Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapizatul Mardhiah
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronik serius yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Prevalensi global diabetes meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1980 dari 4.7% menjadi 8.5%. Kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan pada tahun 2018 DKI Jakarta merupakan provinsi tertinggi dengan kejadian diabetes melitus di Indonesia yaitu sebesar 3.4%, dimana kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta melebihi angka nasional yaitu 2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, uji statistik menggunakan chi square untuk meihat prediktif faktor yang berhubunagn dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari program skirining Faktor Risiko PTM berbasis Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara umur (POR 6.6 95%CI 6.125-7.151), jenis kelamin (POR 1.5 95%CI 1.411-1.614), tingkat pendidikan (POR 1.6 95%CI 1.549-1.770), riwayat keluarga (POR 18.6 95%CI 17.393-19.954), indeks massa tubuh (POR 2.1 95%CI 2.046-2.356), tekanan darah (POR 5.5 95%CI 5.219-5.942) dan obesitas sentral (POR 2.04 95%CI 1.914-2.188) dengan diabetes melitus. Status merokok bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a serious chronic disease that causes public health problems. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease that is a collection of symptoms that arise in a person because of an increase in blood glucose levels above normal values. The global prevalence of diabetes has increased since 1980 from 4.7% to 8.5%. The incidence of diabetes mellitus in DKI Jakarta has increased from year to year, Diabetes melitus even in 2018 DKI Jakarta is the highest province with the incidence of diabetes mellitus in Indonesia which is 3.4%, where the incidence of diabetes mellitus in DKI Jakarta exceeds the national figure of 2%. This study aims to determine factors associated with diabetes mellitus. This study uses a cross sectional design, statistical tests using chi square to see the predictive factors associated with diabetes mellitus. This study uses secondary data from the Integrated Coaching Post-based PTM Risk Factor screening program (POSBINDU) of the DKI Jakarta Health Office in 2018. The results of the bivariate analysis showed an association between age (POR 6.6 95% CI 6.125-7.151), gender (POR 1.5 95% CI 1,411-1,614), education level (POR 1.6 95% CI 1,549-1,770), family history (POR 18.6 95% CI 17,393-19,954), body mass index (POR 2.1 95% CI 2,046-2,356), blood pressure (POR 5.5 95% CI 5.219-5,942) and central obesity (POR 2.04 95% CI 1,914-2,188) with diabetes mellitus. Smoking status is not a factor associated with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Herrera Tantri Dharma
"ABSTRAK
Tujuan utama skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari workplace stressors, dengan melihat ketiga pemicu stres diantaranya : customer related stressor, work environment related stressor, dan job related stressor terhadap negative affectivity, emotional exhaustion, dan customer orientation pada teknisi Indovision. Model penelitian dengan enam hipotesis diuji menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa potensi pemicu stres kerja yang dirasakan oleh teknisi Indovision adalah berasal dari faktor permintaan konsumen, dan lingkungan kerja mereka, hal ini akan berpengaruh terhadap kepuasan kinerja dan kinerja teknisi Indovision. Namun beberapa faktor pemicu stres yang dialami oleh teknisi Indovision dan dampaknya terhadap negative affectivity, dan emotional exhaustion tidak mengganggu teknisi dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya, hal inilah yang harus diutamakan bagi Industri media jasa di Indonesia, sehingga memiliki competitive advantages untuk dapat berkompetisi dengan para pesaingnya.

