Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisabeth Martha Koeanan
"Image clustering adalah pengelompokan citra berdasarkan kesamaan ciri tententu pada sekumpulan citra. Image clustering yang dilakukan berdasarkan konten citra dapat menggunakan komponen warna, tekstur, garis tepi, bentuk, dan lainnya, atau berupa gabungan dari beberapa komponen. Pada penelitian ini dilakukan image clustering berdasarkan komponen warna. Tiga hal yang diperhatikan dalam proses clustering ini adalah penggunaan ruang warna, representasi citra, dan metode clustering. Ruang warna yang digunakan dalam penelitian ini adalah RGB, HSV, dan L*a*b*. Representasi citra atau feature extraction menggunakan histogram dan Gaussian Mixture Model, sedangkan metode clustering yang digunakan adalah K-Means dan Agglomerative Hierarchical. Pada ruang warna RGB dan L*a*b*, kinerja clustering terbaik berhasil dilakukan dengan menggunakan representasi citra GMM, sedangkan pada ruang warna HSV, citra yang berhasil dikelompokan dengan kinerja paling baik menggunakan representasi citra histogram. Kemudian, metode K-Means clustering bekerja lebih baik daripada Agglomerative Hierarchical pada image clustering yang menggunakan komposisi warna.

Image clustering is a process of grouping the image based on their similarity. Image clustering based on image content usually uses the color component, texture, edge, shape, or mixture of two components, etc. This research focuses in image clustering uses color component. Three main concepts concerned on this research are color space, image representation (feature extraction), and clustering method. RGB, HSV, and L*a*b* are used in color spaces. The image representations use Histogram and Gaussian Mixture Model (GMM), whereas the clustering methods are K-Means and Agglomerative Hierarchical Clustering. The result of the experiment show that GMM representation is better used for RGB and L*a*b* color space, whereas Histogram is better used for HSV. The experiment also show that K-Means better than Agglomerative Hierarchical for clustering method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi M. Hamzah
"Pertukaran informasi dengan menggunakan arsitektur peer-to-peer telah mendapat popularitas di dunia internet. Tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer to peer disebabkan karena setiap orang bisa dengan mudah melakukan pertukaran informasi tanpa harus menyiap- kan server khusus. Dengan semakin tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer-to-peer, maka kebutuhan akan efisiensi semakin meningkat pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem peer-to-peer yang mampu melakukan pencarian berdasarkan keyword dari dokumen, dengan memanfaatkan kemiripan koleksi dokumen antar peer untuk meningkatkan efisiensi. Peer-peer yang memiliki koleksi dokumen yang mirip didekatkan untuk meningkatkan kualitas pencarian dengan cara membuat shortcut atau overlay network diatas jaringan peer-to-peer yang sudah ada. Penulis melaksanakan simulasi untuk menguji kinerja algoritma yang dibuat oleh penulis. Penulis membandingkan metode pencarian dokumen yang dibuat oleh penulis dengan metode breadth-first-search. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diajukan penulis terbukti lebih baik dibandingkan metode breadth-firstsearch yang ditunjukkan dengan berkurangnya waktu respon sementara pada saat yang sama persentase query yang berhasil justru meningkat. Peningkatan kinerja juga ditunjukkan dengan berkurangnya pesan yang dihasilkan sementara pada saat yang sama jumlah dokumen yang didapatkan justru meningkat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa shortcut akan berfungsi secara optimal setelah query tiba pada peer yang mempunyai dokumen yang relevan terhadap query tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Hadiyan
"PT. Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan yang berkembang pada industri telekomunikasi. Namun, PT. Indosat Tbk memiliki permasalahan mengenai customer satisfaction yang cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data media sosial, terutama twitter, menawarkan data mengenai opini publik yang sangat padat. Namun data twitter yang masih bersifat unstructured diperlukan proses lebih lanjut untuk dapat menemukan dimensi-dimensi beserta sentimen masyarakat terhadap dimensi tersebut. Latent Dirichlet Allocation (LDA) dengan Generative Statistical modelnya memungkinkan suatu set data pengamatan dapat dijelaskan oleh kelompok yang tidak teramati. Penelitian ini menentukan 30 kelompok kata representatif dari hasil LDA. Hasilnya terdapat 18 dimensi yang paling banyak dibicarakan mengenai Indosat pada linimasa twitter. Dimensidimensi tersebut mewakili 14 dimensi yang sudah ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kepuasan pelanggan pada layanan telekomunikasi, bahkan dengan LDA mendapatkan dimensi lebih detail dan lebih real time. Masing-masing dokumen dalam dimensi tersebut diberi label sentimennya, dan ditentukan akurasinya menggunakan supervised classification, hasilnya adalah 72% akurasi dengan model Naive Bayes Classification. Mengabaikan sentimen netral, sentimen negatif Indosat masih lebih tinggi daripada sentimen positifnya, yaitu dengan 16% sentimen negatif. Persentase negatif tersebut masih didominasi dengan dimensi berkaitan dengan layanan Indosat. Sementara dominasi sentimen positif ada pada dimensi yang berhubungan dengan ketersediaan layanan untuk pengguna.

