Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Sarah Asima Liliana,author
"Wanita tidak hanya dalam posisi sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subyek pembangunan itu sendiri. Pekerja perempuan harus dilindungi dalam hal kehamilan, melahirkan, menyusui dan selama periode menstruasi, terutama bagi wanita yang bekerja di malam hari dan penempatan perempuan dalam apa bagian mereka harus bekerja harus dipertimbangkan tentang apakah atau bukan jenis pekerjaan yang berisiko bagi perempuan, menghindari setiap tindakan diskriminatif, mencegah setiap bentuk pelecehan terhadap pekerja perempuan, yang telah menjadi isu utama dalam penelitian ini, yaitu tentang pengaturan jam bagi pekerja perempuan di Indonesia bekerja dan tentang hukum perlindungan dalam hal jam kerja wanita yang bekerja di Indonesia. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah penelitian normatif, yang didukung oleh penulisan hukum empiris, yang hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa peraturan tentang ketenagakerjaan khususnya yang berkaitan dengan pekerja perempuan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Urusan Tenaga Kerja. Namun dalam prakteknya masih tidak mencakup secara komprehensif, terutama mengenai perlindungan hukum terhadap perempuan Indonesia jam kerja

Women are not only in the position as the object of the development, but also as the subject of the development itself. Women workers should be protected in respect of pregnancy, giving birth, breast feeding and during the period of menstruation, especially for women who works at night and the placement of the women in what section they have to work must be taken into consideration about whether or not the type of work is risky for women, avoiding any discriminatory act, preventing every form of harassment against women workers, which has become the main issue in this research, namely about the arrangement of working hours for women workers in Indonesia and about the legal protection in respect of working hours of women workers in Indonesia. The method used in this paper is a normative research, which is supported by the writing of the empirical law, of which the result of the research concluded that the regulation concerning manpower especially related to women workers is regulated in Law No. 13 Year 2003 regarding Manpower Affairs. However in practice it still does not cover comprehensively, especially regarding the legal protection against Indonesian women working hours.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S61595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Imamsatria Widijanto
"Studi ini menyelidiki hubungan kompleks antara jam kerja dan gejala depresi di kalangan karyawan di Indonesia, dengan menggunakan data dari gelombang keempat dan kelima RAND Indonesian Family Life Survey (IFLS). Dengan fokus khusus pada berbagai kelompok sosial ekonomi dan demografi, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan yang signifikan dalam literatur yang ada dengan memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana jam kerja mempengaruhi kesehatan mental dalam konteks sosial budaya dan ekonomi yang unik di Indonesia serta mencoba mengatasi masalah kausalitas terbalik (yang sebagian besar diabaikan dalam studi lain di Indonesia). Analisis ini menggunakan model regresi logit untuk memeriksa efek deviasi dari rata-rata jam kerja sektoral terhadap gejala depresi, dengan perhatian khusus pada hubungan non-linier. Temuan utama menunjukkan hubungan kurva berbentuk “U” untuk kelompok utama dan subkelompok perempuan, yang mana penyimpangan dari rata-rata jam kerja awalnya mengurangi gejala depresi tetapi secara signifikan meningkatkannya setelah melewati ambang tertentu. Untuk subkelompok usia 15-25 tahun dan subkelompok pendapatan “miskin”, hubungan kurva eksponensial positif diamati, menunjukkan bahwa gejala depresi meningkat lebih tajam dengan penyimpangan dari rata-rata jam kerja. Temuan ini menekankan pentingnya intervensi dan kebijakan kesehatan mental yang ditargetkan, dengan mempertimbangkan perubahan sosial ekonomi yang lebih luas yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.

