Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3156
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Rizki Sisyara
"Angka kejadian pneumonia pada Balita tinggi dan terus meningkat. Oi Kota Depok angka pneumonia Balita tertinggi adalah di Puskesmas Pancoran Mas. Angka cakupan rumah sehat di Kecamatan Pancoran Mas masih sekitar 8] %, artinya sekitar 8000 rumah belum memenuhi keriteria rumah sehat.
Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara ventilasi, penyinaran, keJembaban dan kepadatan penghuni sebagai faktor rumah sehat, dengan kejadian pneumonia pada Balita. Data dianalisis menggunakan uji chi square, menggunakan interval kepercayaan 95 %. Jumlah sampel sebanyak 7 J.
Hasil penelitian menunjukkan 3 dari 4 variabel lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita. Variabel yang berhubungan adalah penyinaran (p=O,OO I, OR=6,900), kelembaban (p=O,OO 1, OR= 8,095) dan kepadatan penghuni (p=O,OI6, OR=9,93I ). Ventilasi tidak berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita. Variabel lain yang berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita adalah AS! eksklusif (p=O,033, OR=2,940 BBLR (p=O,029, OR=3,294), imunisasi (p=O,028, OR=5,536), kebiasaan merokok penghuni rumah (p=0,004, OR=4,295), penggunaan obat oyamuk bakar (p=O,008, OR=4, J27), dan pendidikan !bu (p=O,042, OR= 4,074).
Disarankan kepada pemegang kebijakan agar meningkatkan efektifitas program pengendalian dan pencegahan lSPA, kepada petugas sanitasi agar lebih gencar melakukan penyuluhan mengenai pentingnya rumah sehat dan kaitannya dengan kesehatan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Haryanti
"Latar belakang penelitian: Perawatan pasien dengan penyakit kritis, kompleks dan membutuhkan perawatan intensifcare unit (ICU), untuk mendapatkan perawatan yang baik dan meminimalkan kesalahan dalam tindakan medis. Perlu strategi untuk melihat perkembangan pasien setiap hari.Kemajuan untuk mendiagnosis, perawatan dan pengobatan penyakit yang berat atau dalam kondisi kritis meningkatkan. Kebutuhan ICU di rumah sakit berbagai negara seringkali melebihi fasilitas yang ada, khususnya perawatan yang ventilasi mekanis. Panduan, protokol atau standar dalam menseleksi pasien sangat dibutuhkan di ruang ICU dan harus memperhatikan etika kedokteran. Skor APACHE II dapat menilaioutcomepasien dari lepas ventilasi mekanis sampai kematian. Tujuan penelitian ini untuk melihat kelangsungan hidup serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti karakteristik pada awal pemakaian ventilasi mekanis serta pengaturan sampai outcome pasien.
Metode penelitian: Desain penelitian ini uji potong lintang dengan populasi pasien dewasa yang menggunakan ventilasi mekanis. Pengambilan sampel mengambil data di rekam medis dengan membuka status dan followupsheet. Data yang didapat dinilai karakteristik berdasarkan demografi, kasus dan indikasi perawatan IPI, risiko medis dan pemakaian ventilasi mekanis (VM) serta menilai outcome pasien di IPI.
Hasil: Seratus enam puluh tujuh subjek dalam penelitian, terbanyak umur ≤ 44 tahun 70(41,9%), laki-laki101(60,5%), Jaminan sosial kesehatan 86 (51,5%), skor APACHE II untuk menilai mortalitas pasien dengan median 46,03(5,80-95,49). Kasus bukan bedah86(51,5%), kasuspenyakit paru hanya 68(40,7%) sedangkan gabungan kedua kasus terbanyak kasus bedah bukan penyakit paru 56(33,5%), pasca bedah indikasi pemasangan VM terbanyak 81(48,5%). Sepsis penyebab kematian terbanyak 66(62,9%).Outcome pasienlepas VM 68(40,7%), tindakan trakeostomi8(3,8%), keluar IPI dalam kondisi hidup 61 orang (36,5%).
Kesimpulan: Karakteristik dari pasien sangat mempengaruhi outcome pasien seperti umur, diagnosis dan jaminan kesehatan dan pentingnya suatu penilaian seperti skor APACHE II untuk melihat mortalitas.

Background research: Treatment of patients with critical illness, complex and require intensive care ( ICU ), to get good care and minimize errors in medical treatment. Strategies need to see the patient's progress every day. Progress to diagnose, care and treatment of severe disease or in critical condition improves. Needs of the hospital ICU in various countries often exceed existing facilities, particularly mechanical ventilation treatment. Guidelines, protocols or standards for the selection of patients is needed in the ICU and had to pay attention to medical ethics. APACHE II scores to assess the outcomes of patients off mechanical ventilation until death. The purpose of this study to look at the viability and the factors that influence such characteristics at the beginning of the use of mechanical ventilation as well as setting up patient outcomes.
