Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelina Roida Eka
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang memiliki pengaruh tidak hanya pada fisik tetapi juga pada psikososial. Klien DM yang mengalami sakit yang lama cenderung merasa cemas terhadap penyakit yang kemudian dapat menjadi tidakberdayaan dan keputusasaan yang dapat menyebabkan depresi. Oleh karena penting untuk melakukan asuhan keperawatan tidak hanya fisik tetapi juga untuk psikososial. Tujuan dari karya ilmiah akhir ini adalah untuk menggambarkan terapi keperawatan generalis, Thought Stopping, Proggressive Muscular Relaxtion dan Acceptance Commitment Therapy dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan manajemen diri pada klien DM secara tatap muka dan Daring ,elalui pendekatan teori Orem. 5 orang klien DM diberikan terapi secara tatap muka dan 5 orang klien diberikan terapi secara daring. Hasil menunjukkan terapat penurunan kecemasan dan peningkatan manajemen diri baik pada klien yang diberikan terapi tatap muka maupun yang diberikan terapi daring. Klien yang mendapatkan terapi melalui tatap muka memiliki terapat penurunan kecemasan dan peningkatan manajemen diri lebih besar daripada klien yang dilakukan secara daring. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait penerapan terapi keperawatan ners dan ners spesialis untuk menurunkan kecemasan dan manajemen diri klien DM terutama dengan metode daring.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that has an effect not only on the physical but also on the psychosocial. People with Chronic DM tend to feel anxious about their diseases and worry about the complication. This worriness can lead to feelling helpless and hopeless which can cause depression. The worryness also make them ig ore to do self management which caused greater risk of diabetic complication. So that it is important for nurse to not not only on give physically intervation but also for pschylogy aspect The aim of this paper is to describe generalist nursing therapy, Thought Stopping, Progressive Muscular Relaxtion and Acceptance Commitment Therapy in reducing anxiety and improving self-management of DM clients face-to-face and by online, using the Orem theory approach. Five people with DM were given face-to-face therapy and 5 clients were given online therapy. The results showed that there was a decrease in anxiety and improved self-management both in clients who were given face-to-face therapy and those who were given online therapy. Clients who get face-to-face therapy have a bigger anxiety reduction and increased self-management than client who been given online therapy. Further research is needed related to the application of mental health nursing therapies to reduce anxiety and self-management of DM clients, especially with online methods."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 5 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 5 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfunnafi Fahrul Rizzal
"Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa yang memiliki ciri khas adanya gangguan pada pikiran perasaan dan perilaku. Secara spesifik skizofrenia memiliki dua tanda gejala utama yaitu tanda gejala positif dan negatif. Bentuk dari tanda gejala negatif yang muncul adalah harga diri rendah. Kondisi ini ditandai dengan evaluasi diri yang negative sehingga berdampak pada perubahan alam perasaan hingga potensi untuk bunuh diri. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan hasil proses asuhan keperawatan jiwa spesialistik pada klien dengan harga diri rendah kronis menggunakan pendekatan model stress adaptasi stuart. Metode penulisan menggunakan metode deskriptif analitik dengan total 26 klien yang mendapatkan asuhan keperawatan jiwa spesialistik. Hasil evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa spesialistik menunjukan peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi masalah harga diri rendah kronis sehingga mampu menurunkan tanda gejala yang dimiliki. Penulisan karya ilmiah ini merekomendasikan untuk asuhan keperawatan jiwa spesialistik dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas pelayanan keperawatan jiwa.

