Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esytih Yuniarti
"ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud lmtuk melihat perbandingan manajemen
redaksiona] antara sims sims berita Detilccom dan Kompas.com. Bcrdasarkan
pcnclitian., masing-masing news media online ini memiliki karakteristik sebagai
situs media online dan mempunyai konsep manajemen redaksional. Ada
perbedaan-perbedaan yang mendasar di antara kedua sims berita online ini yajtu
konsep kecepatan dan updating. target pembaca, proscs rekruitmen, jumiah
Sumber Daya Manusia.
I-Iasil temuan peneliiian, dapat dilihat bahwa Dezikcom mengutamakan
kecepatan dan bersifat ?Breaking News?, semeniara Kompascom mengutamakan
keakuratau dan kelengkapan dalam pcnyampaian beritanya.
Ada pcrbedaan target pcmbaca ke dua sims lersehut dimana target
pembaca Delilacom hampir seimbang antara laki-Iaki & perempuan, bommur 18
tahun kcatas, tingkat pendidikan SMA ke atas, dan dibaca semua golongan
pendapatan. Sementara Kompaacom dibaca olch dominan laki-laki, beiumur 20-
35 tahun, dengan tingkal pendidikan sazjana.
Proscs rekruitmen di kedua sims berita tersebut juga bcrbedzn Deiilccom
mem?-erikan pelatihan terlcbih dahulu sebelum reporternya turun ke Iapangan,
sementara Kompasxom langslmg menunmkan rcporternya ke lapangan sebagai
saiah sam bentuk ujian bagi meneka
Jumlah staf mdaksi di Kompas.com lebih sediicit dibandingkan dengan
Detiic com karena rnemiliki integrated newsroom dengan koran-koran lain dalam
satu grup di Keompok Kompas Gmmedia, sementara Delikcom mempunyai
jumlah stef rodaizsi yang lebih banyak karena berdiri sendiri.
Kata Kunci : keuapatan, target pembacm proses rekruitmen, Staf redaicsi,
integrated newsroom.

ABSTRACT
The objective of this research is to End out the comparisons of pertaining
to editing management between news media online Detilccom and news media
online Kompascom. This research shows how the methods are and what a
mechanism of working is, and also shows the other variables that are related with
pertaining to editing management by Detikcam and Kornpaszcom. Basically the
differentiation are speed/updating, target audience, recruitment process, Human
Resources.
Based on this research, the results shows Kompasncom has prioritized to be
accurate and complete news, on the other side, Detikcom has more prioritized to
bc fast through ?breaking news?_ The target audience of Dctik.com is Male (55%)
& Female (45%) by age I8 above, with education level is Senior High School and
read in all SES. While readers of Kompas.com are dominant Male (71%), by age
20-35 yrs old (60%), with education level is Bachelor (54%).
Recruitment process has also different. Detik.com give training betbre
candidate go to field, while Kompascom has to a new reporter go to iield first to
see the ability of those person as the one o"recruilment test.
Besides that, Kompaszcom owns a network system/group which is having
the total of human resources is less; it is because they have an integrated
newsroom with other newspapers in a group. In the other hand, Detikcom doesn?t
own a network system/ group so they are having a lot of human resources.
Keyword : speed/updating, target audience, recruitment process, Human
resources, integrated newsroom."
2009
T26918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Esti Puji Hartanti
"Kebijakan komunikasi sebagai kebijakan publik hendaknya selalu berpihak pada kepentingan publik. Maka, diperlukan proses analisis terhadap kebijakan komunikasi. Tujuannya adalah untuk mengelaborasi alternatif atau prediksi yang muncul dalam sistem, sehingga memperoleh hasil dengan sedikit risiko tetapi memiliki peluang yang besar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses pengumpulan data yaitu teknik field research, mengumpulkan berbagai notulensi rapat dan wawancara para pembuat kebijakan.
