Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fandy Irawan
"Pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan menyebabkan semakin bertambah pula jumlah limbah padat yang dihasilkan. Limbah padat adalah semua buangan yang timbul akibat aktivitas manusia dan hewan yang biasanya berbentuk padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Keberadaan limbah padat saat ini telah menjadi permasalahan lingkungan karena adanya penumpukan limbah padat yang karena sifatnya dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 6594,71 jiwa/ km2 tentu tidak lepas dari permasalahan lingkungan tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah menentukan jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan guna menentukan kapasitas pengelolaan limbah padat. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, Depok.
Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 selama 8 hari di tiap sumber penghasil limbah padat yang termasuk dalam Kecamatan Sukmajaya. Sumber penghasil limbah padat yang dijadikan objek penelitian, yaitu pemukiman di tiga kelurahan, perdagangan, perkantoran, sekolah, dan jalan. Metode pengukuran yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan sampel limbah padat dari sumbernya, menimbang berat sample limbah padat, dan mengukur volume sampel limbah padat.
Timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya untuk pemukiman, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, dan jalan berturut-turut sebesar 1,388 L/orang/hari, 16,25 L/kios/hari, 13,49 L/toko/hari, 9,36 L/kantor/hari, 0,127 L/orang/hari, dan 0,1008 L/m. Hasil lainnya berupa deskripsi dan system penanganan limbah padat di tiga kelurahan yang ditinjau yaitu Kelurahan Kali Baru, Mekar Jaya, Abadi Jaya, serta analisis timbulan limbah padat dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Depok.
Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, yaitu jumlah penduduk, waktu, aktivitas, cuaca dan perilaku sosial. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai perbedaan jumlah timbulan limbah padat dengan data nasional. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu adanya peningkatan pelayanan limbah padat, pengawasan, pembiayaan dan peran
serta masyarakat yang lebih aktif.

High level of public consumption and public growth causing more production of solid wastes. Solid wastes comprise all the wastes arising from human and animal activities that normally solid and that are discarded as useless or unwanted. Solid wastes in present time has become an enviromental problems because the accumulation of solid wastes, which its characteristic can disturb public health and other living creatures. Sukmajaya Subdistrict with 6594,71 capita/km2 also has this environmental problems. The first step to solve this problem is define the quantity of solid waste generation,and then design the appropriate processing capacity with its quantity. The purpose of this minithesis is to know how much the quantities of solid wastes generated in Sukmajaya Subdistrict.
Research methods used the descriptive research by using survey methods.This research done in May 2007. Period of collecting data in the work field are 8 days in every source of solid wastes placed in Sukmajaya Subdistrict. The following sources of solid wastes which included in research objects are residential area in three sub-subdistrict, commercial, office complex, school and streets. Measuring methods used are collecting sample from it sources, weighing solid waste samples and measuring volume of solid waste samples
The quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict for residential, market, stores, office complex, school, and streets are 1,388 L/capita/day, 16,25 L/trader/day, 13,49 L/store/day, 9,36 L/office/day, 0,127 L/capita/day, and 0,1008 L/m. Other output is description and solid waste management system in three subsubdistrict which is Kali Baru, Mekar Jaya and Abadi Jaya, also analysis of solid waste generation data from Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Depok City.
Factors that could affect solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict which is public growth, time period, activity, weather, and social behavior. Next research needed in searching differences between the quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict and the national quantities of solid waste generated. Writer?s suggestion about solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict is improvement of solid waste management, more supervising, funding, and people?s active part in supporting solid waste management."
