Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guntur Agung Supono
"Berawal pada rasa keprihatinan terhadap korupsi yang merupakan permasalahan bangsa, peneliti melakukan penelitian dengan tema tentang penanganan Polri di bidang korupsi. Penelitian ini berfokuskan pada pola penyidikan yang dilaksanakan oleh Satuan Tindak Pidana Korupsi Polda Metro Jaya ( selanjutnya disebut Satuan Tipikor) dalam penanganan kasus yang berkaitan dengan kejahatan korupsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami proses penanganan penyidikan yang dilakukan oleh Satuan Tipikor Polda Metro Jaya dan keterkaitannya dengan kondisi organisasi Satuan Tipikor itu sendiri, sehingga dapat menemukan pola yang baik, tepat dan profesional. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan secara praktis berguna bagi kemajuan organisasi Kepolisian Republik Indonesia agar dapat melaksanakan amanat rakyat menegakkan hukum bidang korupsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan sifat penelitian ini adalah exploratif yaitu lebih menggali dan mendalami suatu proses serta mengungkap berbagai keunikan-keunikan baik pada tataran individu, kelompok maupun organisasi secara menyeluruh, rinci dan mendalam, sehingga akan terlihat pola-pola yang saling berkaitan pada satuan-satuan gejalanya. Hasil temuan penelitian dapat penulis sampaikan secara ringkas bahwa Satuan Tipikor Polda Metro Jaya belum optimal dalam melaksanakan penyidikan terhadap kasus tindak pidana korupsi. Banyak hambatan-hambatan yang ditemukan baik dari segi kondisi organisasi yang meliputi jumlah personel, latar belakang pendidikan, pengalaman penyidikan, belum adanya petunjuk teknis penyidikan dari Mabes Polri, sarana prasarana, anggaran maupun kondisi eksternal seperti lamanya menunggu hasil audit investigatif dan perhitungan keuangan negara, sering terjadi bolak balik perkara, lamanya menunggu ijin buka dan blokir rekening seseorang, dan beberapa kendala lainnya yang telah ditemukan dalam penelitian ini yang berakibat pada minimnya kuantitas penanganan perkaranya. Akibat lainnya tentunya berkaitan dengan masih rendahnya kualitas penanganan perkaranya itu sendiri. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Satuan Tipikor masih belum optimal melaksanakan tugas penegakkan hukum bidang korupsi dan rekomendasi yang dapat disajikan yaitu agar struktur organisasi Satuan Tipikor Polda Metro Jaya lebih dioptimalkan kembali dengan beberapa langkah diantaranya dengan mengajukan proposal kepada Mabes Polri agar segera menerbitkan peraturan teknis untuk menghindarkan kegamangan para penyidik dan anggota-anggotanya, penyidik agar selalu mengikuti perkembangan terkini modus operandi kejahatan korupsi yang terjadi, selalu melaksanakan analisis penerapan hukum, pembaharuan kondisi organisasi Satuan tipikor yang dapat bersaing melawan pelaku-pelaku korupsi, dan perlunya kebijakan dari pimpinan Polri yang mencerminkan pada penegakkan hukum bidang korupsi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tono Suhartono
"Globalisasi membawa dampak positif dan negatif yang salah satu dampak negatifnya adalah meningkatkan tindak kejahatan narkoba khususnya perdagangan gelap dan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika khususnya ekstasi. Hal itu juga akibat meningkatnya faktor supplay dan juga faktor demand yang dipengaruhi dengan perubahan sosial pada masyarakat khususnya di tempat hiburan malam.
Secara umum tempat hiburan malam tidak terlepas dari minuman beralkohol, perempuan penghibur serta obat-obat terlarang. Penelitian ini dilakukan di tempat hiburan "XYZ" Jakarta Barat sebagai salah satu tempat hiburan malam yang cukup terkenal di Jakarta yang dianggap para pengunjungnya sebagai tempat yang aman untuk mengkonsumsi ekstasi. Masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana peredaran ekstasi di tempat tersebut, interaksi-interaksi sosial masing-masing kelompok yang terkait dalam peredaran dan penggunaan ekstasi serta faktor-faktor yang mendukung kuatnya jaringan peredaran ekstasi di tempat itu.
Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi dengan pendekatan deskriptif, menggambarkan keadaan obyek penelitian secara sistematis faktual dan akurat dimana peneliti kerja langsung sebagai tamu di tempat hiburan "XYZ". Tempat hiburan "XYZ" menyediakan jenis hiburan karaoke, diskotik serta bar, restoran dan mesin ketangkasan mickey mouse dikelola oleh PT. Graha Hayam Wuruk Rekreasi dengan 335 orang karyawan, beroperasi mulai jam 19.00 WIB kecuali untuk diskotik jam 21.00 WIB sampai jaam 03.00 WIB walau sering sampai jam 6-7 pagi hari, ini berlangsung peredaran gelap dan pemakaian ekstasi yang dikoordinir oleh Ujang dengan nama sandi "BARANG".
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan dibantu informan kunci yang terdiri dari tukang parkir, karyawan, tamu, pemakai, Kapolsek Tamansari, kanit narkoba Polres Metro Jakarta Barat dan kanit narkoba Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa pengedar ekstasi yang diperbolehkan pemilik hanya kelompok Ujang yang keseluruhannya WNI keturunan Cina. Di samping itu para tamu dan konsumen juga mayoritas warga etnis Cina. Jenis ekstasi yang beredar sangat tergantung pada supplay yang datang dari Alex dengan jumlah peredaran mencapai 200-300 butir untuk malam biasa dan 600-750 butir untuk malam sabtu dan malam minggu.
Berlangsungnya peredaran dan penggunaan ekstasi di tempat hiburan "XYZ", ini tidak terlepas dari campur tangan pemilik tempat Rusan yang sangat disegani dan ditakuti karyawan, dimana sangat dekat kepada oknum aparat baik pemerintah maunpun kepolisian dengan selalu dan terus memberikan dukungan dana termasuk kepada wartawan, tokoh masyarakat setempat. Hal ini melemahkan petugas untuk mengambil tindakan disamping rapinya peredaran serta lokasi yang kondusif turut mendukung amannya tempat hiburan "XYZ" sebagai peredaran ekstasi.
Peredaran ekstasi ini membentuk jaringan hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara pemakai, pengedar, pemilik tempat dan aparat. Pada sisi lain peredaran ekstasi ini membentuk patron klien dimana pemilik menjadi pelindung bagi pengedar dan pemakai. Hal ini terlihat saat penangkapan Atung anggota pengedar di depan restoran, perkaranya tidak diteruskan dan tersangka Atung dilepaskan karena pemilik telah melakukan kontak dengan pejabat kepolisian tingkat atas. Dengan adanya peredaran dan penyalahgunaan ekstasi, maka tempat hiburan "XYZ" menjadi ramai pengunjungnya yang dengan sendirinya memberikan keuntungan yang besar bagi pemilik. Hal tersebut juga membuat jaringan peredaran ekstasi ini mengarah kepada kejahatan terorganisir (Organized Crime)."
2001
T8333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Elisabet Febriani
"ABSTRAK
Penelirian ini berfokus pada Strategi Penyu!uhan Dalam Upaya Menekan Tingkat Pecandu Dikalangan Mabasiswa Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada Universitas TrisaktiJ. Penelitian ini tennasuk penelitian kualitatif dengan desnin deskriptif-analitis.
