Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakhmat Candrasuci
"Vortex tube adalah sebuah atat yang mampu memisahkan panas dari sebuah aliran udara bertekanan menjadi dua buah aliran, dimana temperatur atiran yang pertama menjadi tebih panas sedangkan atiran yang Iainnya menjadi tebih dingin daripada temperatur udara masuk. Saat ini atiran udara dingin yang dihasitkan oteh vortex tube telah diaptikasikan ke berbagai masalah spot cooling di dunia industri. Wataupun efisiensinya sangat rendah apabila dibandingkan dengan teknik pendinginan konvensional, sebuah vortex tube memitikt berbagai keuntungan, yaitu dirnensi yang relatif kecil, ringan dan sederhana, tak ada satupun bagiannya yang bergerak dan tidak menggunakan zat refngeran.
Parameter terpenting untuk mengetahui karaktenstik suatu vortex tube adatah nitai fraksi massa dingin. Untuk mengetahui pengaruh pembahan temperatur udara panas dan udara dingin serta kapasitas pendinginan yang mampu dihasrtkan, maka dilakukan suatu penelitian secara eksperimenta! pada sebuah vortex tube FTUI X-1 dengan merubah nilai fraksi massa dingin yang digunakan pada berbagai tekanan udara masuk.
Berdasarkan hasil penelitian pada setiap nilai tekanan udara masuk, didapatkan temperatur udara dingin akan mrhimum pada nitai fraksi massa dingin sekitar 0,6, temperatur udara panas akan maksimum pada nttai fraksi massa dingin sekitar 0,8 dan kapasitas pendinginan akan makstmum pada nitai fraksi massa dingin sekitar 0, 75. Temperatur udara dfngin akan semakin turun seiring dengan peningkatan tekanan udara masuk, tetapi perubahan temperatumya akan semakin kecfl dan cenderung konstan pada tekanan yang sangat tinggi. Sedangkan kapasitas pendinginan yang dihasilkan akan terus maningkat seiring dengan peningkatan tekanan udara masuk. Pada tekanan udara masuk 9 bar dengan temperatur 26, 4°C, dan nilai fraksi massa dingin aktuar' 0, 545, vortex tube FTUI X~1 ini mampu menghastlkan udara panas dengan temperatur 42,2°C dan udara dingin dengan temperatur teren dah mencapai 2, 9 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Rosid
"ABSTRACT
Vortex tube merupakan suatu hat yang sedang diteliti dan dikembangkan di Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya suatu alat uji untuk mengetahui karakteristik dari vortex tube tersebut Alt uji tersebut mempergunakan alat-alat yang terdapat di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia-
Beberapa alat ukur yang dipergunakan untuk menguji vortex tube tersebut adalah alat pengukur tekanan, alat pengukur Iaju aliran tluida, serta alat pengukur temperatun Diantara alat pengukur tersebut, terdapat beberapa jenis alat pengukur yang dapat dipergunakan, yaitu untuk alat pengukur tekanan digunakan manometer dan pressure gauge, sedangkan pada alat pengukur Iaju aliran fluida, terdapat tiga jenis alat pengukur yang dapat digunakan yaitu rotameter, pitot tube, dan oritis. Sedangkan untuk mengukur temperatur dipergunakan thermokopei.
Agar hasil yang didapat dari pengujian karakteristik vo/tex tube dapat sebaik mungkin, maka diantara jenis-jenis aiat ukur tersebut haruslah dibandingkan antar hasil yang didapat oleh alat ukur yang satu dengan hasil yang didapat oleh alat ukur Iainnya. Dengan demikian maka diketahui sejauh mana kesamaan data yang dihasilkan oleh alat-alat ukur tersebut. Oleh karena ini, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur yang dipergunakan dalam pengujian karakteristik vortex tube.

"
1999
S36998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Ronald
"Penelitian yang dilakukan terhadap vortex tube ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi diameter dengan panjang yang tetap pada pipa hot tube dari vortex tube Proto X-1 yang dimiliki oleh Jurusan Mesin FT-UI terhadap tingkat efisiensinya, sehingga akan didapatkan performa yang mampu menghasilkan kerja maksimal vortex tube dari perbandingan antara panjang pipa panas dengan diameter pipa panas.
