Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Chrisman
"Studi komputasi adalah studi yang ditentukan dari perhitungan struktur elektronik berupa material, seperti Fe, Ni, dan Co. Struktur kristal berupa material Fe, Ni, dan Co yang dikomputasikan adalah Fe3Ni2 dan Fe6Ni3Co. Struktur Fe6Ni3Co yang didapatkan dengan mengganti Ni pada Fe3Ni2 dengan Co. Studi ini telah dilakukan dengan menggunakan Density Functional Theory (DFT) melalui metode atomistik, optimasi geometri, dan analisis konstanta elastis. Metode atomistik menunjukkan bahwa struktur kristal yang berbentuk tetragonal dan kelompok ruang P4/mmm. Optimasi geometri dilakukan dengan menggunakan energy cutoff sebesar 300 eV terhadap struktur kristal yang berbentuk tetragonal dengan parameter kisi (a, b, c) adalah (10, 10, 1) dalam satuan Å. Analisis konstanta elastis menghasilkan besaran Cij terdiri dari i adalah pola regangan secara masing-masing sebanyak 6 dan j adalah amplitudo sebanyak 6. Cij berguna untuk menentukan konstanta elastis beserta jenisnya, antara lain modulus elastisitas, modulus bulk, modulus geser, kompresibilitas, dan rasio poisson serta berguna untuk menentukan kondisi stabilitas dari Fe3Ni2 dan Fe6Ni3Co.

Computational studies are studies that are determined from the calculation of the electronic structure of materials, such as Fe, Ni, and Co. The crystal structures in the form of Fe, Ni, and Co materials which are computed are Fe3Ni2 and Fe6Ni3Co. The Fe6Ni3Co structure obtained by replacing Ni in Fe3Ni2 with Co. This study was carried out using Density Functional Theory (DFT) through atomistic method, geometry optimization, and elastic constant analysis. Atomistic method shows that the crystal structure is tetragonal and the space group is P4/mmm. Geometry optimization was carried out using a cutoff energy of 300 eV for a tetragonal crystal structure with lattice parameters (a, b, c) of (10, 10, 1) in Å units. Analysis of the elastic constant produces the amount Cij consist of i is the pattern of strain as many as 6 each and j is the amplitude of 6. Cij is useful for determine the elastic constants and their types, including modulus of elasticity, bulk modulus, shear modulus, compressibility, and poisson’s ratio as well useful to determine the stability conditions of Fe3Ni2 and Fe6Ni3Co."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Kengo
"Graphene merupakan material tipis yang paling umum dan paling banyak dipelajari saat ini. Graphene adalah material yang hampir transparan dengan nilai penyerapan cahaya sekitar 2,3% sehingga tidak terlalu cocok untuk aplikasi fisis yang melibatkan penyerapan cahaya. Dengan menggunakan salah satu varian struktur dielektrik berlapis tecermin, yaitu dielektrik berulang dua lapis, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sifat optik graphene, terutama absorpsi cahayanya, dapat diperkuat hingga 50%. Namun, variasi lebih lanjut dari struktur dielektrik berlapis tercermin, seperti tiga dielektrik berulang atau empat dielektrik berulang, belum diketahui apakah akan mampu memperkuat penyerapan cahaya oleh graphene atau tidak Pada tugas akhir ini, kami mempelajari struktur dielektrik berlapis tercermin berupa tiga lapis berulang dan empat lapis berulang untuk memahami seberapa pengaruh struktur tersebut terhadap material tipis, lebih spesifiknya, lapisan graphene tunggal, yang dijepit di tengah struktur tersebut. Dari studi ini, kita akan melihat bahwa untuk struktur berlapis dengan menggunakan tiga dielektrik, nilai dari absorpsi cahaya oleh material tipis yang diapit berosilasi antara dua nilai tertentu. Sementara itu, untuk struktur berlapis dengan menggunakan empat dielektrik, nilai absorpsi cahaya oleh material tipis dapat diperkuat. Penggunaan jumlah dielektrik yang lebih banyak dalam hal ini membuka peluang untuk melakukan pengaturan secara halus pada sifat optis material tipis apapun sehingga struktur dapat menghasilkan nilai yang diinginkan pada perangkat optoelektronik tertentu.

