Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vincentius Untoro Kurniawan
"Departemen Pekerjaan Umum dari tahun ke tahun selalu masuk dalam kategori lima besar instansi yang memperoleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terbesar. Namun demikian penyimpangan yang bersifat ketidakefisienan, juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga 2007. Dalam pengawasan fungsional yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal Departemen PU apabila ditemukan adanya indikasi inefisiensi (pemborosan) akibat ketidakwajaran harga konstruksi, analisis pemilihan tipe/jenis konstruksi, perhitungan konstruksi, maupun metode konstruksi, maka akan direkomendasikan kepada Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk melakukan value engineering (VE), dengan demikian diharapkan kesiapan, baik Pengguna Jasa maupun Penyedia Jasa dalam penerapan VE tersebut.
Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang memengaruhi tingkat kesiapan Pengguna Jasa dalam penerapan VE dan menganalisis tingkat pengaruh penerapan VE terhadap pencapaian efektivitas penggunaan anggaran dalam penyelenggaraan infrastruktur bidang ke-PU-an di lingkungan Departemen PU. Selain itu dalam tugas akhir ini juga diuraikan langkah-langkah pelaksanaan studi VE sebagai studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang memengaruhi kesiapan Pengguna Jasa dalam penerapan VE adalah regulasi, ketersediaan sumber daya manusia ditinjau dari tingkat pendidikan, personil yang bersertifikat keahlian VE, tingkat pemahaman, dan komposisi personil di lingkungan Pengguna Jasa. Variabel penerapan VE dalam penyelenggaraan infrastruktur bidang ke-PU-an di lingkungan Departemen PU mempunyai pengaruh yang kuat (74,8%) terhadap efektivitas penggunaan anggaran. Dengan demikian diharapkan para pengambil kebijakan di Departemen PU dapat menerapkan VE sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran.

Ministry of Public Works of Republic Indonesia is one of the big five institutions which get the biggest budget. Nevertheless the ineficiency deviation was also increasing from 2005 to 2007. In functional audit performed by Inspectorate General of Ministry of Public Works, if there are ineficiency indications as the consequences of illogical construction price, analysis of construction type selection, construction calculation as well as construction method, the Employer or Contractor will be recommended to undertake value engineering (VE). For that reason, the readiness of the Employer and Contractor in implementing the VE is required.
The research is conducted to identify dominant factors that affect the readiness level of the Employer in VE application and analyze the level of VE application effect to increase the effectivity of budget usage in infrastructure public work sector implementation in Ministry of Public Works. In this paper, the VE apllication steps are also elaborated as the case study.
The result indicates that some factors which influence the readiness of the Employer in applying VE are regulations, human resource availability in terms of education level, personnel with VE certificate, understanding level, and personnel composition of the Employer. VE application in public work sector infrastructure implementation in Ministry of Public Work has strong influence (74,8%) to the effectivity of budget usage. It is expected that the policy maker in Ministry of Public Work can apply VE as one of alternatives to improve the effectivity of budget usage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T31093
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Untoro Kurniawan
"Departemen Pekerjaan Umum dari tahun ke tahun selalu masuk dalam kategori lima besar instansi yang memperoleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terbesar. Namun demikian penyimpangan yang bersifat ketidakefisienan, juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga 2007. Dalam pengawasan fungsional yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal Departemen PU apabila ditemukan adanya indikasi inefisiensi (pemborosan) akibat ketidakwajaran harga konstruksi, analisis pemilihan lipe/jenis konstruksi, perhitungan konstruksi, maupun metode konstruksi, maka akan direkomendasikan kepada Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk melakukan value engineering (VE), dengan demikian diharapkan kesiapan, baik Pengguna Jasa maupun Penyedia Jasa dalam penerapan VE tersebut.
Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang memengaruhi tingkat kesiapan Pengguna Jasa dalam penerapan VE dan menganalisis tingkat pengaruh penerapan VE terhadap pencapaian efektivitas penggunaan anggaran dalam penyelenggaraan infrastruktur bidang ke-PU-an di lingkungan Departemen PU. Selain itu dalam tugas akhir ini juga diuraikan langkah-langkah pelaksanaan studi VE sebagai studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang memengaruhi kesiapan Pengguna Jasa dalam penerapan VE adalah regulasi, ketersediaan sumber daya manusia ditinjau dari tingkat pendidikan, personil yang bersertifikat keahlian VE, tingkat pemahaman, dan komposisi personil di lingkungan Pengguna Jasa. Variabel penerapan VE dalam penyelenggaraan infrastruktur bidang ke-PU-an di lingkungan Departemen PU mempunyai pengaruh yang kuat (74,8%) terhadap efektivitas penggunaan anggaran. Dengan demikian diharapkan para pengambil kebijakan di Departemen PU dapat menerapkan VE sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran.

