Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Rulyawan
"Rumah Sakit Pendidikan pada sistem kesehatan nasional mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu selain sebagai pusat rujukan regional dan nasional, juga merupakan tempat dihasilkannya sumber daya manusia di bidang kesehatan, khususnya menjadi sarana pendidikan untuk melaksanakan dan membina sikap keterampilan profesional kedokteran. Dengan posisi yang penting serta misi strategis yang diembannya rumah sakit pendidikan senantiasa perlu diupayakan pengembangannya sehingga dapat berfungsi lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil pertemuan CHS, Sirektur RS Pendidikan, Dekan Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia serta Depkes pada tahun 1996, disusunlan Standar RS Pendidikan Tingkat Pengembangan Awal, untuk memberikan kejelasan arti dan strategi bagi sebuah rumah sakit pendidikan dalam rangka menunjang dan meningkat fungsi Rumah Sakit Pendidikan. Tetapi Standar tersebut hanya mempersiapkan instrumen apa Saja yang dibutuhkan oleh suatu Rumah Sakit apabila mengembangkan dirinya menjadi RS Pendidikan Tingkat Awal saja, belum untuk tingkatan yang selanjutnya. Standar tersebut juga belum memperlihatkan bagaimana aspek organisasi dan manajemen dari suatu organisasi RS Pendidikan yang dilihat dengan cara pendekatan sistem.
Standar RS Pendidikan yang dilihat berdasarkan konsep pendekatan sistem yaitu dari input, proses dan outputnya menjadi sangat penting untuk menjawab dan mengantisipasi masalahah-masalah yang timbul akibat adanya perubahan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis input dari sistem manajemen pelayanan dan pendidilian dokter di RSUPN Cipto Mangunkusomo dan FKUI sebagai institusipelayanan dan pendidnkan dokter.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneliti membatasi diri hanya untuk mendapatkan gambaran input dari sistem manajemen pelayanan / pendidikan dokter Rumah Sakit RSUPN/FKUI dengan analisis thematic approach untuk melihat kecukupan dan kesesuaian faktor input tersebut. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara pengumpulan data sekunder dan wawancara mendalam sebanyak 8 informa.
Hasil penelitian mem[erlihatkan bahwa input RSUPN yang sudah cukup dan sesuai dengan berdasarkan Standar RS Pendidikan yang ada, dengan tujuan dan renstra rumah sakit serta dari kepustakaan yang ada adalah dokter, sarana dan prasaranan serta kerjasama antara RSUPN dan FKUI tetapi dari segi keuangannya kerjasama ini sudah tidak sesuai lagi bagi RSUPN, sementara input RSUPN yang masih belum cukup dan sesuai adalah peraturan, keuangan dan pasien. Sedangkan input dari FKUI yang sudah cukup dan sesuai adalah dari peraturanm star pengajar, sarana dan prasarana, mahasiswa serta kurikulum. Keuangan untuk proses pelaksanaan program PPDU masih belum cukup sehingga masih harus disubsidi dana yang bersumber dari PPDS dan program D3 FKUI.
Kesimpulan hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sebagian input yang dimiliki RSUPN dan FKUI ternyata sulit dipisahkan. Input tersebut adalah dokter dan staf pengajarnya, serta sarana dan prasarana RSUPN dan FKUI. Melihat hubungan antara RSUPN dan FKUI yang sudah berlangsung cukup lama sekali (77 tahun) apabila kedua institusi tersebut akan pisahkan seharusnya dengan berdasarkan status badan hukumnya masing-masing, akan menjadi sangal sulit.
