Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Bagus Prakasa
"Penggunaan tabir surya (sunscreen) adalah cara untuk melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV. Saat ini, ada banyak tabir surya berbasis bahan kimia (sintetis organik) di pasaran, seperti ovobenzone, oxybenzone, otisalate yang telah terbukti sebagai bahan kimia beracun bagi kulit. Penelitian terkait penggunaan bahan alami sebagai zat aktif untuk tabir surya terus meningkat, salah satunya adalah mikroalga. Mikroalga Spirulina plantesis adalah cyanobateria yang secara alami menyerap sinar UV dalam selnya, yaitu flavonoid. Flavonoid berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tabir surya aktif karena kemampuannya untuk menyerap panjang gelombang maksimum dalam kisaran sinar UV, serta meningkatkan nilai SPF. Dalam penelitian ini, flavonoid divariasikan dalam kisaran 1-10% (w/w) dan perbandingan olive oil : candelilla wax divariasikan, yaitu 10: 1 dan 5: 1 dengan kisaran komposisi wax adalah 35-40% (w/w) untuk mendapatkan stabilitas krim dan nilai SPF yang optimal dari sediaan krim sunscreen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid dalam sampel kering dan basah mikroalga adalah 22,10 mg/g ekstrak dan 10,91 mg/g ekstrak. Komposisi sunscreen terbaik pada penelitian ini adalah sunscreen dengan ekstrak mikroalga 7% (w/w) dan perbandingan antara olive oil : candelilla wax adalah 35: 7, karena formulasi ini memberikan hasil yang baik yang dikategorikan sebagai ultra-SPF (29,57) dan memiliki skor stabilitas yang baik (18,67 dari 20). Oleh karena itu, tabir surya dari ekstrak mikroalga yang mengandung flavonoid aman digunakan, karena total mikroba masih di bawah batas mikroba total pada SNI dan tidak mengiritasi kulit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumandi Juliyanto
"ABSTRAK
Peningkatan radiasi sinar UV mendorong peneliti untuk mengembangkan material yang bertindak sebagai UV absorber. UV absorber dapat berupa organik dan anorganik, yang dapat mengubah, mendispersi atau mengabsorb radiasi ultraviolet. UV absorber anorganik menghadirkan sejumlah keuntungan dibandingkan uv absorber organik, seperti kestabilan terhadap cahaya dan daerah serapan UV yang lebar. Nanopartikel CeO2 sebagai UV absorber anorganik, digunakan karena memiliki aktivitas fotokatalitik yang rendah saat terkena sinar UV dibandingkan TiO2 atau ZnO. Pada penelitian ini, ekstrak alkaloid dari buah mengkudu dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel CeO2. Metode sintesis nanopartikel yang digunakan adalah metode sol-gel. Karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan nanopartikel CeO2 telah terbentuk pada daerah panjang gelombang 348 -350 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis memiliki fasa kristal fcc, morfologi nano sphere, dan ukuran rata-rata partikelnya 51.6 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis mempunyai kemampuan mengabsorpsi sinar UVA dan UVB melalui proses irradiasi sinar sebelumnya. Semakin lama waktu irradiasi sinar yang diberikan pada nanopartikel CeO2, semakin banyak sinar UVA dan UVB yang diabsorpsi.

ABSTRACT
Increased of UV radiation encourage researchers to develop a material that acts as a UV absorber. UV absorber can be organic and inorganic, which are able to transform, disperse or absorb the ultraviolet radiation. Inorganic UV absorber present some advantages over organic UV absorber, such as photostability and broad spectrum protection. CeO2 nanoparticles as inorganic UV absorber, is used because it has an important advantage, in comparison with the more widely used TiO2 or ZnO, is the fact that it exhibits much reduced photocatalytic activity when exposed to UV light. In this research, alkaloid extract of noni fruits can be used to synthesize CeO2 nanoparticles with sol gel method. Characterization by UV Vis spectrophotometer showed CeO2 nanoparticles have been formed in the wavelength range 348 350 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have an fcc crystal phase, morphology of nano sphere, and the average size of particles are 51.6 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have the ability to absorb UVA and UVB through the irradiation process before. The longer time of irradiation that given on CeO2 nanoparticles, the more UVA and UVB can be absorbed."
2016
S67486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
INP Aryawan Wichaksana
"Latar belakang
Pajanan MEK dan sinar ultraviolet di Departemen Stock Fit dapat menggangu kesehatan, khususnya kesehatan mata pekerja. Prevalensi kasus konjungtivitis sebesar 3 % dikalangan pekerja, termasuk pekerja di Departemen Stock Fit, sangat menarik untuk diteliti lebih jauh, apakah kasus konjungtivitis yang terjadi disini sebagai akibat pekerjaan, atau bukan sebagai akibat pekerjaan.
Metode
Menggunakaan metode potong lintang (cross sectional) dan dianalisis secara internal comparation. Sampel diambil dari seluruh pekerja perempuan di 4 bagian Departemen Stock Fit, yang proses produksinya menggunakan cairan primer MEK dan sinar ultraviolet. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara manajemen perusahaan, rekam medis poliklinik, pegisian kuesioner dan informed concept oleh pekerja dan pemeriksaan fisik dan status kesehatan mata oleh dokter perawat.
Hasil
Prevalensi konjungtivitis akibat kerja sebesar 10,9% dari 175 pekerja perempuan Departemen Stock Fit. Pajanan MEK mempunyai risiko 3,56 kali dibandingkan pajanan MEK + sinar ultraviolet untuk menyebabkan konjungtivitis akibat kerja.
Kesimpulan
Faktor yang berhubungan dengan terjadinya konjungtivitis akibat kerja adalah pajanan MEK dan radiasi sinar ultraviolet.

Background
The exposure of Methyl Ethyl Ketone (MEK) fume and Ultra Violet (UV) light at Stock Fit Department of Shoes industry could influence the eye health of the workers. The prevalence of conjunctivitis among the workers is approximately 3%, including the workers at the Stock Fit Department. Therefore, it is very interesting to find out whether the cases of conjunctivitis in this matter are occupation medicine or not.
Method
This is a cross-sectional study using internal comparison analysis. The sample was all women workers of four Sub-department at Stock Fit Department. which the production process uses MEK liquid and UV light. The data was collected by conducting interview with the manager, reviewing the medical records, filling out questionnaires, and performing physical and eye examination by physician and nurses. Informed consent was obtained from the subjects prior to data collection.
Result
The prevalence of occupational conjunctivitis is approximately 10.9% among 1 75 women workers at Stock Fit Department. The exposure of MEK fume is the only one statistically significant factor to occupational conjunctivitis. It is increasing the risk of occupational conjunctivitis 3.56 times greater than the exposure of both MEK fume and UV light.
Conclusion
Factors related to occupational conjunctivitis are MEK liquid and UV light exposure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T13635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library