Kemudian dijabarkan secara deskriptif, dan dianalisis secara tematik dari proses general system theory. Tema yang dijabarkan meliputi masalah (problem), sumber input (resource input), proses internal (internal process), hasil (solution), dan evaluasi (evaluation). Kelima tema ini memunculkan konsep elaborasi alternatif, yang mampu membuat struktur dalam sistem menjadi lebih dinamis. Hal ini dikarenakan hubungan arah panah diagram yang asimetris, setiap bagian bisa saling berhubungan pada saat bersamaan. Maka sistem selalu mengalami pertumbuhan untuk hasil yang lebih baik.

Communication policy as a public policy is intended as a favour of public interest. Accordingly, communication policy needs analysis process. The purpose is to elaborate alternative or prediction which appears in system, so that minimal risk can be achieved and it creates a big chance. The research used qualitative method with field research technique. The researcher collected the minutes of the meeting and did in-depth interview with the policy maker.
The result was descriptively explained and thematically analyzed by the general system theory. The themes explained were the problem, the resource input, the internal process, the solution, and the evaluation. Those five themes create an elaborated alternative concept that is able to make systems structure more dynamic. It happens because the direction of the diagram arrow heads to asymmetric and every part can connect in the same time. Then, the systems show a growth for a better output.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hasanah N Karimah
"Skripsi ini menjelaskan pengaruh kampanye politik media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula, dalam studi kasus Pilkada DKI 2017 Putaran Kedua Penelitian menggunakan paradigm positivis dan pendekatan kuantitatif serta termasuk jenis penelitian eksplanatif. Metode pengumpulan data yang dipakai survei dengan instrumen penelitian kuesioner yang dibagikan acak kepada 37 warga Jakarta sebagai sampel penelitian. Metode analisis penelitian adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terpaan kampanye politik media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Semakin tinggi terpaan kampanye politik media sosial, semakin tinggi pula partisipasi politik kehadiran pemilih dalam pemilihan umum, dibandingkan partisipasi politik secara offline dan online.

This research tries to prove the influence of political campaign of social media to political participation, in the case study of Regional Head Election of DKI 2017 Second Round of Research. This research use positivist paradigm and quantitative approach and including explanative type research. Data collection method used survey with randomly distributed questionnaire instrument to 37 Jakarta citizens as research sample. The method of research analysis is simple linear regression. The result of the research shows that there is a significant influence of social media campaign exposure to voter participation. The higher the exposure to social media political campaigns, the higher the political participation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizqa
"Masyarakat Muslim di Indonesia memiliki wajah yang beragam. Sistem demokrasi di Indonesia secara paradoksikal turut mendukung bangkitnya kelompok konservatisme yang menolak paradigma Barat. Sehingga seringkali terjadi perdebatan sengit mengenai pluralisme agama, hak asasi manusia, dan kebebasan. Salah satunya adalah perdebatan mengenai kebijakan penghapusan kekerasan seksual. Berbagai aksi menentang pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) salah satunya adalah Indonesia Tanpa Jaringan Islam Liberal (ITJ) yang hingga saat ini menyuarakan penolakannya terhadap RUU P-KS di media sosial. Mereka menyebarkan pesan melalui ruang digital dan gerakannya semakin meluas. Namun, dengan beragamnya khalayak ITJ, setiap penerimaan pesan pun terjadi secara spesifik. Khalayak tidak selalu pasif menerima setiap pesan yang diterima. Oleh karena itu, penelitian ini melihat bagaimana penerimaan pengikut akun ITJ terhadap konten ITJ mengenai penolakan RUU P-KS dengan menggunakan teori Encoding-Decoding Stuart Hall (1980). Selain itu, peneliti akan menggunakan konsep liberal, moderat dan konservatif dalam melihat latar belakang ideologi informan untuk menjelaskan posisi penerimaan informan terhadap konten ITJ. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menjelaskan polemik RUU P-KS, khususnya dalam konten ITJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan informan terhadap konten ITJ mengenai RUU P-KS melalui berbagai pertimbangan. Ideologi setiap informan mempengaruhi pertimbangan terhadap pemaknaan.