Deputi Bidang Pencegahan Badau Narkotika Nasional memberikau pelayanan di bidang demand reduction kepada masya.rakat, dengan meiakukan penyuluhan. Pcnyuluhan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat tmtuk mengenal, mengerti, dan mengetnbui dampa_'<: buruk penyalahgunaan narkoba. Pengurupulan data dilakukan dengan wawancara mendalam.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa: Strategi Penyuluhan Dalam Upeya Menekan Tingkat Pecandu Dikalangan Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada Universitas Trisakti) yang menjadi fokus adalah pengimplementasiannya. Dalarn melakaanakan sebullh penyuluhan ada beberepa bal yang menjadi komponen utan10 yaitu kualitas tenaga penyuluh, kuantitas tenaga penyuluh, metode, dan dana. Pada kenyataannya penyuluhan yang diJakukan oleh BNN di Universitas Trisak:ti belum memenuhi krlteria-kriteria penyuluhan yang benar. Belum ada standar baku untuk meneapai sebuah penyuluhan tersebut mendekati penyuluhan ideal. Kurangnya jumlah tenaga penyuluh yang dimiliki oleh deputi bidang penceguhan dengan luasnya wilayah penyuluhan mengakibatkan mater!yang hendak disrunpelkan tidak tepat sasaran. Belum lagl metode dan pengetahuan dari penyuluh yang berbada-beda membuat
audience dengan segala hambatannya menerima materi, salah membentuk sebullh

ABSTRACT
This research focuses on the outreach strategies in the effort level pressing addicts amongst students in higher education (Case study at the University of Trisakti). This is a qualitative research using descriptive-analytic design.
Deputy Of Prevention of The National Narcotics Board provides services un he areas of demand reduction to the public, by way of Counseling. Guidance is to invite the public to know, understand, and know the bad effects of drugs abuse. Data collection -"vas done by in-depth interview.
From the analysis of the interview, it was concluded that: Outreach Strategies in the Effort Level Pressing Addicts Amongst Students in Higher Education (Case Study at the University of Trisakti) that become the focus is the implementation. In carrying out an extension there are some things that become a major component of quality of FEA, FEA quantity, methods, and funding. In fuct, counseling conducted by NNB at the University of Trisakti not meet the criteria for the correct counseling. There has been no standard to achieve an counseling is close to ideal coWll!eling. Lack of counseling workers who are owned by the deputy field with a vast area of prevention counseling resulted in material that is trying to convey is not on target. Not to mention the methods and knowledge of different.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20944
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Rahananto
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas hasil penelitian tentang peran pelaksanaan manajemen
sekuriti fisik di PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field ? Bekasi. Penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersumber dari data primer dan
sekunder dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan manajemen sekuriti fisik
yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field adalah dengan
menggunakan tenaga pengamanan yang berasal dari perusahaan jasa outsourcing PT
Satria Mocoginta. Para tenaga pengamanan tersebut pada umumnya merupakan
warga masyarakat sekitar. Namun demikian dalam prakteknya, pelaksanaan
manajemen sekuriti fisik yang dilakukan oleh para tenaga pengamanan tersebut
ternyata menjadikan sebagai suatu gangguan keamanan, karena mereka melakukan
kerja sambilan dengan cara memanfaatkan wewenang yang dimilikinya yakni
dengan cara meminta sejumlah uang kepada para kontraktor yang melakukan
pemeliharaan dan perawatan terhadap genset dan pompa di setiap cluster milik PT
Pertamina EP Asset 3 Tambun Field. Bahkan seringkali mereka membawa pipa-pipa
bekas maupun baru milik para kontraktor ketika dilakukan pemeliharaan dan
pergantian pipa.
Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi gangguan keamanan di kawasan PT
Pertamina EP Asset 3 Tambun Field terutama gangguan keamanan dalam suatu
cluster, maka beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak PT Pertamina EP Asset 3
Tambun Field adalah: (1) Membuat klasusul perjanjian yang baru dengan para
kontraktor dan selalu berkoordinasi dengan Polsek Babelan untuk menempatkan
beberapa anggota Bhabinkamtibmas di sekitar kawasan tersebut; (2) Mengevaluasi
model penyeleng-garaan manajemen sekuriti fisik yang saat ini dilakukan; (3)
Berkoordinasi dengan pihak Polsek Babelan agar kegiatan pendidikan dan pelatihan
terhadap Satpam Garda Pratama yang telah berhasil dilaksanakan oleh Polsek
Babelan, rutin setiap tahun dilakukan; dan (4) Meningkatkan program CSR yang
saat ini telah diberikan terhadap lingkungan sekitarnya.