ABSTRACT
The focus of this study is to determine the influence of workplace stressors, related with three factor of stressors : customer related stressor, work environment related stressor, and job related stressor of negative affectivity, emotional exhaustion and customer orientation in Indovision. The six-hypotheses research model in this study are tested wtih Structural Equation Modeling (SEM).
The results of this study, Indovision technician stressor are source from consumer related stressor and work environment related stressor uncertainty are found to be their major stressors, in this case both stressor are relevance with job satisfaction and quality of working technicians. In the fact in this company, stressor are related with negative affectivity, and emotional exhaustion are not effect with the customer orientation. This is the value added for this company to build a competitive advantages in a competitive markets."
2014
S53260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nutfa Liani
"Penelitian mengenai hubungan ruang terbuka hijau dengan prevalensi hipertensidi Provinsi DKI Jakarta perlu dilakukan mengingat ketersediaan RTH di Provinsi DKI Jakarta kurang dari standar dengan prevalensi hipertensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Maraknya urbanisasi yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta menimbulkan permasalahan, salah satunya adalah masalah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ketersediaan RTH di Provinsi DKI Jakarta hanya 10% dari total seluruh wilayahnya. Padahal berdasarkan UU. No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang standar minimal RTH di sebuah kota adalah 30% dari total seluruh wilayahnya. Padahal, keberadaan RTH memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah manfaat untuk kesehatan. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa RTH merupakan faktor protektif terhadap hipertensi. Prevalensi hipertensi lebih rendah pada wilayah dengan RTH lebih banyak. Prevalensi hipertensi di DKI Jakarta terus meningkat. Pada tahun 2013 prevalensinya hanya 20% sedangkan pada tahun 2017 prevalensinya menjadi 34,95%. Desain studi dari penelitian ini adalah studi ekologi dengan uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana. Kemudian analisis spasial juga dilakukan. Variabel-variabel yang diteliti adalah luas RTH dan prevalensi hipertensi. Terdapat hubungan yang lemah antara luas RTH dengan prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta (R= 0,247). Berdasarkan analisis spasial bahwa persebaran prevalensi hipertensi tinggi dan RTH yang juga tinggi terpusat di pusat Provinsi DKI Jakarta. Hubungan yang lemah antar variabel tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor penyebab hipertensi yang tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh adanya RTH yaitu faktor psikososial, faktor gaya hidup dan kebiasaan aktifitas fisik masyarakat. Kemudian, proporsi RTH yang dapat mendukung interaksi sosial dan aktifitas masyarakat di Provinsi DKI Jakarta dinilai rendah dan didominasi oleh pemakaman dan jalur hijau yang secara fungsinya tidak dapat mendukung kegiatan masyarakat yang menguntungkan dalam segi kesehatan.

Study about the relationship between green space with the prevalence of hypertension in DKI Jakarta is necessaryto be done considering of the availability of green spaces that are less than the minimum standard, and the prevalence of hypertension that continues to increase. The increase of urbanization in DKI Jakarta provokes many problems. One of the problems is about the availability of green spaces. The availability of green spaces in DKI Jakarta is only 10% from all the areas. Besides, according to UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, the minimum standard of green space in city is 30% of the total area. Whereas, the existence of green spaces has many benefits, include health benefit. Studies shown that green spaces are protective factor of hypertension. The prevalence of hypertension is lower in areas with more green spaces. The prevalence of hypertension in DKI Jakarta remains to increase. In 2013, the prevalence of hypertension is only 20%, while in 2017 the prevalence mounts up to 34,95%. This study is an ecological study with the statistical test used is a simple linear regression test. Then, spatial analysis is also used to each variable. There is poor relationship between the large of green spaces and the prevalence of hypertension in DKI Jakarta (R=0,247). The poor relationship between those variables are due to several factors that cause hypertension that cannot be directly affected by the existence of green spaces. Those factors are psychosocial factors, lifestyle factors, and the physical activity of community. Besides, the proportion of green spaces that support social interaction and communitys activities is considered low. The green spaces in DKI Jakarta are dominated by funerals and street trees which function in a way cannot support communitys activity that are beneficial for their health."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrianti
"Diabetes Melitus (DM) adalah masalah kesehatan yang besar merupakan penyebab penting dari angka kesakitan, kematian, kecacatan, dan kerugian ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Provinsi DKI merupakan provinsi DM tertinggi secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes Melitus berdasarkan surveilans penyakit tidak menular tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional. Data dari surveilans Faktor Risiko PTM Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat tahun 2018. Sampel yang dianalisis sebesar 115.475 respoden berumur ≥ 15 tahun. Hasil analisis menunjukkan prevalensi DM sebesar 2,8% dan terdapat hubungan antara sumur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, riwayat keluarga, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, merokok, obesitas abdominal, hipertensi dan status perceraian dengan DM berdasarkan surveilans penyakit tidak menular. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan surveilans PTM dari pemerintah serta kesadaran warga Jakarta Pusat yang berumur ≥ 15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.