Graphene is the most commonly known and studied material that are really thin. Graphene is an almost transparent material with a value of light absorption of about 2.3% so that it is not really suitable for physical applications involving light absorption. By using a variant of mirrored multilayer dielectric structures, i.e. the two-layer repeating dielectrics, a previous research has shown that the optical properties of graphene, especially its light absorption, can be amplified up to 50%. However, further variations of the mirrored multilayer dielectric structures, for example three layers of repeated dielectrics or four layers of repeated dielectrics, are not yet known whether they will be able to strengthen the light absorption by graphene. In this final project, we study the mirrored multilayer dielectric structures in the forms of three repeated layers and four repeated layers to understand how they influence optical absorption of the thin layer of material that is sandwiched inside them, more specifically, a single layer of graphene. From this study, we will see that for a layered structure using three dielectrics that value of light absorption in the sandwiched thin material oscillates between two certain values. Meanwhile, for the layered structure using four dielectrics, the light absorption by thin material can be strengthened. The use of a greater number of dielectrics in this case opens up the opportunity to fine-tune the optical properties of any arbitrary thin material so that the structure can produce the desired values of light absorption for precise optoelectronic applications."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahirah Lesnia Wibawati Chamsudi
"Pada umumnya pipa digunakan untuk membawa dan mengalirkan fluida yang bekerja di bawah tekanan internal, eksternal, maupun keduanya. Adanya tekanan ini akan menimbulkan sebuah tegangan pada sistem perpipaan, namun tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan harus kurang dari tegangan yang diijinkan berdasarkan kode ASME (American Society of Mechanical Engginering). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan menggunakan tiga jenis material yang berbeda berdasarkan beban sustain dan beban termal yang diberikan, sehingga dapat diketahui material yang memiliki performa unggul ketika diberikan faktor beban. Ketiga material yang dijadikan bahan uji diatur oleh sebuah kode ASME B31.3 mengenai pipa proses, dalam penelitian ini dilakukan perhitungan dengan bantuan software analisa tegangan CAESAR II. Hasil analisa berdasarkan nilai rasio tegangan sustain dan ekspansi termal menunjukkan performa material baja karbon (A-106 Gr.B) lebih baik daripada material baja paduan (A-335 P5), dan baja tahan karat (A-312 TP-304) dengan syarat fluida yang mengalir pada sistem perpipaan tidak bersifat korosif. Hasil ini ditunjukkan berdasarkan nilai rasio tegangan sustain terkecil material A-106 Gr.B bernilai 5,8% dan untuk nilai tegangan ekspansi termal ditentukan berdasarkan beban suhu tertinggi yaitu sebesar 350 C dimana pada material A-106 Gr.B menunjukkan nilai tegangan ekspansi termal terkecil sebesar 127251090,4 N/m^2 dengan rasio 40%.

In general, pipes carry and flow fluids that work under internal, external, or both pressure. This pressure will cause stress in the piping system. Still, the stress that occurs in the piping system must be less than the allowable stress based on the ASME (American Society of Mechanical Engineering) code. This research was conducted to know the stress values that occur in the piping system using three different types of material based on the sustained load and the applied thermal load so that it can be known which material has superior performance when given a load factor. The three materials are regulated by an ASME B31.3 code regarding pipe processes. In this study, calculations will be using CAESAR II stress analysis software. The results of the analysis based on the value of the ratio of sustain stress and thermal expansion show that the performance of carbon steel material (A-106 Gr.B) is better than alloy steel material (A-335 P5) and stainless steel (A-312 TP-304) provided that the fluid in the piping system is not corrosive. These results are based in the smallest percentage of sustain stress ratio of material A-106 Gr.B is 5,8%. For the value of thermal expansion stress determined based on the highest temperature load of 350 C where the value of stress material A-106 Gr.B is 127251090,4 N/m^2 and the percentage of stress ratio is 40%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahirah Lesnia Wibawati Chamsud
"Pada umumnya pipa digunakan untuk membawa dan mengalirkan fluida yang bekerja di bawah tekanan internal, eksternal, maupun keduanya. Adanya tekanan ini akan menimbulkan sebuah tegangan pada sistem perpipaan, namun tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan harus kurang dari tegangan yang diijinkan berdasarkan kode ASME (American Society of Mechanical Engginering). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan menggunakan tiga jenis material yang berbeda berdasarkan beban sustain dan beban termal yang diberikan, sehingga dapat diketahui material yang memiliki performa unggul ketika diberikan faktor beban. Ketiga material yang dijadikan bahan uji diatur oleh sebuah kode ASME B31.3 mengenai pipa proses, dalam penelitian ini dilakukan perhitungan dengan bantuan software analisa tegangan CAESAR II. Hasil analisa berdasarkan nilai rasio tegangan sustain dan ekspansi termal menunjukkan performa material baja karbon (A-106 Gr.B) lebih baik daripada material baja paduan (A-335 P5), dan baja tahan karat (A-312 TP-304) dengan syarat fluida yang mengalir pada sistem perpipaan tidak bersifat korosif.
