Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Zuhdi Allam
"Kurator dan kegiatannya adalah jantung museum sekaligus menjadi bukti empiris dari perkembangan museologi. Cara kurator melakukan tugasnya menunjukkan pendekatan museologi apa yang dipraktikkan di museum. Mengingat museologi harus beradaptasi dengan konteksnya, diskusi mengenai kegiatan kuratorial menjadi dinamis. Sayangnya, penelitian terkait kegiatan kuratorial di museum-museum di Indonesia masih jarang. Kebanyakan penelitian yang ada fokus pada apa yang seharusnya museum dan kurator lakukan dan sedikit memberi perhatian pada realitas kegiatan kuratorial di museum. Penelitian ini mengeksplorasi beragam kegiatan kuratorial di lima museum di Jakarta, Ibukota Republik Indonesia dan barometer perkembangan permuseuman di negara ini. Lima museum yang terpilih merepresentasikan perbedaan koleksi dan pemilik. Data penelitian diperoleh dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan kuratorial yang dilakukan di museum guna memperkaya perspektif kuratorial dalam diskusi museologi dunia.

Curatorship is the heart of museum the empirical evidence of museology development. The way curator does their duties shows what kind of museology practiced in museum. Since museology should be adapted to its context, either social, political, and historical; the discussion of curator’s job is dynamic. Unfortunately, it is rare to see a study on curator in Indonesian museum landscape. Most voices in museology academic is focusing what should curators do, while give a little attention to the reality of curatorship in museum. This study will explore a variety of curatorial activities in five museums in DKI Jakarta, capital of Indonesia and barometer of Indonesian museology development. The Five museums chosen are different from each other (its collection and its owner). The data is collected through observation and interviews with museum workers (since not every museum has curator). The aim of this study is to understand curatorial works done in Jakarta museums. Thus, the result will enrich the perspectives of museology worldwide. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Setiawan
"Tesis ini menjelaskan tentang penelitian konservasi sebagai salah satu ciri new museum dengan perspektif baru. Penelitian dilakukan terhadap manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Kegiatan manajemen konservasi museum baru mencakup struktur organisasi, prinsip, program, penelitian, dan teknologi informasi dalam bidang konservasi. Hasil analisis dan pembahasan penelitian, menyimpulkan Museum Etnobotani Indonesia belum memiliki manajemen konservasi yang sesuai dengan konsep museum baru. Kegiatan konservasi masih berorientasi terhadap pelestarian koleksi benda budaya yang merupakan ciri museum tradisional. Untuk menjadi sebuah museum baru dalam bidang manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia harus memperluas konsep pelestarian yang tidak hanya melestarikan koleksi benda budaya. Akan tetapi, melestarikan koleksi budaya tak benda seperti memori kolektif masyarakat dengan membuka informasi seluas luasnya terhadap publik.

This thesis describes the study of conservation as one of the characteristics of the new museum with a new perspective. Research conducted on conservation management Ethnobotany Museum Indonesia, using a qualitative approach. The new museum conservation management activities include organizational structure, principles, programs, research, and information technology in the conservation field. The results of the analysis and discussion of research concluded Ethnobotany Museum Indonesia does not have a conservation management in accordance with the concept of the new museum. Conservation activities are still oriented towards the preservation of cultural collections that are characteristic of traditional museums. To become a new museum in the field of conservation management Ethnobotany Museum Indonesia must expand the concept of preservation is not only to preserve a collection of cultural objects. However, preserving a collection of cultural objects such as people's collective memory with the widest breadth of information open to the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Haryanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang aspek poetics dalam suatu tata pamer. Aspek poetics yang dijalankan dalam penelitian ini adalah membangun aktivitasproduksi makna meaning making yang dihasilkan oleh tata pamer Galeri Kepresidenan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti MKRIBK . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aktivitasproduksi makna meaning making yang dihasilkan oleh tata pamer Galeri Kepresidenan MKRIBK dengan cara mengonsep ulang narasi melalui pemberian tema pada masing-masing galeri presiden. Hasil penelitian ini adalah MKRIBK patut didorong untuk lebih mengembangkan tata pamernya mengikuti kaidah poetics dengan cara mendesain ulang tata pamer Galeri Kepresidenan MKRIBKmelalui pendekatan konstruktivis agar tercapai meaning making.

