Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismanto
"ABSTRAK
Pembauran teknologi dan layanan telekomunikasi dan informasi menciptakan kesempatan baru untuk mendesain ulang berbagai jasa, termasuk layanan telepon. Menurunnya biaya operasi dan investasi layanan telepon Internet memberikan pembenaran yang baik atas Insourcing layanan telepon bagi perusahaan-perusahaan besar.
PT RS sebagai perusahaan outsourcer bagi layanan teknologi informasi dan telekomunikasi perusahaan-perusahaan Kelornpok LSL, mengenali peluang ini untuk menambah layanan yang diberikan kepada pelanggannya, PT RS melakukan kerjasama pengembangan layanan telepon internet dengan salah satu perusahaan dalam grup tersebut. Pada tahap awal ini dilakukan evaluasi penerapan layanan ini pada tiga cabang besar di Surabaya, Ujungpandang dan Palembang.
Sebagai langkah awal, PT RS melakukan evaluasi sumberdaya teknologi informasi dan telekomunikasi yang dimiliki perusahaan tersebut. Sumberdaya teknologi merupakan faktor utama dalam menerapkan layanan ini karena pertimbangan kualitas layanan yang mengambil patokan (benchmark) kualitas layanan telepon yang saat ini digunakan.
Selain itu, PT RS harus mengevaluasi rnanfaat insourcing menggunakan analisis nilai proyek untuk melihat perbandingan biaya dan manfaat dari upaya insourcing tersebut. Dan mengevaluasi perkiraan kualitas layanan bila diimplementasikan agar didapat kualitas yang sesuai dengan kualitas patokan.
Dalam memperkirakan kualitas layanan yang akan diperoleh, PT RS menggunakan persyaratan teknis dan pembuat perangkat dan menggunakan analisis sistem antrian untuk melihat tingkat ketersedjaan layanan terhadap kebutuhan, Spesifikasi dan pembuat perangkat memberikan jaminan kualitas layanan setara Telkom bila dipenuhi. Sedangkan analisis sistem antrian memberikan gambaran tingkat ketersediaan layanan sesuai dengan beban permintaan Layanan. Beban permintaan layanan merupakan data historis pemakaian layanan telepon antara ketiga cabang dengan kantor pusat pada bulan Januari 2001.
Hasil dari penelitian ini berupa peluang untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan teknologi informasi perusahaan untuk menurunkan biaya pemakaian telepon antan kantor kantor cabang perusahaan. Pada penelitian ini, walaupun beban penggunaan layanan sangat rendah (kemungkinan menunggu dalam antrian maksimal 11%), upaya Insourcing telah memperoleh pembenaran secara keuangan dengan mendapatkan nilai bersih positif. Sedangkan biaya telepon dari ketiga kantor cabang ke kantor pusat menjadi tidak ada karena jaringan Internet merupakan biaya tetap yang sudah ada sebelumnya. Untuk lingkup ketiga cabang tersebut saja, proyek mempunyal nilai bersih saat ini (Net Present Value) sebesar Rp 259.430.37 1 untuk jangka dua tahun.
Melihat perubahan lingkungan eksternal, maka upaya lnsourcing merupakan upaya untuk menyeimbangkan kekuatan menawar dari perusahaan sebagai pelanggan Telkom atas hak memperoleh pelayanan pelanggan yang baik.
Pada saat ¡ni, Dewan Perwakilan Rakyat dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia telah menyetujui rencana kenaikan tarif layanan tetepon dan Telkom. Dengan upaya insourcing layanan telepon antar cabang-cabang perusahaan memberikan kepastian biaya dan menghindari kecenderungan meningkatnya biaya layanan telepon.
Pada penelitian ini data yang tersedia adalah rincian pemakaian telepon dari ketiga cabang ke kantor pusat pada bulan Januari 2001. Keterbatasan data ini mengakibatkan evaluasi manfaat insourcing tidak menyeluruh pada lingkup korporat. Akibat yang lain adalah penyeimbangan komitmen dan fleksibilitas investasi teknologi informasi tidak mendapatkan hasil yang optimal karena Iingkup penelitian terbatas pada ketiga cabang tersebut. Kami menyarankan agar diadakan penelitian untuk mengkaji penerapan layanan telepon Internet pada perusahaan dengan lingkup korporat untuk dijadikan patokan bagi perusahaan-perusahaan lain.
"
2001
T3017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad A. Alfarisji
"Pada awal milenia ke-3 ini bangsa Indonesia dihadapkan pada banyak masalah. Utamanya pada disintegrasi bangsa dan pemulihan ekonomi nasional. Telekomunikasi yang berfungsi untuk meneniskan pesan dari asal ketujuan sangat dibutuhkan untuk mampu mendukungnya bukan saja pada masa sekarang bahkan pada masa yang akan datang diperiukan terus menerus secara lebih baik, aritara lain dengan saling berinteraksi, demi mendorong psningkatan produkiivitas dan efesisnai usaha meialui pertuksran informasi diberbagai bidang, antara lain sosial, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya. Fungsi pertukaran informasi inilah yang perlu terus dikembangkan melalui telekomunikasi, lebih khusus melalui telckomunikasi nirkabel dimasa mendatang.
Komselindo sebagai salah satu operator seluler yang mengoperasikan dua macam teknologi yaitu AMPS (teknologi analog) dan CDMA (teknologi digital). AMPS yang memakai teknologi analog mempunyai banyak kekurangan dibandingkan GSM yang memakai teknologi digital, sehingga banyak peianggan AMPS yang beraiih ke GSM. Untuk mengimbangi GSM dan memberi pelayanan yang lebih baik kepada peianggan, PT. Komselindo mulai tahun 1997 menggunakan CDMA di seluruh wilayah layanannya. Namun sangat disayangkan krisis moneter yang melanda Indonesia, telah menyebabkan tertundanya peluncuran CDMA secara besar besaran hingga saat ini. Nilai tukar Rupiah terhadap Amerika Dollar yang terus melemah menyebabkan harga handset CDMA yang hams diimport menjadi sangat mahal saat dtjual di Indonesia, sehingga tidak terbeli oleh sebagian besar masyarakat, terlebih pada situasi krisis saat itu.
Kondisi perekonomian yang mulai membaik dan pasar telepon seluler mulai tumbuh kembali dengan pesat, tetapi CDMA belum bisa beroperasi sepenuhnya menggantikan AMPS. Penyebab yang membuat pelanggan AMPS maupun GSM enggan untuk memakai CDMA, dikarenakan antara lain harga handset yang masih lebih mahal dibandingkan handset GSM, model handset kurang menarik dan daerah pelayanan yang tidak seluas GSM. Faktor keterbatasan ini membuat pelanggan Komselindo yang kurang puas dengan AMPS berpindah ke GSM.
Menurunnya jumlah pelanggan membuat pendapatan Komselindo ikut nienurun sehingga struktur keuangan perusahaanpun tidak kuat. Struktur keuangan yang lemah membuat KomseHndo tidak mempunyai dana yang cukup untuk melakukan promosi besar-besaran, sehingga CDMA kurang dikenal oleh masyarakat luas. Seperti diketahui bahwa untuk memperkenaikan sesuaru yang baru diperlukan promosi yang besar dan intensif. Ditainbah lagi akan masuknya beberapa pemain bara yang mengoperasikan teknologi DCS 1800 (GSM 1800) pada tahun 2001 ini yang akan didukung oleh modal yang besar dan teknologi selular baru akan rrienjadi ancaman berat untuk Komselindo.
Trend teknologi seluler masa depan (3G) yang berbasis teknologi digital CDMA, pertumbuhan pasar telepon seluler yang makin pesat dan didukung faktor-faktor internal yang menguntungkan seperti pengaiaman sebagai operator seluler sejak tahun 1991, bangkitnya riset dan development menjadi dasar bagi Komselindo untuk menerapkan strategi growth untuk jangka waktu lima tahun kedepan. Permasalahan internal Komselindo seperti struktur keuangan yang lemah, kondisi SDM dengan loyalitas kerja rendah, koordinasi internal kurang baik merupakan hambatan tersendiri untuk mencapai tujuan pertumbuhan jangka panjang. Untuk itu hams disusun strategi jangka pendek untuk dua tahun ke depan yang terdiri dari beberapa strategi fungsional seperti pemasaran yang selektif, keuangan mandiri, memberdayakan SDM, mengaktifkan R&D dan mengefektifkan operasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Bambang Harjono
"Rekapitalisasi perbankan oleh pemerintah, kini telah memasuki tahap akhir. Beberapa bank telah menyelesaikan program tersebut dan dikembalikan pengawasannya oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada Bank Indonesia. Salah satu dari bank yang telah lulus dari rekapitalisasi tersebut adalab PT Bank Central Asia, Tbk. (BCA).
Dengan selesainya program tersebut, tantangan yang baru kini menghadang BCA. Tantangan itu ìalah bagaimana menerapkan visi dan misi hasil paradigma baru, ke dalam suatu strategi yang sesuai dengan perkembangan industri perbankan nasional. Strategi tersebut harus dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki (jaringan cabang dan ATM yang luas, reputasi yang baik, customer base yang besar, dll) untuk menganibil peluang yang ada, terutama di sektor Usaha Kecil dan Menengah.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada karya akhir ini adalah untuk menganalisis dan mengusulkan strategi bisnis bagi BCA untuk tahun 2002 ? 2004, berdasarkan keunggulan, kemampuan, dan faktor-faktor yang terdapat pada perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan kinerja bank dalam meningkatkan daya saingnya. Dengan demikian bank dapat memfokuskan kegiatan operasionalnya pada segmen Usaha Kecil dan Menengah khususnya dalam menghadapi dinamika persaingan industri perbankan di Indonesia serta meningkatkan daya saìngnya di masa yang akan datang. Untuk menggambar dinamika persaingan perbankan, digunakan beberapa bank, baik yang berasal dan bank pemerintah, bank swasta nasional maupun bank asing.
Berkenaan dengan semakin ketatnya persaingan perbankan di masa yang akan datang - terutama dengan masuknya bank asing di Indonesia ? BCA dapat melakukan pembenahan yang bertujuan untuk mengatitisipasi persaingan tersebut. Langkah yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan diferensiasi produk, investasi di bidang penelitian dan pengembangan (Litbang), penelitian dan pengembangan (Litbang), pembelian aset berkualitas dari BPPN, aliansi dengan bank asing, pelatihan terhadap karyawan yang berpotensi serta rasionalisasi terhadap karyawan yang kurang berkembang.
Penerapan strategi yang tepat khususnya dalam segmen pasar UKM - akan menghasilkan perkembangan dan penguasaan pasar yang mengikat. Namun demikian sernuanya tidak akan mungkin terjadi j¡ka tidak didukung oleh komitmen yang kuat dari seluruh karyawan perusahaan. Sebab suatu strategi baru akan berjalan dengan efektif jika dilaksanakan scara konsisten dan berkesinambungan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erijanto
"Joint Operation adalah salah satu cara dalam mengelola suatu proyek konstruksi, yang mana dalam pembentukannya dapat terjadi antara sesama perusahaan konstruksi nasional maupun dengan perusahaan konstruksi asing.
Berdasarkan sebuah penelitian Internasional yang dilakukan oleh Li Bing & L.K Tiong (1999) tentang faktor faktor berisiko dalam sebuah Joint Venture, terdapat tiga faktor utama yang dapat menimbulkan risiko yaitu, faktor internal, faktor spesifik proyek dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang berisiko dapat dibagi kedalam sepuluh faktor, yaitu kondisi keuangan perusahaan induk perhitungan laba/rugi proyek sikap saling tidak percaya antara karyawan, adanya perubahan kebijakan perusahaan induk, kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner, adanya intervensi yang berlebihan dari salah satu pihak, ketidakpuasan dalam penempatan staf, ketidakpuasan dalam pengalokasian pekerjaan, alih teknologi dan adanya perbedaan budaya, sosial dan kepercayaan dari partner.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa perusahaan konstruksi nasional yang pernah melaksanakan proyek konstruksi yang dikelola secara Joint Operation, dengan jalan menyebarkan kuesioner, dan mengkaji dokumen proyek terkait. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar dari responden beranggapan bahwa kondisi keuangan perusahaan induk, sikap saling tidak percaya antara karyawan dan kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner merupakan faktor faktor internal yang sangat berpengaruh dalam sebuah Joint Operation yang mana hal-hat diatas dapat mempengaruhi kinerja dari proyek konstruksi tersebut.