Hasil ini ditunjukkan berdasarkan nilai rasio tegangan sustain terkecil material A-106
Gr.B bernilai 5,8% dan untuk nilai tegangan ekspansi termal ditentukan berdasarkan beban suhu tertinggi yaitu sebesar 350!C dimana pada material A-106 Gr.B
menunjukkan nilai tegangan ekspansi termal terkecil sebesar 127251090,4 N/m" dengan rasio 40%.

In general, pipes carry and flow fluids that work under internal, external, or both pressure. This pressure will cause stress in the piping system. Still, the stress that occurs in the piping system must be less than the allowable stress based on the ASME (American Society of Mechanical Engineering) code. This research was conducted to know the stress values that occur in the piping system using three different types of material based on the sustained load and the applied thermal load so that it can be known which material has superior performance when given a load factor. The three materials are regulated by an ASME B31.3 code regarding pipe processes. In this study, calculations will be using CAESAR II stress analysis software. The results of the analysis based on the value of the ratio of sustain stress and thermal expansion show that the performance of carbon steel
material (A-106 Gr.B) is better than alloy steel material (A-335 P5) and stainless steel (A-312 TP-304) provided that the fluid in the piping system is not corrosive. These results are based in the smallest percentage of sustain stress ratio of material A-106 Gr.B is 5,8%. For the value of thermal expansion stress determined based on the highest temperature load of 350!C where the value of stress material A-106 Gr.B is 127251090,4 N/m" and
the percentage of stress ratio is 40%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwa Malahatul Fardah
"Dengan adanya kesadaran akan perlindungan lingkungan, bahan flame retardant berbasis bio menjadi pilihan utama yang mendapat perhatian bagi para peneliti. Dalam penelitian ini, kitosan dan natrium alginat sebagai sistem penghambat api dibangun di atas kain goni untuk mencapai ketahanan api yang efisien dengan metode pelapisan bertingkat. Hasil uji pembakaran UL-94V menunjukkan bahwa ketahanan api paling baik dicapai oleh kain 5 lapisan dengan waktu pembakaran 324,8 detik. C/NA membentuk lapisan arang yang melindungi permukaan kain goni, sehingga ketahanan api meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah lapisan. Kenaikan massa memiliki efek pada kinerja tahan api dalam proses pembakaran. Semua kain yang diberi perlakuan alkali meningkat dengan meningkatnya jumlah pelapisan dan lebih tinggi dari pada kain tanpa perlakuan alkali dengan pelapisan yang sama. Pemindaian mikroskop elektron menegaskan bahwa pada permukaan serat dengan pelapisan terdapat bintik putih yang menunjukkan bahwa lapisan C/NA menempel pada permukaan kain goni. Antara kain 5C/NA dan 5C/NA-A, kain 5C/NA-A memperlihatkan struktur serat yang lebih kasar jika di bandingkan dengan kain 5C/NA karena kain 5C/NA-A mendapatkan perlakuan alkali dengan perendaman dalam basa kuat, yaitu NaOH. Hasil FTIR menunjukkan jelaga kain NT tidak terlihat adanya puncak OH yang berada pada bilangan gelombang 3500 – 3200 cm-1 , hal ini menunjukkan bahwa terjadi pembakaran sempurna pada kain. Sedangkan pada spektra 1C/NA-A dan 5C/NA-A terlihat adanya puncak OH yang berada pada bilangan gelombang 3320 cm-1 , dimana menunjukkan bahwa dalam proses pembakaran tidak mampu membakar kain goni secara keseluruhan.