2008
R.01.08.12 Ira t
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Anindita
"Sampah merupakan permasalahan yang perlu ditangani dengan baik terkait dengan dampak yang ditimbulkannya. Upaya Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka kegiatan pengelolaan sampah kota secara terpadu menuju zero waste dengan pendekatan 3R Reuse, Reduce, Recycle di skala kawasan yakni dengan dibentuknya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST . Salah satu TPST yang telah beroperasi di DKI Jakarta diantaranya TPST di Rawasari, Jakarta Pusat. Metode penelitian dilakukan dengan survey lapangan dan wawancara. Untuk pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian aspek teknis penyediaan TPS dibandingkan dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh komposisi sampah di TPST Rawasari yaitu 60,02 sampah organik, 36,64 sampah anorganik dan 3,34 sampah B3. Timbulan yang dihasilkan yaitu 0,792 kg/orang/hari atau 3,805 L/orang/hari. Nilai recycling rate eksisting dan nilai recovery rate eksisting sebesar 12,756 dan 67,297 kemudian potensi recycling rate didapatkan sebesar 21,181 dan potensi recovery rate sebesar 81,202.

Waste is a problem that needs to be handled properly associated with the impact it produces. Efforts of DKI Jakarta Provincial Government in the framework of integrated city waste management activities towards zero waste with 3R approach Reuse, Reduce, Recycle at the regional scale with the establishment of Material Recovery facility. One of the MRF that has been operating in DKI Jakarta are TPST in Rawasari, Central Jakarta. The research method is done by field survey and interview. The evaluation was conducted to determine the conformity of the technical aspects of the provision of MRF compared to the prevailing regulations. For the measurement of waste generation and composition in accordance with SNI 19 3964 1994. Based on the results of the research, the composition of garbage in MRF Rawasari is 60,02 organic waste, 36.64 of inorganic waste and 3,34 of B3 waste. The resulting generation is 0.78 kg person day or 3,805 L person day. Value of existing recycling rate and recovery rate is 12,756 and 67,297 .with potential of recycling rate is 21,181 and potential of recovey rate is 81,202."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Yessa
"Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi sampah yang di Plaza Kalibata. Secara garis besar sampah yang dihasilkan berasal dari aktivitas pengunjung dan karyawan di tiap tenant Plaza Kalibata. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah mengacu pada SNI 19-3694-1994. Timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 0.042 kg/orang/hari atau 0.413 L/orang/hari atau 0.021 kg/m2 /hari atau 0.204 L/m2 /hari.
Komposisi yang terdapat adalah sampah organik sebesar 84.77, sampah plastik sebesar 7.91, sampah kertas sebesar 5.46, sampah logam sebesar 0.15, sampah kaca sebesar 0.07, sampah lain-lain sebsesar 1.15 Data-data yang diperolah akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan usulan perencanaan aspek teknis operasional dan mendapatkan nilai jual sampah.

This research discusses about solid waste generation and composition atPlaza Kalibata. Solid waste generated by Plaza is largely derived from the facilities of each tenant in Plaza Kalibata. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositianand Urban Waste. Generation of solid waste generated is 0.042 kg person day or 0.413 L person day or 0.021 kg m2 hari or 0.204 L m2 day.