ABSTRACT
This thesis discusses the results of research on the role of physical security
management implementation at PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field - Bekasi.
This research was conducted with a qualitative approach derived from primary and
secondary data by the method of data collection done by observation, interview and
documentation study.
The results showed that the implementation of physical security management
conducted by PT Pertamina SP Tambun is to use the power of security that comes
from outsourcing services company PT Satria Mocoginta. The security personnel are
generally the residents of surrounding communities. However, in practice, the
implementation of physical security management performed by the security
personnel turned out to make as a security breach, because they do odd jobs in a
manner that utilizes its authority by asking some money to the contractors who carry
out the maintenance and care of the genset and pump in each cluster belonging to PT
Pertamina EP Tambun. Often they bring pipes belonging to the former and new
contractors when performed maintenance and replacement pipes. The
implementation of physical security management is done in PT Pertamina EP Asset
3 Tambun Field has deviated from the concept of physical security management
activities in general, the Polsek Babelan perform Basic Education and Training
Security guard Garda Pratama held at the end of 2014. This form of education and
training of the guard base aimed at residents who were around Pertamina EP Asset 3
Tambun Field, and without cost you a dime, even the participants get uniforms
complete with boots and other equipment.
To prevent this from happening again in the area of security disturbances PT
Pertamina EP 3 Asset 3 Tambun Field especially security problems in a cluster, then
some of the efforts made by the PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field are: (1)
Make klasusul new agreements with contractors and always coordinate with the
police Babelan to put some members Bhabinkamtibmas around the region; (2)
Evaluate the model of management of physical security that is currently carried out;
(3) Coordinate with the Polsek Babelan education and training in order to guard
Garda Pratama that have been successfully implemented by the Polsek Babelan,
annually conducted; and (4) Enhance CSR program, which has been given to the
surrounding environment., This thesis discusses the results of research on the role of physical security
management implementation at PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field - Bekasi.
This research was conducted with a qualitative approach derived from primary and
secondary data by the method of data collection done by observation, interview and
documentation study.
The results showed that the implementation of physical security management
conducted by PT Pertamina SP Tambun is to use the power of security that comes
from outsourcing services company PT Satria Mocoginta. The security personnel are
generally the residents of surrounding communities. However, in practice, the
implementation of physical security management performed by the security
personnel turned out to make as a security breach, because they do odd jobs in a
manner that utilizes its authority by asking some money to the contractors who carry
out the maintenance and care of the genset and pump in each cluster belonging to PT
Pertamina EP Tambun. Often they bring pipes belonging to the former and new
contractors when performed maintenance and replacement pipes. The
implementation of physical security management is done in PT Pertamina EP Asset
3 Tambun Field has deviated from the concept of physical security management
activities in general, the Polsek Babelan perform Basic Education and Training
Security guard Garda Pratama held at the end of 2014. This form of education and
training of the guard base aimed at residents who were around Pertamina EP Asset 3
Tambun Field, and without cost you a dime, even the participants get uniforms
complete with boots and other equipment.
To prevent this from happening again in the area of security disturbances PT
Pertamina EP 3 Asset 3 Tambun Field especially security problems in a cluster, then
some of the efforts made by the PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field are: (1)
Make klasusul new agreements with contractors and always coordinate with the
police Babelan to put some members Bhabinkamtibmas around the region; (2)
Evaluate the model of management of physical security that is currently carried out;
(3) Coordinate with the Polsek Babelan education and training in order to guard
Garda Pratama that have been successfully implemented by the Polsek Babelan,
annually conducted; and (4) Enhance CSR program, which has been given to the
surrounding environment.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Dija Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektifitas pelayanan prima pada Satpas SIM Polresta Bekasi Kota melalui survey kepuasan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berdasarkan data yang dihimpun dari responden. Pengumpulan data primer melalui kuesioner dengan penentuan sample menggunakan ukuran sampel didasarkan pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP- 25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Pebruari 2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah yang mensyaratkan sampel minimal adalah jumlah unsur + 1 x 10 dengan jumlah 100 sampel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis bantuan Program SPSS versi 19.
