Triclustering merupakan teknik analisis pada data 3D yang bertujuan untuk mengelompokkan data secara bersamaan pada baris dan kolom di sepanjang waktu/kondisi yang berbeda. Hasil dari teknik ini disebut dengan tricluster. Tricluster merupakan subruang berupa subset dari baris, kolom, dan waktu/kondisi. Triclustering biasanya digunakan untuk menganalisis data ekspresi gen. Studi dan analisis data ekspresi gen selama perkembangan suatu penyakit merupakan masalah penelitian yang penting dalam bioinformatika dan aspek klinis. Oleh karena itu, penelitian ini mengimplementasikan metode THD-Tricluster dengan new residue score pada data ekspresi gen perkembangan penyakit HIV-1 yang terdiri dari 22283 probe id, 40 observasi, dan 4 kondisi. Pada tahap pertama dilakukan pencarian bicluster dengan lift algorithm berdasarkan nilai new residue score dengan threshold . Pada tahap kedua dilakukan pencarian tricluster dengan menentukan minimum probe dan minimum observasi  sehingga memperoleh 33 tricluster. Hasil evaluasi tricluster menggunakan Inter-temporal Homogeneity dengan threshold  diperoleh 32 tricluster yang menunjukkan 3 gen yang terkait dengan HIV-1 yaitu HLA-C, ELF-1, dan JUN.
Triclustering is an analysis technique on 3D data that aims to group data simultaneously on rows and columns across different times/conditions. The result of this technique is called a tricluster. Triclusters are a subspace consisting of a subset of rows, columns, and time/conditions. Triclustering is commonly used to analyze gene expression data. The study and analysis of gene expression data during disease progression is an important issue in the research of bioinformatics and clinical aspects. Therefore, this study implements the THD-Tricluster method with a new residue score on the gene expression data for HIV-1 disease progression consisting of 22283 probe id, 40 observations, and 4 conditions. In the first stage, a bicluster search was carried out with a lift algorithm based on the new residue score with a threshold of I = 0.08. In the second stage, the tricluster search was carried out by determining the minimum probe = 5 and the minimum observation = 2 to obtain 33 triclusters. The results of the tricluster evaluations using Inter-temporal Homogeneity with a threshold of Ã? = 0.8 obtained 32 triclusters which shows 3 genes related to HIV-1, namely HLA-C, ELF-1, and JUN.
"Pada zaman modern ini, implementasi chatbot digunakan untuk menyimpan data yang dikumpulkan melalui sistem tanya jawab, yang dapat diterapkan dalam program Python. Data yang akan digunakan dalam program ini adalah Cornell Movie Dialog Corpus yang merupakan dataset yang berisi korpus ini berisi kumpulan percakapan fiksi kaya metadata yang besar yang diekstraksi dari skrip film Penerapan chatbot dalam program Python, dapat menggunakan berbagai macam model, secara spesifik pada program ini akan diterapkan model LSTM, dan model BiLSTM. Penerapan chatbot dalam program Python, dapat menggunakan berbagai macam model, secara spesifik pada program ini akan diterapkan model LSTM, dan model BiLSTM. Hasil output dari program chatbot dengan penerapan model LSTM, dan BiLSTM adalah berupa akurasi, serta kumpulan data yang sesuai dengan informasi yang pengguna masukkan dalam input kotak dialog chatbot. Pemilihan model yang dapat diterapkan berdasarkan karakteristik data dapat mempengaruhi kinerja program, dengan tujuan program agar dapat menentukan tinggi atau rendahnya tingkat akurasi yang akan dihasilkan dari hasil yang diperoleh melalui sebuah program, yang dapat dijadikan faktor utama dalam menentukan model yang dipilih. Berdasarkan pertimbangan yang menjadi syarat pemilihan model dari sebuah program, pada akhirnya dipilih model LSTM, dan BiLSTM sebagai model yang akan diterapkan ke dalam program. Selain pemilihan model, berikutnya adalah menentukan metode yang digunakan dalam program, pada program ini dipilih metode greedy sebagai bentuk implementasi model LSTM dan model BiLSTM, dengan tujuan ketika dalam menjalankan program, waktu pengolahan data dapat lebih cepat, dan meningkatkan akurasi pada model yang dipilih pada program. Selain itu, atribut pendukung seperti seq2seq model, menjadi faktor penentu dalam sebuah program yang dapat berfungsi untuk memverifikasi pengolahan data apakah sesuai dengan kriteria yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengolahan data. Dalam penerapan komponen-komponen tersebut ke dalam program, seq2seq model dapat memproses kalimat input yang kemudian akan dilakukan pengolahan data tersebut menggunakan model dan struktur lain yang ada pada program, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan kalimat output yang berbagai macam, sebagai respon atas kalimat input yang dihasilkan dari program chatbot. Selain itu diperlukan metode evaluasi program yang dapat digunakan untuk memverifikasi apakah hasil output program sesuai dengan data yang diharapkan oleh pengguna. Berdasarkan penerapan model LSTM, dan model BiLSTM ke dalam chatbot, dapat disimpulkan bahwa dengan semua hasil uji program yang terdiri dari beragam pasangan parameter yang berbeda, maka dinyatakan Pasangan Parameter 1 (size_layer 512, num_layers 2, embedded_size 256, learning_rate 0.001, batch_size 32, epoch 20) yang berasal dari File 6 merupakan BiLSTM Chatbot dengan nilai avg accuracy 0.995217 yang menggunakan model BiLSTM menjadi pasangan parameter terbaik.