Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1989
005.8 XOP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmah Yasinta
"Kualitas hidup berkaitan dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan sejahtera. WHOQoL mengukur kualitas hidup dengan empat domain dasar, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pengguna narkoba suntik (penasun) di sembilan kota di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder SCP Penasun 2012 dan WHOQoL-BREF dengan desain cross sectional.
Hasil analisis menunjukkan proporsi penasun terbanyak adalah laki-laki (96,7%), berumur dewasa (>24 tahun) 87,8%, dan memiliki riwayat pendidikan tinggi (79,3%). Variabel kualitas hidup penasun menunjukkan Rata-rata skor kualitas hidup responden adalah 52,58 dengan skor kualitas hidup terendah adalah 25 dan yang tertinggi 77.
Hasil temuan lainnya variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup penasun, yaitu umur (p value = 0,003) dan status penggunaan alat suntik (p value = 0,029). Skor kualitas hidup kurang cenderung pada penasun yang berpendidikan rendah dan masih berbagi alat suntik.

Quality of life related to the human desire to live a healthy and prosperous. WHOQOL measures quality of life with four basic domains, namely the physical, psychological, social, and environmental. The purpose of this study was to explore the factors that affect the quality of life for injecting drug users (IDUs) in nine cities in Indonesia in 2012. This study uses secondary data Behavior Rapid Survey for IDUs 2012 and WHOQOL-BREF with cross sectional design.
The analysis shows the highest proportion of IDUs was male (96,7%), aged adults (> 24 year old) 87,8%, and has a history of higher education (79,3%). Variable quality of life shows Variable quality of life of IDUs shows average quality of life score of respondents was 52.58 with the lowest quality of life score was 25 and the highest 77.
The other findings variables related to the quality of life of IDUs are age (p value = 0.003) and the use of non-sterile syringes. (p value = 0,029). Quality of life scores are less likely to IDUs who have lower education and still share syringes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochani Nani Rahayu
"Kajian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Jumlah pemustaka yang datang ke PDII selama 2009 ? 2013; 2) Kota asal pemustaka; 3) Koleksi perpustakaan yang digunakan; 4) Jumlah anggota perpustakaan; 5) Jumlah buku yang dipinjam. Kajian ini dilakukan secara deskriptif dengan sumber data laporan bulanan layanan jasa perpustakaan dari sub bidang jasa perpustakaan 2009 ? 2013. Dari hasil kajian disimpulkan bahwa pemustaka utama adalah mahasiswa (D3, S1, S2/3) dengan jumlah yang semakin menurun yang sebagian besar berasal dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang. Koleksi yang paling banyak digunakan adalah majalah indonesia, namun mikrofis sangat minim digunakan. Anggota perpustakaan terbanyak adalah mahasiswa. Selama 2009 ? 2013 jumlah buku yang dipinjam cenderung menurun. Mengingat perpustakaan PDII merupakan perpustakaan khusus instansi yang diharapakan melayanai kebutuhan organisasinya, maka diperlukan strategi khusus agar peneliti LIPI menjadi pemustaka utama juga diperlukan survey untuk mengetahui kebutuhan peneliti LIPI secara detail."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2014
020 VIS 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Leksokumoro
"Tujuan: Mengetahui status asam folat dan perilaku tentang asupan asam folat pada akseptor KB, sehingga dapat dipertimbangkan perlu tidaknya suplementasi asam folat pada akseptor KB, khususnya akseptor pil.
Tempat: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Bahan dan Cara: Penelitian crows-sectional dan subjek penelilian adalah semua akseptor KB yang memenuhi kriteria penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi data sosio demografi, pola makan, asupan giri (makro matrial dan asam folat), status kadar asam folat serum dan sel darah merah (SDM).
Hasil: Tidak didapatkan kadar asam folat serum < 3 ag/ml. Status asam folat serum subjek tidak berhubungan dengan pemakaian pil, karakteristik demografi, asupan gizi dan status gizi. Persentase kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. adalah 3,5%. Kadar asam folat SDM subjek pil tidak berbeda dengan subjek bukan pil, namun ada kecenderungan kadar asam folat SDM subjek pil lebih rendah dari subjek bukan pil. Secara bermakna kadar asam folat SDM subjck bcrhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi sayur hijau dan kelompok umur. Perbedaan dalam mengolah sayur menyebabkan perbedaan bermakna pada jumlah subjek yang mempunyai kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. Rata-rata asupan zat-zat gizi subjck penelitian di bawah AKG yang dianjurkan. Subjek pil mempunyai rata-rasa asupan asam folat lebih rendah bermakna dari subjek bukan pil, namun tidak didapatkan korelasi antara asupan asam folat dengan kadar asam folat serum dan SDM subjek penelitian.
Kcsimpulan: Status asam folat serum dan SDM subjek penelitian tidak berhubungan dengan pemakaian pil dan bukan pil, sehingga belum diperlukan suplementasi pada subjek penelitian khususnya subjek pil.