This study investigates the complex relationship between working hours and depressive symptoms among employees in Indonesia, utilizing data from the fourth and fifth waves of the RAND Indonesian Family Life Survey (IFLS). With a specific focus on various socioeconomic and demographic groups, this research aims to fill a notable gap in existing literature by providing a nuanced understanding of how working hours impact mental health within the unique socio-cultural and economic context of Indonesia and while attempting to address reverse causality issues (mostly glossed over in other studies in Indonesia). The analysis employs a logit regression model to examine the effects of deviations from sectoral average working hours on depressive symptoms, with particular attention to non-linear relationships. Key findings indicate a U-shaped curve relationship for the main group and female subgroup, where deviations from average working hours initially reduce depressive symptoms but significantly increase them beyond a certain threshold. For the 15-25 age subgroup and “poor” income subgroup, a positive exponential curve relationship is observed, indicating that depressive symptoms increase more sharply with deviations from average working hours. These findings underscore the importance of targeted mental health interventions and policies considering broader socio-economic changes that may impact mental health."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazmil Fuad HRP
"Penggunaan waktu kerja diluar dan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas temyata bervariasi, ada dokter kepala puskesmas yang berkerja menggunakan seluruh waktunya di dalam gedung puskesmas dan ada diluar gedung. Dari uraian diatas dapatlah dirumuskan permasalahan yaitu penggunaan waktu kerja didalam gedung lebih banyak dari diluar gedung pada sebagian dokter kepala puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Sehubungan dengan masalah-masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan diperolehnya gambaran penggunaan waktu kerja diluar dibandingkan dengan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas di Kabupaten Aceh Tengah, serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif untuk menggali informasi secara mendalam tentang penggunaan waktu kerja diluar gedung dibandingkan dengan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas serta faktor-faktor yang berhubungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter kepala puskesmas ternyata ada yang mempergunakan seluruh waktu kerjanya didalam gedung puskesmas dengan alasan sebagai dokter yang melayani kebutuhan orang sakit harus selalu didalam gedung agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat dilayani bila datang ke dalam gedung puskesmas. Tidak ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan waktu kerja didalam gedung dibandingkan dengan diluar gedung pada dokter kepala puskesmas di Kabupaten Aceh Tengah.Dalam penelitian ini, penulis menyarankan agar penggunaan waktu kerja diluar gedung lebih banyak mengingat bahwa upaya pokok puskesmas yang berlokasi di luar gedung lebih dominan dari pada didalam gedung puskesmas.

The Utilization of Outdoor Indoor Working Hours among Heads of Community Health Center in Central Aceh Regency in 1999.The Utilization of Outdoor Indoor Working Hours Amount Heads of Community Health Center. From this explanation we can formulate the problem that the utilization of working hours inside the operation office is more than the working hours outdoor the office among heads of community health in central Aceh regency. With regard to those above mentioned problem, this research was condensed to defect utilization of outdoor indoor working hours among health of community center. A qualitative research has done in order to get reaper information about the utilization of working hours.
The research output indicates head doctor's working hours which, in fact spend most of their working hours indoor the office in-charge as doctor who treatment the patients always be ready that public who need can be treat if they come in door the center of public health. The research output could only show the variety of the utilization of working hours that are indoors at the public health service head doctor's in Central Aceh Regency be less so the utilization of working hours that are outdoors the quantity of more."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Saleh
"

Penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh perilaku perokok pasif di level rumah tangga di Indonesia dengan berfokus pada hubungan perilaku merokok suami terhadap produktivitas istri yang bekerja dan tidak merokok yang diukur dengan pendapatan dan jumlah jam kerja. Secara statistik, prevalensi merokok pria di Indonesia sekitar 67% sedangkan prevalensi merokok wanita hanya 2.1%.  Penelitian ini menggunakan data panel yang bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) 4 dan IFLS 5, dengan membandingkan hasil dari tiga metode statistik: OLS, Fixed Effect, dan metode IV. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok suami berhubungan negatif dengan pendapatan istri mereka dan tidak ada korelasi dengan jumlah jam kerja istri mereka. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa peningkatan jumlah perokok dalam komunitas istri secara signifikan berkorelasi negative dengan pendapatan mereka.


This research tries to examine the effect of passive smoking behavior at the household level in Indonesia by focusing on the association of smoking behavior of husbands on productivities of their working and non-smoking wives measured by income and number of working hours. Statistically, smoking male prevalence in Indonesia is around 67% while female smoking prevalence is only 2.1%. To do so, this research uses the panel data sourced from Indonesia Family Life Survey (IFLS) 4 and IFLS 5, and compares the results of three statistical methods: OLS, Fixed Effect, and IV method. Overall, the results show that the smoking behavior of husbands is negatively associated with the income of their wives and that there is no correlation with the number of working hours of their wives. This research also finds evidence that the increase of smokers in wives’ community significantly and negatively correlates with their income pointing to community-wide spillover effects.