Joint Operation is one of the way in managing a construction project, which is the establishment could be formatted between the National Construction Companies itself or with the International Construction Companies.
Based on an international research by Li Bing & Robert Lee-Kong Tiong (1999), the risk factors are grouped into three main groups: Internal Factor, Project-specific Factor and External Factor, the risk of internal factors can he categorized into fen factors: Partner 's parent company in financial problems, disagreement on accounting of profits and loss, employees from each partner distrust each other, policy changes in your partner 's parent company, partner's lack of management competence and resourcefulness, overinterference by parent company of either partner, disagreement on allocation of staff positions, disagreement on allocation of works, technology transfer dispute and different social, culture, and religious_
Research by distributing questionnaires and document studies to some of the National Construction companies, who have performed Joint Operation of a construction project, can be concluded that mostly of the respondents are agree that the partner 's parent company in financial problems, employees from each partner distrust each other and partner's lack of management competence and recourcefulness, they are the main internal factors that influence to the Joint Operation and will create a bad impact to the performance of the construction project.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Adi Yuwono
"Pembangunan infrastruktur dimaksudkan untuk memacu proses perkembangan wilayah yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi rakyat, selain itu juga dapat memperlancar arus transportasi dari sentra-sentra produksi ke daerah pemasaran.
Hasil pengamatan pada proyek pembangunan jalan, pekerjaan tanah merupakan faktor penentu dan sangat berpengaruh pada kelancaran pekerjaan berikutnya. Apabila kita amati bahwa nilai pekerjaan tanah pada proyek pembangunan jalan bebasa hambatan rata-rata berkisar antara 5 % - 15% dari nilai total proyek pada kondisi ini mutlak diperlukan dukungan peralatan berat untuk menunjang percepatan pelaksanaan proyek maka efektivitas maupun efisiensi peralatan menjadi sangat penting apalagi didukung dengan konfigurasi peralatan yang tepat.
Pada penelitian ini, konfigurasi peralatan yang digunakan adalah Excavator, Dump Truck, Motor Grader dan Vibrator Roller. Dari data-data penelitian dapat diketahui produktivitas aktual masing-masing alat, sehingga hasil analisisnya setelah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata teoritis diperoleh Faktor Operasi. Dalam perhitungan harga satuan pekerjaan tanah selain faktor operasi juga harus memperhitungkan nilai tukar dollar, harga bahan bakar, upah operator dan inflasi.
Manfaat hasil studi ini adalah menentukan perencanaan keseimbangan konfigurasi alat untuk pekerjaan tanah dan diharapkan dapat berguna untuk perencanaan biaya sampai dengan prediksi kontrak ke depan.