PT. Indosat Tbk is One of the companies developing in the telecommunications industry. However, PT. Indosat Tbk is very concerned about customer satisfaction which tends to decrease from year to year. Social media media, especially Twitter, offer data about public opinion that is very crowded. However, the twitter data that is still unstructured requires a further process to be able to find the dimensions and sentiments of the community towards that dimension. Latent Dirichlet Allocation (LDA) with the Generative Statistics model allows a monitoring data set to be accessed by unobserved groups. This study determines 30 groups of words that represent the results of the LDA. There are 18 dimensions that are most talked about about Indosat on the Twitter timeline. These dimensions represent the 14 dimensions found in previous studies of customer satisfaction in telecommunications services, even with LDA getting more detailed and more real-time dimensions. Each document in this dimension is labeled sentiment, and its accuracy is determined using a supervised classification, obtained 72% accuracy with the Naive Bayes Classification model. Ignoring the negative sentiment, Indosat's negative sentiment was still higher than the positive sentiment, namely with a 16% negative sentiment. The negative percentage is still a comparison with Indosat services. While the dominance of positive sentiment is in the dimensions associated with service support for users."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nugro Susilo
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kementerian yang bertanggung jawab terhadap penyediaan layanan pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia dengan berfokus kepada peningkatan kualitas dan relevansi keterjangkauan dan kesetaraan layanan pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara transparan akuntabel efisien dan efektif dalam rangka menuju good governance Terkait hal tersebut salah satu yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah dengan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan SIMKEU namun jika dilihat dari tingkat penggunaan SIMKEU sampai dengan saat ini masih jauh dari memuaskan yaitu 67 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berpengaruh kepada penggunaan SIMKEU Kemdikbud Model penerimaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi dari Technology Acceptance Model TAM dan Delone and McLean IS Success Models Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling SEM dan analisis jalur Path Analysis Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan Sistem informasi manajemen keuangan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain yaitu CSE Computer Self Efficacy TRN Training SN Subjective Norm PEOU Perceived Ease Of Use PU Perceived Usefullness ATU Attitude Toward Using BIOU Behavioural Intention to Use dan SQ System Quality hal tersebut menggambarkan bahwa penggunaan SIMKEU dipengaruhi oleh minat sikap persepsi akan kegunaan dan kemudahan serta kemampuan dasar komputer yang dimiliki dan pelatihan yang diperoleh oleh pengguna Dari semua faktor yang mempengaruhi penggunaan SIMKEU faktor yang paling berpengaruh adalah BIOU Behavioural Intention to Use yang memiliki regression weight estimate sebesar 0 66 yang memiliki pengertian pengaruh BIOU terhadap ASU Actual System Usage sebesar 66 dengan tingkat kekritisan C R sebesar 6 632 dan Probability yang signifikan.