Penelitian menunjukan bahwa secara kumulatif, skor IKM pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh Satpas SIM Polresta Bekasi Kota adalah sebesar 68.94 yaitu berada pada interval Baik (B), dengan skor relatif rendah pada unsur penanganan pengaduan dan kompetensi sedangkan skor yang masih di bawah rata-rata meliputi petugas, tarif, serta sikap dan perilaku petugas. Oleh sebab itu disarankan agar di lakukan terobosan yang inovativ guna meningkatkan efektivitas secara keseluruhan unsur yang diperlukan guna memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat di wilayah hukum Polresta Bekasi.

This study aims to measure the effectiveness of excellent service to the city of Bekasi Police SIM Satpas through community satisfaction survey. This study uses a quantitative approach, based on data collected from respondents. The collection of primary data through questionnaires with the determination of sample using a sample size based on the Decree of the Minister of State for Administrative Reform No. KEP-25 / M.PAN / 2/2004 dated February 24, 2004 on Guidelines for Preparation of Public Satisfaction Index Services Unit Government Agencies requiring minimal sample is the number of elements + 1 x 10 with 100 samples. The method used is the method of analysis assistance program SPSS version 19.
Research shows that cumulatively, scores of SMEs on the quality of services provided by the city of Bekasi Police SIM Satpas amounted to 68.94 which are at intervals of Good (B), with relatively low scores on the handling of complaints and competency elements while still score below the average include officers, fare, as well as the attitudes and behavior of officers. Therefore it is suggested that in order to do terebosan which inovativ increase the overall effectiveness of the necessary elements in order to provide the best service to the public in Bekasi City Police jurisdiction.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tedy Sopandi
"Latar belakang pemikiran dalam tesis ini adalah beratnya beban tugas anggota Polri yang membutuhkan kesiapsiagaan 24 jam, disebabkan rasio jumlah anggota Polri dengan masyarakat yang masih jauh dari ideal, karakter masyarakat Indonesia yang heterogen dengan kualitas dan kuantitas kejahatan yang semakin meningkat, seperti: Terorisme, illegal logging, Illegal mining, illegal fishing, kejahatan terhadap Iingkungan hidup, perjudian, cyber crime, penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya. Sementara besaran gaji yang diterima tidak mencukupinya untuk membiayai kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Hal tersebut memotivasi anggota Polri untuk mencari penghasilan tambahan dengan cara memanfaatkan peluang yang ada dalam ruang lingkup tugasnya, yang akhimya anggota Polri terjebak dalam berbagai penyimpangan, sehingga untuk mengatasinya diperlukan upaya perbaikan sistem penggajian.
Menyadari akan akar permasalahan dari penyimpangan yang terjadi tersebut, maka Kapolri Jenderal Sutanto telah mengusulkan perubahan gaji Polri kepada Presiden RI melalui surat Kapolri No. Pol. : B/1735NII tanggal 31 Juli 2006 perihal permohonan kenaikan gaji anggota Polri dan PNS Polri, yang didukung oleh hasil penelitian yang tertuang dalam Naskah Akademik Kebutuhan Minimal Anggota Polri/PNS Polri. Untuk mendukung hasil penelitian tersebut dan memberikan gambaran lebih jelas mengenai masalah pembiayaan kebutuhan hidup yang dihadapi anggota Polri beserta dampaknya, maka penulis melakukan penelitan terhadap Unit Babinkamtibmas. Penulis memilih unit ini karena seringkali dihindari oleh anggota Polri dan dianggap sebagai unit yang tidak menjanjikan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini disebabkan beban tugasnya yang cukup berat, sementara peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahannya kecil. Namun kenyataannya sampai saat ini Babinkamtibmas dapat tetap bertahan hidup, menyekolahkan anak, memiliki rumah dan kendaraan pribadi, dan sebagainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Babinkamtibmas membiayai kebutuhan hidupnya? Masalah penulisan ini merupakan miniatur dari permasalahan umum anggota Polri, karenanya diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, namun untuk menunjang penelitian, diperlukan juga data kuantitatif. Adapun sumber datanya terdiri dari data primer, yaitu diperoleh melalui metode pendamatan terlibat dan wawancara babas dengan berpedoman dan data sekunder, yaltu diperoleh dari pengkajian terhadap dokumen¬dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
Masalah penelitian ini adalah pembiayaan kebutuhan hidup Babinkamtibmas di Poisek Serang dengan fokus penelitian adalah corak pembiayaan kebutuhan hidup Babinkamtibmas di Polsek Serang.