Saran dari hasil penelitian ini adalah perlunya peninjauan ulang kerjasama RSUPN dan FKUI yang lebih bcrdasarkan pada fakta, memperkuat hubungan antara RSUPN dan FKUI dengan mengoptimalkan inputnya masing-masing dan perlunya penyempurnaan Standar RS Pendidikan yang Iebih baik lagi. Sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan oleh peneliti lain dengan melihat proses dan output dari sistem rumah sakit pendidikhn yang ada, sehingga diharapkan mendapat masukan yang lebih lengkap lagi dan berguna bagi penyusunan konsep Sistem Rumah Sakit Pendidikan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwar Zuliyar
"Pembangunan di bidang kesehatan terlihat belum merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah Kabepateo Musi Rawas., hal ini dapat diketahui dari rendahnya alokasi pembiayaan bidang kesehatan dalam APBD Kabupaten Musi Rawas (tahun 2002-2006) yaitu rata-rata sebesar 7,9 % darl total APBD, yang menunjukkan masih kurangnya kesadaran para pemangku kepentingan (Stake/wider) akan pentingnya arti pembangunan sektor kesebatan sedangkan ·masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Musi Rawas masih sangat kompleks terlihat darl rendahnya indikator derajat kesehatan sedangkan unsur diluar pemerintah seperti organisasi - organisasi kemasyarakatan belum ataUu tidak dilibatkan. Unsur organisasi kemasyarakatan yang membidangi kesehatan di Kabupaten Musi adalah Forum Musi Rawas Sehat 2008. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) para pemangku kepentingan dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan bidang kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 kriteria, yakni sebagai penanggung jawab ketua, sebagai anggota tim yang mengkoordinasikan, merumuskan dan mengevalusi usulan kegiatan/program serta sebagai penyusun perencanaan dan menyampaikan usulan rencana Pemahaman para pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggamn masih berbentuk pemahaman umum tentang kesehatan, para pemangku kepentingan memiliki kepentingan dalam pembangunan kesehatan karena pembangunan kesehatan memiliki keterkaitan yang erat dimana keberhasilan pembangunan kesehatan adalah juga merupakan keberhasilan program pembangunan lainnya. Sebagian besar posisi para pemangku kepentingan dalam penyusunan dan penganggaran pembangunan bidang kesehatan adalah netml yaitu menyatakan Pembangunan kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keherhasilan pembangunan bangsa, untuk itu diharapkan Pemerintah Daerah memheri porsi yang lebih besar untuk pendanaan sektor kesehatan dalarn APBD.

Development in the healih field seems not to be ihe first priority in Musi Rawa Regency Developmeot. It can be seen from the low budget allocation for the healih field in Regional Budget of Musi Rawa Regency (in 2002 -2006), average 7.9"/o of Regional are still dominated by the government (local government). The main task of function of stakeholders in making planning and development budgeting in the health field can be cla!iSified into three groups. The understanding about health of stakeholders who involved in making planning and budgeting is still general; stakeholders have interests in the health field beeause health development has interweave relation, that is the success of health field is the success of other fields as well; most of the stakeholders' point of view in the health field are neutral.They said that health building is the priority, hut in other side, they said that other fields out of health field also beeame the priority. Hopefully, in the coming future in making planning and development budgeting in the health field always consider standardized rules, quality and quantity improvement of plaoning makerS, supporting of fund, fucility, and means to support planning implementstion. Because of the strong inlluence of stakeholders in deciding budget allocation for health development in Regional Budget, intensive and survival advocate is quite necessary for stakeholders and good coordination with other related institutions. Regional Budget is the bmakdown of development planuing and social welfare is the target. For that reason, inmaking planning and budgeting should involve society. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T31652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Irawan
"Penilaian persepsi pelayanan kesehatan bagi RS DKT Bandar Lampung merupakan sebuah petunjuk dan dasar untuk memeroleh respon yang baik dari pasien sebagai pengguna jasa pelayanan rumah sakit, dan melihat perilaku loyalitas pasien, sehingga dirumuskan bagaimana kualitas pelayanan yang berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis persepsi kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas pasien pada poliklinik obgyn rumah sakit DKT Bandar Lampung tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Pasien memiliki kepuasan kurang dengan menilai dari kenyataan yang didapatkan pasien dilapangan terhadap kualitas layanan Poliklinik Obgyn RS DKT Bandar Lampung Tahun 2023 terutama di tangible yaitu kebersihan dan kenyamanan ruang perawatan, kualitas makanan, kebersihan toilet di Rumah Sakit. Sebagian besar pasien memiliki sikap loyalitas yang cukup. Terdapat hubungan yang positif antara kepuasan pasien terhadap kualitas layanan dengan loyalitas pasien di Poliklinik Obgyn RS DKT Bandar Lampung Tahun 2023, pasien berdasarkan SERVQUAL score dari 5 dimensi didapatkan puas dengan pelayanan yang ada walapun ada beberapa dimensi yang pasien tidak puas dengan pelayanan yang ada sehingga pasien memberikan poin cukup untuk loyalitas artinya pasien akan datang kembali berobat tetapi belum tentu memberikan rekomendasikan kepada orang lain untuk berobat ke RS. DKT Bandar Lampun