Ministry of Education and Culture is a ministry that is responsible for the provision of educational services for all citizens of Indonesia with a focus on improving the quality relevance accessibility and equality of educational services The Ministry of Education and Culture is required to carry out its duties transparently accountably efficiently and effectively in order towards good governance Related to this one that has been taken by the Ministry of Education and Culture is to develop a Financial Management Information System SIMKEU but when it rsquo s viewed from SIMKEU usage levels up to now is still far from satisfactory namely 67 This study aims to analyze the factors that influence the use of SIMKEU Kemdikbud Acceptance model that used in this study is the integration of the Technology Acceptance Model TAM and DeLone and McLean IS Success Models Whereas Analysis data that used is Structural Equation Modeling SEM and Path Analysis Based on the results of data analysis and hypothesis testing that has been done to know the factors that influence the use of financial management information system in the Ministry of Education and Culture among others namely CSE Computer Self Efficacy TRN Training SN subjective Norm Peou Perceived Ease Of Use PU Perceived Usefulness ATU Attitude Toward Using Biou Behavioral Intention to Use and SQ System Quality it is a portrait that the use of SIMKEU influenced by user rsquo s interests attitudes perceptions of usefulness and ease as well as basic computer skills training owned and acquired by the user The most influential factor in the use of SIMKEU is BIOU Behavioural Intention to Use which had a regression weight estimate of0 66 which means that the influence of Biou against ASU Actual System Usage by 66 with the critical level CR of 6 632 and a significant probability."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Priyo Ardhiatno
" Jurnal ini membahas mengenai perancangan Business Continuity Plan (BCP) pada studi kasus PT. ABC. Kesulitan yang dialami oleh PT.ABC dalam mengimplementasikan sebuah program BCP menjadi latar belakang dari jurnal ini, yang disebabkan antara lain kurangnya komitmen manajemen, kurangnya pengetahuan SDM akan pengembangan program BCMS dan belum adanya standar pengembangan BCP khusus untuk industri konstruksi.
Pengembangan BCP dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja generik dari BS 25999. Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan mulai dari Risk Assessment, Business Impact Analysis (BIA), sampai dengan pengembangan BCP/DRP. Data diperoleh melalui analisis dokumen, wawancara maupun survei dengan pihak middle management yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai risiko apa saja yang mungkin dihadapi, proses bisnis mana yang kritis untuk keberlangsungan organisasi, dan juga kualifikasi masing-masing Subject Matter Expert (SME).
Hasil dari penelitian ini adalah dokumen BCP berdasarkan BS 25999. Dari proses melakukan penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa kunci untuk mendapatkan sebuah BCP yang sesuai dengan kebutuhan PT.ABC (maupun organisasi lainnya) adalah dengan melakukan proses pemahaman organisasi secara benar, melakukannya dengan runtut dan sesuai dengan batasan ruang lingkup yang sudah disepakati sebelumnya.

This paper is discussing the design of a Business Continuity Plan (BCP) in the case study PT. ABC. The background of this final project is the difficulties experienced by PT.ABC in implementing a BCP program. The difficulties is due to such a lack of Management commitment, lack of knowledge of BCMS program development and the absence of BCP development standards specific to the construction industry.
BCP Development is done using the generic framework of BCP in this case BS 25999. Development steps are done from Risk Assessment, Business Impact Analysis (BIA) all the way to the development of BCP/DRP. Data obtained through the analysis of documents, interviews and surveys with the middle Management. It done to gain knowledge about any risks that may be encountered, which Business processes are critical to the sustainability of the organization, and the qualifications of each Subject Matter Expert (SME).
The final result of this research is a BCP document based on BS 25999. During this study, it is concluded that the key to getting a BCP that fit the needs of PT.ABC (or other organizations) is to make the process of understanding the organization properly, do it coherently and in accordance with the scope limits that have been agreed in advance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Budiarti
"Sharing pengetahuan dapat memberikan manfaat untuk mencapai individu dan tujuan organisasi. Knowledge sharing diantara petugas pengelola BMN berperan penting dalam mewujudkan pengelolaan BMN yang tertib administrasi dan tertib pengelolaan. Namun, knowledge sharing pada komunitas pengelolaan BMN LIPI belum optimal, sehingga perlu diidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi petugas pengelola BMN LIPI untuk melakukan knowledge sharing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku knowledge sharing pada komunitas pengelolaan BMN LIPI. Model penelitian ini dikembangkan berdasarkan Theory of Planned Behavior sebagai kerangka teoritis dan diadaptasi ke dalam konteks knowledge sharing serta dikombinasikan dengan konstruk-konstruk yang didapat dari penelitian terdahulu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari hasil penyebaran kuesioner kepada petugas pengelola BMN satker LIPI serta pembina pengelola BMN LIPI. Sampel survei terdiri dari 101 responden dan teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM) dan analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan software AMOS (Analysis of Moment Structure).