Equipment Plan on Earth Work Considering On Productivity and Cost Equipment Case Study of J.O.R.R Section S ProjectInfrastructure development is intended to exchange regional development process that affecting social economics growth as will as accelerating transportation flow production centre to market area.
As an observation results on highway construction project show that earthwork decisive factor and have significant influence on the flow of the next process of work The observation review shows that the earthwork on highway construction project has value average, within 5 % - 15 % of total project amount in this condition the heavy equipment is needed to accelerate project completion, hence the effectively and efficiency of equipment become highly important, especially if supported by right plan configuration.
In this study, we use plant configuration of excavator, dump truck, motor grader and vibrator roller some research could show the actual productivity of each equipment, hence the analysis result after being compared with the average theoretical productivity will give the operations factor.
On the calculation of unit price of earth work includes the operation's factor, as will as dollar exchange rate, fuel rate, operator's wages and monetary inflation.
Benefit from this study is to decide the balance configuration equipment plant on earth work, and hopefully can be use to make cost analysis for the next contract project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T10409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Mulyadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S48708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Kusumasari
"Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pengembangan produk barn yang dilakukan oleh salah satu perusahaan consumer product di Indonesia Proses pengembangan produk baru yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki sistem pengembangan produk di perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Obyek penelitian adalah pengembangan produk Water Base Liquid Insecticide Spray, yang dikembangkan dengan tujuan menggantikan produk HIT Oil Spray (HOS), sejenis anti nyamuk berbentuk cair. Bahan baku HOS, ± 95% merupakan minyak tanah. Dampak dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005 adalah turut naiknya harga minyak tanah industri. Harga minyak tanah industri pada bulan Januari tahun 2005, semula Rp. 2.1007- menjadi Rp. 6.400,- pada bulan Oklober pada tahun yang sama (kenaikan 204,76%), menyebabkan kenaikan biaya bahan baku produk HOS. Tanpa menaikkan harga jual produk, memproduksi HOS tidak lagi menguntungkan bagi perusahaan.
Metodologi penelitian dilakukan dengan cara observasi terhadap langkah-langkah pengembangan produk barn yang dilakukan oieh PT Megasari Makmur, diawali dengan adanya kebutuhan, kemudian timbulnya gagasan, pembuatan dan pengujian prototype sampai dengan perhitungan biaya produk.
Hasil dari pengujian prototype menunjukkan produk baru ini memenuhi syarat sebagai pembasmi serangga, dengan waktu yang diperlukan untuk melumpuhkan serangga uji kurang dari 4 merit dan dari kuestioner yang disebarkan, 93% responder menyatakan puas dengan produk ini. Hasil dari perhilungan biaya menunjukkan bahwa perusahaan dapat menekan biaya bahan baku produk sebesar ± 25,87% dibanding dengan bila tetap memproduksi HOS, dan dapal memperoleh keunlungan melalui penjualan produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengganti HIT OilSpray dengan water base liquid insecticide spray merupakan gagasan yang tepat bagi perusahaan, sedangkan langkah-langkah pengembangan produk tersebul sesuai dengan teori, sehingga langkah pengembangan produk water base liquid insecticide spray disarankan unluk dipakai sebagai acuan dalam mengembangkan produk insektisida yang berupa produk subsitusi.

