Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guwu, Hexiong
Taibei : Tian Xia Wen Hua, 1995
SIN 895.63 GUW j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Couperus, Louis, 1863-1923
Amsterdam: G.A. van Oorschot, 1975
BLD 839.36 COU v XI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
"Biography of Airlangga, king of Kahuripan Kingdom"
Jakarta: Komunitas Bambu, 2010
959.82 NIN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Kurniasari
"ABSTRAK
Sejak resmi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada tahun 2012, Xi Jinping telah mengemukakan bahwa Sosialisme Berkarakter Tiongkok telah memasuki era baru. Dalam beberapa pidato, Xi Jinping menyampaikan secara singkat tujuan dan upaya dalam mengimplementasikan Sosialisme Berkarakter Tiongkok Era Baru. Tugas akhir ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan Sosialisme Berkarakter Tiongkok Era Baru berlandaskan empat teks pidato Xi Jinping.
Penelitian tugas akhir ini dilakukan melalui pendekatan sejarah. Analisis terhadap empat pidato Xi Jinping didukung oleh sumber-sumber yang topiknya relevan, antara lain buku referensi, artikel jurnal, dan artikel berita. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa era baru Sosialisme Berkarakter Tiongkok adalah mengacu pada situasi dan tantangan berbeda yang dihadapi Tiongkok di bawah kepemimpinan Xi Jinping, yaitu adanya masalah-masalah politik yang kian memburuk di tengah situasi ekonomi Tiongkok yang mengalami peningkatan signifikan. Penggunaan istilah Sosialisme Berkarakter Tiongkok Era Baru bukan untuk menunjukkan ideologi baru Tiongkok, melainkan untuk memperkuat identitas ideologi yang dianut Tiongkok, yaitu Marxisme Leninisme dan Pemikiran Mao Zedong, hingga memasuki era baru saat ini"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Xi Jinping became general secretary of the Communist Party of China in 2013, taking his leadership role at a time of continuing economic expansion and military modernization that seem destined to make China a superpower. Xi has become China's most powerful and popular leader since Mao, and his vision of the "Chinese dream" of "great renewal" does not seem like an empty political slogan. But the image of China's meteoric rise masks some problems that are simmering both at home and abroad. This book will examine the prospects for China's continuing rise but also the emergent and unintended consequences posed by China's domestic transformation and international assertiveness. The three most urgent and interrelated domestic challenges facing China's leaders are sustaining economic growth, fighting corruption, and maintaining social stability. In foreign policy, its neighbors and the United States have questions about what China wants and whether it will be a revisionst state or be content with most aspects of the status quo. There is also concern that nationalist pressures within China may put domestic pressure on foreign policy."
Washington, DC : Georgetown University Press, 2016
320.695 1 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Deo Palit
"ABSTRAK
Artikel ini membahas Kebijakan One Belt One Road OBOR yang dicanangkan oleh Xi Jinping pada tahun 2013, dengan berfokus pada peran kebijakan tersebut dalam mewujudkan Zhongguomeng. Kebijakan OBOR adalah proyek pembangunan infrastruktur baru dengan menggunakan konsep lsquo;Jalur Sutra Baru rsquo; yang mencakup aspek geopolitik dan geoekonomi untuk menghubungkan wilayah-wilayah Eurasia dengan Cina sebagai pusatnya. Penulis memulai penelitian dengan menginterpretasi latar belakang yang mendorong pemerintah Cina untuk menerapkan Kebijakan OBOR menggunakan pendekatan historis dan studi kualitatif, kemudian menganalisis sejauh mana kebijakan OBOR dapat berguna bagi Xi Jinping untuk mencapai target Zhongguomeng. Hasil penelitian menunjukkan Kebijakan OBOR memiliki peran sebagai alat untuk mewujudkan Zhongguomeng melalui pembangunan infrastruktur yang menunjang arus perdagangan industri, menyediakan wadah pemersatu Cina, serta hubungan kerja sama yang damai secara global.