With environmental protection awareness, bio-based flame retardant materials are the main choice that has received attention from researchers. In this study, chitosan and sodium alginate as flame retardant systems were built on jute fabric to achieve efficient flame retardancy by a multilayer coating method. The UL-94V burning test results showed the best flame retardancy achieved by the 5-layer fabric with a burning time of 324.8 seconds. C/NA forms a char layer that protects the surface of the jute fabric, so the fire resistance increases as the number of layers increases. The increase in weight affects the flame retardant performance in the burning process. All alkali-treated fabrics increased with the addition of coating amount and were higher than those without alkali treatment with the same coating. Scanning electron microscopy confirmed that on the surface of the fibers with coatings, there were white spots indicating that the C/NA coating was attached to the surface of the jute fabric. Between the 5C/NA and 5C/NA-A fabrics, the 5C/NA-A fabric showed a coarser fiber structure when compared to the 5C/NA fabric because the 5C/NA-A fabric received alkali treatment by immersing in a strong base, NaOH. The FTIR results showed that the NT fabric did not show any OH peaks at wave numbers 3500 - 3200 cm-1 , indicating that complete combustion occurred on the fabric. Whereas in the spectra of 1C/NA-A and 5C/NA-A, there is an OH peak at wave number 3320 cm-1 , which indicates that the combustion process cannot burn the jute fabric as a whole."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Dwi Sartika
"Disperse Red 1 (DR 1) adalah pewarna merah yang memiliki unsur kimia C16H18N4O3. DR 1 merupakan pewarna azo yang mempunyai sifat fotoisomerisasi reversibel. Pada pewarna azo perubahan dari trans ke cis dapat menyebabkan perubahan reversibel yang diinduksi cahaya pada beberapa pewarna, seperti DR 1. Perubahan struktur dari trans ke cis terjadi karena penyerapan cahaya ultraviolet (UV). Pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai spektrum serapan cahaya pada perubahan struktur molekul Disperse Red 1 isomer trans terhadap isomer 90° dan isomer cis, sehingga mengetahui besar pergeseran spektrum penyerapan cahaya karena penyerapan UV menggunakan metode komputasi density functional theory (DFT). Hasil analisa berdasarkan spektrum serapan optik didapatkan perubahan warna pada isomer trans, 90°, dan cis karena ketika trans menyerap sinar UV maka akan terjadi pergeseran molekul sehingga membentuk isomer 90° dan isomer cis, pada saat pergeseran inilah molekul menyerap energi cahaya sehingga mengalami perubahan warna.

Disperse Red 1 (DR 1) is a red dye with the chemical element C16H18N4O3. DR 1 is an azo dye with reversible photoisomerisation properties. Some azo dyes, including DR 1, undergo light-induced reversible transitions from trans to cis. Changes in structure from trans to cis occur due to ultraviolet (UV) light absorption. This study aimed to determine the value of changes in the molecular structure of Disperse Red 1 trans isomer to 90° isomer and cis isomer, on the light absorption spectrum in order to determine the magnitude of the shift in the light absorption spectrum due to UV absorption using the density functional theory (DFT) computational method. Based on the optical absorption spectrum, the analysis revealed colour changes in the trans, 90 °, and cis isomers. When the trans-absorbed UV light, a molecular shift occurred to form the 90° isomer and the cis isomer. The molecule absorbed light energy during this shift, causing it to change colour."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Gempar Wicaksono
"Telah dilakukan penelitian mengenai proses sintesis polyacrylic acid yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan polimer pada peningkatan kapasitas penyerapan air. Sampel yang digunakan untuk mengetahui kapasitas penyerapan air yaitu produk absorben komersial berupa Disposable Baby Diapers. Proses sintesis polimer dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi dengan teknik semi-kontinyu dengan komponen komposisi yaitu aquades, surfaktan anionik SDS, dan larutan PVA terhidrolisis sebagian medium viscosity. Kemudian untuk monomer acrylic acid dan inisiator APS dicampurkan secara kontinyu selama proses sintesis berlangsung pada temperatur ±70°C, kecepatan agitasi 300 rpm, dan waktu sintesis selama 4 jam dengan tiga variasi komposisi yaitu PAA, PAA+SDS, dan PAA+SDS+PVA. Kapasitas penyerapan air dihitung dengan mengikuti standar dari ASTM D570-98 dan diperoleh nilai kapasitas penyerapan air yang meningkat pada semua variasi komposisi dengan dilakukan pelapisan sebanyak 1 gram pada sampel diapers dan diperoleh peningkatan kapasitas penyerapan air pada variasi komposisi satu sebesar 229%, variasi kedua sebesar 206%, dan variasi ketiga sebesar 705%.