ABSTRACT
This study discusses the aspect of poetics in an exhibition. The poetics used in this research are for meaning making of the exhibition in Gallery of Honor of the Presidential Museum of the Republic of Indonesia Balai Kirti PMRIBK . This research is a qualitative research which aims to build meaning making activities for the exhibition in Gallery of Honor of the PMRIBK by re conceptualizing the narratives by giving each gallery in the museum a specific theme. The results of this research show that PMRIBK should be encouraged to further develop its exhibition by following the principles of poetics by redesigning the exhibition in the Gallery of Honor ofPMRIBK through a constructivist approach in order to achieve meaning making. "
2017
T50791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Agustina
"Pada abad ke-19 dengan adanya pengaruh bangsa Eropa, kota-kota di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari segi pembangunan sarana dan prasana. Bangunanbangunan didirikan untuk menunjang kegiatan pada masa itu juga tidak lepas dari adanya pengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Griya Mulya merupakan bangunan yang didirikan pada saat wilayah di Purworejo mendapat pengaruh dari bangsa Eropa. Bangunan GPIB Griya Mulya memiliki nilai historis yang penting dalam Kristenisasi di Purworejo. Sebagai bangunan Cagar Budaya, penting untuk menjaga kelestarian bangunan GPIB Griya Mulya Purworejo. Penelitian ini membahas tentang gaya bangunan GPIB Griya Mulya Purworejo. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada tahapan penelitian arkeologi yang disusun oleh Sharer & Ashmore yang terbagi menjadi tujuh tahap, yaitu formulasi penelitian, implementasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, interpretasi data, dan publikasi hasil penelitian. Hasil penelitian melalui analisis komponen-komponen bangunan menunjukkan adanya beberapa gaya pada bangunan gereja, diantaranya adalah Gotik, Neo-Klasik, Art Deco.

In the 19th century, with the influence of Europeans, cities in Indonesia experienced rapid development in terms of the development of facilities and infrastructure. The buildings erected to support activities at that time were also influenced by European culture. The Protestant Church in Western Indonesia (GPIB) Griya Mulya is a building that was built when the area in Purworejo was influenced by Europeans. The GPIB Griya Mulya building has an important historical value in Christianization in Purworejo. As a Cultural Heritage building, it is important to preserve the GPIB Griya Mulya Purworejo building. This study discusses the building style of GPIB Griya Mulya Purworejo. The research method used refers to the stages of archaeological research compiled by Sharer & Ashmore which are divided into seven stages, namely research formulation, research implementation, data collection, data processing, data analysis, data interpretation, and publication of research results. The results of the study through the analysis of building components show that there are several styles in the church building, including Gothic, Neo-Classical, Art Deco.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nik Desiam Alhamdi
"Raden Saleh yang merupakan seorang pelukis terkenal merancang dan mengarsiteki rumah tinggal yang ditempatinya di Cikin pada tahun 1852-1867 (sekarang Rumah Sakit PGI Cikini). Arsitektur yang dibuat oleh Raden Saleh pada bangunan Eks Rumah Raden Saleh dipengaruhi dengan berbagai macam latar belakang dirinya. Permasalahan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana komponen-komponen arsitektur dan ornamen pada bangunan Eks Rumah Raden Saleh serta identitas Raden Saleh direpresentasikan pada bangunan Eks Rumah Raden Saleh. Penelitian ini menggunakan metode K.R. Dark, yaitu dengan tahapan sumber data, data, bukti, dan interpretasi. Penelitian ini menggunakan teori identitas dalam membantu menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan terdapat berbagai macam unsur gaya Neo-Gotik pada Eks Rumah Raden Saleh dan unsur gaya Eklektik. Identitas Raden Saleh juga direpresentasikan melalui komponen dan ornamen bangunan, seperti identitas kebudayaan dan agama yang mempengaruhi Raden Saleh dalam membangun bangunan tersebut.

Raden Saleh, who was a well-known designer, designed and architected the residence he occupied in Cikini in 1852-1867 (now the PGI Cikini Hospital). The architecture made by Raden Saleh in the Former Raden Saleh House building was influenced by various backgrounds from him. The research problem raised in this study is how the style of architectural components and ornaments in the Former Raden Saleh House building and Raden Saleh's identity are reflected in the Former Raden Saleh House building. This study uses the K.R. method. Dark, namely the stages of data sources, data, evidence, and interpretation. This study uses identity theory to help answer research problems. The results of this study explain that there are various kinds of Neo-Gothic style elements in the Raden Saleh Former House and elements of the Eclectic style. Raden Saleh's identity is also represented through building components and ornaments, such as cultural and religious identities that influenced Raden Saleh in constructing the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Septiani
"Pada penelitian-penelitian mengenai aktivis keagamaan, terdapat lima unsur yang diteliti, yaitu emosi, sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara,peralatan upacara, dan umat. Maka, dalam penelitian ini membahas tentang aktivitas keagamaan masyarakat Sunda Kuna pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16 Masihe yang menghubungkan pada tiga unsur saja, yaitu sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara, dan peralatan upacara.