Muslim society in Indonesia have various faces. The democratic system in Indonesia paradoxically supports the rise of groups that refuse Wersternization. So that there is often debate about pluralism, human rights and freedom. Various actions against the ratification on the anti-sexual violence (RUU P-KS), also voiced through the Indonesia Tanpa Jaringan Islam Liberal (ITJ) which is currently voicing its decision on the RUU P-KS on social media. Their voices and movements expand through digital space. However, with the diversity of ITJ audiences, each message reception was carried out specifically. Audiences are not always passive in accepting every message received. Therefore, this study will look at how the acceptance of ITJ account followers towards ITJ content regarding the rejection of the the anti-sexual violence bill by using Stuart Halls encoding-decoding theory (1980). In addition, the researcher will look at the background of the informants ideology to explain the position of the informants acceptance of the ITJ content. This research will use to explain the polemic of the anti-sexual violence bill especially in the ITJ content. In addition, researcher will use the concepts of liberal, moderate and conservative in looking at the background of the informants ideology to explain the position of the informants acceptance of ITJ content. This research uses a case study to explain the polemic of the P-KS Bill, especially in the ITJ content. The results of this study indicate that the interpretation of the informants toward the content of ITJ about the the anti-sexual violence bill through various consideration. These consideration depend on the ideology of informants."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Sanjaya
"ABSTRAK
Perkembangan industri sepak bola di Indonesia membuat pelaksanaan kompetisi kini lebih teratur dan memiliki struktur yang lebih kompleks. Hal ini juga mendukung tim-tim sepak bola tidak hanya memperhatikan aspek olahraga tetapi juga industri bisnisnya. Badak Lampung adalah salah satu tim sepak bola baru yang menjadi harapan, kebanggaan, dan hiburna baru bagi masyarakat Lampung. Perencanaan program pemasaran ini ditujukan untuk menguatkan awareness masyarakat Lampung terhadap tim sepak bola Badak Lampung FC dan membangun engagement dengan para penggemar sepak bola di provinsi Lampung. Program ini menggunakan strategi integrated marketing communication untuk dapat memanfaatkan seluruh elemen pemasaran yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh Badak Lampung dalam memenuhi tujuan tersebut dengan mengusung nama program Badakku, Badakmu, Badak Kita yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2020.

ABSTRACT
The development of the soccer industry in Indonesia makes the competitions more organized and has a more complex structure. It also makes soccer teams not only paying attention to aspects of sports but also the business industry. Badak Lampung is a new football team that has become a hope, pride and new entertainment for Lampung province. This marketing program planning is aimed at strengthening the awareness of the Badak Lampung FC soccer team and building engagement with football fans in Lampung province. This program uses an integrated marketing communication strategy to be able to utilize all marketing elements that are owned and can be used by Badak Lampung in achieving these goals by program Badakku, Badakmu, Badak Kita which will be implemented throughout 2020."
2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Triska Kusuma
"Penelitian ini membahas konstruksi sosial komunitas daring penggemar Feel Koplo. Riset kualitatif ini menggunakan studi kasus Meledax Jakarta selaku kelompok daring penggemar Feel Koplo, yaitu joki disket yang menggubah musik arus utama dengan aransemen musik dangdut koplo. Dalam penelitian ini, penulis menggali bentuk kolektivitas penggemar budaya remix yang muncul di ruang digital, serta identitas yang terbentuk melalui media yang digunakan untuk memahami konstruksi sosial yang terbangun melalui komunitas daring. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tujuh narasumber, hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Meledax Jakarta mengidentifikasi diri sebagai pekerja prekariat yang mengalami ketidakpastian yang tinggi karena kasualisasi ketenagakerjaan. Mereka berkumpul karena adanya relevansi kesukaan terhadap dangdut koplo gubahan dan rasa sepenanggungan. Ruang digital mempermudah kolektivitas antar anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga identitas pekerja prekariat anggota Meledax Jakarta merupakan hasil dari konstruksi yang terbangun melalui kolektivitas di ruang digital.