Dan hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa Pembiayaan kebutuhan hidup Babinkamtibmas di Poisek Serang dipengaruhi oleh status perkawinan, banyaknya tanggungan, dan usia Anak dengan tingkat sekolahnya. Corak pembiayaan kebutuhan hidupnya diperoleh dan gaji yang diterima setiap bulannya yang diberikan oleh negara dan dari sumber pendapatan tambahan melalui pemanfaatan peranannya dengan cara kerja sama dan pertukaran ganjaran dengan masyarakat yang berpotensi secara materi. Bagi Babinkamtibmas yang merangkap dengan tugas utamanya, maka pendapatan tambahan juga diperoleh dari pelaksanaan tugas utamanya.
Corak pembiayaan kebutuhan hidup Babinkamtibmas di Polsek Serang melalui pemanfaatan perannya termasuk penyimpangan pekerjaan dan penyalahgunaan wewenang, namun hal tersebut terjadi disebabkan besaran gaji yang ditetapkan pemerintah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga anggota Polri tidak termotivasi untuk bekerja dengan baik dalam mencapai tujuan organisasi Polri tetapi Iebih termotivasi untuk mengatasi masalah pembiayaan kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, selama pemerintah tidak melakukan perbaikan terhadap peraturan penggajian anggota Polri, maka tujuan organisasi Poiri sangat sulit tercapai dan Poiri akan terus terjebak dalam perilaku penyimpangan.

The background of the thesis is the heavy burden of Indonesian National Police (fold) officers who must be in alert for twenty four hours due to several factors, such as the inadequate ratio of police : people, the characteristic of Indonesian heterogenic people, the increasing crime rate either quantitatively or qualitatively (terrorism, illegal logging, illegal mining, illegal fishing, crimes against natural resources, gambling, cyber crime, drugs abuse, etc.). On the other side, salary that is accepted by Paid members is not sufficient due to the increasing cost of living. Such situation has motivated Polri members to look for additional incomes by making use the available opportunities which finally lead them to various deviances. Based on this condition, the author proposes an improvement on salary system of Polri members.
Realizing the root of the problems, the Polri Chief has proposed a change on salary system of Polri members to the President of Republic of Indonesia through his letter No. Pol.: B/1735Ni1 dated 31 July 2006 regarding the request of a wage hike of Polri members and Polri civil servants. Such request is supported by a research on minimal or basic needs of Polri members and Polri civil servants. In order to support the result of the research and to give a clearer description on the problems of funding the living cost of Polri members, the author is interested to conduct a research on Babinkamtibmas (an NCO for guiding the security and public order) Unit.The author chooses this unit because Polri members often avoid working in the unit. Such unit is regarded not promising in order to get side incomes due to its heavy burden. However, Babinkamtibmas officers have survived. They can give proper education to their children, have houses and cars and some others.
The research aims at finding out how Babinkamtibmas fund their living cost. The problem that the author discusses is a miniature of general problems belong to Polri members. That is why, it is expected the thesis can give either theoretical or practical advantages. The author employs qualitative approach and also quantitative data in order to support the research. Primary data is collected through involved observation and free interview, meanwhile secondary data is collected through documents and books review related to the topic of the research.
