Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mary Ester
"Pemberian GA3 konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm kepada tanaman anggrek D. phalaenopsis X D. Walter Oumae bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif anggrek tersebut. Penyemprotan GA3 dilakukan pada hari ke-8 setelah adaptasi, sebanyak 50 ml untuk tiap tanaman dengan 2x pemberian selang waktu 10 hari sekali. Metode penelitian adalah bujur sangkar latin dengan 6 perlakuan dan 6 u.langan . Hasil uj i nonparametrik Kruskal-Wallis padae<.= 0,05 menunjukkan bahwa pemberian GA3 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif•yaitu pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah tunas anakan kecuali pada penurunan jumlah daun. Dengan uji yang sama pemberian GA3 juga tidak berpengaruh pada pertumbuhan generatif yaitu jumlah kuntum bunga/tangkai dan panjang inflpfensia bunga. Uj i perbandingan berganda padao^^ 0,05 terhadap penurunan jumlah daun menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan pemberian GA3 konsentrasi 20 ppm yaitu rata-rata 4 helai daun»"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andarini Diyantiana
"Permintaan konsumen terhadap peningkatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kualitas clan kuantitasnya. Penelitian mi dilakukan untuk meningkatkan kualitas anggrek Dendrobjum Kamiya's Pride x Dendrobjum Rulita Beauty melalui peningkatan pertumbuhan vegetatif dengan pemberian beberapa konsentrasi KNO3 (0, 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500 ppm). Penelitian mi bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 7 perlakuan, 5 ulangan clan 10 sub ulangan. Hasil uji nonparametrik Kruskal-Wallis pada a = 0,01 menunjukkan adanya pengaruh pemberian beberapa konsentrasi KNO 3 terhadap pertumbuhan tinggi plantlet, jumlah clan luas daun, jumlah clan panjang akar, serta jumlah tunas anakan anggrek tersebut. Konsentrasi optimal bagi pertumbuhan tinggi plantlet (3,620-- 4,022 cm) clan panjang akar (3,708-4,174 cm) adalah 500-1000 ppm KNO3, sedangkan bagi pertumbuhan jumlah akar (4,460--6,680) adalah 500--750 ppm KNO3. Pemberian 1500 ppm KNO3 menghasilkan jumlah daun terbesar, yaitu 11,620; sedangkan pemberian 750 ppm KNO 3 menghasilkan luas daun tertinggi, yaitu 0,888 cm 2. Pemberjan 1250 clan 1500 ppm KNO 3 menghasilkan jumlah tunas anakan terbesar, yaitu 1,140."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Mei Herawati
"Plantlet Dendrobium Kamiya's Pride X Dendrobium Rulita Beauty di
subkultur pada medium Vaeint da·n Went (VW) 1949 modifikasi.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan raneangan penelitian
menggunakan Raneangan Aeak Lengkap yang terdiri dari 7 perlakuan
dengan beberapa konsentrasi bubur pisang Ambon Lumut (0; 25; 50; 75;
1 00; 125; 150 g/1) dan 4 ulangan. Penelitian ini dilaksanakan selama 20
minggu setelah perlakuan. Hasil uji Anova menunjukan adanya pengaruh
pemberian bubur pisang Ambon Lumut terhadap enam parameter
pertumbuhan vegetatif plantlet. Hasil uji Tukey pada a= 0,05
menunjukkan bahwa pemberian beberapa konsentrasi bubur pisang
Ambon Lumut memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap enam
parameter pertumbuhan vegetatif plantlet tersebut. Konsentrasi optimal
