban Muslim women‟s lifestyles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Anismar
"Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai politik Islam yang lahir dari sebuah gerakan sosial keagamaan yang sering disebut Tarbiyah. Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus yang menjadi titik awal berkembangnya Jamaah Tarbiyah di Indonesia. Hingga saat ini Tarbiyah kampus masih menjadi salah satu basis sosial utama PKS. Skripsi ini membahas bagaimana Jamaah Tarbiyah UI sebagai basis sosial PKS melakukan proses kaderisasi terhadap anggotanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Skripsi ini memaparkan Jamaah Tarbiyah UI memiliki struktur organisasi yang berkoordinasi dengan PKS, namun hal ini disamarkan. Jamaah Tarbiyah UI membangun sistem mulai dari rekrutmen, kaderisasi, dan pembinaan yang sistematis. Hal ini tidak lain adalah strategi yang dilakukan PK dalam rangka mempertahankan basis sosialnya dari kalangan kaum muda terdidik.

PKS is an Islamic political party which was formed by a social of religious movement named Tarbiyah. UI is one of Universities that becomes the starting point of Jamaah Tarbiyah development. Tarbiyah is still one of the main bases of PKS. This thesis use qualitative method with indepth interview. This thesis deals with how Jamaah Tarbiyah UI as the social base of PKS does the process of cadre formation to their members. It also discusses further that Jamaah Tarbiyah UI has an organization structure that is coordinated with PKS which is not officially published. Jamaah Tarbiyah UI also develops the system of the recruitment, cadre formation, and systematical training. All of these are the strategies done by PKS in order to maintain their social base of educated youth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Rina Fitri
"ABSTRAK
Upaya-upaya dilakukan oleh berbagai pihak untuk memberantas korupsi,
namun Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara terkorup di dunia.
Korupsi yang telah mengakar di Indonesia ini menunjukan minimnya nilai, moral,
dan agama dalam pembentukan perilaku yang antikorupsi. Sejumlah hasil kajian
literatur menunjukan bahwa perilaku antikorupsi seseorang dapat dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, antara lain sosialisasi, religiositas, dan civic knowledge.
Peneliti berargumen bahwa semakin tinggi religiositas seseorang, maka semakin
positif perilaku antikorupsinya. Unit analisa penelitian ini adalah individu yaitu
mahasiswa Universitas Indonesia. Data dalam tulisan ini didapat dari survei
menggunakan kuesioner terhadap 160 responden. Adapun hasil penelitian ini
menunjukan bahwa religiositas signifikan dalam memengaruhi perilaku
antikorupsi dengan kekuatan hubungan yang lemah yaitu d=0,292. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang memengaruhi
perilaku antikorupsi yaitu normas sosial dan norma hukum.

ABSTRACT
The efforts has made by variuos parties to eradicate corruption, but
Indonesia is still listed as one of the most corrupt countries in The World.
Corruption which has been rooted in Indonesia implicated lack of value, morality,
and religion in the development of anti-corruption behavior. A number of literary
studies show that somebody?s anti-corruption behavior can be influenced by some
factors, such as socialization, religiousity, and civic knowledge. Researchers
argue that the higher somebody?s religiosity, the more positive his anti-corruption
behavior. Analysis unit of this research is the individual Universitas Indonesia?s
students. The data of this script obtained from the survey questionnaire to 160
respondents. As for the results this research shown that religiosity is significant in
influencing anti corruption behavior with low correlation?s strength d=0,292. The
result of this study also show that there are some other factor that influence anticorruption
behavior which are social norm and law norm."
2015
S61441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfathi
"ABSTRAK
Melihat pentingnya kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi menjadikan kinerja pegawai sebagai barang menarik untuk dikaji.Beberapa studi mencoba menggali kinerja dari faktor individual pegawai.Pendekatan ini di antaranya melihat pengaruh kepuasan kerja, motivasi dan tingkat kepercayaan kepada atasan terhadap kinerja pegawai. Di sisi lain mencoba melihat kinerja pegawai melalui pendekatan sistem organisasi seperti sistem manajemen kerja, imbalan, dan kontrol. Berbeda dari studi sebelumnya tentang kinerja pegawai, penelitian ini justru memberikan perhatian pada aspek sosial di dalam organisasi dengan menguji pengaruh modal sosial terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat mengumpulkan data.
Hasil peneltian menunjukan adanya hubungan antara modal sosial dengan kinerja pegawaipada organisasi pengelola zakat Dompet Dhuafa. Dari uji somers?d ditemukan hubungan kedua variabel tersebut lemah. Adapun dari kedua dimensi modal sosial (struktural dan kultural) diketahui bahwa dimensi kultural memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan dimensi struktural.

