Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thoby Mutis
Jakarta: Triskati University Press, 2006
303.6 THO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Septarina
"ABSTRAK
Salah satu ciri utama dari periode emerging adulthood adalah memasuki eksplorasi cinta yang mendorong untuk membangun hubungan berpacaran. Akan tetapi, dalam menjalani hubungan berpacaran pasti akan terdapat perbedaan didalamnya yang berujung konflik dan dapat berkahir pada kekerasan. Sementara itu, pola kelekatan dengan pasangan (adult attachment) yang merupakan refleksi kelekatan individu dengan orangtuanya di masa kecil adalah faktor risiko yang memberikan kontribusi terbanyak untuk individu yang terlibat kekerasan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tipe adult attachment dengan tingkat kekerasan dalam berpacaran pada emerging adult.
The Experiences in Close Relationship-Revised (ECR-R) dan kekerasan dalam berpacaran diukur menggunakan The Revised Conflict Tactics Scales. Penelitian pada 293 partisipan dengan usia 18-25 tahun yang sedang menjalin hubungan berpacaran selama minimal enam bulan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara secure attachment dengan kekerasan dalam berpacaran (r(N=293) = -0,071, p > 0.05). Namun demikian, terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara dismissing attachment dengan kekerasan dalam berpacaran (r (N=293) = - 0,209, p 0,05), lalu terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara preoccupied attachment dengan kekerasan dalam berpacaran (r(N=293) = 0,142, p < 0,05), serta terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara fearful attachment dengan kekerasan dalam berpacaran (r(N=293) = 0,122, p 0,05).

ABSTRACT
One of emerging adulthoods main characteristics is entering the exploration of love that encourages to build a dating relationship. However, going through a dating, there will be differences in it that can lead couple into conflict, even become dating violance. Meanwhile, the attachment with couples (adult attachment), is the reflection of individuals attachment with parents in childhood is a risk factor that gives the most contribution to violence, so this study aims to know the relationship between adult attachment types and level of dating violence in emerging adults. Adult attachment types are measured by The Experiences in Close Relationship-Revised (ECR-R) and dating violance is measured by The Revised Conflict Tactics Scales (CTS2). Based on 293 participants aged 18-25 years who at least six months in dating show that there is no relationship between secure"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin Amarullah Gumelar
"Penelitian ini berfokus kepada seseorang yang memiliki pengalaman sebagai korban kekerasan seksual yang berproses menjadi pelaku kekerasan seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab bagaimana seseorang dapat melakukan kekerasan seksual dengan melihat pengalaman-pengalaman yang dialami pelaku sebagai faktor pendorong. Penelitian ini menggunakan dua informan yang memiliki pengalaman kekerasan seksual, sebagai korban dan pelaku, dan sedang menjalani proses hukum di Kota Sukabumi. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah life course theory. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada dua informan yang memiliki pengalaman kekerasan seksual dan narasumber lain yang berinteraksi langsung dengan informan, yaitu PPA Polres Sukabumi, guru-guru, orangtua, keluarga dan psikolog.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa korban kekerasan seksual tidak hanya menjadi pelaku karena pengalamannya sebagai korban, melainkan terdapat faktor utama berdasarkan pengalaman pelaku, yakni kekerasan rumah tangga sebagai pendorong perilakunya. Selain itu, kondisi sosial juga merupakan faktor lainnya. Intervensi dan penanganan sangat penting dilakukan bagi korban kekerasan seksual dengan tujuan untuk mencegah agar korban kekerasan seksual tidak berproses menjadi pelaku. Intervensi dapat dilakukan lewat dukungan pemerintah dengan menyiapkan sistem perlindungan bagi anak yang mengalami kekerasan seksual.Kata kunci: kekerasan seksual terhadap anak, korban kekerasan seksual, pelaku kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga.

This study focuses on someone who has the experience as a victim of sexual violence and turned to be the perpetrator of sexual violence. The objective of this research is to answer how someone could become the perpetrator of sexual violence by looking at the experiences as a driver. This study uses two informants who have experienced sexual violance, both as the victims and the perpetrators, and are now undergoing legal process in Sukabumi City. The main theory used in this study is the life course theory. Qualitative approach is used in this study by conducting in depth interviews with two informants with sexual violence experiences and other interviewees who have interacted directly with the two informants, namely PPA Sukabumi Police Officers, teachers, parents, family, and psychologist.
The result of this study indicates that victims of sexual violance can be the perpetrators, not only because of their experiences as the victims, but the major factor here is based on their experiences with domestic violence as a driver of their behaviour. In addition, their social condition could be another factor. Intervention and treatment are very important for the victims of sexual violence with the aim to prevent the victims to become the perpetrators. This intervention can be conducted with support from the government by preparing a system of protection for children who have sexual violence experiences.Keywords sexual violance towards children, victims of sexual violance, sexual violence abusers, domestic violance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitro Subroto
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan program pembinaan Narapidana dalam upaya menurunkan kekerasan verbal, dengan cara memberikan pelatihan LVE (Living Values Education), sehubungan dengan adanya permasalahan tindakan kekerasan (fisik maupun verbal) yang dilakukan Narapidana selama menjalani masa pidananya di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan progam pelatihan upaya menurunkan kekerasan verbal melalui pelatihan LVE adalah teori pembinaan Narapidana, teori belajar, teori behaviorisme kognitif dan teori masa perkembangan manusia.
Analisa pemecahan masalah berangkat dan adanya sejumah permasalahan-permasalahan yang ada di dalam di Lembaga Pemasyatakatan Kelas I Cipinang. Salah satu permasalahan yang menjadi minat untuk diselesaikan oleh penulis adalah masalah tindakan kekerasan verbal yang dilakukan Narapidana. Karena biasanya dimulai dari tindakan kekerasan verbal, kemudian bisa berakibat meluas, tindakan kekerasan fisik, kekerasan domestik, dan meluas menjadi tindak kekerasan tawuran, konflik, serta tindakan anarkis.
Sebagai salah satu langkah untuk membantu megatasi permasalahan yang ada di Lapas, diantaranya adalah melalui upaya menurunkan tindakan kekerasan verbal narapidana, dengan cara memberikan pelatihan LVE selama 6 hari kerja kepada sample 20 orang Narapidana pelaku tindak pidana dengan kekerasan. Untuk dapat terlaksananya pelatihan LVE tersebut maka dibuatlah rancangan program pelatihan LVE bagi Narapidana.
Program pelatihan LVE, ini sangat memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebutuhan suatu pelatihan, seperti: identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, pelatih/instruktur pelatihan, materi , metode, alat bantu, durasi pelaksanaan , tempat pelaksanaan, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wessells, Michael
Cambridge, UK: Harvard University Press, 2006
355.3 WES c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library