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa attitude toward knowledge sharing dipengaruhi oleh expected reciprocal benefit, sedangkan perceived behavioral control dipengaruhi oleh resource availability dan technology. Attitude toward knowledge sharing dan perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap intention to share yang pada akhirnya secara positif mempengaruhi knowledge sharing behavior. Perceived behavioral control juga terbukti dapat mempengaruhi perilaku knowledge sharing baik secara langsung maupun tidak langsung melalui niat (intention) untuk melakukan knowledge sharing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengoptimalkan budaya knowledge sharing pada komunitas pengelolaan BMN di lingkungan LIPI.

Sharing knowledge can provide benefits to achieve individual and organization‟s goals. Sharing knowledge among state property management (SPM)‟s officer is very crucial in making a good state property management in administrative order. In fact, sharing knowledge in SPM‟s officer in LIPI is not optimum yet, so that it needs to be identified which factors that influence SPM‟s officer in LIPI to do so.
This study is aimed to identify the factors which influence the behavior of community of SPM‟s officer in LIPI to share knowledge. The model of this research is developed base on the Theory of Planned Behavior which is used as theoretical framework and adapted to the context of sharing knowledge as well as combined with the constructs from the previous study. The data that are used in this study are the primary data from the questionnaires which are spread to the officers and supervisors of SPM in LIPI. The survey‟s samples consist of 101 respondents and it uses Structural Equation Modeling (SEM) and Path Analysis as technical data analysis by using Analysis of Moment Structure (AMOS) software.
The result of analysis found that the attitude toward sharing knowledge is influenced by the expected reciprocal benefit, while, perceived behavioral control is influenced by resource availability and technology. The attitude toward knowledge sharing and perceived behavioral control has a positive impact to the intention to share which eventual positively influence the knowledge sharing behavior. The perceived behavioral control is also proved to influence the behavior of both direct and indirect knowledge sharing (intention). The result of this study is considered to be useful in optimizing the culture of sharing knowledge among SPM‟s officer community in LIPI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Riadi
"Teknologi Informasi (TI) memiliki peranan penting bagi setiap organisasi baik lembaga pemerintah maupun perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan organisasi. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan terlaksana baik dengan menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan organisasi sendiri. Semua kegiatan yang dilakukan pasti memiliki risiko, begitu juga dengan pengelolaan TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengidentifikasikan segala bentuk risiko dari penerapan TI dan penanganan dari risiko-risiko yang akan dihadapi. Untuk itu organisasi memerlukan adanya suatu penerapan berupa tata kelola TI (IT Governance).
Pengukuran tingkat kematangan proses tata kelola TI ini dilakukan dengan menggunakan COBIT 4.1. Proses TI yang kemudian dipetakan ke penilaian control objectives dan statements COBIT 4.1 Maturity Model. Hasil pengukuran tersebut kemudian dipadukan untuk memperoleh tingkat kematangan proses TI. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh ada 28 proses TI, 173 detailed control objectives, 880 statements yang relevan dengan proses TI pada tahap awal inisialisasi 1(Initial/Ad Hoc) yang terdiri dari 11 proses, proses TI pada tahap mengulang tetapi intuitif 2(Repeatable but Intuitive) terdiri dari 15 proses, dan terakhir proses TI pada tahap dapat ditetapkan 3(Defined Process) yang terdiri atas 2 proses.

Information Technology (IT) has an important role in every organization both government and companies that use information technology in their business activities, as well as a factor in achieving organizational goals. The role of IT will be optimal if the IT management is maximum. The maximum IT management carried out well by assessing the alignment between the application of IT and the needs of the organization itself. All activities are performed must have a risk, as well as IT management. Definitely good IT management identifies any risk of IT implementation and management of risks to be faced so that organizations should require the existence of a form of application of IT governance.