The purpose of the research is to evaluate the product development process in developing new product that was done by one of the consumers product manufacturing company in Indonesia. The development process being observed was then compared to the available theory on product development process. The research is expected to improve the product development system in the company so that it will be able to deliver products with satisfying quality.
The object of the research is the development of water base liquid insecticide spray, which was developed to replace the existing product : HIT Oil Spray (HOS), a liquid insecticide. The effect of the government regulation on the price of fuel oil in 2005, is the price rise of kerosene used by industry. This caused a rise in the material cost of HOS, being ± 95% kerosene. The puce of industrial kerosene in January 2005 was Rp. 2.100,- and became Rp. 6.400,- in October 2005, a 204.76% increase. Without raising the price of HOS, producing HOS was not profitable for the company anymore.
The research methodology is observation on the process of new product development done by PT Megasari Makmur, starting with needs identified, concept generation, prototyping and testing the prototype and economic analysis of the new product proposed.
The result of the prototype testing showed the new product met the requirement as an insecticide, with the time needed for insect knockdown less than 4 minutes and from the questioner, 93% of the respondent was satisfied with the performance of the product. The result of the economic analysis on the new product proposed showed 25.87% cut down on material cost and the company may gain profit from producing it.
Research showed the replacement of HIT Oil Spray with water base liquid insecticide spray is the right decision for the company and the process development of the new product had correspond with the theory on process of product development, therefore the steps taken in the development of water base liquid insecticide spray is suggested as reference in developing substitute insecticide products for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iklina
"Pelabuhan Perikanan Muara Angke merupakan salah satu aset vital dalam menunjang usaha industrialisasi perikanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota DKI Jakarta. Peningkatan aktivitas yang berlangsung pada kawasan PP Muara Angke mengakibatkan kinerja pelabuhan menjadi tidak optimal dan kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan rencana detail tata ruang dapat mempengaruhi rencana pengembangan kawasan di masa mendatang.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja PP Muara Angke saat ini dan keterkaitan pelabuhan terhadap hinterland dan foreland, merumuskan strategi pengembangan, dan pengukuran kinerja bagi masing-masing rumusan strategi tersebut.