Ministry of Public Works of Republic Indonesia is one of the big five institutions which get the biggest budget. Nevertheless the ineficiency deviation was also increasing froni 2005 to 2007. In functional audit performed by Inspectorate General of Ministry of Public Works, if there are ineficiency indications as the consequences of illogical construction price, analysis of construction type selection, construction calculation as well as construction method, the Employer or Contractor will be recommended to underlake value engineering (VE). For that reason, the readiness of the Employer and Contractor in implementing the VE is required.
The research is conducted to identify dominant factors that affect the readiness level of the Employer in VE application and analyze the level of VE application effect to increase the effectivity of budget usage in infrastructure public work sector implementation in Ministry of Public Works. In this paper, the VE apllication steps are also elaborated as the case sludy. The result indicates that some factors which influence the readiness of the Employer in applying VE are regulations, human resource availability in terms of education level, personnel with VE certificate, understanding level, and personnel composition of the Employer. VE application in public work sector infrastructure implementation in Ministry of Public Work has strong influence (74,8%) to the effectivity of budget usage. It is expected that the policy maker in Ministry of Public Work can apply VE as one of alternatives to improve the effectivity of budget usage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Aszwita
"Persaingan dalam dunia industri konstruksi menuntut perusahaan konsultan sebagai perencana desain konstruksi bangunan untuk melakukan efisiensi dan penghematan terkait biaya konstruksi. Salah satu usahanya ialah dengan menerapkan Value Engineering (VE), yakni suatu metode penghematan dengan merubah desain pekerjaan tertentu dengan desain yang lebih murah namun tetap mempertahankan fungsi, kualitas, dan performa. Skripsi ini meneliti besar penghematan yang terjadi, bila VE diterapkan pada tahap awal desain pekerjaan arsitektur. Penelitian ini gabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan studi kasus Proyek Gedung Sekretariat Negara, Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan penerapan VE pada pekerjaan eksterior, dinding, lantai, dan plafon menghasilkan penghematan sebesar 19,11% total biaya konstruksi.

Competition in the construction industry requires the consultant company as building construction designer to do efficiency and cost savings related to construction costs. One of the economizing effort is by implementing the Value Engineering (VE), ie, a method of saving by changing the currently design with the new one that is cheaper but still retain its function, quality, and performance. This thesis research how much the cost saved by implementing VE at the beginning of the design of architecture work. This thesis combined qualitative and quantitative research with a case study in the State Secretariat Building Project, Jakarta. The result shows that by applying VE on exterior work, wall, floor, and ceiling could generate savings of 19.11% of total construction cost."
[, ], 2009
S50456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiadi Prakoso
"Kebutuhan suatu perusahaan untuk meningkatkan mutu dari suatu produk atau jasa serta kepuasan pelanggan semakin besar akibat terbukanya perdagangan bebas dalam era globalisasi yang terjadi belakangan ini. Namun dalam prosesnya seringkali timbul berbagai masalah yang dapat dirangkum sebagai masalah dana atau biaya. Dalam penelitian - penelitian sebelumnya masalah - masalah yang timbul lebih dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang dapat disebut biaya yang tidak diperlukan (unnecessary cost) dalam suatu proyek konstruksi. Dari hasil penelitian dengan metode studi kasus maupun melalui pengamatan, diketahui bahwa metode VE dapat menghemat biaya dari suatu proyek. Meskipun terjadi perubahan atau penggantian komponen dalam melakukan metode tersebut, namun dari aspek kualitas hal tersebut juga menjadi perhatian. Jadi metode VE bukanlah suatu usaha menghemat dengan hanya mengganti komponen menjadi lebih murah dan bukan pula suatu usaha mengoreksi desain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50445
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahendra
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi itu mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, penampilan, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Pemikiran awal, yang kemudian berkembang menjadi Value Engineering, adalah "jika kita tidak dapat menghasilkan suatu produk tertentu karena keterbatasan sumber daya, maka kita dapat mencari alternatif produk yang lain yang tetap memiliki fungsi yang sama." Dalam Value Engineering, pencarian alternatif tersebut harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Intinya adalah bahwa Value Engineering bukan sebagai cutting cost, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tapi sebagai saving cost, yang tetap memperhatikan kualitas.