The composition of solid waste inPlaza Kalibata is organic waste is organic waste 84.77, plastic 7.91, paper 5.46, metal 0.15, glass 0.07 and 1.15 more. The data obtained used to determine the planning of operational technique aspect and getting the sale value of solid waste. Planning of operations technical aspects provided in the form of separation, storage, and processing technologies of solid waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko M. Hartono
"Trading activities, whether in traditional or modern markets, generate both solid waste and wastewater. This study aims to analyze the characteristics and composition of solid waste generated from traditional and modern markets and their potential reductions in Pasar Pondok Bambu and Pasar Cinere, based on waste generation, composition, and solid waste’s characteristics that are generated from both markets. The method used in this study is based on SNI 19-3964-1994 about Measurement and Collection Method for Waste Generation and Composition of Municipal Solid Waste Sample. Results showed that the average volume of solid waste generation from Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere is 2.74 m3/day and 0.76 m3/day, respectively. The main components of Pasar Pondok Bambu solid waste are 65.56% garden and vegetable waste, 13.04% slaughterhouse waste, 7.34% plastic waste, and 7.28% food waste. Meanwhile, the main components of Pasar Segar Cinere are 58.77% garden and vegetable waste, 20.58% food waste, 9.60% plastic waste, and 3.76% paper waste. There is a chance to reduce the amount of waste in both traditional markets in order to reduce the waste load in landfills. Alternatives to reducing the amount of solid waste are through reducing, reusing, recycling, and composting. These alternatives are expected to reduce solid waste generation in both Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere. In order to be able to be used as compost material, both sources of solid waste should add materials such as leaves from garden waste to increase the levels of carbon content. Based on solid waste composition, potential reduction waste in both Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere is around 40%."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:5 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Irawan
"Pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan menyebabkan semakin bertambah pula jumlah limbah padat yang dihasilkan. Limbah padat adalah semua buangan yang timbul akibat aktivitas manusia dan hewan yang biasanya berbentuk padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Keberadaan limbah padat saat ini telah menjadi permasalahan lingkungan karena adanya penumpukan limbah padat yang karena sifatnya dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 6594,71 jiwa/ km2 tentu tidak lepas dari permasalahan lingkungan tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah menentukan jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan guna menentukan kapasitas pengelolaan limbah padat. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 selama 8 hari di tiap sumber penghasil limbah padat yang termasuk dalam Kecamatan Sukmajaya. Sumber penghasil limbah padat yang dijadikan objek penelitian, yaitu pemukiman di tiga kelurahan, perdagangan, perkantoran, sekolah, dan jalan. Metode pengukuran yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan sampel limbah padat dari sumbernya, menimbang berat sample limbah padat, dan mengukur volume sampel limbah padat. Timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya untuk pemukiman, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, dan jalan berturut-turut sebesar 1,388 L/orang/hari, 16,25 L/kios/hari, 13,49 L/toko/hari, 9,36 L/kantor/hari, 0,127 L/orang/hari, dan 0,1008 L/m. Hasil lainnya berupa deskripsi dan system penanganan limbah padat di tiga kelurahan yang ditinjau yaitu Kelurahan Kali Baru, Mekar Jaya, Abadi Jaya, serta analisis timbulan limbah padat dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Depok. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, yaitu jumlah penduduk, waktu, aktivitas, cuaca dan perilaku sosial. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai perbedaan jumlah timbulan limbah padat dengan data nasional. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu adanya peningkatan pelayanan limbah padat, pengawasan, pembiayaan dan peran serta masyarakat yang lebih aktif.

High level of public consumption and public growth causing more production of solid wastes. Solid wastes comprise all the wastes arising from human and animal activities that normally solid and that are discarded as useless or unwanted. Solid wastes in present time has become an enviromental problems because the accumulation of solid wastes, which its characteristic can disturb public health and other living creatures. Sukmajaya Subdistrict with 6594,71 capita/km2 also has this environmental problems. The first step to solve this problem is define the quantity of solid waste generation,and then design the appropriate processing capacity with its quantity. The purpose of this minithesis is to know how much the quantities of solid wastes generated in Sukmajaya Subdistrict. Research methods used the descriptive research by using survey methods.This research done in May 2007. Period of collecting data in the work field are 8 days in every source of solid wastes placed in Sukmajaya Subdistrict. The following sources of solid wastes which included in research objects are residential area in three sub-subdistrict, commercial, office complex, school and streets. Measuring methods used are collecting sample from it sources, weighing solid waste samples and measuring volume of solid waste samples The quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict for residential, market, stores, office complex, school, and streets are 1,388 L/capita/day, 16,25 L/trader/day, 13,49 L/store/day, 9,36 L/office/day, 0,127 L/capita/day, and 0,1008 L/m. Other output is description and solid waste management system in three subsubdistrict which is Kali Baru, Mekar Jaya and Abadi Jaya, also analysis of solid waste generation data from Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Depok City. Factors that could affect solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict which is public growth, time period, activity, weather, and social behavior. Next research needed in searching differences between the quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict and the national quantities of solid waste generated. Writer's suggestion about solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict is improvement of solid waste management, more supervising, funding, and people's active part in supporting solid waste management."