Methods: Design A cross-sectional study with a test population of adult patients using mechanical ventilation. Sampling took the data in the medical record by opening the status and folllow sheet. Data obtained assessed based on demographic characteristics, cases and indications IPI care, medical risks and the use of the VM as well as assess the outcomes of patients in the IPI.
Results: One hundred sixty- seven subjects in the study, most aged ≤ 44 years 70 ( 41.9 % ), 101 men ( 60.5 % ), Social Security Health 86 ( 51.5 % ), APACHE II score to assess the mortality of patients with a median of 46.03( 5.80 to 95.49 ). Instead of 86 surgical cases ( 51.5 % ), only 68 cases of lung disease ( 40.7 % ) while the second combined surgical cases instead of cases of lung disease 56 ( 33.5 % ), post- surgical indications VM pemasanan most 81 ( 48, 5 % ). Sepsis causes the most deaths 66 ( 62.9 % ). Outcome off VM 68 patients ( 40.7 % ), tracheostomy measures 8 ( 3.8 % ), out of IPI in living conditions 61 ( 36.5 % ).
Conclusion: Characteristics of patients greatly affects patient outcomes such as age, diagnosis and health insurance and the importance of an assessment such as APACHE II score to see mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sangkertadi
Manado: Waja Utama , 2012
697.92 SAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Hasanudin
"Penyapihan ventilasi mekanik dapat didefinisikan sebagai proses pelepasan ventilator baik secara langsung maupun bertahap. Indikasi penyapihan ventilasi mekanik dapat dilihat dari beberapa parameter antara lain proses penyakit, PaO2, PEEP, FiO2, pH, Hb, kesadaran, suhu tubuh, fungsi jantung, fungsi paru, jalan nafas, obat-obatan agen sedativ atau agen paralisis, serta psikologi pasien. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan penyapihan dipengaruhi oleh pusat pengendali pernafasan, kekuatan otot pernafasan, dan beban pada otot pernafasan. Mengingat begitu kompleksnya proses penyapihan dan keberhasilan penyapihan seorang pasien dari ketergantungan ventilasi mekanik, maka pengetahuan semua klinisi khususnya para perawat ICU menjadi sangatlah penting dalam hal ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat, khususnya perawat ICU dewasa RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam upaya proses penyapihan pasien dari bantuan ventilasi mekanik. Sample penelitian adalah para perawat ICU dewasa, ICU PJT, ICU Kencana, ICU IGD, dan ICU ULB yang merawat pasien dewasa. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectonal terhadap 107 responden yang diambil dengan teknik propotional random sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat ICU RS. Cipto Mangunkusumo memiliki tingkat pengetahuan baik 84 dan sedang 15,9. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan perawat tentang proses penyapihan pasien dari bantuan ventilasi mekanik yang bermanfaat dalam pelayanan kesehatan.

The weaning of mechanical ventilation could be defined as the process to let the ventilator off directly or in stage. The indication from weaning process weaning could be decide by several parameter such as disease processes, PaO2, PEEP, FiO2, pH, Hb, awareness, body temperature, cardiac function, lung function, drugs sedative agent or paralysis agent, and psychologic status of patient. Weaning process could be failure which affected by respiratory control center, respiratory muscle strength, and respiratory muscles load. The complexity and successful of weaning process in patient could depend on the knowledge of clinicians, especially the ICU nurses.
The focus of this descriptive study is to describe the description of the Nurses knowledge about weaning process in mechanic ventilation, especially ICU nurses in RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. The sample of this study was nurses who works in adult ICU such as ICU PJT, ICU Kencana, ICU IGD, and ICU ULB. This study design is using cross sectional which involved 107 respondents with propotional random sampling technique.
The results showed that 84 nurses in ICU RS. Cipto Mangunkusumo had a good knowledge level and 15,9 in moderate level. This study is expected to give the nurses scientific update about weaning process of mechanic ventilator in patient and useful information for health services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McCarty, Battle
New York: John Wiley & Sons, 1999
720.472 BAT w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Orpa Diana Suek
"ABSTRAK
Salah satu intervensi terapeutik untuk anak yang menggunakan ventilasi mekanik
adalah posisi pronasi yang bertujuan untuk meningkatkan ventilasi dan
mengurangi shunt intrapulmonal. Tesis ini membahas pengaruh posisi pronasi
terhadap status hemodinamik anak yang menggunakan ventilasi mekanik di ruang
PICU sebanyak 15 orang. Penelitian ini menggunakan quasi experiment onegroup
pretest-posttest design. Pengukuran dengan lembar observasi untuk
menilai frekuensi napas, saturasi oksigen, tekanan darah, mean arterial pressure,
dan frekuensi denyut jantung. Hasil analisis bivariat didapatkan ada perbedaan
yang bermakna antara saturasi oksigen sebelum dan sesudah intervensi dengan
p value 0,004 (p< 0,005; α: 0,05). Hasil penelitian ini adalah menyarankan
pemberian posisi pronasi untuk meningkatkan saturasi oksigen.