Pengujian ini menggunakan tiga buah variasi diameter pipa panas. dengan diameter dalam masing-masing pipa 6 mm, 8 mm dan 10 mm dengan panjang pipa 400 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan 8 bar. Metode yang digunakan pada eksperimen ini sama dengan yang dilakukan pada eksperimen helical vortex generator pada vortex tube X-1, dengan dimensi vortex chamber yang digunakan adalah 45 x 50 mm, tebal 10 mm, inlet tangensial dua buah dengan O inlet 1 mm, tipe Ranque - Hilsch dengan O eksentrik spiral 6 dan 7 mm.
Dari pengujian yang dilakukan, temperatur udara dingin dicapai pada tekanan 8 bar dengan diameter pipa panas sebesar 6 mm dengan panjang 400 mm. Temperatur udara dingin yang dicapai sebesar Tcold = 11,9 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual Mcold akt = 0,350. Sedangkan besar kapasitas pendinginan yang dicapai adalah 38,548 J/s, yang berada pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,827. Kapasitas pendinginan maksimum ini terjadi pada pipa panas yang memiliki diameter 8 mm dengan panjang pipa 400 mm, pada tekanan udara masuk sebesar 8 bar. Sehingga akan didapatkan nilai perbandingan yang optimal antara panjang pipa panas dan diameter pipa panas untuk karakteristik geometri vortex tube adalah U/D > 40.

The aim of this research is to know the impact from diameter variation with constant length at the hot tube, towards it‘s efficiency grades. So that, the performances of the hot tube can reach the maximum result.
The research is done to the vortex tube Proto X-1, by using three inside diameters variation from hot tube. The three inside diameters are 6 mm, 8 mm, and 10 mm. The method used for this experiment is the same with the experiment before.
The cold air temperatur is reached at 8 bar pressure with hot tube diameter size as 6 mm and 400 mm long. Other wise the maximum of refrigeration capacity happens to the hot tube in 8 mm diameter and with 400 mm long tube at the air pressure in 8 bar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Noviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai.
Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4 mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 dan 7 mm. Pengujian terhadap masing-masing oritis dilakukan pada tekanan udara masuk yang berbeda, yaitu 5, 6, 7 dan 8 bar.
Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan φ 2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,718 untuk oritis dengan φ 3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,914 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 50,115J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,947. Suhu terendah untuk oritis dengan φ 2 mm adaiah 14,3 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,381 untuk orifis dengan φ 3 mm adalah 10,7 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,389 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 13,2 ºC pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt= 0,385."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Vortex tube merupakan peralatan yang mampu menghasilkan udara panas dan dingin secara bersamaan. Alat ini memiliki kelebihan pada mekanisme kerjanya yang sederhana dan biaya pembuatannya yang murah. Namun effisiensi dari alat kurang bagus. Untuk meningkatkan kinerja vortex tube ini maka dilakukan penelitian pada vortex tube FTUI dengan menggunakan pipa panas yang berbeda-beda panjangnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari panjang pipa panas terhadap penurunan temperatur dan kapasistas pendinginan yang dicapai. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan didapatkan panjang pipa panas yang ammpu memaksimalkan performa dari vortex tube ini.
Panjang pipa panas yang digunakan pada penelitian ini adalah 300 mm, 240 mm dan 180 mm dengan diamter dalam pipa 6mm. Penentuan panjang pipa panas ini berdasarkan perbandingan antara panjang pipa dengan diameter pipa tersebut, dimana perbandingan yang dipakai pada penelitian ini 30, 40, 50. Bahan dari pipa ini terbuat dari stainlessteel. Pengujian dilakukan pada tekanan udara masuk 8, 7, 6, dan 5 bar. Variabel-variabel yang diukur pada pengujian ini adalah temperatur udara keluar dari pipa dingin dan pipa panas, temperatur udara masuk dari kompresor, laju aliran massa serta tekanan statis pada sisi outlet pipa dingin dan pipa panas.