2008
S34707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Trilina
"Sampah merupakan permasalahan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Dimana paradigma pengelolaan sampah di Indonesia masih kumpul-angkut-buang. Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir. Depok merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.764 m3/hari pada tahun 2007. Termasuk didalamnya adalah timbulan sampah yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Salah satu upaya untuk mengurangi kuantitas sampah yang berasal dari UI, maka dibutuhkan sebuah Unit Pengolahan Sampah (UPS) di dalam kampus. Dimana perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung perkuliahan, kantin, jalan dan taman. Sampling dilakukan pada 5 titik yaitu FT, FE, Fasilkom, PAU (Rektorat), dan Pusgiwa selama 10 hari kerja. Hasil pengukuran dan pengolahan data menunjukan bahwa pada tahun 2010 timbulan sampah kampus UI Depok mencapai 9,61 ton/hari atau 367,05 m3/hari. Dengan komposisi sampah terdiri dari 85% organik, 6,5% plastik, 6,9% kertas, 0,3% kaca, 0,3% logam, 0,5% styrofoam dan 0,7% sampah lainnya. Untuk menentukan kebutuhan lahan UPS, dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang. Dimana proyeksi timbulan sampah pada tahun 2030 adalah 11,84 ton/hari atau 419,29 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan lahan UPS UI adalah 975 m2. Adapun proses pengolahan di UPS adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

Solid waste is problem in Indonesia which have not finished yet. Where is the paradigm of solid waste management in Indonesia is the collect-transport-throw. So there is no significant change in the quantity of waste in the Landfill. Depok was one city that has a large garbage that is equal to 3.764 m3/day in 2007. This includes the solid waste generation from University of Indonesia (UI). One effort to reduce the quantity of solid waste that comes from UI, so needed a Solid Waste Handling Facilities (UPS) in campus. Where necessary study of solid waste generation and composition beforehand by doing the taking and measuring samples (sampling) at the lecture building waste, canteen, roads and parks. Sampling was conducted at five points of the FT, FE, Fasilkom, PAU (Rectorate), and Pusgiwa during 10 working days. Results of measurement and data processing in 2010 showed that the solid waste of University of Indonesia Depok reached 9,61 tons / day or 367,05 m3/day. With solid waste composition consisted of 85% organic, 6,5% plastics, 6,9 % paper, 0,3% glass, 0,3% metal, 0,5% styrofoam and 0,7% other. To determine the needs of land UPS, solid waste generation data needed in the next 20 years. Where projections of solid waste generation in 2030 is 11,84 ton/day or 419,29 m3/day. So the land was needed 975 m2 for UPS. The treatment process at UPS are segregation, recycling, and composting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Elita Anne
"Dalam segala aktifitasnya, manusia akan menghasilkan residu yang salah satunya berbentuk padat dan disebut sebagai sampah. KampusUniversitas Indonesia dengan segala aktifitasnya pun tidak lepas dari timbulnya sampah termasuk permasalahan yang ditimbulkannya. Penumpukan di tempat penampungan sampah selama berhari-hari, pembakaran sampah yang menyebabkan pencemaran udara merupakan permasalahan sampah yang diakibatkan tidak adanya system pengelolaan sampah yang terpadu. Hal ini diperburuk oleh kapasitas TPA Cipayung sebagai tempat pembuangan akhir sampah Kota Depok yang semakin berkurang. Kampus UI Depok memiliki potensi untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Cipayung, salah satunya dengan pengadaan UPS (Unit Pengolahan Sampah). Penelitian yang lalu telah menghasilkan besar luasan UPS yang akan digunakan untuk mengolah sampah UI, yakni sebesar 975 m. Penelitian ini diawali dengan studi timbulan dan komposisi sampah yang dilakukan terhadap 5 sampel antara lain FT, FE, Fasilkom, PAU dan Pusgiwa. Untuk itu, diperlukan adanya sistem pengumpulan sampah guna melengkapi rencana pengadaan UPS UI, yang diawali dengan melakukan studi terhadap jumlah timbulan dan karakteristik sampah sebagai dasar desain system pengumpulan sampah. Hasil studi timbulan dan komposisi menunjukkan bahwa di tahun 2011 timbulan sampah harian UI sebesar 12,75 ton/hari atau 75,96 m3/hari yang didominasi oleh sampah organik 90,55% dengan 87% diantaranya bersumber dari sampah taman dan jalan berupa daun kering. Data tersebut diproyeksi hingga tahun 2024 mengacu pada rencana pengembangan kampus UI hingga tahun 2025, dan diketahui kebutuhan armada pengumpul antara lain 2 buah gerobak motor berkapasitas 1 m3 untuk pengumpulan sampah organik gedung, 3 buah arm roll truck untuk pengumpulan sampah non-organik gedung, dan 9 buah truk dengan kapasitas 6 m3 untuk pengumpulan sampah kantin serta taman dan jalan.