Schizophrenia is one of the mental disorders that have the characteristic disturbances in the mind's feelings and behavior. Specifically, schizophrenia has two main symptoms, namely positive and negative signs. The form of negative symptoms that appear is low self-esteem. This condition is characterized by negative self-evaluation so that the impact on natural changes in feelings to the potential for suicide. The purpose of this paper is to describe the results of the specialist mental nursing care process to clients with chronic low self-esteem using a standard stress adaptation approach. The writing method uses a descriptive-analytic method with a total of 26 clients who received specialist mental health nursing care. The results of the evaluation of the implementation of specialized mental nursing care showed an increase in the ability of clients to overcome the problem of chronic low self-esteem to reduce the signs of symptoms they have. The writing of this scientific paper recommends that specialist mental nursing care be used as an improvement in the quality of mental health nursing services"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Muliani
"ABSTRAK
Skizofrenia adalah ganguan jiwa yang dimanifestasikan dengan penurunan dan ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita, afek tumpul, gangguan kognitif serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala negatif yang muncul mengakibatkan isolasi sosial, dan tanda gejala positif yang muncul mengakibatkan halusinasi. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahuinya perubahan tanda gejala dan kemampuan klien isolasi sosial dan halusinasi setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Desain penulisan adalah studi kasus dengan responden empat orang. Penanganan kasus tentang topik yang sama sudah pernah dilakukan, namun yang membedakan dengan kasus ini adalah pendekatan teori yang digunakan yaitu teori adaptasi Stuart dan interpersonal Peplau. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah klien diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala isolasi sosial dan halusinasi serta peningkatan kemampuan klien bersosialisasi, kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy.ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder manifested by decreased and inability to communicate, reality disorder, dull affects, cognitive impairment and difficulty performing daily activities. Negative signs and symptoms that result in social isolation, and signs of positive symptoms that appear to cause hallucinations. The purpose of this case is to know the change of symptom signs and ability of social isolation client and hallucinations after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy. The design of writing is a case study with four respondents. Handling cases on the same topic has been done, but what distinguishes this case is the theoretical approach used is Stuart 39 s adaptation and interpersonal theory of Peplau. Data were collected before and after clients were given nursing actions ners, social skill training and cognitive behavior therapy. The results of case handling showed that there was a decrease of symptoms of social isolation and hallucinations as well as increased ability of client socializing, cognitive and behavior after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sumardi
"Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Laporan kasus ini bertujuan untuk melihat manfaat terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada enam klien laki-laki berusia dewasa melalui pendekatan case series. Pada tiga klien diberikan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif serta pada tiga klien lainnya diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan keluarga setelah dikombinasikan dengan terapi psikoedukasi keluarga. Kedua terapi ini direkomendasikan dilakukan bersamaan pada klien harga diri rendah, karena dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat efektivitas terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga pada harga diri rendah dengan penelitian intervensi.

Low self esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self esteem due to a negative evaluation of self and self ability. This case report aims to look at the benefits of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of low self esteem in six adult male clients through a case series approach. On three clients were given nursing actions ners and cognitive therapy as well as on three other clients were given nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation. The results of applying to the client group with nursing actions and cognitive therapy showed decreased signs and symptoms of low self esteem on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as increased self esteem of clients and family ability after combined with family psycho education therapy. Both of these therapies are recommended to be performed simultaneously on low self esteem clients, as family support contributes to the client 39 s ability to resolve the problem. Further research is needed to see the effectiveness of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on low self esteem with intervention research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Rahma Dewi
"Ketidakefektifan manajemen kesehatan merupakan masalah pada klien dengan gangguan jiwa yang apabila tidak ditangani akan menimbulkan kerugian pada klien, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Tujuan dari penanganan kasus ini untuk mengetahui pengaruh terapi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada ketidakefektifan manajemen kesehatan serta mengidentifikasi kepatuhan, penerimaan, serta komitmen dalam regimen demi mencapai self care yang mandiri. Tindakan keperawatan dilakukan terhadap 5 klien dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan. Penulisan karya ilmiah ini berdasarkan pendekatan Case Study. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MARS (Medication Adherence Rating Scale). Hasil yang didapatkan setelah pemberian tindakan keperawatan ners dan ACT terjadi peningkatan kepatuhan sebesar 71% (14 poin), kemampuan penerimaan dan komitmen meningkat sebesar 70% pada kelima klien dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan. Tingkat kepatuhan, penerimaan, serta komitmen lebih rendah pada klien yang memiliki usia lebih muda, mendapat stigma dari orang terdekat, dan dukungan  keluarga yang kurang. Studi ini merekomendasikan terapi ACT untuk meningkatkan manajemen kesehatan pada klien gangguan jiwa dan teori Orem sebagai pendekatan dalam meningkatkan kemandirian dalam perawatan.