Dari hasil pengujian, temperatur udara dingin minimum yang diperoleh 10,7°C pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,394. sedangkan kapasitas pendinginan maksimum yang diperoleh 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,915. nilai-nilai ini diperoleh dari vortex tube yang menggunakan pipa panas dengan panjang 240 mm dan diameter dalam pipa 6 mm pada tekanan udara masuk 8 bar. Dari hasil ini berarti vortex tube memakai pipa panas dengan perbadningan (L/D)>40 mempunyai efisiensi paling baik."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sintong Benjamin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royen
"Vorrex lube adalah ala! yang dapa! memisahlcan energi yang ada yang ada pada fluida. Sekalrpun efsiensinya lebih rendah cibandingkan dengan ala! pendingin konvensional, narmm ada keunizmgan yang diberikan oleh vorfex lube, seperli; geomerri/konstrnlrsi yang sederhana, lidak memerlulcan rejryeran dan ridak ada bagian yang bergerak.
Peneltian aliran vorteks yang diadakan di jurusan Mesin FTU1' sejauh ini hanya pada vortex tube berpenampang lingkaran biasa. Penelirian pada perzambahan inlemya pun masih berlrisar pada sam penampang saja. Apa yang redadi apabila penambahan inlet tangensial terbenlur masalah desain/mamjaktur ? Apalcah perlu umuk memenuhi seluruh lingkaran penampang swirl generalor zmiuk mendapalkan pemmman remperalur yang lebih oplimal ?
Peneliiian perrambahan inlet tangensial secara aksial dlanggqp perlu zmluk menjawab pertanyaan seperri av alas. Bagaimana pengaruh pemzmbahan inlet rangensial dalam arah sumbu vorler-Mya. Uniuk visualisasi yang Iebih jelas teniarrg bagaimana pola aliran dalam labung vorlelas, digunakan pemodelan 3D dalam simulasi ini. Beberapa data eksperimen jnga digunakcm untuk mencari nilai awal seperti inlensilas lurbnlen, kecepalan, dan sebagaiqya.
Simulasi ini menggzmakan model nlrbnlen RNG K-a Model mrlmlen ini memberikan beberapa kelebihan balk dalam lfeakuralan, penghemalan grid maupwn dalcrm pergrelesaian lcasusjluida yang didominasl aliran berpufar.
Penambahan jumlah inle! langensial pada arah aksial menunjuklran kerzailcan lemperalur drop sampai pada balas~balas terlenlu. T emperalur drop lidak lranya dilenlukan oleh kecepatan udara berpular, namzm bagaimana rancangan suam vorlex tube dapal menjaga keslabilan pularan (vorleks) dalam tabzmg tersebur.

Vortex Tube is a device that can seperates fluid 's energi into hot and cold one. Although the ejiciency of vortex tube is relativebf less than the one in the conventional cooler, still there 's some advantages offered by vortex tube, i.e,° simple geometry/construction, no rejrigeran 's needed and non-moving part(s) of it.
So far, research on vortex flow held in F TU] ont)/for ordinary circle section at the swirl generator. Research on the increment of the inlet tangential is also in one section. What will happen if incremental of the tangential inlet limited by the abiligv of desain/manufacture ? Is it necessary to malre the tangential inlet all over the place Hn one section of course) to get the optimal result of temperature drop ?
The research on the increment of tangential inlet is considered important according the question above. What is the eject of tangential inlet in the direction of its vortex ?s axis. To have relatively clearer visualisation of the flow pattern in this helical vortex tube, we 'll use 3D simulation. Some of the experimental data will be used too, to have the initial value such as turbulence intensigv, velocity and so on.
This simulation accomplished by using turbulence RNG if-e model. This kind of turbulence model offers some better result in accuracy, grid conservation and even in the case of solving fluid dominated by swirling flows.
The increment of tangential inlet in axial direction shows some increasing ternpreature drop for some limit. Temperature drop is not only ejected by the velocigv of the swirling _/low, but also by how the design of the vortex tube can maintain the swirling flow to remain at it is axis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai.
Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 mm dan 7 mm. Pengujian tehadap masing-masing orifis dilakukan pada udara masuk yang berbeda, yaitu 5,6,7, dan 8 bar.
Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan ∅2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,718 untuk orifis dengan ∅3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,914 dan untuk orifis dengan ∅4 mm adalah 50,115 J/s pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt)= 0,947. Suhu terendah untuk orifis dengan ∅2 mm adalah 14,3℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,381 untuk orifis dengan ∅3 mm adalah 10,7℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,389 dan untuk orifis dengan ∅4 mm adalah 13,2℃ pada nilai fraksi masa dingin aktual μ(cold-akt) = 0,385."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Suardi
"Vortex tube adalah sebuah ala( yang mampu memisahkan panes dari sebuah aliran udara bertekanan menjadi dua buah aliran, dimana temperatur aliran yang pertama menjadi Iebih panas sedangkan aliran yang lainnya menjadi febih dingin daripada ternperatur udara masuk.
