Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Hayuning Galih
"Penelitian ini membahas mengenai keterkaitan perubahan kondisi perempuan dan kemunculan tren dalam industri musik populer Jepang. Berdasarkan data dari buku tahunan Recording Industry Association of Japan tahun 2018, terlihat bahwa ada perubahan tren dalam industri musik populer Jepang pasca tahun 2000. Dalam data tersebut tercantum bahwa grup idola yang beranggotakan beberapa laki-laki mendapatkan posisi sebagai artis terbaik selama beberapa tahun berturut-turut, seperti Exile dan Arashi. Karena Exile dan Arashi adalah boygroup, dapat dikatakan bahwa sebagian besar penggemar mereka berasal dari kaum perempuan. Jika para perempuan tersebut dapat mengonsumsi idola mereka, berarti mereka memiliki kemampuan finansial secara independen. Pertama, penelitian ini akan melihat bagaimana perubahan tingkat pendidikan perempuan berpengaruh terhadap pekerjaan mereka sehingga mereka memiliki kemampuan finansial. Selanjutnya, akan diberikan gambaran mengenai kondisi industri musik tren dalam industri musik populer Jepang dari tahun 1980-an hingga 1990-an. Terakhir, penelitian ini akan membahas bagaimana perubahan kondisi perempuan Jepang dapat memberikan pengaruh dalam terbentuknya tren musik populer Jepang.

This study discusses the correlation of the increasing of women 39 s purchasing power and the emergence of new trends in Japan 39s popular music industry in the last 2 decades. Data from the yearbook of Recording Industry Association of Japan in 2018 shows that there is a change of trend in Japan 39 s popular music industry after the year 2000. The data stated that the group of idols consisting of several men the so call lsquo boy bands, such as Exile and Arashi, achieve the position as the best artist for several consecutive years. I argue that since Exile and Arashi are boygroups, their fans are mostly women. That these women are able to consume rsquo their idol, indicates that they are indeed financially well off. Why I assume that their opportunities for higher educations during the 1980s, combined with high employment rate, have enpowered them financially as well as socially. Furthermore, I will show an overview of the trends of the music industry in the Japanese popular music industry from the 1980s to the 1990s. Finally, the discussion part will show the correlation how the changing financial position of Japanese women can affect the dynamics of Japans popular music trends."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yuhana
"Perhatian terhadap peranan wanita dalam pembangunan meningkat sejak permulaan tahun 70-an, dan memuncak pada tahun 1975 dengan diproklamirkannya Tahun Wanita Sedunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada pertengahan tahun tersebut diadakan pula Konferensi Wanita Sedunia di Mexico City. Indonesia sejak dasawarsa tersebut, memperlihatkan berbagai program kegiatan, seminar, lokakarya, penelitian oleh, dari dan untuk wanita. Maksudnya ialah untuk lebih mengenal keadaan wanita dalam masyarakat yang mengalami perubahan pesat, menganalisis apa yang terjadi, serta menemukan cara menanggulangi hal-hal yang perlu diperbaiki atau dihilangkan. Munculnya perhatian ini berarti pengakuan bahwa kaum wanita merupakan sumber manusiawi, seperti tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), sama dengan kaum pria (Mely G. Tan, 1984 : v).
Menyadari pentingnya meningkatkan potensi wanita, berbagai studi telah dilakukan untuk menyoroti masalah "wanita dan kerja". Data Studi Makro dan data Studi Mikro menunjukkan dengan "nyata" peranan wanita di pedesaan dalam pekerjaan nafkah di berbagai sektor, pertanian dan non pertanian. Dari data Sensus Penduduk 1980 (Biro Pusat Statistik) nampak bahwa dari 16.9 juta pekerja wanita (dibanding dengan 34.6 juta pekerja pria), sebanyak 9.1 juta (53.8 %) tenaga kerja wanita terlibat di bidang pertanian.
Sekitar 7.8 juta (46.2 %) tenaga kerja wanita terlibat di sektor non pertanian, mencakup bidang dagang, jasa, transportasi dan industri "manufacturing". Data hasil Studi Mikro menunjukkan tenaga kerja wanita sebagian besar berada di bidang industri rumahtangga (seperti industri makanan jadi) dan bidang dagang (makanan jadi, minuman dan rokok). Bidang-bidang usaha ini kini dikenal dengan sektor informal.
Faktor sosial budaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi peranan wanita dalam pekerjaan nafkah. Sistem kekerabatan yang berbeda (patrilineal, matrilineal atau bilineal) yang mengenal pola adat menetap (setelah kawin) yang berbeda-beda mempunyai implikasi yang berbeda-beda pula terhadap peranan wanita dalam pekerjaan nafkah.
Sistem kekerabatan patrilineal pada masyarakat Batak menunjukkan kuatnya status sosial laki-laki dalam keluarga dan kerabatnya sejak proses sosialisasi anak sebagai penerus keturunan dan pembawa nama keluarga. Kuatnya peran serta wanita dalam pekerjaan nafkah, khususnya di bidang pertanian memberikan posisi yang kuat pada wanita Batak dalam mengatur perekonomian rumahtangga, hal mana memberikan motivasi yang kuat pada pendidikan anak (Asmi Hutajulu, 1987).
Sistem kekerabatan yang sama (patrilineal) pada masyarakat Bali, dan pengaruh yang besar dari agama Hindu yang mengenal sistem kasta mengembangkan adat istiadat yang khas pula bagi wanita Bali. Dalam mengatasi tuntutan untuk bekerja keras pada wanita Bali dan tak jarang pula disertai dengan imbalan kerja nafkah yang lebih kecil dan penilaian terhadap statusnya yang rendah, ternyata kebiasaan falsafah dan religi menyatakan semua pekerjaan itu adalah "dharma" dan baik, telah membenarkan peran serta wanita Bali dalam pekerjaan nafkah yang dianggap tidak pantas pada wanita Jawa. Hal ini telah membantu jangkauan yang lebih besar terhadap peluang bekerja yang meningkat karena berkembangnya pariwisata di Bali (I Gusti A.A. Ariani, 1986).
Sistem kekerabatan bilineal pada masyarakat Minahasa ternyata menempatkan wanita pada status sosial yang senilai dengan pria, lebih-lebih jika disertai dengan sumberdaya pribadi berupa pendidikan formal yang tinggi pada wanita. Peran serta wanita dalam adat Mapalus di bidang pertanian yang mencerminkan tipe pekerjaan nafkah berburuh tani karena mendapat upah ternyata tidak menempatkan pekerjaan tersebut pada jenjang yang paling rendah seperti pada masyarakat pedesaan di Jawa (A. E. Wahongan Kosakoy, 1987).
Menurut Standing (1981), agak sukar untuk mengungkapkan adanya pola umum tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja wanita karena hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya, partisipasi wanita dalam angkatan kerja juga berhubungan erat dengan siklus kehidupan perkawinan, umur pada kehamilan pertama dan jumlah anak yang dilahirkan (G. Standing, 1985: 395)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathimah Fildzah Izzati
"ABSTRAK
Women never make choices about their work democratically. In patriarchal society, women work is constructed as work that is in the area of social repropuction and is natural for women. Consequently, women are increasingly in a vulnerable position in the labor market. In addition, women also face obstacles to being actively involved in various democratic spaces such as unions and women movements, and wider social movements because they bear a double workload that is life consuming."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melati
"Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak bekerja di Kelurahan Grogol, Depok.
Hasil analisis univariat menunjukkan persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%), kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif.