The problem of the research is the funding of living cost of Babinkamtibmas officers in Serang Sector Police and the focus of the research is the pattern of the funding the lives of Babinkamtibmas officers.
The results of the research reveal that the funding of the lives of Babinkamtibmas officers is influenced by marital status, their dependants, and the age of their children and their education. The sources of fund for their lives come from their salaries they get each month as their main income and other additional sources through making use their roles in cooperating with public members who have the potential to give something back to them in a form of material or money. Those Babinkamtibmas who have double roles with their main duties, they get additional incomes from implementing their main duties.
Deviances and power abuse also color the pattern of the funding the lives of Babinkamtibmas officers due to the insufficient salary determined by the government. They are motivated to look for other side incomes rather than to work properly because of insufficient salary in order to fund their lives. As long as the government does not change the regulations regarding the salary system of Polri members, it is difficult to achieve the expected goals. Paid members, therefore, are continuously trapped in such deviant behavior."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Bintang
"Tesis ini membahas terjadinya penyelundupan dan peredaran gelap narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang yang dilakukan oleh warga binaan dan Petugas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya hal tersebut meliputi faktor internal yang dipengaruhi oleh petugas, Narapidana/tahanan itu sendiri dan lingkungan di dalam Lapas, selain itu penyebabnya faktor eksternal, dipengaruhi oleh Keluarga, Kerabat dan Teman Narapidana dan lingkungan di luar Lapas. Penelitian ini menyarankan bahwa perlu adanya pembagian tugas yang jelas dan tegas dibidang pengamanan, selain itu perhatian khusus terhadap penambahan jumlah personil pengamanan dan pengembangan SDM petugas pengamanan.

This thesis study the happening of dark circulation and smuggling (of) narkoba instituted (by) permasyarakatan of class of I Cipinang (dore/conducted) by Citizen of binaan of officer and. This research is Research qualitative with descriptive desain. Result of this research conclude that cause the happening of the Mentioned cover Internal faelor which Influerced by officer. Convict / itselk prisioner and erviponment in Society Institute besides its cause of factor of eksternal Influerced by family.
Convict frind and consanguinity and environment out side Society Institute this research suggest that needing the existence of devicion of coherent and clear duty in Scurity area besides special attention to addition of amount Personel of security and development of human Resource Officer of Security.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sastra Irawan
"Tesis ini berfokus mengenai Strategi Pengamanan dan Pencegahan Konflik Antar Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kias I Cipinang Jakarta. Penelitian di dalam tesis ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penggalian informasi yang relevan dengan topik yang diteliti dilakukan melalui studi kepustakaan, observasi dan wawancara mendalam kepada informan yang memahami permasalahan yang sedang diteliti ataupun informan yang mengalami langsung situasi konfik di Lapas Kias I Cipinang. Informan penelitian yang dimaksud adalah warga binaan serta petugas Lapas.
Dari hasil temuan lapangan didapatkan bahwa terjadi sistem pengelompokan antar warga binaan berdasarkan etnis atau kesukuan merupakan potensi yang sangat rawan untuk terjadinya konflik. Pertentangan antar kelompok yang dikarenakan perebutan kekuasaan serta keinginan untuk mendominasi menyebabkan terjadinya gesekan-gesekan yang jika tidak diantisipasi akan memicu terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban. Faktor-faktor yang turut menjadi penentu terjadinya konflik antar warga binaan antara lain kondisi kelebihan daya tampung, terbentuknya kelompok-kelompok dalam Lapas, keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan penghuni, serta interaksi antara petugas dan penghuni.