"
2019
T54191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Sofyan
"Latar Belakang: Diabetes Melitus tipe 2 diketahui sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena dampaknya yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat dan perekonomian. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia tahun 2021 mencapai 19,5 juta. Sejumlah review menunjukkan bekerja dengan waktu kerja yang panjang (long working hours) memiliki efek yang buruk bagi kesehatan, khususnya gangguan metabolik.
Tujuan: Mendapatkan bukti apakah waktu kerja yang panjang merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian diabetes melitus pada pekerja non sedentary.
Metode: Penelusuran literatur dilakukan melalui PubMed, Scopus, dan Proquest. Seleksi pertama dilakukan dengan menelusuri artikel sesuai kata kunci. Dari Pubmed didapatkan 61 artikel, dari Proquest 242 artikel, dan melalui Scopus didapatkan 437 artikel. Berikutnya dilakukan skrining berdasarkan judul dan abstrak, kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan dengan melihat teks penuh dan didapatkan 3 artikel yang relevan dan paling sesuai mendekati PICO dan menjawab pertanyaan klinis.
Hasil: Setelah dilakukan penelusuran dari tiga artikel, yang paling relevan dan cukup valid diperoleh hanya satu artikel. Berdasarkan penelitian Bannai, et al dengan studi cohort di Jepang didapatkan HR 2.28; 95% CI, 1.13–4.82 untuk pekerja non-clerical dan shift dengan number needed to harm (NNH) 12. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas. Penelitian lainnya dari Kuwahara, et al, untuk jenis kategori pekerjaan field work didapatkan nilai nilai OR 1.02 (95% CI 0.55-1.92), sedangkan penelitian Baek, et al menunjukkan pekerja blue collar memiliki kemungkinan terjadi prediabetes lebih tinggi jika waktu kerja lebih banyak dengan aOR=1.54 (95% CI 1.15 to 2.06). Dua penelitian ini tidak cukup valid dijadikan dasar karena merupakan studi cross sectional.
Kesimpulan: Pada pekerja non-sedentary, belum didapatkan cukup bukti yang mendukung hubungan waktu kerja panjang dengan meningkatnya risiko diabetes melitus tipe 2.

Background: Type 2 Diabetes Mellitus is known as a serious threat to public health because of its very broad impact on people's lives and the economy. Data from the International Diabetes Federation (IDF) shows the prevalence of diabetes in Indonesia in 2021 has reached 19.5 million. A number of reviews show that working long hours (long working hours) has a negative effect on health, especially metabolic disorders.
Objective: Determine whether long working hour is a risk factor that increases the incidence of diabetes mellitus in non-sedentary workers.
Method: Literature search was conducted through PubMed, Scopus, and Proquest. The first selection is made by searching for articles according to keywords. From Pubmed, 61 articles were obtained, from Proquest 242 articles, and through Scopus, 437 articles were obtained. Next, screening was carried out based on title and abstract, inclusion, and exclusion criteria, then carried out by looking at the full text and obtained 3 articles that were relevant and most suitable to approach PICO and answer clinical questions.
Result: After searching the three articles, the most relevant and valid enough was obtained only one article. Based on research by Bannai, et al with cohort study in Japan, HR was found to be 2.28; 95% CI, 1.13–4.82 for non-clerical and shift workers with number needed to harm (NNH) 12. However, this study did not show a clear causal relationship. Another study from Kuwahara, et al, for the type of field work category obtained an OR value of 1.02 (95% CI 0.55-1.92 ), while the study by Baek, et al showed that blue collar workers had a higher likelihood of developing prediabetes if they worked longer hours with an aOR = 1.54 (95% CI 1.15 to 2.06). These two studies were not sufficiently valid because they were cross-sectional studies.
Conclusion: In non-sedentary workers, there is not enough evidence to support the relationship between long working hours and an increased risk of type 2 diabetes mellitus.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh flexitime terhadap kinerja dengan work-life balance sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan survei yang dilakukan pada 112 karyawan Kantor Pusat PT. Pertamina Persero Direktorat Sumber Daya Manusia dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel kunci. Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi work-life balance secara tidak signifikan. Sedangkan work-life balance mempengaruhi kinerja secara signifikan dan flexitime mempengaruhi kinerja melalui work-life balance secara tidak signifikan. Hasil sobel test membuktikan pengaruh tidak langsung flexitime terhadap kinerja melalui work-life balance tidak signifkan.