bagi pertumbuhan tinggi plantlet (5,66--5,79 em), luas daun (1,33 em2
),
dan jumlah tunas anakan (1,83--1,98) diperoleh dari medium dengan
bubur pi sang Ambon Lumut 100--125 g/1; Untuk panjang akar (2, 11 em)
tertinggi diperoleh dari medium dengan bubur pi sang Ambon Lumut 100
g/1; sedangkan jumlah daun (8,43-8,65) dan jumlah akar (5,85) tertinggi
diperoleh dari medium dengan bubur pisang Ambon Lumut 125g/1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Endahingtyas
"ABSTRAK
Pengembangan peranggrekan di Indonesia masih berjalan lambat, sehingga usaha yang besar-besaran jarang ditemukan. Perbanyakan anggrek terutama pada tanaman yang bersifat simpodial seperti Dendrobium Walter Oumae yang berumur satu tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh kinetik dengan konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175 ppm, dan kontrol (akuades) selama lima jam terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetik berperan dalam menaikkan rata-rata jumlah tunas yang dihasilkan dengan penggunaan kinetik pada konsentrasi 125, 150, dan 175 ppm, masing-masing sebesar 4,5 buah; sedang kontrol 2 buah. Hasil analisa sidik ragam satu faktor terhadap lama pembentukan tunas, tinggi, diameter pseudobulb, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan luas permukaan daun dari tunas, tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan kinetin dengan perendaman selama lima jam pada konsentrasi 125, 150, dan 175 ppm berpengaruh dalam memperbanyak tunas anggrek Dendrobium Walter Oumae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Rahmadhani
"Azolla sp. dikenal berperan sebagai pupuk hijau ramah lingkungan karena mengandung nitrogen. Kandungan nitrogen pada Azolla sp. berasal dari simbiosisnya dengan Anabaena azollae, cyanobacteria pengikat nitrogen. Saat ini belum banyak penelitian mengenai pengaruh pengaplikasian Azolla dalam bentuk segar ke tumbuhan yang ditanam di sistem hidroponik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan Azolla sp. segar terhadap pertumbuhan vegetatif pakcoy pada sistem hidroponik sistem sumbu dan untuk menganalisis potensi Azolla sp. segar dalam mengurangi pemakaian pupuk AB Mix. Penelitian dilakukan menggunakan sistem hidroponik sumbu dan menggunakan rancangan acak berblok (RAB) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah full AB Mix (P1), pupuk half AB Mix (P2), pupuk half AB Mix + 20 g Azolla sp. (P3), pupuk half AB Mix + 40 g Azolla sp. (P4), dan 40 g Azolla sp. (P5). Berdasarkan hasil uji lanjut Dunn (P<0,05), tumbuhan pakcoy pada perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 pada parameter jumlah daun, lebar kanopi, berat basah, serta berat kering. Sementara itu, tumbuhan pakcoy pada perlakuan P1 berbeda nyata dengan perlakuan P4 dalam hal kandungan klorofil total. Kombinasi Azolla sp. segar 40 g dan AB Mix 50% pada volume larutan nutrisi 2,5 L dapat mendukung pertumbuhan vegetatif pakcoy dalam hal jumlah daun, lebar kanopi, berat basah, dan berat kering. Penggunaan Azolla sp. segar 40 g tanpa penambahan pupuk AB Mix pada volume larutan nutrisi 2,5 L dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, namun tidak dapat berperan sebagai sumber nitrogen tunggal bagi tumbuhan.

