Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ken Raihan Gardia
"Perubahan iklim merusak lingkungan, ekonomi, dan membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk mencegahnya, energi terbarukan (EBT) menjadi salah satu solusi yang penting. Oleh karena itu, negara-negara di dunia mulai beralih kepada EBT. Kami mempelajari negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam), yang telah menerbitkan Nationally Determined Contributions (NDCs) dan, kecuali Filipina, menyatakan target untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050-2060. Pada tahun 2019, gabungan rata-rata pangsa EBT mereka masih rendah (19,64% dari Total Pasokan Energi dan 20,60% dari pembangkit listrik), yang merupakan 6% dari emisi global. Selain itu, potensi dan pemanfaatan EBT di antara mereka juga berbeda secara signifikan, sehingga diperlukan investasi untuk memaksimalkannya. Tujuan dari penelitian ini tidak hanya untuk menemukan perbedaan antara potensi dan pemanfaatan EBT di ASEAN-5, tetapi juga faktor-faktor penentu yang mempengaruhi investasi EBT (REI). Temuan menunjukkan bahwa perbedaan pemanfaatan berasal dari perbedaan komitmen pemerintah dan kesadaran publik yang lebih kuat, di mana hal itu lebih kuat di Vietnam. Selanjutnya, analisis regresi hanya mampu menunjukkan bukti korelasi yang kuat terhadap REI, tetapi dengan besaran yang rendah, dari variabel seperti pangsa manufaktur terhadap PDB (-), rata-rata lama sekolah (-), Feed in Tariff dari semua ASEAN-5 dan mereka yang di atas rata-rata (+, -), dan biaya listrik di Vietnam (+). Analisis juga menunjukkan bahwa harga bahan bakar fosil dan listrik di ASEAN-5 secara keseluruhan tidak memiliki korelasi terhadap REI. Terakhir, model ini juga merekomendasikan studi masa depan untuk memanfaatkan lebih banyak variabel dan penelitian lebih dalam tentang kebijakan EBT.

Climate change destroys the environment, damages the economy, and harms people’s health. To prevent them, renewable sources is an important part of the solution. Hence, countries worldwide are transitioning to renewable energy (RE). We studied ASEAN-5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Vietnam), that have published Nationally Determined Contributions (NDCs) and, except for Philippines, declared targets to reach Net Zero Emissions (NZE) by 2050-2060. In 2019, their combined average RE share is still low (19.64% of the Total Energy Supply and 20.60% of electricity generation), making up 6% of global emissions. Furthermore, RE potential and utilization amongst them also differ significantly, making investments necessary in order to maximize them. The objective of this study is to find not only the differences between RE potential and utilization within ASEAN-5, but also the determinants affecting RE investments (REI). The findings suggest that differences in utilization comes from differences in government commitments and stronger public awareness, where it is stronger in Vietnam. Furthermore, the regression analysis is only able to show evidence of strong correlation towards REI, but with low magnitude, from variables such as share of manufacturing to GDP (-), mean years of schooling (-), Feed in Tariffs from all countries and those who are above average (+, -), and cost of electricity in Vietnam (+). The analysis also shows that fossil-fuel and electricity prices in ASEAN-5 as a whole have no correlation towards REI. Lastly, the model also recommends future studies to utilize more variables and research deeper into RE policies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihad Bangsawan
"Industri semikonduktor, sebagai industri penting dalam ekonomi global, menghadapi berbagai tantangan termasuk tensi global yang mengganggu rantai suplai. Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya, mengalami stagnasi dalam kemampuan produksinya. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan ekosistem semikonduktor. Tantangan utama dalam pengembangan industri semikonduktor di Indonesia adalah regulasi pemerintah, kondisi sumber daya manusia (SDM), dan belum adanya ekosistem yang mendukung.Kurangnya SDM yang terampil menghambat perkembangan industri semikonduktor. Adopsi teknologi penting namun tidak bisa menjadi solusi yang berkelanjutan. Diperlukan penelitian mengenai komposisi efektif antara penggunaan tenaga kerja manusia dan adopsi teknologi dalam industri semikonduktor, Penelitian ini bertujuan untuk merancang model simulasi yang dapat memberikan komposisi optimal bagi produksi smartcard pada PT X sehingga pemilik kepentingan dari PT X dapat meningkatkan kemampuan produksi dengan kapasitas tertentu dan mengurangi jumlah sumber daya yang tidak diperlukan. Metode sistem diskrit yang digunakan dalam penelitian dapat menggambarkan dan memberikan evaluasi terhadap proses produksi berdasarkan sistem pada keadaan nyata. Penelitian ini menunjukan bahwa pemetaan sumber daya yang optimal dapat dilakukan dengan menggunakan skenario yang didasarkan oleh pendekatan systematic layout planning untuk meningkatkan tingkat utilisasi dalam berbagai kapasitas. Skenario yang diuji berdasarkan tiga tingkat kapasitas adalah dalam keadaan sekarang, meningkat sesuai prediksi pertumbuhan produk, dan kapasitas maksimal dalam skenario pendekatan systematic layout planning dan pendekatan systematic layout planning yang dipadukan dengan pengurangan jumlah mesin dan pekerja.