 

 


Ineffective health management is a problem in mentally ill patient if not handled will harm to clients, families, communities, and even the government.The aim of this study was to identify the effect of Acceptance Commitment Therapy (ACT) on Inefective health management and  identfy adherance, acceptance, and commitment in the regimen to achieve independent self care. The research approach used in this  study was case study conducted on 5 respondents consist of  mentally ill patient with Ineffective health management. Measurement used the MARS (Medication Adherence Rating Scale). The analysis result showed, after the client were given ACT and nursing intervention, the adherence increased 71% (14 points), the acceptance ability and commitment increased into 70% on five clients with Ineffective health management. Medication adherence, acceptance and commitment level were lower on the younger clients, client who gets stigma from family and client with lack of family support. Nursing care and ACT were recommended as the basic management of mentally ill patient with Ineffective health management and Orem's theory as an approach in increasing self care."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu pemicu terjadinya masalah gangguan jiwa pada perempuan yang mengakibatkan terjadinya penurunan harga diri. Tindakan keperawatan Ners dan Ners spesialis cognitive therapy (CT) diberikan pada klien agar dapat mengubah pikiran otomatis negatif menjadi positif dan logotherapy merupakan terapi yang dapat digunakan untuk menemukan makna hidup klien. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh CT dan logotherapy terhadap tanda dan gejala harga diri rendah kronis pada klien yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Metode yang digunakan berupa laporan kasus pada 4 klien perempuan korban KDRT yang mengalami harga diri rendah kronik (HDRK) dengan menggunakan pendekatan Model Transisi Meleis. Hasil analisa menunjukkan bahwa keempat klien mengalami penurunan tanda dan gejala HDRK pada semua aspek serta peningkatan kemampuan setelah mendapatkan tindakan keperawatan CT dan logotherapy. Kombinasi CT dan logotherapy sangat relevan dan tepat dilakukan pada klien perempuan korban KDRT dengan HDRK.


Domestic violence is one of the trigger problems of mental disorders in women which resulted in low self-esteem. General nursing intervention and specialist therapy of nurses such as cognitive therapy (CT) given to the client in order to change from the negative into positive automatic thoughts and logotherapy is therapy can be used to discover the meaning of the client's life. The aim of this study was to determine the effect of CT and logotherapy on signs and symptoms of chronic low self-esteem in clients who experience domestic violence. the method used in this paper was a case report on four women clients who were victims of domestic violence who experienced chronic low self-esteem using Meleis Transition Model approach. The result showed that the four clientshad a decrease signs and symptoms of low self-esteem in all aspects as well as had an increase capacity after getting CT and logotherapy as nursing interventions actions. the combination of CT and logoherapy is very relevant and appropriate for women victims of domestic violence with low self-esteem

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muliantika
"Early Psychosis merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami tanda dan gejala psikosis untuk pertama kalinya atau biasa dikenal dengan istilah first-episode psychosis (National Alliance on Mental Ilness, 2016). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falcone et al (2014) diketahui bahwa seseorang yang berada pada fase early psychosis berisiko lebih tinggi untuk melakukan tindakan bunuh diri. Prevalensi angka kematian akibat bunuh diri pada klien early psychosis diperkirakan terjadi sebesar 4,3% per 1000 orang per tahun dan cenderung meningkat sebesar 60% dalam tahun pertama masa pengobatan (Bornheimer, 2018; Pompili et al., 2011).
Terapi keperawatan Cognitive Behaviour Therapy (CBT), logoterapi dan psikoedukasi keluarga dengan menggunakan pendekatan Middle Rhange Theory Chronic Sorrow yang diberikan pada klien early psychosis bertujuan untuk melihat tanda gejala, kemampuan klien mengendalikan dorongan bunuh diri, melawan pikiran negatif dan menemukan makna hidup. Terapi keperawatan CBT, logoterapi dan psikoedukasi keluarga diberikan pada 10 klien early psychosis dan dilaporkan dalam bentuk laporan kasus.
Hasil yang didapatkan adalah menurunnya ide bunuh diri dari kategori tinggi ke rendah, menurunnya tanda gejala bunuh diri, meningkatnya kemampuan mengendalikan dorongan bunuh diri, melawan pikiran negatif dan menemukan makna hidup. Terapi CBT, logoterapi dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan menjadi salah satu paket terapi yang dapat diberikan pada klien early psychosis yang mengalami risiko bunuh diri.