In all activities, human will produce a residual in a form of solid called solid waste. Universitas Indonesia (UI) with all of its activities is not hampered from solid waste production and the problems coming from it. The solid waste accumulation for long days, air pollution caused by waste burning is some of problems coming out from the lack of integrated solid waste management. And it?s getting worse by the decreasing capacity of TPA Cipayung as a final disposal of Depok City?s solid waste. UI Depok campus has a potential to cutting down the amount of waste disposed to the TPA Cipayung, one of the way is by making a Solid Waste Handling Facility (UPS). The previous research result the area needed for making the UPS, which was 975 m2. This research started with a study of waste generation and composition of 5 samples: FT, FE, Fasilkom, PAU and Pusgiwa. Therefore, in order to take the waste to the UPS to be processed, there should be a waste collection system to complement the UPS making plan, beginning with doing a study of waste generation and composition as well, as a basis of waste collection system design. The waste generation and composition study resulted that UI produces 12,75 ton/day or 75,96 m3/day in 2011, which is dominated by 90,55% organic waste contains of 87% yard waste comes from the fall leaves. Then, the data projected to year 2024 due to UI master plan for 2025. UI will need 2 motorcycle-containers with 1 m3 capacity for collecting organic building waste, 3 arm roll truck for the collection of building?s non-organic waste, and 9 trucks with 6 m3 capacity for the collection of canteen and yard waste."
2011
S611
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Fuadhilah
"ABSTRAK
Sampah merupakan permasalahan yang tak kunjung selesai sampai hari ini di Indonesia, khususnya di kota-kota pendukung ibukota seperti pada Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu merupakan bagian dari Kota Tangerang Selatan yang memiliki karakteristik khusus yaitu sebagai daerah industri di Tangerang Selatan. Pelayanan persampahan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan baru mencapai 23% di tahun 2011. Sementara timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dan komposisi sampah mengalami perubahan setiap tahun akibat adanya perubahan pada pola hidup dan tingkat ekonomi masyarakat. Paradigma pengelolaan sampah yang ada masih konvensional sehingga jumlah timbulan yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir masih cukup besar. Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.919 m3/hari pada tahun 2010.