The semiconductor industry, as a crucial sector in the global economy, faces various challenges, including global tensions that disrupt supply chains. Despite being rich in resources, Indonesia experiences stagnation in its production capabilities. The Indonesian government is committed to accelerating the development of the semiconductor ecosystem The main challenges in developing the semiconductor industry in Indonesia are government regulations, the condition of human resources (HR), and the lack of a supporting ecosystem.The shortage of skilled HR hampers the development of the semiconductor industry. While the adoption of technology is important, it cannot be a sustainable solution. Research is needed to determine the effective composition between human labor and technology adoption in the semiconductor industry. This research aims to design a simulation model that can provide an optimal composition for smartcard production at PT X, allowing stakeholders at PT X to enhance production capabilities with certain capacities and reduce unnecessary resources. The discrete event system method used in this research can describe and evaluate the production process based on real-world conditions. This study shows that optimal resource mapping can be achieved using scenarios based on a systematic layout planning approach to increase the utilization rate across various capacities. The scenarios tested are based on three capacity levels: the current state, growth predictions, and maximum capacity in scenarios using systematic layout planning and systematic layout planning combined with the reduction of machines and workers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Solihin
"Program JKN yang telah berjalan sejak tanggal 1 Januari 2014 diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar pelayanan kesehatan masyarakat. Peningkatan akses pelayanan kesehatan bisa diukur dari tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization rate). Selama 5 (lima) bulan pertama penyelenggaraan Program JKN di Puskesmas Cijeruk belum diketahui bagaimana pemanfaatannya oleh peserta JKN.
Penelitian ini menggunakan disain studi kasus dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN di Puskesmas Cijeruk Kabupaten Bogor Bulan Januari - Mei 2014. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data kunjungan peserta JKN di Puskesmas Cijeruk periode Januari-Mei 2014. Variabel yang diteliti meliputi angka utilisasi (utilization rate) pelayanan kesehatan, angka utilisasi berdasarkan jenis kelamin, umur, jenis pelayanan, diagnosa dan angka rujukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka utilisasi pelayanan kesehatan sebesar 4,81%. Angka utilisasi oleh peserta perempuan lebih tinggi daripada laki-laki yaitu 6,62%. Berdasarkan kelompok umur, angka utilisasi tertinggi pada kelompok umur 60 - 64 tahun yaitu sebesar 7,29%. Angka utilisasi poli umum sebesar 4,24% dan poli gigi sebesar 0,014%. Diagnosa yang paling tinggi yaitu ISPA (3,92%). Sedangkan angka rujukan sebesar 2,26%. Angka utilisasi ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan target dan rata-rata realisasi angka utilisasi jamkesmas tahun 2012 sebesar 15% dan 7,45% serta data riskesdas 2013 sebesar 10,4%. Sedangkan angka rujukan tergolong bagus karena tidak melampaui target 15% dan menunjukkan kinerja pelayanan kesehatan puskesmas yang cukup bagus. Untuk meningkatkan utilisasi disarankan untuk melakukan peningkatan upaya sosialisasi program JKN kepada peserta/masyarakat sehingga peserta mengetahui bagaimana memanfaatkannya. Selain itu perlu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan pelayanan puskesmas keliling.

JKN program has been operating since January 1, 2014 was organized to improving access to health services in order to satisfy the basic needs of public health services. access Improvement to health services can be measured by of health care utilization (utilization rate). During the five (5) months of the implementation of programs JKN in puskesmas Cijeruk not known utilization of JKN by participants.
This study uses a case study design with a quantitative approach that aims to describe the utilization of health services by the participants JKN in PHC Cijeruk Bogor District In January-May 2014. Data used are secondary data from visits JKN participants in puskesmas Cijeruk the period January-May 2014 . the variables studied include utilization rate (utilization rate) of health care, utilization rate by sex, age, type of service, diagnosis and referral rates.
The results showed that the rate of utilization of health services by 4.81%. Figures utilization by female participants was higher than males is 6.62%. By age group, the highest utilization rate in the age group 60-64 years is equal to 7.29%. Figures poli umum utilization of 4.24% and 0.014% dental poly. Diagnosis is the highest of ARI (3.92%). While the referral rates of 2.26%. The utilization figure is relatively low compared to the target and the average utilization rate jamkesmas realization in 2012 of 15% and 7.45%, and the data Riskesdas 2013 by 10.4%. While the referral rate is quite good because it does not exceed the target of 15% and demonstrate the performance of the health care community health centers are quite good. To improve the utilization recommended to make improvements efforts to socialize JKN program participants / communities so that participants know to use it. Besides putting health services with pusling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library