Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octo Sindji
"Aerator kincir air merupakan alat aerasi yang terdiri dari kincir, pelampung, kerangka dan motor listrik. Aerator tipe ini bekerja dengan menciptakan deburan pada permukaan air sehingga terjadi proses aerasi yang dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Pengoperasian aerator kincir air dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dan kualitas air pada suatu badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh operasional waktu optimal aerator kincir air terhadap persentase perubahan konsentrasi parameter oksigen terlarut (DO), amonia, nitrat, dan chemical oxygen demand (COD). Penelitian ini juga akan memvalidasi waktu optimal operasional aerator kincir air terhadap konsistensinya dalam mempertahankan kesesuaian konsentrasi parameter dengan baku mutu. Waktu optimal pengoperasian aerator kincir air yang akan divalidasi pada penelitian ini adalah 3 jam nyala dan 11 jam mati (1 siklus) yang diperoleh berdasarkan perhitungan regresi linear hasil penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan pada 4 titik berbeda dan aerator dioperasikan selama 3 siklus secara kontinu dengan studi kasus Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji anova, uji t, dan persentase perubahan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian aerator selama 3 jam dapat meningkatkan konsentrasi DO hingga 73,6% (4,30 mg/L menjadi 6,67 mg/L), menyisihkan amonia sebesar 8,12% (2,36 mg/L menjadi 2,18 mg/L), meningkatkan nitrat sebesar 21,02% (1,05 mg/L menjadi 1,33 mg/L, dan menyisihkan COD sebesar 87,40% (38,50 mg/L menjadi 27,33 mg/L). Aerasi dengan aerator kincir air pada waktu optimal tersebut terbukti dapat meningkatkan konsentrasi DO dengan konsisten hingga memenuhi baku mutu kelas I.

Paddlewheel aerator is an aeration device consisting of a paddle, float, frame and electric motor. This type of aerator works by creating a splash on the surface of the water so that an aeration process occurs which can increase the concentration of dissolved oxygen in the water. The operation of a paddlewheel aerator can increase the dissolved oxygen concentration and water quality in a water body. This study aims to analyze the effect of the optimal operating time of the paddlewheel aerator on the percentage change in the concentration of dissolved oxygen (DO), ammonia, nitrate, and chemical oxygen demand (COD). This research will also validate the optimal operating time of the paddlewheel aerator on its consistency in maintaining the conformity of the parameter concentration with the quality standard. The optimal operating time of the paddlewheel aerator that will be validated in this study is 3 hours on and 11 hours off (1 cycle) which was obtained based on the results of linear regression calculation of previous studies. The study was conducted at 4 different points and the aerator was operated for 3 cycles continuously with a case study of Mahoni Lake in Universitas Indonesia. Data analysis was performed using the ANOVA test, t test, and the percentage change in value. The results showed that operating the aerator for 3 hours could increase the DO concentration up to 73.6% (4.30 mg/L to 6.67 mg/L), removing ammonia by 8.12% (2.36 mg/L to 2 .18 mg/L), increased nitrate by 21.02% (1.05 mg/L to 1.33 mg/L, and remove COD by 87.40% (38.50 mg/L to 27.33 mg/L). L) Aeration with a paddlewheel aerator at that optimal times has been proven to increase the DO concentration to meet the class I quality standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakaria
"Kebakaran adalah bencana perkotaan yang khas terjadi dalam kejadian yang kejadiannya sering terjadi pada kota-kota besar. Keadaan ini dapat terlihat pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 8 tahun 2008 tentang penanganan kebakaran sebagai gambaran kejadian kebakaran yang mengalami keberlanjutan. Kejadian di Provinsi DKI Jakarta pada rentan tahun 2018 sampai 2020 mengalami kejadian konstan dengan kasus tertinggi pada tahun 2019 yang dimana kejadian kebakaran paling banyak menyasar pada objek bangunan rumah dan instalasi luar Gedung. Untuk menggambarkan optimalisasi layanan dibutuhkan Point Density untuk melihat kerapatan kejadian kebakaran, Analisa Service Area berdasarkan Panjang jalan 2,5 km untuk melihat jangkauan yang di konversi menjadi waktu optimal, dari Analisis service area mendapatkan wilayah blank spot dimana wilayah tersebut tidak mendapatkan jangkauan jarak service area 2,5 km, dan kemudian dilakukan Analisa routing dengan Travelling Salesman Problem untuk menggambarkan waktu dan jarak optimal. Distribusi kebakaran DKI Jakarta tahun 2018-2020 didominasi oleh penyebab listrik dengan objek paling banyak adalah Bangunan perumahan. Munculnya daerah dengan konsentrasi kebakaran menunjukan adanya daya tarik wilayah yang memunculkan hunian padat. Distribusi pelayanan pemadam di tingkat kelurahan masih kurang 49% dari total kelurahan, terdapat 18% jalan di DKI Jakarta tidak dapat diakses oleh pemadam kebakaran. Jangkauan service area pemadam berdasarkan panjang jalan mencapai 80%. Rute Pos Pemadam terpilih ke lokasi Blank Spot menunjukan jarak dan waktu yang tidak proporsional dalam kondisi kejadian kebakaran. Dapat ditarik hasil bahawa keberadaan Blank Spot menjadi indikator terdapat wilayah sebanyak 20% yang tidak optimal waktu untuk perjalanan kendaraan pemadam kebakaran. Dengan hasil tersebut untuk menciptakan waktu yang optimal harus memahami karakteristik daerah wilayah perkotaan dengan karakteristik jalan dan bentuk pemukiman agar dapat menciptakan waktu optimal perjalanan kendaraan pemadam kebakaran.

Fire is an urban disaster that typically occurs in events that occur frequently in large cities. This situation can be seen in DKI Jakarta Provincial Regulation number 8 of 2008 concerning fire management as an illustration of ongoing fire incidents. Incidents in the Province of DKI Jakarta between 2018 and 2020 experienced constant occurrences with the highest cases in 2019 where the most fire incidents targeted residential buildings and outdoor installations. To describe service optimization, point density is needed to see the density of fire incidents, Service Area Analysis based on 2.5 km road length to see the range converted to optimal time, from service area analysis to get blank spot areas where the area does not get service area distance coverage 2.5 km, and then do a routing analysis with the Traveling Salesman Problem to describe the optimal time and distance. The distribution of DKI Jakarta fires in 2018-2020 was dominated by electrical causes with the most objects being residential buildings. The emergence of areas with concentrations of fires indicates the attractiveness of the area which gives rise to dense occupancy. The distribution of fire services at the kelurahan level is still less than 49% of the total kelurahan, there are 18% of roads in DKI Jakarta that cannot be accessed by firefighters. Fire extinguisher service area coverage based on road length reaches 80%. The selected Fire Station route to the Blank Spot location shows a disproportionate distance and time in the conditions of a fire incident. It can be concluded that the existence of a Blank Spot is an indicator that there is an area of ​​20% which is not optimal for the time for fire fighting vehicles to travel. With these results, in order to create the optimal time, it is necessary to understand the characteristics of urban areas with the characteristics of the roads and the form of settlements in order to create the optimal travel time for fire fighting vehicles."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library