Measuring maturity level of IT governance process is performed using COBIT 4.1. IT Process are then mapped to the assessment of control objectives and statements COBIT 4.1 Maturity Model. The measurement results are then combined to obtain the level of maturity of IT processes. From the results obtained by the research conducted there were 28 IT processes, 173 detailed control objectives, 880 statements were relevant to IT processes at an early level 1 Initialization/Ad Hoc which consists of 11 processes, IT processes at the level 2 Repeatable but intuitive consists of 15 processes, and IT processes in the last level 3 Defined Process, which consists of 2 processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Goretti Goneta Irne Renggani
"Penerapan teknologi informasi (TI) di dalam sebuah organisasi harus bisa memberikan pengaruh yang positif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh TI terhadap knowledge management (KM) dan kinerja proyek, dengan menguji secara empiris pengaruh TI terhadap KM, pengaruh KM terhadap kinerja proyek, dan pengaruh TI terhadap kinerja proyek.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian kuantitatif, dengan tipe penelitian berupa studi kasus pada PTXYZ. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang TI, dimana operasional bisnisnya berbasis proyek dan memiliki dukungan TI yang sudah terintegrasi. Kuisioner dalam penelitian ini diukur berbasis proyek. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling, dimana 100 sampel proyek akan diambil secara acak dari populasi proyek-proyek di PT XYZ yang dikelola oleh Project Management Office (PMO) selama tahun 2011-2012. Kuisioner tersebut ditujukan untuk 100 proyek dan diberikan kepada semua project manager (PM) yang bekerja di lingkungan PT XYZ dan terlibat dalam proyek-proyek di tahun 2011-2012. Masing-masing PM dapat mengisi lebih dari satu kuisioner sesuai dengan proyek yang ditanganinya pada rentang waktu tersebut. Hasil pengembalian kuisioner adalah sebanyak 84 proyek. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa data adalah Partial Least Square (PLS).
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah TI berpengaruh postif terhadap tingkat penerapan KM dan kinerja proyek di PT XYZ. Sebaliknya, KM tidak berpengaruh dalam meningkatkan kinerja proyek di PT XYZ.

Application of information technology (IT) within an organization should have positive impacts. This research was conducted to gain a deeper understanding and investigate the impacts of IT on knowledge management (KM) and project performance by examine empirically the impacts of IT on KM, the impacts of KM on project performance, and the impact of IT on project performance.
This paper presents a case study of projects? level of KM and projects performance, focuses on the XYZ Company. PT XYZ is a major player in the IT industry, which have business operation based on project and haveintegrated IT systems. The questionnaire in this research was measured based on project. 100 project samples was drawn at random from the population. The population in this research refer to all projects in PT XYZ that was managed by the Project Management Office (PMO) in 2011-2012. The questionnaire is intended for 100 projects and given to all project manager (PM) who worked in PT XYZ and was involved in the projects in 2011-2012. Each PM can fill more than one questionnaire in accordance with the project that he managed. The number of returned questionnaire was 84 projects. The partial least square (PLS) approach was used to analyze data and validate the research model.
The findings indicate that levels of IT application are positively associated with projects? level of KM and project performance. Conversely, KM has no effect on project performance at PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghilman Fatih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kesesuaian suatu institusi pemerintah di Indonesia dalam mengadopsi cloud computing. Pengembangan kerangka tersebut dibagi menjadi dua yaitu: 1) kerangka untuk menentukan perlu tidaknya sebuah organisasi mengadopsi cloud, dan 2) kerangka untuk menentukan tipe cloud deployment yang sesuai. Kerangka pertama dikembangkan dengan memodifikasi model Misra Mondal yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pakar di bidang adopsi cloud untuk institusi pemerintah. Kerangka kedua dikembangkan dengan menggunakan gabungan antara BCOR, Entropi dan TOPSIS, yang validasi modelnya dilakukan dengan mengirimkan kuesioner kepada pelaku TI di pemerintahan. Selain itu, sebuah studi juga dilakukan ke Dinas Komunikasi dan Informatika kota Depok untuk menguji aplikasi dari kerangka yang sudah dikembangkan.