ABSTRACT
As the importance of the employee performances in achieving the goals of the organization was make it interesting under studied. Several studies have been tried to explore the performance of individual factors of employees. This approach tells us about the effect of job satisfaction, motivation and trustworthy on a leader to employee performance. On the other side it was trying to explain the performance of employees through a systems of organization such as labor management systems, rewards, and control. Unlike the previous studies abouct the employee performances, actually this study pays attention to the social aspects within the organization to examine the influence of social capital on employee performance. This study uses a quantitative method using a questionnaire as a tool in collects the data.
The results of a study is showed a correlation between the social capital and the performance of employees in the zakat organization Dompet dhuafa. By somers'd test found a weak relationship between the two variables. The second dimension of social capital (structural and cultural) it is known that the cultural dimension has a stronger connection than the structural dimension."
2015
S61457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Tiara Ratna Anisa
"ABSTRAK
Path sebagai media sosial yang menarik bagi orang Indonesia menemukan bahwa platform tersebut disukai karena mendukung sirkulasi informasi aktual antarteman dan memberikan feature untuk representasi diri. Penelitian lain menjelaskan bahwa selain untuk mendapatkan informasi terbaru di lingkungan sosialnya, Path ini menarik bagi para pengguna muda karena dapat berperan dalam pengembangan konsep diri dimana mereka dengan sengaja memposting di Path untuk membentuk citra diri agar dianggap eksis dan lebih berkelas. Akan tetapi, Path sebagai jejaring sosial membuat representasi diri termodifikasi secara visual dan secara kolektif. Akibatnya, para pengguna muda Path cenderung mengeksplorasi hal-hal baru untuk memunculkan social image yang pada akhirnya membuat mereka sendiri menjadi konsumtif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam sebagai data primer. Wawancara mendalam dilakukan dengan para pengguna muda Path berusia 20-25 tahun yang aktif menggunakan jejaring sosial Path. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa estetika yang dimunculkan melalui Path telah dibentuk secara kolektif melalui fitur emoticon sehingga para pengguna muda Path menjadi termotivasi untuk mengekplorasi hal-hal baru untuk mendapatkan kepuasan visual di Path nya.
ABSTRACT
Path as a social media that appeals to Indonesian society, found that the kind of platform is preferably supporting circulation actual information between friends and provides features for self-representation. another study explained that in addition to know the latest information in their social environment, the young Path?s users found that Path is attractive for self-concept development. they could intentionally post something on Path to form a self-image that considered as 'existence' and more classy. However, Path as social network is making modified self representations collectively and visually so that the young Path?s users tend to explore new things to bring social image and ultimately make themselves become consumptive. qualitative approach is used in conducting this study with interviews as the primary data. interviews conducted with 20-25 years old of young Path?s users who are actively using this social networking, Path. Results of the study found that aesthetics are raised through the feature so that the young Path?s users could be motivated to explore new things to get a visual satisfaction on their Path."
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fania Darma Amajida
"Moda transportasi berbasis aplikasi muncul sebagai wujud dari perkembangan teknologi dan reaksi atas kelemahan penyedia jasa transportasi publik Artikel ini berargumen bahwa teknologi telah menyediakan kemungkinan bagi masyarakat sipil yang tidak memiliki kuasa akan manajemen pelayanan publik untuk mengatasi masalah kepastian sebagai upaya mengatasi risiko pada transportasi publik di Jakarta Studi ini memperlihatkan bahwa aplikasi yang digunakan ldquo ojek online rdquo Go Jek mampu meminimalisir risiko yang terjadi di Jakarta dalam hal waktu kemudahan biaya dan keamanan Hal ini berbeda dengan studi sebelumnya yang tidak menyebutkan secara spesifik faktor faktor kepastian sebagai sebuah strategi untuk mengurangi risiko yang terjadi pada moda transportasi di perkotaan Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode kualitatif