Konsep dasar pengaplikasian Value Engineering adalah keterkaitan antara fungsi dan biaya. Suatu produk konstruksi harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang sesuai dengan kriteria pemilik dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan fungsi tersebut haruslah seoptimal mungkin. Walaupun sebenarnya dapat digunakan di seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya, Value Engineering dapat menghasilkan penghematan yang maksimal ketika diaplikasikan pada tahap desain dan pada komponen dengan biaya yang besar. Pada tahap perencanaan ini, terdapat fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk desain ulang. Penghematan yang berpotensi untuk dihasilkan dapat habis ditelan oleh biaya yang digunakan untuk mengadakan perencanaan baru. Dan, komponen dengan biaya yang besar memiliki potensi penghematan yang cukup besar pula di dalamnya. Selain lebih praktis, keterbatasan waktu dan tenaga dapat menjadi kendala ketika Value Engineering digunakan pada seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Priyatno
"Penerapan VE pada tahap desain bangunan gedung di Indonesia yang belum optimal tidak akan memberikan banyak manfaat bagi proyek konstruksi bangunan gedung. Penelitian dimaksudkan untuk menyediakan saran bagi pengoptimalan penerapan VE. Penelitian dilaksanakan melalui survey kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa penerapan VE belum optimal. VE belum dipahami dengan benar, diterapkan belum sesuai standar internasional, kurangnya pengalaman penerapan VE, serta adanya permasalahan kurangnya pemahaman pengetahuan dan praktek tentang VE, adanya konflik dan tidak adanya panduan VE. Penerapan VE dapat dioptimalkan melalui penyediaan panduan, sosialisasi/ seminar, workshop dan sertifikasi, memasukan kedalam kurikulum universitas, perkuatan HAVEI, dan pengaturan VE dengan undang-undang.

VE implementation in building design stage in Indonesia that isn?t optimal yet will not give a lot of benefit for building construction project. Research is meant to provide recommendations for optimize VE implementation. Research was carry out via questionnair survey and interview. Research findings that VE implementation isn?t optimal yet. VE isn?t understand aright, VE implementation isn?t appropriate with standard international, lack of experience in VE implementation, and there are problems in VE implementation, namely lack of understanding VE knowledge dan VE practice, there is conflict, and there is no guidance VE. VE implementation can be optimized via providing guidance, socialization/seminary, workshop and certification, insert into university curriculum, strengthening Indonesia Value Engineering Expert Association (IVEEA), and establishing VE implementation based on law."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joesep Andrea Lutfi
"Kereta api sampai dengan saat ini merupakan moda transportasi unggulan di berbagai wilayah di belahan dunia manapun. Kelebihan kereta api dalam hal mengangkut penumpang maupun barang dalam jumlah besar di dalam satu perjalanan tidak dapat disaingi oleh angkutan moda darat lainnya. Dengan demikian, efisiensi dan efektifitas kegiatan perangkutan dengan kereta api sangat besar nilainya, dan bila diteliti lebih lanjut lagi akan ditemukan berbagai penghematan, dalam hal ini nilai ke-ekonomian, yang akan dihasilkan sebagai akibat penggunaan transportasi massal ini. Beberapa kecelakaan, keterlambatan jadwal perjalanan dan penurunan kecepatan operasional KA sudah sangat mengganggu aktifitas bisnis utama perusahaan dalam menyediakan jasa transportasi angkutan KA. Salah satu penyebab dari tidak andalnya operasional kereta berasal dari kurang baiknya performansi prasarana jalan rel yang disebabkan tertundanya beberapa program pemeliharaan jalan rel. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan alat bantu manajemen di dalam perawatan jalan KA dengan melakukan penerapan VE yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan teknik standar internasional VE. Penelitian dilakukan dengan meneliti faktor-faktor dominan pada perawatan jalan rel dan penerapan VE dalam rangka efisiensi biaya perawatan jalan rel. Selain itu pada laporan ini juga dibuat pemodelan VE untuk perawatan jalan rel. Dari hasil temuan penelitian diharapkan para pengambil kebijakan di PT Kereta Api (Persero) dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Departemen Perhubungan dapat menerapkan VE sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan efisiensi biaya perawatan jalan rel kereta api.