Penelitian ini mengukur timbulan dan komposisi sampah di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu meliputi perumahan, pertokoan, industri, pasar, perkantoran dan sekolah. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menjadi dasar usulan desain pengelolaan persampahan. Untuk memperoleh data kuantitatif tersebut perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada masing-masing sumber sampah. Untuk merencanakan sistem persampahan dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang maka dilakukan proyeksi timbulan sampah pada tahun 2031 di Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu adalah 305,11 ton/hari, 193,38 ton/hari dan 251,47 ton/hari atau 3597 m3/hari, 1747,22 m3/hari, dan 3623,74 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan sarana pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, serta pembuangan akhir. Adapun proses pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

ABSTRACT
Solid waste is an unstoppable problem in Indonesia, especially in suburban city such as Kota Tangerang Selatan. Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District is part of South Tangerang city that has special characteristic as the industrial area in Tangerang Selatan. Waste services that was performed by the Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan has only reached 23% in 2011. While waste generation will increase by the increasing of population. Moreover, waste composition changes each year due to lifestyle and the change of economic levels in society. There is only conventional waste management paradigm so the amount of generation coming into the final disposal is still quite large. Tangerang Selatan is a city that has a pretty big waste that is equal to 3919 m3/day in 2010.
This study measures the generation and composition of waste in the Serpong, Serpong Utara and Setu Sub-District include housing, shops, industries, markets, offices and schools. This study is a quantitative and for basis design of the proposed solid waste management. To obtain quantitative data, it is necessary to study the generation and waste composition in advance by means of sample collection and measurement (sampling) on each source of waste. To plan for solid waste systems, requires data on the 20-year solid waste carried out projections of future waste generation in the year 2031 in Serpong, Serpong Utara and Setu Sub- District is 305,11 tons/day, 193,38 tons/day and 251,47 tons/day or 3597 m3/day, 1747,22 m3/day, and 3623,74 m3/day. So we get the means storage, collection, transportation, processing, and final disposal needs. The treatment process at the Integrated Waste Sites (TPST) is the sorting, recycling, and composting."
2012
S42148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Ardhelia Putri
"Limbah elektronik merupakan salah satu jenis limbah yang termasuk ke dalam kategori limbah B3. Jumlah limbah elektronik diseluruh dunia diperkirakan sebanyak 53,6 juta ton tetapi hanya 17,4% yang tercatat telah di daur ulang. Di Indonesia, terdapat 1634 kilo ton limbah elektronik. Besarnya jumlah timbulan limbah elektronik akan berpengaruh terhadap jumlah emisi yang dihasilkan dari proses transportasi yang dilakukan untuk mengangkut limbah elektronik tersebut. Di DKI Jakarta, terdapat program berupa penjemputan limbah elektronik dari rumah warga dan penjemputan limbah elektronik di dropbox. Selain itu, limbah elektronik ini dapat bersumber dari TPS B3 yang akan dikirimkan ke gudang Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi limbah elektronik, jumlah timbulan limbah elektronik, dan emisi yang dihasilkan dari proses transportasi limbah elektronik di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi limbah elektronik terbesar berasal dari peralatan elektronik kecil sebesar 41% dan komposisi limbah elektronik terkecil berasal dari lampu sebesar 2%. Rata-rata timbulan limbah elektronik pada tahun 2021-2023 sebesar 10.08 ton/tahun. Hasil penelitian lainnya menunjukkan nilai emisi CO2 terbesar dihasilkan dari program penjemputan e-waste di rumah warga pada tahun 2022 sebesar 997.1 kg CO2. Rata-rata emisi yang dihasilkan dari setiap kilogram e-waste yang diangkut selama tahun 2021-2023 sebesar 4.18 kg CO2/kg e-waste. Nilai tersebut masih cukup besar jika dibandingkan dengan proses transportasi limbah domestik yang berada di angka 0.62 kg CO2/kg limbah domestik. Emisi yang dihasilkan akan semakin besar seiring bertambahnya jarak transportasi dan frekuensi pengangkutan yang dilakukan.