This study discusses social construct of Feel Koplo online community. This qualitative research uses a case study of Meledax Jakarta as an online group of Feel Koplo fans, well known as a DJ who compose mainstream music with dangdut koplo arrangements. This study want to dig deeper the form of social construction built through online communities by explore their collectivity and their social identity. Based on in-depth interviews with seven informants, the results of the study showed that Meledax Jakarta members were among the precariate workers who experienced high uncertainty due to the casualization of labor. They gathered because they have relevance and feeling on the same boat. Digital space facilitates the collectivity of members to interact so that construction of precariate workers social identity is formed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nuryazidi
"Islam sebagai sebuah realitas historis, sosiologis, dan kultural, tidak pernah tunggal dan monolitik. Monolitas Islam hanya terdapat pada level Al-Quran; persisnya ketika kitab suci ini berbicara dengan dan dalamnya dirinya sendiri. Tetapi, aktualisasi pesan-pesan Islam bisa terjadi hanya apabila Al-Quran telah ditafsirkan dan diperjelas, tidak saja dengan menggunakan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, melainkan juga dengan ijtihad para ulama, yang sering dipengaruhi konteks sosio-historis, dan kultural tertentu. Ketika intervensi seperti ini terjadi, tidak bisa dihindari muncul berbagai coral: paham, aliran, dan mazhab. Adanya kelompok Islam pinggiran dalam realitas masyarakat tersebut kemudian diangkat oleh media massa. Salah satu media massa yang mengangkat realitas ini adalah majalah Gatra. Majalah Gatra mewadahi realitas mengenai Islam pinggiran dalam artikel pemberitaannya. Realitas tentang adanya kelompok Islam pinggiran yang ada dalam masyarakat diangkat oleh majalah Gatra dengan menggunakan frame tertentu. Ada interaksi berbagai kepentingan, nilai-nilai, dan latar belakang dalam proses seleksi terhadap realitas tentang kelompok Islam pinggiran Kepentingan, nilai-nilai, dan ideologi sebuah media massa kemudian akan menentukan bagaimana realitas itu akan disajikan kepada khalayak-nya. Berdasarkan temuan penelitian, terlihat Gatra mengangkat realitas kelompok Islam pinggiran sebagai fakla yang hidup di tengah masyarakat. Kelompok Islam Pingsan adalah fakta orpnis yang hidup dan sudah menjadi bagian dari masyarakat. Stabil pandang yang dipakai adalah quint pandang kelompok Islam pinggiran itu sendiri. Gatra menggambarkan kelompok Islam pinggiran sebagaimana kelompok Islam pinggiran itu sendiri digambarkan. Namun, apa yang dilakukan oleh Gatra hanya sebatas mendeskripsikan tentang kelompok Islam pinggiran Gatra tidak mempunyai otoritas untuk memberikan judgement terhadap keberadaan kelompok Islam pinggiran. Otoritas formal dan legal hanya dimiliki oleh lembaga. keagamaan, dalam konteks Islam dan Indonesia, otoritas itu dimiliki oleh Majelis Ulama Indonesia, Gatra sebagai media massa hanya bisa. mencerminkan realitas tentang kelompok Islam pinggiran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Octavia S.