Rail transportation, so far, is known as the most efficient transportation mode in the world. With its ability to carry passengers and goods in such a massive way, the existance of rail transportation is second to none compared with the other land transportation mode. Therefore, the value of its efficiency and effectivity is so immense, and should an in-depth research is carried out to find more fact about railway, we will discover many savings, in term of economical value, as the result of this mass transportation use. However, there are issues regarding train accident and delayed schedule hamper the railway operation in Indonesia, and, somehow, have been causing disturbance on its business. The quality of track structure and materials are supposed to be one of the reasons why the performance of train operation declines. It happens since there are numbers of postponed maintenance programs. An effort to overcome such problems is needed, and it provides value engineering as suitable tool for management to solve the problem emerged. This research will convey the most dominant factor of track maintenance as the result of fact-finding during the analysis and the application of value engineering for cost efficiency on track maintenance. Moreover, The modelling of VE simulation for track maintenance will be made to underpin the research. The research is addressed to rail transportation stakeholders, especially the Indonesian Railway Company and the General Directorate of Railway of Ministry of Transportation, to be able to conduct value engineering as an aid to solve problems and to enhance the efficiency of track maintenace cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T31390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmiwati
"Value engineering (VE) adalah metode yang sistematik untuk meningkatkan nilai melalui analisa fungsi. Penerapan VE dapat menghasilkan nilai optimum baik dari segi kualitas, teknologi, efisiensi dan inovasi proyek. Panduan penerapan VE diperlukan untuk mengoptimalkan penerapan VE dan meningkatkan pemahaman VE yang sesuai dengan standar internasional.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi materi-materi pokok panduan penerapan VE dan mengembangkan panduan untuk meningkatkan analisa fungsi pada bangunan gedung. Survey kuesioner dibentuk untuk menjawab tujuan penelitian dan disebarkan secara offline dan online.
Hasil penelitian menemukan materi-materi pokok panduan VE adalah tujuan penerapan, rencana kerja (proses peningkatan nilai dan analisa fungsi) dan tim VE yang menjadi faktor kesuksesan kritikal penerapan studi VE.

Value Engineering (VE) is a systematic method that using function analysis to improve value of a project. The proper application of VE method is expected to deliver best value of a project in terms of quality, technology, efficiency and innovation. The guideline is required to optimize the application of VE and to increase understanding of VE based on international standards. The development of guideline of VE should be developed in accordance with the context and scenario of Indonesian construction industry.
The main objectives of this research are thus to identify the subjects of guideline of value engineering application and develop guidelines to improve the function analysis for building development. Survey questionnaire was formed to answer the purposes of research and deployed offline and online.
The study found the subjects of guideline of VE application are the objectives and purposes of VE, the job plan (the process of value improvement and function analysis) and the VE team as the critical success factors of VE application.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29850
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"ABSTRAK
Konversi BBM ke BBG sangat gencar dilakukan pemerintah saat ini, maka dari itu salah satunya dibangun infrastruktur penyaluran gas untuk memenuhi kebutuhan industri dan transportasi. Salah satu yang dilakukan adalah penyaluran LNG (Liquid Natural Gas) dengan fasilitas penerimanya menggunakan FSRU (Floating Storage Regasification Unit). Pada skripsi ini, dilakukan analisis resiko dengan metode HAZID (Hazard Identification) pada salah satu infrastruktur unit FSRU yaitu unit penerima LNG yang terdapat fasilitas regasifikasi LNG menjadi gas alam yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan PLTU dan Transportasi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selanjutnya, dilakukan kajian menggunakan metode Value Engineering untuk mengetahui seberapa besar biaya yang ditambahkan untuk mengurangi resiko bahaya yang ada pada FSRU tersebut. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai resiko dari tiap unit di FSRU rata-rata keseluruhan adalah terdapat pada zona ALARP, dan setelah dilakukan escalation guard, resiko dapat diturunkan pada zona Medium, dan membutuhkan total biaya penambahan sebesar Rp. 299.700.000 yaitu 0,006% dari total biaya proyek FSRU tersebut

Abstract
Converting Fuels to Fuel Gas is incentive to do the current government, and therefore one of them built of gas supply infrastructure to meet the needs of industry and transportation. One that does is the distribution of LNG (Liquid Natural Gas) with the receiver using the FSRU (Floating Storage Regasification Unit). In this study, the risk analysis performed by the method of HAZID (Hazard Identification) infrastructure in one of the receiver unit FSRU LNG regasification facility located LNG into natural gas is supplied to meet the needs of the plant and transport in the area of Tanjung Priok, North Jakarta. Furthermore, studies conducted using Value Engineering to find out how much cost is added to reduce the risk of danger that existed at the FSRU. From the results of this study found the risk value of each unit in the overall average FSRU is the ALARP zone, and after escalation guard, the risk can be reduced to Medium zone, and requires the addition of the total cost of Rp. 299.7 million is 0.006% of the total project cost of the FSRU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yelna Yuristiary