Objective: To determine the folic acid slates and the behavior of folic acid intake in contraceptive users. This is in order to decide whether folic acid supplemeration is necessary, especially for pill users.
Location: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Methods: cross-sectional study and subjects were all contraceptive users who fulfill study criteria. Data ' collected were socio-demographic, eating paucrn, nutritional intake (macro nutrient and folic acid), nutritional status, serum and RISC folic acid level.
Results: Serum folic acid level of < 3 mg/ml, was not found, Scrum folic acid level was not associated with using pill or non pill, socio-demographic, eating pattern, nutritional intake and nutritional status. The percentage of RISC folic acid level of N 160 mg/ml, was 3.5%. RISC folic acid level was not associated with using pill or non-pill, but there was a tendency Chef ItBC folic acid level in pill users was lower than non-pill users, There was a significant correlation between R13C folic acid level wish the frequency of green vegetables consumption and age group, 'Ihe difference in the manner of cooking significantly associated with the number of subject with RBC folic acid level of 160 mg/ml. Nutritional intake was under RDl level in almost subjects. Pill users had in average significant lower folic acid intake compare to non-pill users, but there was no correlation between folic acid intake with scrum and RBC folic acid level.
Conclusions: Serum and RHC folic acid stains is not associated with using pill or non-pill. From this study it is still not necessary for folic acid supplementation, especially for pill users.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T4024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diani Indramaya
"Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih menerapkan pidana mati dalam aturan pidananya. Padahal, hingga Juni 2008, lebih dari setengah negara-negara di dunia telah menghapuskan praktek pidana mati baik secara de jure atau de facto. Di tengah kecenderungan global akan moratorium pidana mati, praktek ini justru makin lazim di terapkan di Indonesia. Paling tidak selama empat tahun berturut-turut telah dilaksanakan eksekusi mati terhadap 9 orang narapidana. Pro-kontra penerapan pidana mati ini semakin menguat, karena tampak tak sejalan dengan komitmen Indonesia untuk tunduk kepada kesepakatan internasional yang tertuang dalam Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Permasalahan yang muncul adalah mengapa ada pihak yang menjadi pro atau kontra terhadap pidana mati. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: memberikan penjelasan yang bersifat teoritis mengenai pro dan kontra peranan sanksi yang dalam hal ini adalah pidana mati, sehingga dapat memberikan pandangan dan informasi yang akurat dalam bidang pemberantasan, pencegahan dan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba dalam mewujudkan ASEAN bebas narkoba pada tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan sosioyuridis, dimana peneliti mengadakan penelaahan dokumen dan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan (keterangan ahli pemerintah, ahli hukum, tokoh masyarakat, dan terpidana mati) untuk mengetahui tanggapantanggapan mereka terhadap implementasi hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba dan apa kendala yang dihadapi sehubungan dengan wacana adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia. Penelitian ini mengambil lokasi di Jakarta pada bulan November 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya pro dan kontra terhadap pelaksanaan eksekusi mati dalam masyarakat luas, dikarenakan adanya isu pelanggaran hak asasi manusia, munculnya Undang-Undang bernuansa HAM, antara lain UU No.39 tahun 1999 tentang HAM yang semakin menegaskan kesenjangan yang terjadi dengan produk-produk perundang-undangan Indonesia yang mengatur hukuman mati dan pidana mati untuk kasus narkoba masih dapat dipertahankan khusus untuk para produsen dan pengedar narkoba. Untuk meminimalisir perdebatan pro & kontra dalam masyarakat, saran yang diajukan adalah baik tim perumus RUU KUHP maupun tim perumus Undang-Undang bernuansa HAM, perlu duduk bersama untuk memutuskan dari 3 pilihan, yaitu: (i) Indonesia tetap memasukkan pidana mati dalam KUHP dan non-KUHP dan konsisten dalam pelaksanaannya; (ii) Indonesia melaksanakan moratorium (de facto tidak menerapkan) praktek hukuman mati; atau (iii) Indonesia melakukan abolisi (penghapusan) hukuman mati dalam semua produk hukumnya baik dalam KUHP maupun di luar KUHP, perlu adanya peninjauan kembali terhadap pelaksanaan eksekusi mati di Indonesia oleh para pembuat hukum dan pengambil kebijakan di negeri ini dan untuk para tim perumus RUU Narkotika dan Psikotropika (dimana Badan Narkotika Nasional adalah salah satu anggotanya), perlu mengkaji prosedur pelaksanaan pidana mati agar tidak terlalu lama jeda yang terjadi antara jatuhnya vonis dengan eksekusi.

Indonesia is one of the countries that still applies the death penalty. Whereas, until June 2008, more than half of the nations in the world have revoked capital punishment de jure as well as de facto. Amidst the global tendency of a moratorium, this practice is precisely becoming customary in Indonesia. At least in four subsequent years 9 convicted prisoners have been executed. The pro?s and con?s are increasingly becoming stronger, since it seems not in line with Indonesia?s commitment to follow the international agreement in the International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) and the International Covenant on Economic Social and Cultural Rights (ICESCR). The problems that arise are the reasons why there are some parties become pro or contra of the death penalty. This study is aimed to provide theoretical clarification on the pro?s and con?s of sanctions, in particular capital punishment, for accurate views and information in the field of prevention and eradication on drug abuse and illicit drug trafficking toward ASEAN Drug Free on 2015.