In the study of religius activities, there eis five elements that has been researched. They are emotions, beliefs, ritus and ceremony, ceremony tools, and people of ceremony. Thus, this study is about Sudaness religy activities in the fourhteen century until the beginning of sixteen century, in corelating to three elements, thay are beliefs: ritus and ceremony, and ceremony tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elymart Jastro
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana proses menghasilkan pesan dari koleksi museum. Pesan yang dimaksud adalah sebuah informasi hasil interpretasi suatu koleksi yang akan disampaikan kepada pengunjung. Koleksi yang menjadi objek penelitian adalah koleksi perahu tradisional Nusantara yang berada di gedung C Museum Bahari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan teori museologi untuk konsep permuseuman dan koleksi serta teori komunikasi (teori produksi pesan dan teori penyajian pesan) untuk menganalisis objek agar menghasilkan pesan yang akan diterima pengunjung. Pesan yang disampaikan adalah pesan mengenai teknologi yang digunakan pada perahu tradisional Nusantara. Hasil penelitian ini adalah sebuah produk berupa informasi tekstual dan informasi visual yang dituliskan pada label dan media informasi lainnya.

This thesis explains about the process of resulting a message of museum collections. The message which is explained here is an information of interpretation result of a collection that will be delivered to visitors. The object of research is Nusantara's traditional boats collections which is located in building C Museum Bahari. This research is a qualitative research which use museology theory for museum concept and collections, and also communication theory (message production theory and message presentation) for analyzing the object that resulting a message which will be received by visitors. The message which will be delivered is a message about technology that is used in archipelago traditional boats. The result of this research is a product implemented in textual and visual information which is written in labels and other media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11829
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Junaedi
"Tesis ini membahas tentang mencari konsep awal di bangunnya Taman Mini Indonesia Indah TMII pada tahap perencanaan hingga peresmian tahun 1975 dan bagaimana konsep tersebut dapat diterima oleh pengunjung TMII sesuai dengan tujuan dibangunnya Penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif dan hasil penelitian menyatakan bahwa TMII dibangun dengan konsep The Living Museum atau Museum Hidup Konsep ini tidak teraplikasikan dengan baik oleh pengelola TMII hingga usianya telah 38 tahun Pengelola perlu mengembalikan konsep awal TMII melalui kebijakan kebijakan yang dibuatnya Kebijakan yang akan dibahas di tesis ini adalah terkait hal pendidikan museum Kebijakan kebijakan pendidikan yang perlu diambil oleh pengelola TMII antara lain tentang kebijakan yang mempunyai relevansi dengan koleksinya terkait dengan warisan budaya mengembangkan dan mengelola pendidikan museum serta hubungan dengan masyarakat TMII didalam penyampaian makna koleksi mempunyai 13 metode untuk menampilan koleksinya agar dapat dipahami oleh pengunjungnya Program program pendidikan perlu dibuat oleh pengelola TMII dengan menentukan untuk siapa yang akan menerima pendidikan di TMII koleksi mana yang perlu dipilih bagaimana cara pelaksanaan program pendidikannya dengan atau tanpa sesuatu kapan pelaksanaannya dan alat bantu apa yang lainnya Teori edukasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan teori pendidikan konstruktif dapat digunakan di kawasan TMII Sehingga pengelola TMII dapat membuat program program yang sesuai dengan teori pendidikan konstruktif.