"[ABSTRAK
Banjir yang melanda Jakarta tidak hanya berupa banjir yang diakibatkan oleh adanya hujan deras. Penyebab banjir di Jakarta, khususnya kawasan Jakarta Utara lebih dipengaruhi oleh faktor kontur muka tanah Jakarta yang sebagian besarnya merupakan daerah yang memiliki kontur yang rendah dibandingkan muka air laut. Perbedaan ketinggian ini juga semakin hari semakin bertambah dengan adanya efek global warming dan penggunaan air tanah secara masif dimana hal tersebut menyebabkan land subsidence.Di sisi lain, kebutuhan hunian dan kawasan hijau juga telah menjadi isu utama dalam pengembangan kota. Namun, kondisi ruang DKI Jakarta yang sudah terbangun lebih dari 70% menjadikan ruang terbuka hijau sangat sulit untuk dibangun kembali di Jakarta. Berdasarkan masalah tersebut, maka sejak tahun 2009, pemerintah DKI Jakarta mulai merencanakan proyek infrastruktur yang bertujuan untuk pengembangan kawasan teluk Jakarta dengan nama giant seawall atau yang dikenal dengan nama Proyek NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Pengembangan konseptual desain dari proyek ini senantiasa dilakukan hingga pada tahun 2014, diketahui sejumlah fungsi dari proyek. Namun, minat investor pada proyek ini masih belum optimal sehingga peneliti melakukan penelitian yang berbasis Value Engineering untuk meningkatkan inovasi fungsi pada proyek. Berdasarkan pendekatan Value Engineering yang telah dilakukan, beberapa fungsi tambahan diperoleh pada pengembangan konseptual desain dari proyek infrastruktur ini seperti penambahan waterways, penambahan fungsi energi dan pengembangan kawasan rekreasi pantai di pulau reklamasi. Perbandingan biaya pembangunan antara konseptual desain eksisting dan inovasi pada proyek ini adalah sekitar 5% di mana konseptual desain dengan inovasi fungsi lebih mahal, namun memiliki fungsi yang lebih banyak.

ABSTRACT
Jakarta floods not only causing by the heavy rain. Flooding in Jakarta, especially in the North area influenced by the contours of the level ground whereby mostly has a contour that is lower than sea level. This difference of height is also growing each day which influenced by global warming and massive use of ground water. This phenomenon is causing land subsidence. On the other hand, the need of residential and green areas have became a major issue in the development of the city. However, the condition of Jakarta‟s area that has built more than 70% of green open spaces make it very difficult to be rebuilt. Based on these issues, since 2009, Jakarta‟s government began planning infrastructure projects aimed to develop Jakarta Bay area with giant seawall names or known as Project NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Development of conceptual design in this project is done with numbers of functions. However, investor interest in this project is still not optimal so that researchers conducted a study based Value Engineering to improve the innovation function in this project. Based on Value Engineering approach that has been done, some additional functions are obtained on the development of conceptual design such as the addition of waterways, increase energy function and develop of recreational areas on the coast of the reclaimed islands. Construction cost comparison between the existing conceptual design and innovation in this project is around 2% where the conceptual design with innovative functions is cheaper and also has a lot more functions., Jakarta floods not only causing by the heavy rain. Flooding in Jakarta, especially in the North area influenced by the contours of the level ground whereby mostly has a contour that is lower than sea level. This difference of height is also growing each day which influenced by global warming and massive use of ground water. This phenomenon is causing land subsidence. On the other hand, the need of residential and green areas have became a major issue in the development of the city. However, the condition of Jakarta‟s area that has built more than 70% of green open spaces make it very difficult to be rebuilt. Based on these issues, since 2009, Jakarta‟s government began planning infrastructure projects aimed to develop Jakarta Bay area with giant seawall names or known as Project NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Development of conceptual design in this project is done with numbers of functions. However, investor interest in this project is still not optimal so that researchers conducted a study based Value Engineering to improve the innovation function in this project. Based on Value Engineering approach that has been done, some additional functions are obtained on the development of conceptual design such as the addition of waterways, increase energy function and develop of recreational areas on the coast of the reclaimed islands. Construction cost comparison between the existing conceptual design and innovation in this project is around 2% where the conceptual design with innovative functions is cheaper and also has a lot more functions.]"
2015
T43726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>