Azolla sp. is known as an environmentally friendly green manure because it contains nitrogen. Nitrogen content in Azolla sp. is derived from its symbiosis with Anabaena azollae, nitrogen-fixing cyanobacteria. There is not much research on applying Azolla in its fresh form to plants grown in hydroponic systems. The research aimed to analyse the effect of the addition of Azolla sp. fresh on the vegetative growth of Bok choy on the axis hydroponic system and to analyse the potential of Azolla sp. fresh in reducing the use of AB Mix fertilizer. The study was conducted using a hydroponic axis system and a randomized block design (RAB) consisting of 5 treatments and 5 replications. The five treatments were complete AB Mix (P1), half AB Mix (P2) fertilizer, half AB Mix fertilizer + 20 g of Azolla sp. (P3), half AB Mix fertilizer + 40 g of Azolla sp. (P4), and 40 g of Azolla sp. (P5). Based on Dunn's test results (P<0.05), Bok choy plants in treatment P1 were not significantly different from treatment P4 in the number of leaves, canopy width, fresh weight, and dry weight. Meanwhile, Bok choy plants in treatment P1 significantly differed from treatment P4 in total chlorophyll content. The combination of a 40 g fresh Azolla sp. and AB Mix 50% at a volume of 2.5 L nutrient solution can support the vegetative growth of Bok choy in the number of leaves, canopy width, fresh weight, and dry weight. A fresh 40 g Azolla sp. fertilizer without adding AB Mix fertilizer at a volume of 2.5 L of the nutrient solution can be used to reduce chemical fertilizers but cannot act as a sole nitrogen source for plants."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Herlina
"Indonesia berpotensi sangat besar dalam pengembangan bunga potong anggrek Laeliocattleya sp. Agar produksi bunga optimal, dilakukan usaha perbanyakan tanaman dengan menggunakan zat pengatur pertumbuhan, yaitu Atonik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pangaruh konsentrasi Atonik 1:2000, 1:2500,1:3000, 1:3500 dan 1:4000 terhadap pertumbuhan terhadap pertumbuahan vegetatif Laeliocattleya sp. Hasil uji BNJ pada a = 0,05 terhadap pertumbuhan tunas anakan, menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada perlakuan 1:2000 dengan kontrol dan 1:2500 dengan 1:4000, sedangkan hasil uji BNJ pada a = 0,01 menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata pada perlakuan 1:2500 dengan kontrol. Hasil uji BNJ pada a = 0,05 terhadap pertambahan berat basah tanaman, menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata pada perlakuan 1:2000 dengan kontrol. Uji anava satu faktor terhadap luas daun dan tinggi tanaman tidak manunjukkan pengaruh yang nyata. Pemberian Atonik pada konsentrasi 1:2500 dapat meningkatkan jumlah tunas anakan yang terbanyak, yaitu sebesar 68,346%. Konsentrasi Atonik 1:2000 meningkatkan berat basah tanaman yang tertinggi, yaitu sebesar 65,835%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Christine Prabowo
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemanfaatan kompos Unit Pengolahan Sampah (UPS) Universitas Indonesia terhadap pertumbuhan terung ungu (Solanum melongena L. var. Lezata) dilasanakan pada bulan Oktober sampai dengan November. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi kompos dalam media tanam yang paling baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman terung. Kompos dalam media tanam divariasikan sebagai berikut P1 (tanah: pasir: kompos 1:1:0), P2 (tanah: pasir: kompos 1:1:0.5), P3 (tanah: pasir: kompos 1:1:1), dan P4 (tanah: pasir: kompos 1:1:2), serta P5 (media tanam komersil) sebagai kontrol positif. Dua fase pertumbuhan yang akan diamati yaitu vegetatif dan generatif. Data diolah berdasarkan parameter kualitatif (warna daun, bentuk daun, besar daun, warna buah dan tes organoleptik) dan kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering, panjang akar,jumlah buah, panjang dan berat buah). Data kualitatif menunjukkan adanya perbedaan warna daun dan warna buah tanaman terung ungu pada perlakuan media tanam. P5 dan P1 menunjukkan warna daun yang lebih terang dibandingkan dengan tiga perlakuan lainnya. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan warna kulit buah terung ungu yang gelap dan sesuai dengan literatur, sementara perlakuan lainnya menunjukkan warna buah ungu terang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kompos UPS UI berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering tanaman, dan jumlah bunga tanaman. Namun, kompos UPS UI tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan jumlah buah. Kombinasi terbaik untuk pertumbuhan vegetatif ditunjukkan oleh P3. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan hasil yang hampir serupa pada hasil pertumbuhan generatif.