"Penelitian ini menggunakan analisa wacana kritis yang melihat bagaimana majalah pria merepresentasikan perempuan. Majalah yang dianalisis adalah Majalah Male Emporium, yang mempunyai segmen pasar utama yaitu pria berusia 30-45 tahun. Penelitian ini berusaha menggambarkan kemungkinan laki-laki yang selama ini oleh feminis perempuan ibarat "sleeping with enemy" bisa ikut berpartisipasi mendongkrak kesetaraan gender. Latar belakang yang diambil dal= penelitian ini adalah adanya permasalahan gender yang dikonstruksikan secara sosial dalam masyarakat. Permasalahan gender ini ternyata membawa ketidakadilan pada perempuan dengan munculnya beberapa permasalahan seperti gender dan beban kerja, pembagian wilayah peran yang tegas antara domestik dan publik, gaji buruh yang rendah, pelecehan seksual dan menjadikan perempuan sebagai komoditi atau objek seks dalam media. Dengan menggunakan metode analisis wacana milk Gamson dan Modigliani, penulis berusaha menemukan "bagaimana Majalah Male Emporium merepresentasikan perempuan sebagai salah satu daya pikat pembelinya dan ideologi apa sebenamya yang mempengaruhi Male Emporium dalam memberikan representasi perempuan tersebut?" Selain itu pertanyaan penelitian juga untuk membuktikan apakah ada kemungkinan bagi majalah pria yang diasuh oleh pria dan untuk pria mempunyai artikel-artikel yang ikut meningkatkan sensitifitas gender (gender sensitiveness) pembacanya. Hal ini juga akan terkait dengan kemungkinan bagi laki-laki untuk menjadi seorang feminis (Male Feminist). Perspektif yang dipakai dalam kerangka pemikiran adalah paradigma kritis yang banyak dipengaruhi oleh Teori Strukturisasi Giddens. Kemungkinan majalah pria ikut serta dalam perubahan dan meningkatkan sensitifitas gender dapat dilihat melalui teori strukturisasi ini. Sedangkan paradigma kritis berusaha melihat media sebagai sarana dimana kelompok dominan dapat mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media. Penelitian dalam tradisi ini terutama melihat media sebagai kekuatan besar yang berperan dalam memanipulasi kesadaran dan kenyataan. Dalam kerangka teori, penelitian ini meujuk pada konsep gender dan permasalahan—permasalahan gender. Berkaitan dengan media, juga ikut dibahas bagaimana selama ini media merepresentasikan perempuan. Teori kostruksi realitas dan Denis McQuail menjadi salah satu rujukan yang menyatakan bahwa media berpengaruh pada pembentukan realitas semu (realitas kedua/pseudo reality). Dan begitu juga sebaliknya bagaimana realitas yang ada di masyarakat bisa mempengaruhi isu di media. Di sini media tidak bisa dianggap institusi yang berlaku secara objektif, karena seringkali latar belakang pekerja-pekerja di media ternyata sangat mempengaruhi cara pandang mereka dalam memberitakan realitas yang ada. Selain itu pengaruh sistem dimana media itu berada juga sangat mempengaruhi media dalam merepresentasikan perempuan. Fenotnena perempuan sebagai objek seks, dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang politik ekonomi tubuh perempuan. Dimana, tubuh atau anggota tubuh perempuan dijadikan komoditi yang punya nilai jual (added value) sebagai daya, pikat untuk meningkatkan laba atau keuntungan. Tubuh perempuan dijadikan pembawa makna (sign bearer) dan bukan menciptakan maluia (sign creator). Hal ini tidak terlepas dari sistem ekonomi kapitalis, yang ternyata juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan industri secara global. Saat ini, media tidak hanya sebagai institusi redaksional tetapi juga sebagai industri yang bertwnpu pada peningkatan capital. Dengan menggunakan teknik analisis framing Gamson dan Modigliani, penulis berusaha melihat representasi perempuan lewat teks yang ada dalam artikel Women We Love, Man Issue, Man of The Month dan Women's Secret. Sedangkan Critical Discourse Analysis (CDA) digunakan untuk menganalisis tingkat yang lebih luas yaitu pada discourse analysis dan socio cultural analysis. Analisis ini untuk memperlihatkan kaitan teks dengan konteks social masyarakat dimana media itu berada. Pada tahap selanjutnya, dilakukan juga analisis order of discourse untuk melihat secara keseluruhan kaitan ketiga level tersebut. Dari hasil analisa ditemukan bahwa, Majalah Male Emporium masih menggunakan perempuan sebagai sex sells, walaupun dalam bentuk frame perempuan yang lebih berkelas dan anggun. Suatu yang