Hasil studi kasus yang dilakukan di Dinas Kominfo kota Depok menunjukkan institusi ini sudah cocok jika melakukan adopsi cloud computing. Selain itu, hasil dari penelitian pengembangan kerangka tipe cloud deployment menunjukkan bahwa faktor yang paling dianggap penting oleh pelaku TI di pemerintah adalah keamanan data. Dan juga, tipe deployment yang paling sesuai diimplementasikan di sana adalah private cloud.

The purpose of this study is to develop framework of Indonesian government institutions' suitability in adopting cloud technology. The proposed framework comprises the following: 1) a framework for determining an organization necessity to adopt the cloud, and 2) a framework for determining the appropriate type of cloud deployment. The first framework was developed by modifying the Misra Mondal?s model, which was done by conducting interviews with experts in the areas of cloud adoption for government institutions. The second framework was developed using a combination of BCOR, Entropy and TOPSIS, in which the validation of the model was done by distributing questionnaires to the IT specialist in government institution. In addition, a study was also conducted to department of Communication and Information in Depok city to test the application of the framework that has been developed.
The results of a case study conducted in the department of Communication and Information in Depok City showed this institution is highly suitable to adopt cloud computing. In addition, the result of this study indicates that the factors considered important by most IT specialist in government institution is data protection. Moreover, private cloud is considered as the most appropriate cloud deployment model to be implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Razila Ningsih
"Implementasi e?government di lingkungan pemerintahan merupakan keharusan karena memberikan banyak manfaat. Hanya saja dalam pelaksanaannya banyak implementasi e-government yang mengalami hambatan sehingga tidak memberikan dampak seperti yang diinginkan. Hal tersebut juga dialami oleh pemerintah provinsi Riau dalam implementasi e-government, dimana sampai tahun 2012 masih berada dalam kategori kurang. Artinya, ada kendala dan hambatan yang dialami oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam hal mewujudkan implementasi e-government yang ideal. Terkait hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor menghambat pelaksanaan e-Government di Pemerintah Provinsi Riau.
Kerangka teori yang dirancang pada penelitian ini merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori dan hasil penelitian-penelitian terkait e-government. Terdapat lima variabel yang diasumsikan merupakan penyebab terhambatnya implementasi e-government di Pemerintah Provinsi Riau yaitu: kepemimpinan, infrastruktur TI, SDM, pengelolaan informasi dan budaya organisasi. Untuk membuktikan hipotesa tersebut, dilakukan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada PNS di lingkungan pemerintah provinsi Riau. Dari pengumpulan data tersebut, diperoleh 134 kuesioner yang kembali. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM).
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang menghambat pelaksanaan e-government di pemerintah provinsi Riau adalah faktor kepemimpinan, SDM, pengelolaan informasi dan budaya organisasi yang masih belum dilakukan dengan baik. Selanjutnya, studi ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam rangka implementasi e-government yang lebih baik di pemerintahan provinsi Riau.

The implementation of e?government on governmental sector is a must because it gives huge benefits. The process of e-government implementation, there are kinds of effects, so this does not give the intended impact. This matter is experienced by government of Riau province in implementing e-government, where in 2012 it was still in fair category. This means that, there?s challenge and barrier was encountered by government of Riau province in order to implement ideal e-government. Related to this matter, this study is applied to know factors that affect the implementation of e-Government in Riau province government.
Theoretical framework which is applied in this study is the synthesis of relationship among variables that is compiled from kinds of theories and result findings related to e-government. There are five variables that are predicted to become the effects in implementing e-government at government of Riau province namely: leadership, IT infrastructure, human resource, information processing and organization culture. In order to give the fact of related hypotheses, this study applied through collecting data using distributed questionnaire to civil servant of Riau province government. From the collected data, there?s 134 questionnaire taken back. The data then is analyzed using Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM).
The result of this study concludes that factors which affect the implementation of e-government at government of Riau province is leadership, human resource, information processing and organization culture which are not developed as well. Futhermore, this study that can be used as an evaluation material in order to better implementation of e-government in Riau province government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>