Perumusan strategi yang efektif akan sangat membantu petugas dalam pelaksanaan tugas pengamanan. Strategi pengamanan yang ada di Lapas Kias I Cipinang cenderung melakukan reactive policing, dimana tindakan pengamanan baru dilakukan setelah terjadi pelanggaran.Selain reactive policing strategi pengamanan yang dilakukan adalah proactive policing, dimana petugas pengamanan memiliki mata-mata yang berasal dari narapidana sendiri yang selalu memantau seluruh kegiatan narapidana di blok dan melaporkannya kepada petugas. Untuk mengatasi konflik Lapas hendaknya dapat melakukan pembenahan terhadap strategi pengamanan dan penanganan konflik, dimana tindakan pengamanan tidak hanya dilakukan setelah terjadinya pelanggaran melainkan dilakukan langkah-langkah antisipasi terhadap timbulnya konflik. Antisipasi dapat dilakukan dengan merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan konflik, pengorganisasian kelompok-kelompok warga binaan, pengawasan terhadap seluruh kegiatan warga binaan, serta pengendalian terhadap seluruh kegiatan kelompok antar warga binaan.

This thesis focuses on how the Security Strategy and Conflict Prevention Among The Citizens in Prisons Penitentiary Built Class I Cipinang Jakarta. Research in this thesis is done with qualitative research methods with a descriptive design. Extracting information relevant to the topic under study is carried out through literature study, observation and depth interviews to informants who understand the issues being studied or informants who experienced the conflict situation in prisons Class I Cipinang. Informants referred to research that is a Citizen of the built and prison officers.
From the field findings can be concluded that the grouping system built among citizens based on ethnicity or tribalism is the most vulnerable potential for conflict. Conflicts between groups are due to power struggles and the desire to dominate the friction-causing friction that otherwise would trigger the occurrence of anticipated disturbances and order. Factors that contribute to determining the occurrence of conflicts among people, among others built excess capacity conditions, the formation of groups in Prison, limitations in fulfilling the needs of residents, and interacrion between staff and residents.
Formulation of effective strategies will greatly assist officers in the implementation of security tasks. Security strategy is in prison Class I Cipinang tend to reactive policing, in which new security measures carried out after the reactive policing security strategy taken is proactive policing, where security officials have a spy who came from the prisoners themselves who constantly monitor the whole inmate activities in the block, and report it to the officer. To resolve the conflict prisons should be to make corrections to the security strategy and the handling of conflicts, where security measures are not only done after the offense but do anticipate steps toward conflict. Anticipation can be done by planning activities related to conflict prevention, organizing Citizen groups built, supervision of all activities of citizens built. and control of all inter-group activities citizens built.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Isa Dermawan
"Belakangan ini Indonesia telah dijadikan daerah tujuan pemasaran dan balikan sebagai tempat pembuatan obat-obatan terlarang oleh jaringan pengedar narkotika internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya bandar-bandar dan pengedar serta narapidana kasus narkoba yang menyandang kewarganegaraan asing yang tertangkap berikut dengan penyitaan barang bukti narkotika dalam jumlah yang besar. Penanggulangan penyelundupan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta pada umumnya dilakukan lewat sebuah Mekanisme Pengamanan dalam Menanggulangi Penyelundupan Narkoba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penanggulangan penyelundupan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta serta faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penanggulangan penyelundupan narkoba di Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini merupakan penelitian deskriprif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran dan mengungkapkan informasi secara mendalam yang diperoleh di lapangan, yakni tentang suatu keadaan dan peristiwa yang terjadi dalam kelompok sosial yang berhubungan dengan penyelundupan narkoba yang menjadi fokus penelitian Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa modus operandi yang mendorong terjadinya penyelundupan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta adalah dengan memanfaatkan situasi kepadatan kunjungan, mekanisme bertamu kapada pejahat dan kadekatan narapidana dengan petugas pemasyarakatan. Selain itu pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta juga mengalami kendala berupa terbatasnya anggaran, sumber daya manusia, kewenangan, dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam penanggulangan penyelundupan narkoha Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pada dasarnya penanggulangan penyelundupan narkoba di Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta dapat dilaksanakan dengan baik bilamana Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta mengoptimalkan penugas yang ada dengan meningkatkan disiplin, meningkatkan moral dan motivasi kerja, serta mengadakan penggeledahan secara rutin dan insidentil."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26948
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3   >>