Emergence of apps based modes of transportation marks a technological advancement and is a reaction to the flaw of public transportation services This article argues that technology allows the society to overcome the problems of uncertainty lying under the system of public transportation in Jakarta This study shows that the apps used by online ojeks Go Jek is capable to minimize the risks concerning time convenience cost and security This idea diverges from previous studies that failed to mention the variable of certainty as a strategy to minimize the risks commonly found in urban transportation system Qualitative methods are used for data collection"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nurachman
"Permasalahan remaja sering terjadi di dalam komunitas lokal di berbagai wilayah. Masalah tersebut tentu menjadi perhatian pemerintah untuk ditanggulangi, namun terdapat pula inisiatif yang muncul dari dalam komunitas itu sendiri. Salah satunya muncul dikarenakan adanya agen utama dari tokoh agama yang mempunyai inisiatif untuk melakukan perubahan melalui program yang membutuhkan partisipasi komunitas. Dengan menggunakan konsep partisipasi komunitas serta framing analysis, penelitian ini berupaya menjawab dua pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan pertama yaitu bagaimana peran ustadz dalam membentuk program dan membuat komunitas berpartisipasi? Dan pertanyaan kedua yaitu bagaimana partisipasi komunitas dalam mengimplementasikan program tersebut? Dalam menjawab pertanyaan tersebut, peneliti memilih salah satu program yang ada di komunitas lokal di daerah Depok bernama Program Lingkungan Layak Anak. Dengan menggunakan metode studi kasus dan melakukan wawancara terhadap informan yang dipilih, penelitian ini menyimpulkan bahwa suatu program dari dalam komunitas dapat terbentuk melalui inisiatif agen utama yang berasal dari tokoh agama. Selain itu partisipasi komunitas dalam mengimplementasikan suatu program perlu ditingkatkan melalui strategi yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya setempat. Keberlangsungan dari suatu program di dalam komunitas akan selalu berkaitan dengan perencanaan yang matang serta partisipasi komunitas yang aktif sehingga menghasilkan tindakan kolektif.

Adolescent problems often occur in local communities in various regions. The problem surely is a concern for the government to overcome, but there are also initiatives that emerge from within the community itself. One of them appeared due to the leader agent from the religious leaders who had the initiative to make changes through a program that requires community participation. By using the concept of community participation and framing analysis, this study seeks to answer two questions. The first question is how the ustadz's role in shaping the program and make the community participate? And the second question is how the community participates in implementing the program? To answer these questions, the researcher chose one of the programs that exist in the local community in the area of Depok, called Lingkungan Layak Anak Program. By using the case study method and conducting interviews with selected informants, this study concluded that a program in the community can be formed through the initiative of the main agents derived from religious leaders. Other than that, the participation of the community in implementing a program needs to be improved through the strategy in accordancce with the local social and cultural context. The sustainability of a program in the community will always be associated with appropriate planning and active community participation to generate collective action."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Hariyani
"Kampanye kian marak dilakukan dengan menggunakan media sosial, tidak terkecuali kampanye lingkungan. Berdasarkan kajian-kajian sebelumnya keefektifan kampanye dengan menggunakan media sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti adanya administrator online yang aktif, adanya sosialisasi tambahan yang dilakukan secara offline, dan juga terlibatnya pengikut/followers di media sosial secara aktif. Namun, tulisan ini melihat kampanye lingkungan di media sosial dapat efektif dari sisi lain yaitu dari jaringan sosial. Kajian ini melihat bagaimana jaringan sosial berperan dalam membuat efektif kampanye lingkungan di media sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa kajian ini menambahkan penemuan dari kajian-kajian sebelumnya yang berbicara mengenai faktor yang membuat efektif kampanye lingkungan dengan menggunakan media sosial sebagai media komunikasinya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus pada kampanye melawan asap yang diinisiatori oleh BEM UI 2015 untuk membentuk sebuah aliansi dengan menggandeng beberapa organisasi di UI dan juga dari luar UI. Pengambilan data dalam studi ini dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan-informan tertentu berdasarkan kriteria yang penulis tetapkan dan melakukan observasi terhadap akun media sosial yang digunakan untuk menyebarluaskan kampanye melawan asap. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa keterlibatan peran jaringan di media sosial mempengaruhi efektifitas kampanye melawan asap, serta hubungan sosial antar organisasi yang tergabung dalam aliansi gerakan melawan asap terbentuk berdasarkan jaringan perasaan/sentiment.
Campaigns nowadays are oftenly carried through social medias, including campaigns concerning the environment. Based on previous studies, effectivity of campaigns through social medias were affected by many factors, such as the activity of the online administrator, additional socialization that were carried off-line, and also the involvement of the active followers in social medias. However, this paper views environmental campaign in social medias could be effective if viewed from another side, that is social network. This study sees how social network can improve the effectivity of environmental campaigns in social medias,therefore it's safe to say that this study brings an addition to previous studies related to factors that influenced the effectivity of environmental campaigns that utilized social medias as a channel of communication. The method used for this paper is qualitative method, with case study on Melawan Asap (Fight the Haze) campaign initiated by BEM UI (Executive Board of Students of University of Indonesia) in 2015 to form an alliance consisting several organizations from inside and outside of the university. Collection of data for this study was done with in-depth interviews with certain informants, based on a criteria established previously by the author, beside an observation upon social media accounts that were used for Fight the Haze campaign. The result shows that the involvement of networks in social media affects the effectivity of Fight the Haze campaign. Also, the social relation between organizations that are united under the alliance of Fight the Haze campaign are based on sentimental network."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>