ABSTRACT
This article discusses the One Belt One Road OBOR Initiative launched by Xi Jinping in 2013, focusing on the role of the initiative in realizing Zhongguomeng. OBOR initiative is a new infrastructure development project that using the concept of 39;New Silk Road 39; which covering geo-political and geo-economic aspects to connect Eurasian regions with China as its center. The authors began the study by interpreting the background that prompted the Chinese government to implement the OBOR Initiative using historical approaches and qualitative studies, then analyzed the extent to which OBOR policy could be useful for Xi Jinping to achieve the Zhongguomeng rsquo;s targets. The results show that OBOR Initiative has a role as a tool for realizing Zhongguomeng through infrastructure development that supports industrial trade flows, provides an unifying container of China, and a global peaceful cooperation relationship."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Albiruni Yahya
"Kebijakan sensor internet mengacu pada tindakan pemerintah dalam menyaring dan mengontrol apa yang dapat diakses masyarakatnya di internet. Tiongkok menjadi salah satu negara yang turut menerapkan kebijakan ini. The Great Firewall of China yang disingkat sebagai GFW merupakan istilah yang mengacu pada kebijakan sensor internet yang diterapkan di Tiongkok. Sejak berkembangnya internet pada tahun 1990-an, Pemerintah Tiongkok terus melakukan pengendalian terhadap internet melalui penyensoran. Sejak kepemimpinan Xi Jinping, pemerintah Tiongkok semakin menggiatkan penguatan kebijakan tersebut. Hal itulah yang menjadi pokok bahasan dalam artikel ini. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitiatif dengan pendekatan ilmu sejarah. Adapun tahap penelitian mencakup heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sensor internet pada era Xi Jinping meskipun dijalankan dalam rangka menjaga kedaulatan Tiongkok dan membangun Tiongkok sebagai kekuatan siber dunia, namun secara substansial tidak sesuai dengan nilai-nilai kebebasan mengakses informasi dan berekspresi di internet sebagaimana termaktub Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik tahun 1998, yang juga sudah ditandatangi oleh Tiongkok.

Internet censorship policy refers to government actions in filtering and controlling what people can access on the internet. China is one of the countries that have implemented this policy. The Great Firewall of China, abbreviated as GFW, is a term that refers to the internet censorship policies implemented in China. Since the development of the internet in the 1990s, the Chinese government has continued to control the internet through censorship. Since the reign of Xi Jinping, the Chinese government has intensified the reinforcement of this policy which become the subject of this article. The research method used in this article is a qualitative method with a historical approach. The research stages include heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results show that the implementation of internet censorship policies in the Xi Jinping era, although carried out to maintain China's sovereignty and build China as a world cyber power, is substantially not in accordance with the values of freedom of access to information and expression on the internet as stated in the 1998 International Covenant on Civil Rights and Politics, which China has also signed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Anisa Hutami
"ABSTRAK
Tong-yang-xi童养媳atau simpua媳 妇adalah seorang anak perempuan yang di adopsi sejak kecil dalam keluarga calon suaminya. Dengan tujuan, ketika anak perempuan tersebut sudah cukup dewasa akan dikawinkan dengan calon suaminya yang selama ini merupakan saudara laki-lakinya. Perkawinan dengan menjadikan seorang tong-yang-xi atau simpua dikategorikan sebagai Minor Marriage. Fenomena adanya tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan tradisional Cina sangatlah umum terjadi. Banyak keluarga laki-laki yang lebih memilih mengkawinkan anaknya dengan seorang tong-yang-xi atau simpua. Dalam jurnal ini akan memaparkan mengenai penyebab dari umumnya fenomena tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan masyarakat Cina tradisional yang di lihat dari beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor psikologis. Selain itu, dalam jurnal ini juga akan memaparkan mengenai dampak yang dirasakan oleh seorang perempuan jika menjadi tong-yang-xi atau simpua.

ABSTRACT
Tong-yang-xi or simpua is a term of a girl who has been adopted since a very young age by the family of her future husband. With the aim, when the girl is mature enough, she will be married with her foster family s son. Marriage by making a tong-yang-xi or simpua is categorized as a Minor Marriage. The phenomenon of tong-yang-xi or simpua in traditional Chinese marriages is very common widespread. Many male families prefer to marry their children with a tong-yang-xi or simpua. This journal will explain the causes of the general phenomenon of tong-yang-xi or simpua in the marriage of traditional Chinese society which is seen from several factors, such like economic factors, social factors and psychological factors. In addition, in this journal it will also describe the impact felt by a woman if it becomes tong-yang-xi or simpua."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pandjaitan, Christine
"Ci Xi adalah seorang wanita yang ambisius. Ia adalah seorang wanita yang berasal dari kalangan bang_sawan rendah yang bisa mencapai suatu kedudukan ter_tinggi di dalam masa dinasti Qing, dinasti terakhir di Cina. Dalam seluruh kehidupannya, ia berupaya untuk dapat meraih kedudukan yang diinginkannya. Setelah berhasil memperolehnya, ia berusaha mempertahankannya dengan segala cara. Di Cina, bagi suku bangsa Han ju_ga suku bangsa Man, yaitu suku bangsa darimana Ci Xi berasal, seorang wanita tidak mempunyai arti di dalam kehidupan masyarakatnya. Tetapi sebaliknya, Ci Xi ber_hasil menguasai negara yang besar itu. Faktor--faktor inilah yang kemudian menarik minat penulis untuk meng_ambilnya sebagai topik skripsi.Lingkup penelitian Walaupun sebelumnya sudah ada skripsi mengenai Ci Xi5, tetapi skripsi to rse but hanyalah membahas ten-tang peranan Ci Xi di dalam pemerintahan dan politik..."
1986
S12966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>