Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Tiara Andrianah
"Pada abad ke-18, Kota Batavia mengalami permasalahan air seperti pencemaran sungai dan kekurangan sumber air bersih. Penyebabnya adalah faktor alam seperti daerah Batavia yang pada dasarnya merupakan area rawa dan erupsi Gunung Salak pada tahun 1699. Selain itu, ada faktor manusia seperti pembuangan limbah, sampah dan kotoran oleh penduduk ke Sungai Ciliwung serta masifnya pembangunan pabrik tebu di masa itu. Pemerintah Kota Batavia berusaha mengatasi permasalahan ini dengan membuat sistem saluran air yang dapat menampung dan mengalirkan air bersih atau waterleiding. Salah satu hasil pembangunan tersebut yaitu temuan waterleiding yang berada di Jalan Pintu Besar Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang struktur waterleiding di Jalan Pintu Besar Selatan. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan interpretasi data. Hasilnya adalah bentuk bak penampungan air adalah jajar genjang dan pipa terakota berbentuk bundar atau silinder. Pipa terakota dilindungi dengan bata kuning dan bata merah. Fungsi waterleiding adalah untuk menyalurkan air tawar di Kota Batavia, memenuhi kebutuhan air bersih pada masa tersebut.
In the 18th century, Batavia experienced water problems such as river pollution and a lack of clean water sources. The causes are natural factors such as the Batavia area which is basically a swamp area and the eruption of Mount Salak in 1699. Apart from that, there are human factors such as the dumping of waste, rubbish and dirt by residents into the Ciliwung River and the massive construction of sugar cane factories at that time. The Batavia City Government is trying to overcome this problem by creating a water channel system that can accommodate and distribute clean water or water flow. One of the results of this development is the discovery of water leiding which is located on Jalan Pintu Besar Selatan. This research aims to find out about the waterleiding structure on Jalan Pintu Besar Selatan. The methods used are data collection, data processing, data analysis, and data interpretation. The result is that the shape of the water reservoir is parallelogram and the terracotta pipe is round or cylindrical. Terracotta pipes are protected with yellow bricks and red bricks. The function of waterleiding is to distribute fresh water in the City of Batavia, meeting the need for clean water at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Nurul Fajri
"Skripsi ini membahas tentang sistem pengelolaan air waterleiding pada masa kolonial awal abad 20 di Batavia. Bertujuan untuk mengetahui alur produksi, distribusi, dan konsumsi air bersih beserta dampak sosial dan ekonomi sistem tersebut pada tatanan sosial masyarakat Batavia. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeologi industri yang mengutamakan hubungan keruangan antar data. Hasil penelitian menjelaskan cara kerja sistem waterleiding. Penelitian ini juga memberikan hasil bahwa sistem waterleiding memberikan nilai ekonomi pada air serta memunculkan kelas-kelas sosial di Batavia.
This undergraduate thesis discusses waterleiding systems in the colonial era in the early 20th century Batavia. Aims to determine the flow of production, distribution, and consumption of clean water as well as the social and economic impact of the system on the social order Batavia society. This study uses the approach that prioritizes industrial archeology spatial relations between data. The results of the study explains how the system works waterleiding. This study also gives the result that the system waterleiding economic value on water and raise the social classes in Batavia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56858
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library