The study aims to examine the effect of flexitime on performance through work life balance as an intervening variable. This research used a quantitative approach. Data was collected through secondary data and survey which conducted on 112 head office employees at PT. Pertamina Persero Directorate of Human Resources by total sampling method. Path analysis and sobel test were used to test the direct and mediating relationship between key variables. Path analysis shows that flexitime affects performance not significant. It also shows flexitime affects work life balance not significant but work life balance affects performance significant. It also shows that flexitime affects performance with work life balance as an intervening variable not significant. Sobel test reveals a statistical support for the indirect effect of flexitime on performance through work life balance not significant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamonto, Verra Yunita
"ABSTRAK
Nelayan merupakan pekerjaan yang memiliki banyak risiko kesehatan namun masih belum terlalu diperhatikan. Lama kerja nelayan lebih panjang dari lama kerja normal serta waktu bekerja yang berbeda yaitu pada malam hari. Jika hipertensi tidak ditangani secara tepat maka dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang lebih serius seperti serangan jantung mendadak yang dapat terjadi kapan saja ketika para nelayan tersebut sedang melakukan pekerjaannya ditengah laut. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya masalah peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional dan pengaruhnya dengan faktor pekerjaan dalam hal ini lama kerja guna meningkatkan derajat kesehatan pada nelayan di Pelabuhan Merak Banten.Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol, dimana dilakukan pemeriksaan tekanan darah serta wawancara terhadap responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 120 orang yang terdiri dari 60 kasus dan 60 kontrol.
Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh lama kerja dengan kejadian peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional di Pelabuhan Merak Banten OR =1,2;p=0,023 . Faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian peningkatan tekanan darah yaitu faktor asupan garam OR=4,5;p=0,000 dan kualitas tidur OR=4,2;p=0,001 . Faktor yang tidak memiliki pengaruh signifikan yaitu faktor asupan lemak OR=4,5;p=0,053 , riwayat keluarga OR=4,97;p=0,035 , status gizi OR=0,73;p=0,610 dan aktifitas fisik OR=3,72;p=0,008 .Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kejadian peningkatan tekanan darah yaitu faktor faktor asupan garam OR=4,5;p= 0,000 , dan kualitas tidur OR=4,2;p=0,001 . Lama kerja panjang memiliki risiko 1,2x lipat lebih besar terhadap kejadian peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional. Diperlukan penyuluhan mengenai hipertensi dan faktor ndash; faktor yang mempengaruhinya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kata kunci : Hipertensi, Peningkatan tekanan darah Nelayan, Jam kerja panjang.

ABSTRACT
Fisherman is a job that has many health risks but still not too concerned. The length of work of the fishermen is longer than the normal length of work and the different working hours at night. If hypertension is not handled properly it can lead to more serious complications such as sudden cardiac arrest that can occur anytime when the fishermen are doing their work in the middle of the sea. The purpose of this study is to know the problem of increasing blood pressure in traditional fishermen and its influence with the work factor in this case the length of work in order to improve the degree of health to the fishermen in the Port Merak Banten.This study used case control design, where the blood pressure was tested and interviews of the respondents. Sampling using consecutive sampling technique. The number of samples in the study were 120 people consisting of 60 cases and 60 controls.
The result of the research shows that there is influence of working duration with the incidence of blood pressure increase in traditional fisherman at Merak Port of Banten OR 1,2 p 0,023 . Other factors that have a significant influence on the incidence of increased blood pressure are salt intake factor OR 4.5, p 0,000 and sleep quality OR 4,2 p 0.001 . Factors that did not have significant influence were fat intake factor OR 4,5, p 0,053 , family history OR 4,97 p 0,035 , nutritional status OR 0,73 p 0,610 and Physical activity OR 3,72 p 0,008 .The result of multivariate analysis showed that the most dominant factors influencing the incidence of blood pressure increase were salt intake factor OR 4,5, p 0,000 , and sleep quality OR 4,2 p 0,001 . Longer labor has a 1.2 fold greater risk of increased blood pressure in traditional fishermen. There is a need for counseling on hypertension and the factors that influence it to prevent further complications. Keywords Hypertension, Increased blood pressure, Fisherman, Long working hours.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Prayuda Irawadi
"Application Program adalah perangkat lunak komputer atau yang biasa dikenal dengan "App" yang merupakan bagian dari program komputer yang biasanya dibuat oleh pengembang Aplikasi atau pengembang perangkat lunak dan merupakan subjek Undang-Undang Kekayaan Intelektual berdasarkan definisi artikel 2 dari Konvensi Bern sebagai "Karya Sastra dan Artistik". Tentu saja perusahaan aplikasi messenger berbasis online membuat program aplikasi membutuhkan seseorang yang ahli dalam bidang pembuatan perangkat lunak (software) atau aplikasi (app) yang disebut sebagai pengembang aplikasi/perangkat lunak. Dalam perjanjian kerja antara pengembang aplikasi perangkat lunak dan perusahaan, ada klausa yang mengatakan "Semua hasil ciptaan dan karya kekayaan intelektual selama bekerja pada perusahaan adalah merupakan hak milik perusahaan". Jika pengembang aplikasi atau aplikasi atau perangkat lunak membuat aplikasi di luar jam kerja atau dan tanpa menggunakan fasilitas perusahaan tempat pengembang aplikasi atau aplikasi atau perangkat lunak itu bekerja, hal itu menimbulkan pertanyaan apakah aplikasi atau perangkat lunak tersebut menjadi milik perusahaan. Tesis ini akan membahas hal tersebut lebih lanjut.