Electronic waste is one type of waste that falls into the category of hazardous waste (B3). The global amount of electronic waste is estimated to be 53.6 million tons, but only 17.4% is recorded as having been recycled. In Indonesia, there are 1634 kilotons of electronic waste. The large amount of electronic waste generated will affect the emissions produced from the transportation process used to transport this electronic waste. In DKI Jakarta, there is a program for collecting electronic waste from residents' homes and collecting electronic waste at drop boxes. Additionally, this electronic waste can come from B3 waste collection points and will be sent to the DKI Jakarta Environmental Agency warehouse. This study was conducted to determine the composition of electronic waste, the amount of electronic waste generated, and the emissions produced from the electronic waste transportation process in DKI Jakarta. The results of the study showed that the largest composition of electronic waste comes from small electronic devices at 41%, and the smallest composition comes from lamps at 2%. The average electronic waste generated in 2021-2023 was 10.08 tons per year. Other research results showed that the highest CO2 emissions were produced from the home e-waste collection program in 2022, amounting to 997.1 kg CO2. The average emissions produced from each kilogram of e-waste transported during 2021-2023 was 4.18 kg CO2 per kilogram of e-waste. This value is still quite high compared to the domestic waste transportation process, which is 0.62 kg CO2 per kilogram of domestic waste. Emissions will increase as the transportation distance and frequency of transport increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Yudha Bhakti
"Permasalahan lingkungan seperti perubahan kawasan menyerap air menjadi lahan kedap air, erosi tanah dan timbulan sampah yang meningkat akan memberikan dampak negatif terhadap fungsi hidrologis DAS Ciliwung (Degradasi DAS Ciliwung). Untuk mewujudkan perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan yang berpedoman pada keseimbangan lingkungan (DAS Ciliwung yang sehat) maka diperlukan pengendalian terhadap erosi, timbulan sampah dan luasan lahan kedap air. Metode-metode perhitungan laju erosi & laju timbulan sampah yang ada memerlukan proses yang panjang dan membutuhkan berbagai jenis data.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat persamaan matematis yang praktis dan relatif akurat dalam memprediksi laju erosi & laju timbulan sampah berbasis luasan lahan kedap air (impervious cover) di DAS Ciliwung. Pemodelan dilakukan dengan software sistem informasi geografis ArcGis Versi 10.1 Lisensi Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia.
Perhitungan laju erosi menggunakan metode USLE dan laju timbulan sampah menggunakan proyeksi laju timbulan sampah berdasarkan data kepadatan penduduk & laju timbulan sampah per orang per hari sedangkan perhitungan luasan lahan kedap air menggunakan aplikasi ArcGis 10.1. Analisa korelasi antar variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi antar variabel.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang sangat kuat antara luas lahan kedap air dengan nilai laju erosi potensial & nilai laju timbulan sampah potensial, persamaan matematis yang mewakili adalah persamaan regresi non linier eksponensial masing-masing sebagai berikut Y=6892 e-0,07x dengan nilai koefisien determinasi (R2) = 0,936 dan Y=53,30 e 0,090x dengan nilai koefisien determinasi (R2) = 0,868.

Environmental problems such as changes in the pervious area becomes impervious, soil erosion and increased waste generation will have negative impacts on hydrological functions of Ciliwung Watershed. To carry out the planning and management of land use based on the balance of the environment (healthy Ciliwung watershed) it is necessary to control erosion, waste generation and impervious cover.
Methods for computation the rate of erosion and waste generation requires a long process and various types of data. This research aims to create mathematical equation that are practical and relatively accurate in predicting of erosion rate and waste generation rate based on impervious land cover on Ciliwung Watershed. Modeling using ArcGIS software version 10.1 License Department of Geography FMIPA University of Indonesia.
Computation of erosion rate using USLE method and waste generation rate using projected based on data density of population and the rate of waste generation per person per day, while computation of impervious land cover area is based on application of ArcGIS 10.1. Analysing correlation between variable in this research was conducted by using regression and correlation analysis.
The conclusion of this research is that there is a very strong relationship between impervious land cover area and the value of potential erosion rate and potential waste generation rate as well. The mathematical equation that represent the relation are exponential non linear regression equations as the following : Y = 6892 * e-0,07x with coefficient of determination (R2) = 0,936 for relation between impervious land cover area and potential erosion rate; and Y = 53.30*e 0,090x with coefficient of determination (R2) = 0.868 for relation between impervious land cover area and potential waste generation rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>