menarik adalah dalam majalah yang sex sells ini, beberapa artikel di kolom Man Issue dan Man Of the Month pernah membahas masalah kesetaraan gender. Male Emporium juga lebih fleksibel pada peranan perempuan di dunia publik dibandingkan dunia domestik. Walaupun, Male Emporium dalam beberapa hal masih harus terjebak pada ideologi patriarki yang sudah mengakar dalam masyarakat. Pengangkatan isu gender dalam majalah ini, dilihat penulis sebagai salah satu motivasi pria untuk menumbuhkan perasaan sensitifitas gender (gender sensitive). Disini Male Emporium masih dalam tahap motivasi asal gender. Dalam kesimpulan dan implikasi teoritis dikemukakan bagaimana kemungkinan laki-laki bisa menjadi seorang feminis laki-laki (male feminist). Karena permasalahan gender bisa diperbaiki ketika semakin banyak laki-laki atau perempuan yang berpikir patriarkis keluar dari struktur yang ada dan masuk dalam kesadaran diskursif (discursive consciousness)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulian Karfili
"Di tengah masyarakat Indonesia, unsur tradisi kuno seperti mitos alam gaib masih mendapat tempat yang sangat luas dalam berbagai kebudayaan tradisional masyarakatnya. Semua kebudayaan tradisional di Indonesia dipenuhi dengan berbagai mitos yang mengambil bentuk ritual, dongeng, maupun kisah-kisah gaib lainnya. Hingga kini pun, banyak masyarakat Indonesia yang masih hidup berdasarkan mitos-mitos yang terdapat dalam kebudayaan tradisional mereka. Dengan kata lain, masyarakat seperti ini hidup dalam mitos-mitos yang membatasi tindak tanduk mereka. Karena itu dapat dikatakan bahwa mitos dalam suatu kebudayaan mempunyai fungsi sebagai sebuah pesan yang mengenai apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan atau apa yang baik dan tidak dilakukan. Meskipun tidak rasional dan seringkali bertolak belakangan dengan logika, tidak berarti mitos tidak berkembang dalam masyarakat modern. Cerita-cerita yang mengandung mitos, terutama yang berhubungan dengan supernatural dan alam gaib, selalu muncul dan beredar di kalangan masyarakat. Bahkan tidak jarang cerita-cerita semacam itu memicu sebuah fenomena sosial dalam masyarakat. Minat masyarakat yang besar terhadap mitos-mitos semacam ini kemudian ditangkap oleh para pelaku bisnis, termasuk dari kalangan media massa. Saat ini, banyak tema seputar alam gaib menghiasi berbagai acara televisi, baik yang dikemas dalam bentuk horor, laga, maupun komedi. Bahkan, berdasarkan hasil pemeringkatan rating AC Nielsen periode 10-16 Agustus 2003 terhadap 100 program acara stasiun televisi, ternyata acara-acara semacam ini banyak digemari khalayak penonton televisi. Meskipun menggunakan beragam bentuk dan kemasan, satu hal yang menjadi persamaan dari seluruh tayangan misteri di televisi adalah kemampuannya untuk menakuti-nakuti penonton. Hal seperti ini agaknya lumrah bagi produser tayangan misteri karena pada kenyataannya semakin seram sebuah acara semakin penonton menyukainya. Karena itu, demi mengejar keuntungan, tayangan misteri di televisi pun berlomba-lomba menciptakan acara yang paling seram dan paling "nyata". Dalam penelitian ini, terlihat bahwa acara "Gentayangan" telah melakukan komodifikasi terhadap mitos alam gaib. Mitos-mitos alam gaib yang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam masyarakat Indonesia dikemas sedemikian rupa menjadi sebuah tayangan entertainment yang menjual dan mendatangkan keuntungan. Konstruksi yang dilakukan terhadap mitos alam gaib pada acara "Gentayangan" adalah dengan menonjolkan sifat-sifat menyeramkan dan takhayul dan sebuah mitos tanpa melihat makna di belakangnya. Konstruksi semacam ini menghasilkan sebuah tayangan reality show misteri yang kental dengan nuansa misteri dan keangkeran. Proses komodifikasi ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan bisnis televisi yang menghendaki sebuah acara yang komersil dan disukai masyarakat luas. Pada kenyataannya, proses ini juga berdampak pada rusaknya nilai budaya dalam mitos alam gaib yang menuntun pada proses pembodohan audiens."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. N. Nina W. Kristanto