The assessment of perceptions of health services for DKT Bandar Lampung Hospital is a guide and basis for obtaining a good response from patients as users of hospital services, and looking at patient loyalty behavior, so that it is formulated how service quality influences increasing patient loyalty. The aim of this research is to analyze perceptions of service quality, satisfaction and patient loyalty at the ob-gyn clinic at DKT Bandar Lampung Hospital in 2023. This research uses a non-experimental design with a cross-sectional approach. Patients have less satisfaction by judging from the reality that patients get in the field regarding the quality of services at the DKT Bandar Lampung Hospital OB-GYN Polyclinic in 2023, especially in tangible terms, namely the cleanliness and comfort of the treatment room, the quality of the food, the cleanliness of the toilets in the hospital. Most patients have a fairly loyal attitude. There is a positive relationship between patient satisfaction with service quality and patient loyalty at the OBGYN Polyclinic of DKT Hospital Bandar Lampung in 2023, patients based on the SERVQUAL score from 5 dimensions were found to be satisfied with existing services even though there were several dimensions where patients were not satisfied with existing services so that patients giving enough points for loyalty means that the patient will come back for treatment but will not necessarily recommend other people to go to the hospital for treatment. DKT Bandar Lampung."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyati
"Telah dilakukan penelitian tentang masalah bagaimana peluang pasar program HHC di RSHS Bandung tahun 1998, dengan tujuan utama diperolehnya informasi tentang kondisi peluang pasar program HHC RSHS Bandung. Ruang lingkup penelitian meliputi empat indikan peluang pasar ialah indikan Pelanggan, Pasar, Kontpetitor dan Lingkungan, dimana indikan Pelanggan membentuk kriteria daya tarik, sedangkan ketiga indikan lainnya membentuk kriteria kemungkinan keberhasilan bagi program HHC RSHS Bandung.
Penelitian ini terdiri dari berbagai rancangan ialah:
Studi data primer tentang pelanggan, yang terbagi dalam dua bagian ialah rancangan kualitatif dengan cara FGD untuk aspek sensitivitas pelanggan terhadap 4P dan perilaku pelanggan, dan rancangan kuantitatif untuk segmentasi pelanggan. Studi data sekunder tentang Pasar, dengan menggunakan rancangan time series. Studi data primer tentang kompetitor, dengan rancangan survei deskriptif, untuk mencari informasi pelayanan primer program HHC dan berapa besar pembayarannya.
Studi data sekunder tentang lingkungan dengan rancangan time series, meliputi peraturan, sosial ekonomi, pendidikan , demografi dan epidemiologi di Jawa Barat. Studi data primer terhadap kemungkinan keberhasilan dan daya tank program HHC RSHS, melalui rancangan kualitatif dengan cara nursing expert judgment melalui teknik Delphi. Sebanyak tiga kali putaran.
G. Studi data primer terhadap besarnya peluang pasar program HHC RSHS melalui expert judgment pengambil keputusan bidang keperawatan ( Kabid Keperawatan ) RSHS Bandung.
Melalui penelitian ini telah diperolelb informasi bahwa program HHC di RSHS Bandung mepunyai daya tank dan kemungkinan keberhasilan yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa peluang pasar program HHC di RSHS Bandung adalah besar.
Mengingat basil penelitian memberikan informasi bahwa peluang pasar program 1-MC ternyata besar, maka disarankan kepada RSHS Bandung untuk membentuk organisasi khusus yang berada di bawah Kadir Pelayanan Medis dan keperawatan yang berperan dalam penyususunan pcrencanaan stratejik program HHC serta strateji pelaksanaan dan evaluasinya. Hal ini penting, mengingat Direktur telah menginstruksikan kepada Kepala Bidang Keperawatan untuk melaksanakan program HHC dalam bidang keperawatan, mendahului bidang lainnya. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk mengenal lebih jauh kebutuhan dan harapan pelanggan dengan jumlah dan jenis pelanggan yang lebih besar dan bervariasi. Mengingat Program ini merupakan program baru, maka disarankan pula melakukan penelitian untuk melihat efisiensi dan efektifitas program, bail( dari sudut RSHS, piovider maupun pelanggan.

A research concerning the market opportunity of Hospital Home Care Program in RSHS in 1998 has been made with the main aim to get the information about the market opportunity condition of the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital Bandung. The scope of research covers four market opportunity indicators, the Consumer, Market, Competitor and Environment, where the Consumer indicator forms the criteria of attractiveness while the other three forms the criteria of the possibility of success for the program.