Application Program is computer software or commonly known as "App" which is part of a computer program made by an App or software developer and is a subject of Intellectual Property Law under the definition of article 2 of the Berne Convention as "Literary and Artistic Works". Certainly, an online-based messenger app company create an application program requires someone who is an expert in the field of making software or application known as application (App) or software developer. In the employment agreement between an app/ software developer and a company, there is a clause that stipulates "All creations and intellectual property works while working at company is the property of the company." If the app or software developer makes an application outside working hours or/ and without using company facilities where the app or application or software developer works, it is still being quiestioned if the application or software falls under the company ownership. That is what will be discussed further in this thesis.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO).

This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Anissa Wienartha
"Pandemi COVID-19 mengakibatkan para pekerja menghadapi perubahan drastic dalam jam kerja dan lingkungan kerja. Di Indonesia, rata-rata jam kerja saat pandemic mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum pandemic. Studi ini mencoba melihat dan membandingkan dampak jam kerja terhadap kesehatan pekerja, baik fisik maupun psikologi, sebelum dan ketika pandemi COVID-19 di Indonesia. Dataa yang digunakan dalam penelitian ini adalaha dataset dari Survei Angkatan Kerja Nasional Indonesia (SAKERNAS), versi Agustus 2019 dan 2020. Unit analisis dalam penelitian ini dibatasi pada penduduk usia kerja (15-64 tahun) di Indonesia yang saat ini bekerja sebagai: karyawan, pekerja bebas di pertanian, dan pekerja bebas di nonpertanian. Yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi pekerja kerah putih, kerah abu-abu, dan kerah biru berdasarkan tipe pekerjaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode logistic ordinal karena variable dependennya berupa index. Studi ini menemukan bahwa pengaruh jam kerja terhadap kesehatan adalah sama jika dibandingkan antara tahun 2019 dan 2020. Dimana pada kedua tahun tersebut, jam kerja berdampak positif terhadap kesehatan pekerja, artinya pekerja yang bekerja lebih lama akan memiliki probabilitas lebih tinggi untuk status kesehatan yang lebih baik. Demikian pula, pekerja yang jam kerjanya lebih sedikit akan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk memiliki status kesehatan yang baik. Sedangkan untuk status pekerjaan, secara signifikan mempengaruhi kesehatan pekerja pada tahun 2019, dimana pekerja kerah abu-abu dan kerah biru memiliki kemungkinan lebih rendah untuk memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja kerah putih. Sedangkan status pekerjaan tidak mempengaruhi kesehatan pekerja pada tahun 2020.

Workers are facing dramatic changes in the working hours and environment due to COVID-19 pandemic. In Indonesia, the average working hours during the pandemic decreased compared to before the pandemic. This study attempts to see and compare the impact of working hours on workers' health, physically and psychologically, before and during the COVID-19 pandemic. The data used in this study are the dataset from Indonesia’s National Labor Survey (SAKERNAS), from the 2019 and 2020 August version. The unit of analysis in this study is limited to the working age population (15 – 64 years) in Indonesia who are currently working as: employee, casual agricultural worker, and casual non-agricultural worker. Which then furtherly classified as white collar, gray collar, and blue collar. The method that is used in this study is an ordered logistic method because the dependent variable is in categorical form. This study found that the effect of working hours on health are the same when comparing it between the years 2019 and 2020. Where in both years, working hours positively impact workers health, meaning that workers who work longer hours will have a higher probability of having better health status. Likewise, workers who work less hours will have a lower probability of having a good health status. As for occupational status, it does significantly affect worker’s health in 2019, where gray collar and blue collar workers have lower probability to have better health compared to white collar workers. Meanwhile, occupational status doesn’t affect workers' health in 2020."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>