Diabetes mellitus (DM) is a major health problem that is an important cause of morbidity, mortality, disability, and economic losses worldwide including Indonesia. DKI Province is the highest DM province nationally. The study study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus based on surveillance of non-communicable diseases in 2018. This research used a cross sectional design. Data from NDC Risk Factor Central Jakarta Health Surveillance 2018. The samples analyzed were 115,475 respondents aged ≥ 15 years.DM prevalence of 2.8% and there was a relationship between wells, education, employment, gender, family history, vegetable and fruit consumption, physical activity, smoking, abdominal obesity, hypertension and divorce status with DM based on non-communicable disease surveillance. It was necessary to improve the quality of NDC surveillance implementation from the government and  the awareness of Central Jakarta citizens aged ≥ 15 years for risk factor monitoring and early detection of NDC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restya Sri Sugiarti
"Obesitas adalah kondisi gizi lebih yang jika terjadi selama kehamilan memiliki dampak besar pada kesehatan ibu dan bayi serta berisiko untuk terjadinya preeklampsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur estimasi risiko obesitas kehamilan terhadap terjadinya preeklampsia. Penelitian ini merupakan studi case-control dengan menggunakan data rekam medis pada ibu bersalin RSUD Pasar Minggu. Analisis data dilakukan dengan uji Regresi Logistik. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan signifikan secara statistik antara obesitas kehamilan yang berinteraksi dengan umur terhadap kejadian preeklampsia setelah dikontrol variabel hipertensi gestasional pada ibu yang mengalami obesitas dan berusia ≤35 tahun untuk terjadinya preeklampsia dengan OR sebesar 2,81 (95% CI: 1.41-5.60; p  0.003). Risiko pada ibu yang berusia >35 tahun dengan OR 2,46 (95% CI: 1.02-5.93, p 0.043). Sementara risiko pada ibu obesitas dan berusia >35 tahun sebesar 0,80 (95% CI: 0.24-2.59; p 0,070). Ibu hamil diharpakan untuk menjaga berat badan normal untuk menghindari terjadinya preeklampsia.

Obesity is a condition of overnutrition which if it occurs during pregnancy has a major impact on the health of the mother and baby and is at risk for the occurrence of preeclampsia. The purpose of this study was to measure the estimated risk of pregnancy obesity on the occurrence of preeclampsia. This research is a case control study using medical record data for mothers giving birth at Pasar Minggu Hospital. Data analysis was carried out by using Logistic Regression test. The results of the study showed that there was a statistically significant relationship between obesity in pregnancy that interacted with age on the incidence of preeclampsia after adjustment for gestational hypertension variables in obese mothers and ≤35 years old for the occurrence of preeclampsia with OR 2.81 (95% CI: 1.41-5.60 ;p 0.003). Risk in maternal aged >35 years with OR 2.46 (95% CI: 1.02-5.93, p 0.043). Meanwhile, the risk for obese and maternal aged >35 years was 0.80 (95% CI: 0.24-2.59; p 0.070). Pregnant women are suggested to maintain a normal weight to prevent the occurrence of preeclampsia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemas Sunan Haryanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari variabel organizational invesment in social capital (OISC) pada komitmen dan kinerja, dengan unit analisis frontliner BNI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OISC pada kinerja tidak dapat terhubung secara langsung, hal ini dibuktikan dengan hasil yang positif namun tidak signifikan. Oleh karena itu perlunya mediator dalam hubungan OISC pada kinerja sangatlah penting

ABSTRACT
The focus on this study is to know the positive and significant variable of influence Organizational Investment on Social Capital (OISC) in service employee commitment and job performance, with focus on BNI’s frontliner. The research is qualitative and quantitave descriptive interpretive. The data show thats OISC is positive but not significant with job performance, thus the result must with indirrect line. Therefore OISC is crucial need mediator to connect with job performance"
2014
S54459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Kewa Tri Rahayu
"Risiko ergonomis terhadap postur kerja staf layanan kesehatan yang bertanggung jawab atas perawatan pasien, memiliki risiko lebih rentan yang dapat menyebabkan penyakit muskuloskeletal dibandingkan dengan bidang kerja lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran postur kerja dan keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan slide sheet dan manual untuk perawat di Unit Stroke Jatinegara Premier.
Ini adalah penelitian observasional analitik dengan studi cross sectional, faktor independen dari faktor pekerjaan (durasi, beban, shift kerja, pegangan beban metode kerja), faktor individu (usia, masa kerja, jenis kelamin, indeks massa tubuh), menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk gambaran postur kerja dan kuesioner NBM (Nordic Body Map) untuk mendapatkan gambaran dengan menggunakan Skala Likert 4 indikator keluhan nyeri. Pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel untuk beda proporsi dua kelompok (satu arah) oleh Gerr et al., 2002 didapatkan besaran 14 sampel.
Hasilnya dari penelitian untuk postur kerja pada penangangan pasien secara manual dengan metode REBA didapatkan postur kerja dengan risiko ergonomi tinggi dengan nilai rata-rata 8 sampai dengan 10 sedangkan dengan menggunakan slide sheet rata-rata adalah 3 sampai dengan 7 dengan kategori risiko ergonomi sedang, untuk keluhan muskuloskeletal pada penanganan pasien secara manual berdasarkan kuesioner Nordic Body Map didapatkan tingkat nyeri rata-rata 2 sampai dengan 3 yaitu sedikit ada keluhan nyeri di bagian atas leher, leher bagian bawah, bahu kiri, bahu kanan, lengan atas, di punggung dan pinggang sedangkan penanganan pasien menggunakan slide sheet tingkat nyeri rata-rata 1sampai dengan 2 yaitu tidak ada keluhan sama sekali.
Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan signifikan antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada penggunaan slide sheet dan manual dengan jenis kelamin (p value <0,05) dan masa kerja (p value <0,05).Disarankan untuk rumah sakit menambah jumlah slide sheet dan melakukan evaluasi dan monitoring terhadap postur kerja ergonomis pada penanganan pasien.