ABSTRACT
One of therapeutic interventions to children receiving mechanical ventilation is
pronation position that is aimed to improve the distribution of ventilation and
reduce shunt intrapulmonary. The purpose of this study is to determine the effect
of pronation position on the hemodynamic status of pediatric in the Pediatric
Intensive Care Unit with 15 sample. The study used quasi experiment one-group
pretest-posttest design. Measurement of hemodynamic status used the
observation sheet to assess the respiratory rate, oxygen saturation, blood pressure,
mean arterial pressure, and heart rate. The results of bivariate analysis were
significant differences between oxygen saturation before and after the
intervention with p value of 0.004 (p < 0.005, α: 0.05). In conclusion, pronation
position effectively increases oxygen saturation."
2012
T30933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Astari
"ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan gedung bertingkat dewasa ini, mengakibatkan jumlah basement bertambah pesat juga. Jumlah lapisan pada basement yang semakin hari semakin dalam atau lapisannya semakin banyak membuat penelitian mengenai persebaran asap pada ruang basement menjadi penting. Penelitian ini mempelajari dinamika asap kebakaran dengan menggunakan model skala laboratorium dan model numerik untuk memprediksi pergerakan asap kebakaran bsimen 3 lapis. Uji kebakaran dilakukan pada model basement 3 lapis dari gedung simulasi Pusdiklatkar DKI Jakarta dengan skala 1:8, dan ldquo;eksperimen numerik rdquo; juga dilakukan dengan menggunakan Fire Dynamic Simulator versi 6 dengan skala 1:8. Variasi ACH dengan memvariasikan fan suplai dan fan ekshaust. Yang diukur adalah densitas optik. Penelitian ini dapat menunjukkan adanya keserupaan trend hasil antara model numerik dan eksperimental. Sistem ventilasi dan bukaan yang berfungsi terbukti lebih efektif dalam menyediakan kondisi penurunan kepekatan asap yang mempengaruhi jarak pandang aman

ABSTRACT
The rapid growth of high rise buildings nowdays, made an impact on the need of basements. A study about smoke spreads inside a basement becomes more important, looking at the numbers of layers in basments that are increasing. This reaserch is conducted to make a furthur study about smoke spread inside a basement. Using a laboratory scale model and numerical model to predict the movement of the smoke in a 3 layered basement. Fire tests is conducted on a 3 layered basement model of Pusdiklatkar DKI Jakarta rsquo s building with a scale of 1 8, and numerical experiments is also carried out by using Fire Dynamic Simulator version 6 with a scale of 1 8. The variation is based on ACH by deactivating and activating the suply and exhaust fan. The opacity is the main indicator for the messurment. This research can indicate that there is a similarity of the trend of the results between the numerical model and experimental. The ventilation system and a functioning openings proved to be more effective to control the smoke spread and visibility."
2017
S67789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Filza Bahmid
"Indonesia merupakan negara beriklim tropis, yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Karena Indonesia yang terletak di sabuk khatulistiwa dan memiliki iklim tropis panas-lembab, maka untuk mencapai kenyamanan termal dibutuhkan penggunaan perancangan pendinginan pasif secara ilmiah. Teknik pendinginan pasif, khususnya pada bangunan bertujuan untuk mengontrol kondisi udara interior dan mengoptimalkan proses pembuangan panas yang tidak diinginkan ke lingkungan secara pasif dalam rangka menjaga suhu dan kelembaban udara agar tetap berada pada limit nyaman yang disarankan. Saat ini, di daerah Jakarta Selatan sedang dilakukan pembangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat, nantinya gedung ini khususnya area podium lantai 2 tidak hanya digunakan untuk penghuni rusun tetapi juga sebagai fasilitas umum untuk masyarakat. Namun, dengan lokasi zonasinya bangunan ini diharapkan dapat beroperasi tanpa menggunakan AC. Maka, berdasarkan beberapa jenis pendinginan pasif, salah satu cara untuk mencapai kenyamanan termal tanpa menggunakan AC adalah dengan menggunakan ventilasi. Ventilasi merupakan jenis pendinginan yang paling tepat untuk di iklim panas-lembab. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat potensi bukaan ventilasi teknik pendinginan pasif yang dapat digunakan untuk area podium lantai 2 Rusun Stasiun Tanjung Barat, dan menganalisis potensi bukaan ventilasi tersebut terhadap area podium lantai 2 dengan perhitungan beban pendinginan. Dari hasil analisis potensi teknik pendinginan pasif pada bangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat yang berupa bukaan ventilasi, diharapkan dapat digunakan pada bangunan tersebut dan bangunan lainnya, untuk mencapai kenyamanan termal tanpa penggunaan AC.