Salah satu faktor terpenting n yang mempengaruhi karakterisfik dari vortex tube, adalah sisi inlet. Untuk mengetahui pengaruh sisi inlet terhadap perubahan temperatur udara panas dan udara dingin serta kapasitas pendinginan yang dihasilkan maka difakukan ` penelitian secara eksperimental, dengan menggunakan termokope! sebagai pengukur temperatur, manometer raksa untuk mengukur tekanan dan rotameter untuk mengukur flow ratenya.
Berdasarkan hasil penelitian pada setiap ni!ai tekanan udara masuk, didapatkan temperatur udara dingin akan minimum pada 0,5-0,6 nilai fraksi massa dingin sekitar temperatur udara panas akan maksimum pada nilai fraksi massa dingin sekitar 0,7 dan 0,8 kapasitas pendinginan akan maksimum pada nifai fraksi massa dingin sekitar 0,8. Kapasitas pendinginan yang akan dihasilkan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan udara masuk. Pada tekanan udara masuk 10 bar dengan temperatur 29,4°C dan nilaf fraksi massa dingin aktual 0,41, vortex tube ini akan mampu menghasiH

Vortex tube is a device that can separate (heat from pressured air How) into 2 air How, where the temperature of lirst air tlow is hotter than the second air How compared to temperature of inlet How.
One important thing can effect the characteristics of vortex tube is inlet section. To tind how it effect the change of temperature of hot water and cold water and cooling capacity, then it must be done by done by doing research experimentally. This research utilites thennocouple to measure temperature, manorneter to measure pressure and rotameter to measure rate of air flow.
According to result of this research, for each value of inlet pressure, the temperature of cold air will be minimum cold mass fraction value 0,5-0,6 around the hot air temperature and will be max at cold mass fraction value 0, 7 and 0,8, and cooling capcity will be max at cold mass fraction value 0, 8. From the data, it is look like that the cooling capacity will keep increasing along with inlet air pressure. Vortex tube can produce hot air at 44,5°C and cold air at 9, 5°C when inlet air pressure 10 ban temperature 29,4°C and cold mass fraction value 0,41.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Penelitian yang dilakukan terhadap vortex tube ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi diameter dengan panjang yang tetap pada pipa hot tube dari vortex tube Proto X-1 yang dimiliki oleh Jurusan Mesin FT-UI terhadap tingkat efisiensinya, sehingga akan didapatkan performa yang mampu menghasilkan kerja maksimal vortex tube dari perbandingan antara panjang pipa panas dengan diameter pipa panas.
Pengujian ini menggunakan tiga buah variasi diameter pipa panas, dengan diameter dalam masing-masing pipa 6 mm, 8 mm, dan 10 mm dengan panjang pipa 400 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar, 8 bar. Metode yang digunakan pada eksperimen ini sama dengan yang dilakukan pada eksperimen helical vortex generator pada vortex tube X-1, dengan dimensi vortex chamber yang digunakan adalah 45 x 50 mm, tebal 10 mm, inlet tangensial dua buah dengan diameter inlet 1 mm, tipe Ranque-Hilsch dengan diameter eksentrik spiral 6 dan 7 mm.
Dari pengujian yang dilakukan, temperatur udara dingin dicapai pada tekanan 8 bar dengan diameter pipa panas sebesar 6 mm dengan panjang 400 mm. Temperatur udara dingin yang dicapai sebesar T(cold) = 11,9°C pada nilai fraksi massa dingin aktual M(cold) (akt) = 0,350. Sedangkan besar kapasitas pendinginan yang dicapai adalah 38,548 J/s, yang berada pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,827. Kapasitas pendinginan maksimum ini terjadi pada pipa panas yang memiliki diameter 8 mm dengan panjang pipa 400 mm, pada tekanan udara masuk sebesar 8 bar. Sehingga akan didapatkan nilai perbandingan yang optimal antara panjang pipa panas dan diameter pipa panas untuk karakteristik geometri vortex tube adalah L/D > 40"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>