Ergonomic risk towards the work posture of health service staff responsible for patient care has more vulnerable risks that could cause musculoskeletal disorders compared to other occupational fields. The purpose of this study is to describe work posture and musculoskeletal disorders by using slide sheets and manuals for Stroke Uni nurses in premier Jatinegara Hospitalt.
This is an analytical observational study with a cross sectional design. Variables of this study contain factors independent of occupational factors (duration, burden, work shift, handle of work method load), individual factors (age, years of service, gender, body mass index), by using REBA (Rapid Entire Body Assessment) to describe work posture and NBM (Nordic Body Map) questionnaire to describe pain complaints with Likert Scale 4 indicators. Sampling using the sample size formula for different proportions of two groups (one direction) by Gerr et al., 2002 quation collected 14 samples.
Based on the results of this study on the work posture of patient handling calculated manually with the REBA method, it is obtained a high ergonomic risk work posture with an average value of 8 to10, while using slide sheets is the average of 3 to 7 (moderate ergonomic risk category). The average of pain level of musculoskeletal disorders on patients handling based on the NBM questionnaire is 2 to 3, there was a slight complaint of pain at the top of the neck, lower neck, left shoulder, right shoulder, upper arm, back and waist, while using slide sheets is the average of 1 to 2 (no complaints).
Based on the results of this study were significantly between that work posture and musculoskeletal complaints by using slide sheet and manuals releated to gender (p value<0,05) and work periode (p value<0,05). It is suggested to hospital to add the slide sheets, evaluate and monitor the ergonomic work posture for handling patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyra Septi Diana
"Diabetes melitus tipe 2 meningkat pada usia 15-24 tahun akibat perubahan gaya hidup, pola makan yang cepat berkembang. Hal ini disebabkan oleh peningkatan glukosa darah akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas (International Diabetes Federation, 2023). Usia 15-24 tahun dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dan mempengaruhi kesehatan di usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun usia 15-24 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan data SIPTM pada penduduk usia 15-24 tahun di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2022. Hasil: Prevalensi diabetes melitus pada usia 15-24 tahun di Provinsi DKI Jakarta tahun 2022 sebesar 2,0%. Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun adalah riwayat keluarga DM (AOR = 8,171). Faktor-faktor terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun adalah hipertensi (AOR=5,227), konsumsi gula berlebih (AOR=1,342), merokok (AOR=1,327), indeks massa tubuh (AOR= 1,303), obesitas sentral (AOR=1,204), dan konsumsi buah dan sayur (AOR=0,854). Saran: Merencanakan program untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Perlu memperdetail pertanyaan kuesioner pada variabel konsumsi buah dan sayur, konsumsi gula garam lemak berlebih dan aktivitas fisik. Penelitian dengan analisis lanjut diperlukan dalam penelitian ini.

Type 2 diabetes mellitus increases at the age of 15-24 years due to fast-growing changes in lifestyle and diet. This is caused by an increase in blood glucose due to a lack of insulin production by the pancreas (International Diabetes Federation, 2023). Ages 15-24 with type 2 diabetes have a higher risk of complications and affect health in adulthood. This study aims to determine the risk factors related to type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years and 15-24 years in DKI Jakarta Province. Methods: This study used a cross-sectional design using SIPTM data in the population aged 15-24 years at the DKI Jakarta Provincial Health Office in 2022. Results: The prevalence of diabetes mellitus at the age of 15-24 years in DKI Jakarta Province in 2022 was 2.0%. The most dominant risk factor for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years was a family history of DM (AOR = 8.171). Results: The prevalence of diabetes mellitus at the age of 15-24 years in DKI Jakarta Province in 2022 was 2.0%. The most dominant risk factor for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years was a family history of DM (AOR = 8.171). The factors for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years were hypertension (AOR=5.227), excess sugar consumption (AOR=1.342), smoking (AOR=1.327), body mass index (AOR=1.303), central obesity (AOR=1.204), and fruit and vegetable consumption (AOR=0.854). Suggestion: Plan a program to increase family support in implementing a healthy lifestyle from an early age. It is necessary to detail the questionnaire questions on the variables of fruit and vegetable consumption, sugar consumption, salt, excess fat and physical activity. Research with further analysis is needed in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library