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei, dengan teknik analisis statistik deskriptif dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner kepada 70 responden, wawancara, dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Analisis situasi lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), yaitu dengan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, dan Legal), keterkaitan pelabuhan dengan foreland dan hinterland, penilaian kinerja dengan Balanced Scorecard, dan tingkat pemanfaatan fasilitas. Dari hasil analisis matriks TOWS didapatkan rumusan strategi yang diantaranya adalah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pemanfaatan aset, sinkronisasi antara rencana tata ruang daratan dan tata ruang pesisir, menciptakan pengaturan zonasi yang mendukung tata niaga perikanan, dan pembenahan kawasan kumuh. Rumusan strategi tersebut diterjemahkan ke dalam ukuran kinerja Balanced Scorecard sebagai alat untuk mengukur pencapaian strategi.

Kesimpulannya adalah dengan mengimplementasikan rumusan strategi dan ukuran kinerjanya diharapkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi dan juga meningkatkan kinerja dan pengelolaan kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Angke demi  mewujudkan pelayanan publik terbaik.


The fishing port of Muara Angke is a vital asset in supporting fishery industrialization and economic growth in DKI Jakarta. Increased activity in the Muara Angke fishing port causes its performance being not optimal, and also current conditions that are not in accordance with the spatial plan will affect the port area development plan in the future.

Therefore, this study aims to assess the performance of Muara Angke fishing port and the linkages between the hinterland and foreland, formulates development strategy and determines the performance measures.

This quantitative research uses survey method with descriptive statistical analysis technique with data based on questionnaires to 70 respondents, interviews, and observations. Environmental situation analysis was conducted to identify external and internal factors, through SWOT analysis with PESTEL analysis (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological and Legal), and foreland-hinterland linkages, performance assessment with the Balanced Scorecard, and the rate of utilization of the facilities. By TOWS Matrix, the strategies have been formulated such as cooperating with private sectors, synchronizing between mainland and coastal spatial plan, creating a zone arrangement to support marketing of fishery, and making improvement for slum areas. All of the strategies are translated into Balanced Scorecard performance measures as tools to assess strategy achievement.

In conclusion, the implementation of strategies and performance measures are expected to provide social and economic benefits and also improve the performance and management of Muara Angke fishing port to provide the best public services."

Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library