"Perempuan dan media massa merupakan dua hal yang selalu menarik untuk dibahas. Selama ini perempuan dalam produk media selalu ditampilkan sebagai sosok yang mengagoda, pasrah, lemah, pasif, dan berkutat di sektor domestik. Ironisnya, tidak sedikit produk media yang memojokkan kaum perempuan ini dihasilkan oleh perempuan sendiri. Meskipun peluang perempuan untuk berkecimpung di industri media terbuka lebar tapi ada beberapa persoalan yang menghambat pekerja perempuan dalam menunjukkan eksistensi dirinya sebagai seorang pekerja perempuan. Penelitian ini menyoroti permasalahan di sebuah radio yang dikelola oleh perempuan dan untuk perempuan. Permasalahan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah konflik yang dihadapi oleh pekerja perempuan di Moro FeMale berkaitan dengan eksistensi dirinya sebagai pekerja media. Teori yang digunakan dalam penelitian ini arlalah produksi kultural teks, pertentangan antar kelas dan pemikiran manis media massa flan warana gender, proses produksi wacana, dan manajemen radio. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metodelogi, Penelitian ini menggunakan metode triangulasi dalam pengumpulan datanya. Pemilihan informal" berdasarkan teknik theory-based sampling dan teori yang digunakan untuk informan dalam penelitian ini adalah hierarchy O1 influence. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara tidak berstrnktur. Teknik analisis yang dipilih adalah tematik. Hasil dad. penelitian ini menggambarkan pekeria perempuan mengalami beragam konflik yang menyangkut eksistensi dirinya sebagai pekerja media. Saat perempuan memutuskan untuk berkecimpung di dunia media ia akan berhadapan dengan sifat industri media yang maskulin dan kapitalistik. Kondisi ini membuat perempuan harus mengikuti arus kapitalisme media yang pada akhirnya akan mengeksploitasi pekerja perempuan Konflik eksistensi perempuan sebagai pekerja media tidak hanya berhenti nada level organisasi media. Saat ia berada di masyarakat yang patriarki, eksistensi dirinya sebagai pekeria perempuan tidak akan dianggap sebagai sebuah langkah yang signifikan bagi perkembangan perempuan. Penelitian ini mempunyai sumbangsih pemikiran bagi produksi kultural di media, khususnya di media perempuan. Penelitian ini juga menyumbang pemikiran bagi studi gender di Indonesia, terutama dalam huhungannya dengan media massa.

Women and mass media are two remarkable things which are interesting to he explored. All this time, the media often present women as tempting figures, easily surrender, frail, inactive, and mostly responsible in domestic area. Ironically, there are many media products which are harmful to women's existence that are made by women media worker themselves. Although women have great opportunity to enter media industry but there are some difficulties pursuing women to show their own capability. The focus of this research is a problem occurred in a radio that is segmented for women and managed by women. The thought of this research is how these women, who work in Radio kietro FeM-ale, face the problem of their existence as media workers. To obtain answers to the inquiry, researcher used cultural text production, Marxist socialist, mass media and gender, production of discourse, and radio manavement. These theories were used as theoretical framework of this research. This research is based on critical paradigm with a qualitative approach. Ethrtomethodology was used as a research strategy. Triangulation method is used to collect data. Informants in this research were chosen theory based_ The theory was hierarchy of influence, Technique of interview used in this research was the informal conversational interview. The data was analyzed thematically. The result of this research shows that working women experience various conflicts about their existence as media workers. As they decided to go into media industry, these women had to face media nature which is masculine and capitalistic. This condition puts up women workers to follow media capitalism which will certainly exploit them. The conflict of existence not only happened in organizational level hut also occur in their society. As they grew up in as patriarchal society, their existence as media workers will not he appreciated as a significant mark for women movement. This research contributes a thought for media cultural text production, particularly in women's media. This research also contributes a vender thought for vender study in Indonesia, especially in conceminy with mass media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>