ABSTRACT
Research on the use of UPS UI compost on the growth of purple eggplant (Solanum melongena L. var. Lezata) was conducted from October to November. The research was conducted with the aim to find out the proportion of compost in the growing media to support the growth of eggplant plants. Compost in the planting medium is varied as follows P1 (soil: sand: compost 1: 1: 0), P2 (soil: sand: compost 1: 1: 0.5), P3 (soil: sand: compost 1: 1: 1), and P4 (soil: sand: compost 1: 1: 2), and P5 (commercial growing media) as a positive control. Two growth phases will be observed, vegetative and generative. Data were processed based on qualitative parameters (leaf color, stem color, leaf shape, leaf size, fruit shape, fruit color and organoleptic tests) and quantitative (plant height, number of leaves, wet weight and dry weight, root length, and number of fruits, fruit length and weight). Qualitative data shows the differences in leaf color and fruit color of purple eggplant plants in the planting media treatment. P5 and P1 showed lighter leaf color compared to the other three treatments. Treatments P3 and P4 showed dark purple eggplant skin color and according to the literature, while other treatments showed light purple fruit color. Statistical analysis showed that UPS UI compost significantly affected the parameters of plant height, number of leaves, wet and dry weight. However, UPS UI compost has no significant effect on root length and number of fruits. The best combination for plant vegetative growth shown by P3. P3 and P4 shows an almost similar result in generative growth ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggari Kirana Dewi
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Stanieria strain HS-31B dan HS-48. Stanieria strain HS-31B diisolasi dari sumber air panas Maribaya dan strain HS-48 diisolasi dari sumber air panas Ciater. Stanieria strain HS-31B dan HS-48 diinkubasi pada suhu 20 C, 35 C, dan 50 C dengan pH awal 6 dan intensitas cahaya 2500 mdash;3000 lux dalam medium BBM Bold Basal Medium . Parameter pertumbuhan yang digunakan, yaitu kerapatan sel dan kandungan klorofil. Kerapatan sel yang dihitung terdiri atas sel vegetatif dan baeocyte. Metode penghitungan kerapatan sel menggunakan kamar hitung Improved Neubauer, sedangkan pengukuran kandungan klorofil menggunakan spektrofotometer UV Vis Nanodrop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baeocyte strain HS-31B dan HS-48 tumbuh baik pada suhu 20 C dengan kerapatan sel sebesar 4,09 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 5,11 x 105 sel/mL strain HS-48 . Sel vegetatif tumbuh baik pada suhu 50 C dengan rerata kerapatan sel 0,55 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 1,74 x 105 sel/mL strain HS-48 . Uji korelasi antara total rerata kerapatan sel vegetatif dan baeocyte dengan kandungan klorofil Stanieria strain HS-31B dan HS-48 menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kerapatan sel dan kandungan klorofil.

ABSTRACT
The study aimed to find out the effect growth temperature of Stanieria strain HS 31B and HS 48. Stanieria strains HS 31B isolated from Maribaya hot springs and HS 48 isolated from Ciater hot springs. Stanieria strains of HS 31B and HS 48 were incubated at 20 C, 35 C and 50 C with initial pH 6 and light intensity 2500 mdash 3000 lux in BBM Bold Basal Medium . Growth parameters that used were cell density and chlorophyll content. The calculated cell density consists of vegetative cells and baeocyte. Method of calculating cell density using Improved Neubauer counting chamber and the measurement of chlorophyll content using UV Vis Nanodrop spectrophotometer. The results showed that baeocyte strains of HS 31B and HS 48 grew well at 20 C with cell density of 4.09 x 105 cells mL HS 31B strain and 5.11 x 105 cells mL HS 48 strain . Vegetative cells grew at a temperature of 50 C with a cell density of 0.55 x 105 cells mL HS 31B strain and 1.74 x 105 cells mL HS 48 strain . The result of correlation between total cell density vegetative and baeocyte with chlorophyll content of Stanieria strain HS 31B and HS 48 showed that there was no correlation between cell density and chlorophyll content.
"
2017
S67615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Novita
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengaplikasikan kompos Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI) sebagai media tanam selada (Lactuca sativa L. var. crispa) dan menghasilkan kompos dari sampah organik dengan pemberian varian aktivator.  Kompos UPS UI mengandung hara makro dan hara mikro yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004 sehingga dapat diaplikasikan sebagai media tanam. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Parameter penelitian terdiri dari kualitatif dan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dianalisis secara deskriptif. Parameter kuantitatif dianalisis menggunakan uji Anova dan uji Tukey taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi kompos UPS UI sebagai media tanam mampu menunjang pertumbuhan vegetatif selada. Hasil penelitian juga menunjukkan perlakuan M4 (50% kompos) menghasilkan jumlah daun, tinggi tanaman, panjang akar, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering tajuk, dan berat kering akar paling tinggi diantara seluruh perlakuan. Hasil pembuatan kompos dengan pemberian varian aktivator menunjukkan kandungan hara kompos sudah sesuai SNI 19-7030-2004. Aktivator EM4 (50% kompos) menghasilkan berat akhir kompos terbaik dibandingankan dengan perlakuan lainnya.