This thesis discusses about the original concept of Taman Mini Indonesia Indah TMII in to the planning until the inauguration in 1975 and how this concept can be accepted by visitors of TMII allowing to the mission This research use the qualitative research and the results proved that TMII was build by the living museum concep This concept is not well applied by management of TMII till 38 years old Management need to restore back to early concept of TMII for they policy The Policy which will be discussed in this thesis is related to education museum The education policies that need to be taken by the management of the TMII include relevance to the collection related to cultural heritage develop and manage the museum education and community relationships To this case TMII how to explain 13 methods for those colection for visitor understanding by them abaout colection meaning The education programs have to maked by management TMII to choose who will received where the collection needs to be selected how the implementation of the education program with or without when its implementation and what else other tools Education theory suitable with environmental education theory can be used constructiv theory in the TMII area So management TMII can make programs as suitable with constructive education theory
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Duma Yanti
"Penelitian ini membahas tentang warisan budaya tidak berwujud masyarakat
Batak yang dikenal dengan nama Dalihan Na Tolu yang namanya diambil dari
benda budaya berupa tungku batu tiga kaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat sebuah bentuk pameran tetap yang dapat meluluhkan stereotip negatif
yang berkembang di masyarakat umum terhadap masyarakat Batak, dengan
menampilkan Dalihan Na Tolu sebagai identitas masyarakat Batak yang
dikomunikasikan lewat pameran tetap Museum Batak TB Silalahi Center
(selanjutnya disingkat Museum Batak TBSC). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan
dokumentasi. Data kemudian diolah secara deskriptif analitik. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa: (1) Dalihan Na Tolu merupakan warisan budaya tidak
berwujud yang patut diangkat menjadi identitas masyarakat Batak di Museum
Batak TBSC; (2) Museum Batak TBSC saat ini belum menonjolkan Dalihan Na
Tolu sebagai identitas Batak dalam pameran tetapnya; (3) Menampilkan Dalihan
Na Tolu di Museum Batak TBSC dapat dilakukan dengan menghubungkan
koleksi yang disusun dalam satu tema dengan Dalihan Na Tolu; (4) Untuk
menyederhanakan pemahaman terhadap Dalihan Na Tolu dilakukan dengan cara
menghasilkan makna konotasinya dengan teori Roland Barthes dari makna
harafiah Dalihan Na Tolu sebagai tungku batu tiga kaki; (5) Makna konotasi
Dalihan Na Tolu adalah struktur Sosial masyarakat Batak, masyarakat yang
seimbang, Masyarakat yang menjunjung kerjasama, masyarakat yang rukun dan
saling menghormati; (6) Pameran tetap Museum Batak TBSC didekonstruksi dan
disusun dalam sepuluh tema yang merangkul keunikan masyarakat Batak dan
setiap tema akan membangun salah satu makna konotatif Dalihan Na Tolu.

This study discusses the intangible cultural heritage of Batak society known as
Dalihan Na Tolu. The name of Dalihan Na Tolu is taken from the name of a
material culture which means the form of three-foot stone hearth. The purpose of
this study is to create a permanent exhibition form that can be devastatingly
negative stereotypes of the Batak people that developed in the general public, by
displays Dalihan Na Tolu as Batak society identity that communicated through
the permanent exhibition of Museum Batak TB Silalahi Center (hereinafter
abbreviated as Museum Batak TBSC). This study used a qualitative approach.
Data were collected through observation and documentation methods, and then
processed by descriptive analytic. Results of data analysis indicate that: (1)
Dalihan Tolu is an intangible cultural heritage should be communicated as
Batak’s identity; (2) Currently, Museum Batak TBSC not accentuate Dalihan Na
Tolu as Batak identity; (3) Showing Dalihan Tolu in Batak Museum can be done
by connecting Dalihan Na Tolu with the collection is arranged in a theme; (4) The
understanding of Dalihan Na Tolu is simplified through generating connotation
meaning of Dalihan Na Tolu through Roland Barthes's theory; (5) Connotation
meanings of Dalihan Na Tolu is the social structure of Batak society, balanced
society, people who uphold cooperation, society of harmony and mutual respect;
(6) The permanent exhibition of Museum Batak TBSC deconstructed and
organized into ten themes that embrace the uniqueness of Batak society and each
theme will build one of the connotative meaning of Dalihan Na Tolu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maliki
"Tesis ini membahas tentang pengembangan tata pamer, yang merupakan salah satu fungsi museum, Studi kasus yang dilakukan adalah Museum Timor Timur Taman Mini ?Indonesia Indah? Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang diawali dengan gambaran keadaan Museum Timor Timur sekarang ini. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu melakukan konsep penyajian museum yang lebih terarah dengan sesuai visi dan misi, tujuan museum Timor Timur. Kemudian menentukan desain alur pameran dan program kegiatan berdasarkan teori komunikasi. Dalam desain tersebut terdapat unsur-unsur penting yang berperan menentukan pesan, pameran dan program kegiatan sebagai media penyampaian pesan, hal ini bertujuan untuk mewujutkan pameran dan program kegiatan yang lebih efektif.

This thesis discusses the development of governance showroom, which is one of the museum?s .functions, is a case study carried out in East Timor Museum Taman Mini "Indonesia Indah" Jakarta. This study was conducted by qualitative descriptive method that begins with an overview of today's Museum of the East Timorese. based these conditions, need to conluct a more focused presentation of concept in accordance with the vision and mission, the purpose of the museum of East Timor. Then to determine the flow of desian exhibitions and program based on the theory of communication activitias. the design are consists of important elements that contribete to determining the message, exhibition and program of activities as a medium to deliver the message, it aims to realize the exhibition and program activities be more effetive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>