Research has been conducted on the synthesis process of polyacrylic acid to determine the effect of adding polymer on the water absorption capacity. The sample used to determine water absorption capacity is a commercial absorbent product in Disposable Baby Diapers (DBD). The polymer synthesis process utilized the emulsion polymerization method with a semi-continuous technique. The composition included distilled water, SDS anionic surfactant, and partially hydrolyzed PVA solution with medium viscosity. Acrylic acid monomer and APS initiator were continuously mixed during the synthesis process at a temperature of approximately 70°C, an agitation speed of 300 rpm, and a synthesis time of 4 hours. Three composition variations were used, namely PAA, PAA+SDS, and PAA+SDS+PVA. The water absorption capacity was calculated following the ASTM D570-98 standard. The resultsshowed an increased water absorption capacity for all composition variations. Coating 1 gram of the sample diapers resulted in an increase of 229% for the first composition variation, 206% for the second variation, and 705% for the third variation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Almadeo Sukoco
"Penelitian mengenai pengaruh penambahan bahan pengisi atau filler berupa bahan pati dan bahan kaolin terhadap peningkatan kekuatan rekat Polivinil Asetat (PVAc) telah dilakukan. Penambahan filler dilakukan dengan dua kondisi yang berbeda yakni filler tanpa pemanasan dan filler yang melibatkan pemanasan. Pada setiap kondisi, dilakukan variasi komposisi filler yang ditambahkan ke PVAc antara lain 1%, 3% dan 5%. Terkhusus untuk kondisi filler dengan pemanasan, filler dilarutkan dengan akuades dengan temperatur 70-80 °C serta kecepatan pengadukan 300 rpm selama 60 menit. Pencampuran PVAc dengan berbagai variasi komposisi filler pati dan kaolin dilakukan dengan kecepatan agitasi 300 rpm selama 60 menit. Pengujian kekuatan rekat sampel dilakukan berdasarkan ASTM D905-03 tentang uji kuat geser dan diperoleh hasil kekuatan rekat PVAc meningkat seiring penambahan filler pati dan kaolin hingga batas komposisi 3%, lalu untuk komposisi filler sebanyak 5% kekatan rekat yang dihasilkan menurun. Evaluasi beberapa parameter juga dilakukan dalam penelitian ini yang meliputi, pengukuran pH, densitas, viskositas, dan kandungan padatan (solid content). Beberapa metode karakterisasi juga dilakukan yakni FTIR, SEM dan PSA. Spektrum FTIR menunjukkan adanya kemiripan antara PVAc murni dan PVAc yang dilakukan penambahan filler, dengan adanya sedikit pergesaran serta penambahan spektrum dan intensitas puncak. Hasil SEM menunjukkan morfologi partikel filler pati dan kaolin yang tersebar dan mengisi pori matriks PVAc. Seiring penambahan komposisi filler, hasil PSA menunjukkan peningkatan ukuran rata-rata diameter partikel dari 2,12 μm hingga 6,29 μm.

Polyvinyl Acetate (PVAc) has been studied to find out what happens when fillers like starch and kaolin are added to make the glue stronger. Filler were added in two different ways: with or without heat. In each condition, different amounts of filler were mixed into the PVAc, such as 1%, 3%, and 5%. For the filler condition with heating, the filler was mixed with distilled water at 70–80°C and 300 rpm for 60 minutes. The PVAc was mixed with different combinations of starch and kaolin filler at a speed of 300 rpm for 60 minutes. The shear strength test of the samples was carried out according to ASTM D905-03, and the results showed that adding starch and kaolin fillers increased the adhesive strength of PVAc up to a composition limit of 3%. After that, the adhesive strength actually went down at a composition limit of 5%. Several parameters, such as pH, density, viscosity, and solid content, were also measured as part of this study. FTIR, SEM, and PSA were also used to figure out what the material was like. With a small shift and spectrum addition, the FTIR spectrum shows that pure PVAc and PVAc with filler added are generally similar. The SEM results showed the shape of the starch and kaolin filler particles, which were scattered and filled the holes in the PVAc matrix. When more filler is added to PVAc, the PSA results show that the average particle size was increased from 2,12 µm to 6,29 µm. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Kumalasari Adita Putri
"Interaksi Dzyaloshinskii-Moriya (DMI) yang terkenal sering ditemukan pada sistem multilayer merupakan interaksi pertukaran antisimetrik yang telah berperan besar dalam bidang spintronik. Disini kami meneliti interaksi spin pada antarmuka sistem multilayer yang terdiri dari sebuah lapisan paramagnetik yang terbuat dari logam transisi berat pita pengisian 5d (5d3-5d10) dan lapisan-lapisan feromagnetik yang terbuat dari (CoFeB, Co). Kami menggunakan teori respons linier untuk mengkomputasikan kekuatan DMI dan menentukan tekstur spin secara numerik menggunakan koefisien DM dan suseptibilitas magnetik yang diperoleh untuk memenuhi tujuan kami. Hasil yang kami peroleh menunjukkan tekstur spin DMI memiliki arah spin yang mengarah sejajar dengan magnetisasi dan kopling spin-orbit Rashba (RSOC) akan sejajar dengan permukaan. Dengan merekayasa antarmuka, sistem dapat menunjukkan sifat magnetik yang menarik dan dapat menginspirasikan gagasan baru dan kreatif dalam bidang spintronik.