The research was aimed to applicate Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI)'s compost as lettuce (Lactuca sativa L. var. crispa) growing media and to produce compost from organic waste with activator variants. UPS UI's compost contained macro- and micro nutrients that accordance with the Indonesian National Standard (SNI) 19-7030-2004 so that it can be applied as growing media. The study used a completely randomized design with four treatments and six replications. The research consited two parameters, there was qualitative and quantitative parameter. Qualitative parameters were analyzed descriptively. Quantitative parameters were analyzed using the Anova test and Tukey test with a 95% confidence level. The results showed that the application of UPS UI compost as growing media was able to increase the vegetative growth of lettuce. The results also showed that M4 treatment (50% compost) resulted in the highest number of leaves, plant height, root length, shoot fresh weight, root fresh weight, shoot dry weight, and root dry weight among all treatments. The results showed that compost's  content was in accordance with SNI 19-7030-2004. The EM4 activator produced the best compost final weight compared to other treatments."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Nurfitri
"Pleurotus ostreatus merupakan jamur pangan yang menggunakan substrat lignoselulosa, sehingga jamur ini mampu mensekresi enzim lignoselulase. Produksi enzim lignoselulase pada P. ostreatus InaCC F209, F216, dan LIPI selama 70 hari pertumbuhan dan hubungan enzim tersebut dengan produksi tubuh buah selama 95 hari pengamatan diamati dan dibandingkan. Supernatan yang diekstrak dari media budidaya digunakan untuk memperkirakan gula reduksi, protein terlarut, dan aktivitas enzim. Hasil penelitian menunjukkan lakase, LiP, dan MnP lebih tinggi ketika ketiga galur P. ostreatus berada dalam fase vegetatif (masa pertumbuhan miselium), sedangkan produksi endoksilanase dan endoglukanase lebih tinggi ketika ketiga galur P. ostreatus berada dalam masa reproduktif. fase (periode pembentukan tubuh buah). Pola aktivitas β-glukosidase menunjukkan variasi antara ketiga strain P. ostreatus. Produktivitas hasil diukur dengan menggunakan parameter waktu panen, bobot basah, jumlah badan buah, diameter pileus dan panjang batang. Pleurotus ostreatus InaCC F209 membentuk badan buah sebanyak tiga kali selama pengamatan 95 hari, isolat P. ostreatus LIPI sebanyak dua kali, dan P. ostreatus InaCC F216 tidak membentuk badan buah.

Pleurotus ostreatus is a food fungus that uses a lignocellulose substrate, so that this fungus is able to secrete the lignocellulase enzyme. The production of lignocellulase enzymes in P. ostreatus InaCC F209, F216, and LIPI for 70 days of growth and the association of these enzymes with fruit body production for 95 days of observation were observed and compared. The supernatant extracted from the culture medium was used to estimate reducing sugars, dissolved protein, and enzyme activity. The results showed that lacase, LiP, and MnP were higher when the three P. ostreatus lines were in the vegetative phase (mycelium growth period), while the production of endoxylanase and endogilanase was higher when the three P. ostreatus lines were in the reproductive period. phase (the period of formation of the fruiting body). . The β-glucosidase activity pattern showed variations between the three P. ostreatus strains. Yield productivity was measured using the parameters of harvest time, wet weight, number of fruit bodies, pileus diameter and stem length. Pleurotus ostreatus InaCC F209 formed fruit bodies three times during 95 days of observation, P. ostreatus LIPI isolates twice, and P. ostreatus InaCC F216 did not form fruit bodies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>