Indonesia is a tropical country, which consists of dry and rainy seasons. Because Indonesia is an archipelago that lies across the Equator and has a hot-humid climate. To achieve thermal comfort, the scientific use of passive cooling design is needed. Passive cooling techniques, especially in buildings, aim to control air conditions and optimize the process of dissipating unwanted heat in order to maintain air temperature and humidity within the recommendation of thermal comfort. Currently, in South Jakarta, the construction of Tanjung Barat Station Flats is being carried out. Later in this building, especially the podium area on the 2nd floor, will not only be used by the flat occupants but also as a public facility for the community. However, with its zoning location, this building is expected to operate without the use of air conditioning. So, based on several types of passive cooling techniques, one way to achieve thermal comfort without the use of air conditioning is through the usage of natural ventilation. This is because natural ventilation is the most appropriate type of cooling for hot-humid climates. The purpose of this paper is to create a potential passive cooling technique of ventilation openings that can be used for the 2nd floor area of the Tanjung Barat Station Flats, and to analyze the potential of ventilation openings for the podium area on the 2nd floor while also calculating the cooling load. From the potential results of the analysis of passive cooling techniques in the Tanjung Barat Station Flats in the form of ventilation openings, it is hoped that it can be used in these and other buildings, to achieve thermal comfort without the use of air conditioning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aufadhia Athallah
"Asap telah menjadi musuh utama ketika kebakaran terjadi terutama di terowongan bawah tanah. Asap yang tidak terkontrol merupakan bahaya besar di terowongan bawah tanah terutama bagi manusia. Seringkali kegagalan evakuasi yang mengakibatkan kematian penumpang disebabkan oleh asap yang dihasilkan. Sistem kontrol asap tidak dapat menangani asap dan menjaganya tetap pada batas aman. Bahkan dengan sistem berjalan dengan sempurna, terkadang sistem itu sendiri gagal memenuhi harapan terutama ketika ada kegagalan dalam sistem misalnya kipas rusak. Pengembangan berkelanjutan harus diimplementasikan ketika kami merancang sistem kontrol asap. Solusi masalah harus ditentukan untuk mencegah kegagalan yang sama terjadi di masa depan. Percobaan akan menggunakan sensor opacity untuk menghitung tingkat visibilitas di berbagai posisi di terowongan. Jika tingkat visibilitas dapat dipertahankan pada tingkat normal pada ketinggian tertentu dari dasar terowongan bawah tanah sampai semua orang dievakuasi, maka sistem pengendalian asap menggunakan ventilasi alami dapat dikatakan berhasil. Pendekatan kedua adalah menggunakan perangkat lunak Fire Dynamics Simulator untuk memodelkan fenomena kebakaran. Kami akan merancang pemodelan ini dengan kondisi dan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Harapannya adalah bahwa pemodelan ini dapat menunjukkan kepada kami hasil yang tidak dapat ditawarkan oleh eksperimen langsung. Diperlukan dua pendekatan untuk mengkonfirmasi hasil masing-masing metode sehingga kami dapat membandingkan dan mengulangi proses jika ada anomali dalam hasil yang diperoleh.

Smoke has become the main enemy when fires occur especially in underground tunnels. Uncontrolled smoke is a great danger in underground tunnels especially for humans. Often evacuation failures that result in passenger deaths are caused by smoke produced. The smoke control system cannot handle the smoke and keep it at safety limit. Even with the system running perfectly, sometimes the system itself failed to fulfilled the expectations especially when there are failure in the system for example the fan is broken. Continuous development must be implemented when we design the smoke control system. The solutions of the problem must be define to prevent the same failure happen in the future. The experiment will use opacity sensor to calculate visibility level at various position in the tunnel. If the visibility level can be maintained at normal level at a certain height from the bottom of the underground tunnel until everyone is evacuated, then the smoke control system using natural ventilation can be said to be successful. The second approaches is using Fire Dynamics Simulator software to model the fire phenomenon. We will design this modelling with the conditions and characteristic that have been determined before. The hope is that this modelling can show us results that cannot be offerd by direct experiments. Two approaches needed to confirm the result of each method so we can compare and repeat the process if there is an anomaly in the results obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>