Early Psychosis is a condition where a person experiences signs and symptoms of psychosis for the first time or commonly known as first-episode psychosis (National Alliance on Mental Ilness, 2016). Based on the results of a study conducted by Falcone et al (2014) it is known that someone who is in the phase of early psychosis has a higher risk of committing suicide. The prevalence of suicide deaths in clients of early psychosis is estimated to occur at 4.3% per 1000 people per year and tends to increase by 60% in the first year of treatment (Bornheimer, 2018; Pompili et al., 2011).
Therapy for Cognitive Behavior Therapy (CBT), logotherapy and family psychoeducation using the Middle Rhange Theory Chronic Sorrow approach given to clients early psychosis aims to see signs of symptoms, the ability of the client to control suicidal impulses, fight negative thoughts and find meaning in life. CBT nursing therapy, logotherapy and family psychoeducation are given to 10 clients early psychosis and reported in the form of case reports.
The results obtained were a decrease in suicidal ideas from high to low categories, a decrease in signs of suicidal symptoms, increased ability to control suicidal impulses, fight negative thoughts and find meaning in life. CBT therapy, logotherapy and family psychoeducation are recommended to be one of the therapeutic packages that can be given to clients of early psychosis who are at risk of suicide.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 5 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 5 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Yanti
"Orang Dengan Gangguan jiwa ODGJ berisiko tinggi untuk melakukan perilaku kekerasan baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Perilaku kekerasan muncul karena ketidakmampuan ODGJ dalam menghadapi stressor, dan melakukan perilaku kekerasan sebagai koping dalam menghadapi stressor. Tujuan karya ilmiah akhir ini untuk menggambarkan hasil penerapan terapi spesialis AT dan ACT pada risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan dilakukan terhadap empat klien risiko perilaku kekerasan dan dilaporkan dalam bentuk laporan kasus case report.
Hasil yang diperoleh yaitu terapi spesialis AT dan ACT terhadap empat klien risiko perilaku kekerasan mampu menurunkan tanda dan gejala pada seluruh aspek tetapi untuk aspek afektif, perilaku dan sosial belum tuntas. Selain itu ditemukan peningkatan kemampuan dalam mengatasi risiko perilaku kekerasan. Laporan kasus ini merekomendasikan pemberian terapi spesialis AT dan ACT dalam penanganan risiko perilaku kekerasan dan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian terapi spesialis AT dan ACT dengan mempertimbangkan lama perawatan, kemampuan proses pikir klien dan dukungan dari lingkungan.

People with mental disorders are at high risk for violent behavior both for themselves, others, and the environment. Violent behavior arises because of the inability of people with mental disorders in the face of stressor, and conduct violent behavior as coping in the face of stressor. The purpose of this scientific paper to describe the results of the application of AT and ACT on clients at risk of violent behavior. Nursing actions are performed against four clients at risk of violent behavior and reported in the form of case reports.
The results show AT and ACT on four clients able to reduce the signs and symptoms in all aspects of risk of violent behavior but for affective, behavioral and social aspects have not been completed. It also found an increase in the ability to cope with the risk of violent behavior. This case report recommends the provision of AT and ACT in the treatment of violent behavior risk and further research by providing AT and ACT specialist therapies taking into consideration duration of care, client 39;s thought process and environmental support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library