The famous Dzyaloshinskii-Moriya Interaction (DMI), which is frequently seen in multilayer systems, is an antisymmetric exchange interaction that has played a major part in the field of spintronics. In this study, we examine the spin interactions in the multilayer system that consists of paramagnetic layer using heavy 5d band filling (5d3-5d10) transition metal and ferromagnetic layer comprised of (CoFeB, Co). We use linear response theory to compute the strength of DMI and numerically depict the spin texture using the recorded DM coefficient and magnetic susceptibility to accomplish our goals. Our results show that the DMI spin texture has a preferred spin direction parallel to the magnetization and the RSOC parallel to the surface. By interface engineering, the system could exhibit intriguing magnetic properties that inspire new and creative spintronics notions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Febyana
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari penambahan agen ikatan silang terhadap ketahanan air perekat Polivinil Asetat (PVAc). Proses pencampuran agen ikatan silang dengan perekat Polivinil Asetat dilakukan dalam jangka waktu 30 menit hingga 1 jam pada suhu ruang (25-30°C). Agen ikatan silang yang ditambahkan dalam proses ini antara lain aluminium klorida, glioksal, dan boraks dengan konsentrasi sebanyak 1, 3, dan 5 wt%. Melalui uji ketahanan terhadap air, diperoleh jenis agen ikatan silang glioksal dengan komposisi 5 wt% yang paling tahan terhadap air dengan kuat tarik perekat sebesar 98.000 N/m2 setelah direndam selama 8 jam. Selain itu, didukung dengan penambahan densitas dan viskositas yaitu 1,45 gr/cc dan 17,78 mPa.s. Nilai pH yang diperoleh dari pencampuran glioksal dengan perekat polivinil asetat tidak mengalami perubahan signifikan karena kedua bahan sama-sama memiliki pH asam. Selain itu, tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil FTIR karena ikatan silang terbentuk secara fisik, namun keberadaan glioksal dapat dilihat dengan adanya penurunan gugus fungsi C-O pada PVAc yang sudah ditambahkan glioksal. Selain itu, PVAc murni yang digunakan pada pencampuran dengan agen ikatan silang sudah melewati reaksi polimerisasi yang sempurna dengan nilai kandungan padatan 50,66%.

A study has been achieved to see the effect of the addition of a cross-linking agent on the water resistance of polyvinyl acetate (PVAc) adhesives. The mixing process of crosslinking agent with Polyvinyl Acetate adhesive is carried out within a period of 30 minutes to 1 hour at room temperature (25-30°C). Crosslinking agents added in this process include aluminium chloride, glyoxal, and borax with concentrations of 1, 3, and 5 wt%. Through the water resistance test, it was found that the type of glyoxal crosslinking agent with a composition of 5 wt% was the most resistant to water with a strong adhesive pull of 98,000 N/𝑚2 after being soaked for 8 hours. It is supported by the addition of density and viscosity, namely 1,45 gr/cc and 17.78 mPa.s. The pH value does not change significantly because both materials have an acidic pH. There was no significant change in FTIR results because crosslinking was formed physically, but the presence of glyoxal can be seen by a decrease in the C-O functional group in PVAc that has been added glyoxal. The pure PVAc used with cross-linked agents has gone through a complete polymerization reaction with a solids content value of 50.66%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>