The research is divided into several designs:
1. Primary data study for the consumer, mainly divided into two sections, the qualitativedesign with FGD design for the aspect of the consumer's sensitivity toward the 4P's (Promotion, Product, Place and Price) and the quantitative design for the consumer's segmentation.
2. Secondary data study concerning the market, using the Time Series Design.
3. Primary data study concerning the primary competitor, using the descriptive survey in order to find the service of and cost charged for the Program.
4. Secondary data study concerning the environment, using the Time Series Design that covers the policies, social economy, education, demography and epidemiology in West Java Province.
5, Primary data study concerning the possibility of success and the attractiveness of Hospital Home Care Program in RSHS Bandung, through the qualitative design, using the Nursing expert judgment with three ruonds Delphi technique.
6. Primary data study concerning the market opportunity through the expert judgment of the decision makers of the Nursing Division of RSHS Bandung.
The research finds that the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital has a high attractiveness and possibility of success so that it can be concluded that the market opportunity of the program is high.
As the research result shows that the market opportunity of the program is indeed great, it is recommended for the RSHS Bandung to form a special organization under the authority of Wadir Pelayanan R4edis dan Keperawatan that functions in the strategic planning, actuating and evaluation of the program. This is important, as the Director has instructed The Nursing Division to proceed with the program, ahead of other divisions. For further research, it is recommended to find out the needs and expectancy of the consumer through the FGD with more and varied consumers participate. Since it is new, when starting to work out, it is recommended to make a further research to find out the efficiency and effectiveness of the program, from the RSHS, providers and consumers point of view.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kartika Anitasari
"Penyebaran penyakit di rumah sakit dapat melalui berbagai macam media, diantaranya penyebaran melalui udara yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah istilah untuk infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Tempat ataupun ruangan yang sangat berpotensi untuk terjadinya penularan antara lain ialah kamar operasi. Kamar operasi adalah fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan bagi pasien-pasien yang membutuhkan penanganan operasi kecil maupun operasi besar. Di kamar operasi inilah dilakukannya tindakan pembedahan yang memiliki potensi tinggi terjadinya infeksi. Dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Operasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012. Ventilasi di ruang operasi harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan. Sistem Instalasi tata udara pada Bangunan Rumah Sakit harus dirancang terpisah dan tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit (infeksi nosocomial). Melihat permasalahan tersebut di atas peneliti melihat pentingnya dilakukan pengaruh tata udara terhadap partikel pembawa bakteri di critical area rumah sakit dengan menggunakan perhitungan dan data analysis dilakukan dengan pendekatan metode Computational Fluid Dynamic ( CFD ) dan visual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif case study experimental dengan pemodelan simulasi dengan aplikasi Computational Fluid Dynamic ( CFD ). Dilakukan penelitian awal dengan melihat kondisi eksisting bangunan dan sarana prasarana pendukung, dilanjutkan dengan simulasi, kemudian hasil perhitungan simulasi disandingkan dengan ketentuan persyaratan bangunan dan sarana prasarana rumah sakit.

The spread of disease in hospitals can be through a variety of media, including spread through the air which can cause nosocomial infections. Nosocomial infection is a term for infection that develops in a hospital environment. Places or rooms that have the potential for transmission are operating rooms. Operating room is a facility that has many requirements. This facility is used for patients who need to handle small operations or large operations. In this operating room, surgery is performed that has a high potential for infection. In the Technical Guidelines for Hospital Operating Room Buildings issued by the Directorate of Medical Support Services and Health Facilities at the Directorate of Health Efforts, Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2012. Ventilation in the operating room must be a filtered and controlled ventilation. Air exchange and circulation provide fresh air and prevent the collection of anesthetic gases in the room. The air system installation in the Hospital Building must be designed separately and not cause disease transmission (nosocomial infection). Seeing the problems mentioned above, researchers see the importance of the effect of the air system on bacterial carrier particles in critical areas of the hospital using calculations and data analysis carried out with the Computational Fluid Dynamic (CFD) and visual approach. This research is a quantitative case study experimental study with simulation modeling with the Computational Fluid Dynamic (CFD) application. Initial research was carried out by looking at the condition of the existing buildings and supporting infrastructure, followed by simulations, then the results of the simulation calculations were juxtaposed with the provisions of the building requirements and hospital infrastructure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library