Work environment give experience and information that can affect women's knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design aims to describe the working and not working married women's kwowledge about Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which the sample were 96 working married women and 96 not working married women in Kelurahan Grogol, Depok.
The results of univariate analysis showed the percentage of working married women who have good knowledge about the definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures (15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits (29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based on these results, health education about Pap smear needs to be improved and evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Az Zahra
"Seiring kemajuan peradaban dan zaman, perempuan semakin progresif untuk menembus dan tetap berada dalam dunia pekerjaan (profesional). Telah banyak penelitian yang mengeksplorasi tantangan kerja dan hambatan karir yang dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia, namun penelitian dengan konteks serupa belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perempuan karier Indonesia melalui wawancara semi-struktural dengan menggunakan pendekatan kualitatif Fenomenologi-Deskriptif. Subjek berjumlah dua belas orang yang terdiri dari perempuan-perempuan yang menduduki level manajerial menengah hingga atas yang bekerja di sektor publik dan Badan Usaha Milik Negara. Analisis data dilakukan dengan sistem reduksi data lewat coding, serta interpretasi dari peneliti. Hasil penelitian yang menjawab permasalahan pertama yakni tantangan dan hambatan kemajuan karir pada perempuan Indonesia. Temuan penelitian mengungkapkan adanya bukti tentang tantangan dan hambatan terkait keluarga, sosio-kultural, dan organisasi terhadap kemajuan karier perempuan. Hasil penemuan kedua berfokus pada dampak dari tantangan dan hambatan tersebut terhadap kemajuan karir perempuan Indonesia. Hasil temuan penelitian ketiga yakni terkait solusi yang dilakukan perempuan terkait masalah tantangan dan hambatan kemajuan karir. Solusi tersebut ditinjau dari sudut pandang individu, organisasi dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan.

Our world is fast-paced and rapidly changing. Women are increasingly progressive to penetrate and remain in the professional ecosystem. There have been many studies exploring work challenges and career barriers faced by women around the world, but research in similar contexts has not been done in Indonesia. This study aims to explore the experiences of Indonesian career women through semi-structured interviews using a phenomenological-descriptive qualitative approach. The subject of this research comprises twelve women who occupy the middle to upper managerial level in the public sector and State-Owned Enterprises. Data coding, triangulations, and data saturation are three main components of analyzing and processing information acquired from data gathering. The research results that answer the first problem are the challenges and obstacles to career advancement in Indonesian women. Research findings reveal challenges and obstacles related to family, socio-cultural, and organizational advancement towards the advancement of women's careers. The second finding focuses on the impact of these challenges and obstacles on the advancement of Indonesian women's careers. The findings of the third research is related to solutions made by women related to the challenges and obstacles to career advancement. The solution is viewed from the perspective of individuals, organizations, and government as policymakers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library