This reasearch applies the qualitative method with socio-yuridis approach, through document research and in depth interviews on informants from government and legal experts, community leader as well the convicts in order to understand their perceptions on the implementation of the death penalty on convicts of drug cases, and the constraints encountered viewed from the Human Rights perspective. The research is took place in Jakarta area on November 2008. The outcomes of this research conclude that: the existence of the pro?s and con?s to the death penalty in Indonesia is caused of the human rights issue, the existence of Human Rights Legislation, that is Law Number 39 of 1999 is clearly define the gap with the legislation that consist of the death penalty and the persistence to keep the death penalty in Narcotics and Psychotropics Laws in particular aimed to the producers and the traffickers.To minimize the controversy of the death penalty, this reasearch suggests that the formulator team of Criminal Law Legislation Draft and the formulator team of Human Rights Legislation Draft have to discuss and choose one of the three options, that is: (i) Indonesia still put the death penalty on its Criminal Law Legislation and Civil Law Legislation and being consistent on its xecution; (ii) Indonesia implement moratorium (de facto not apply) on the death penalty; or (iii) Indonesia implement abolition (eliminate) on the death penalty in all Laws and regulations both in Criminal Law and Civil Law, need to be reviewed the death penalty execution in Indonesia by the law maker, the policy maker and the formulator team of Narcotics and Psychotropics Legislation Draft (where Badan Narkotika Nasional is one of its members) in this country."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25470
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this study was to examine methadone maintenance program pilot project in Indonesia. With prospective cohort study design, one hundred one participants were recruited. Study was condected in two sites , the Drug Dependence Hospital (RSKO) Jakarta and Sanglah Hospital , Bali...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahessy Adistisa Irsan C
"Skripsi ini membahas mengenai pendapat pengguna berusia sekolah dasar di What's That? Mini Library mengenai rubrik Anak surat kabar Kompas. Sebagai anak usia sekolah dasar (7 - 11 tahun) yang sedang berada dalam masa operasional konkret dimana mereka dapat menyerap informasi dengan cepat, maka mereka harus diberikan bahan bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan tingkat intelektualitas dan emosional mereka.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain groundedtheory. Kategori-kategori data antara lain; Faktor anak suka membaca, pengalaman ke perpustakaan, tampilan fisik rubrik Anak Kompas, kesesuaian cerita serta pemahaman informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rubrik Anak Kompashadir sebagai salah satu bentuk bacaan yang dapat dinikmati oleh anak¬anak dimana rubrik ini menyajikan informasi untuk anak dengan kemasan yang sesuai untuk mereka.

This Thesis is about the opinions of What's That? Mini Library users who are in elementary school about rubrik Anak Kompas. As children in the operational concrete stage, where they are able to receive and accept information rapidly, they need to be served the right literature that is suitable for their intellectual and emotional level.
This research is a qualitative research using grounded theory as its design. The categories that arise from the data are: The factors why children like to read, experiences in visiting a library, design of rubrik Anak Kompas, suitability of information and also capability of understanding information.
The result is that rubric Anak Kompasis a literature suitable for children that provides information in an interesting and attractive way."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Humayoon Gardiwal
"Drug users in Indonesia are threatened by many health and social challenges of which HIV, HBV and HCV are dominant and hence the utilization of health services is vital for them. This study was aimed to determine the individual factors that influence the health service utilization among drug users in west Java (Bandung), Indonesia. We used secondary data from the National Drug Survey Indonesia 2008, with a sample size of 130 drug users. The individual determinant of health service utilization were studied in three categories, predisposing, enabling and need factors we found that living with parents, drug overdose, respiratory and miscellaneous symptoms were significantly associated with health service utilization. Those living with parents were more likely to use health services than those living with others. Those who had Digestive and Miscellaneous symptoms and did not experience drug overdose were also more likely to use health service utilization. We did not find any association among the predisposing factors and health service utilization among drug users."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T30834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nopi Susilawati
"ABSTRAK
Peningkatan kejadian HIV/AIDS diikuti oleh peningkatan TB-HIV di seluruh dunia.
Prevalensi penasun pada HIV di penjara sebesar 55,2%. TB merupakan infeksi
oportunistik paling besar dengan persentase 25-65%. TB adalah pembunuh kesatu
orang dengan HIV dengan persentase 30%-50%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan penasun dengan
kejadian koinfeksi TB-HIV dan kejadian mortalitas TB-HIV di Lapas.
Rancangan penelitian ini adalah kohort. Data yang digunakan adalah data skrining
TB-HIV tahun 2007-2011 dengan jumlah sampel 1416 warga binaan pemasyarakatan
(WBP). Data dianalisis menggunakan regresi logistik multinomial dan regresi cox.
Tingkat kematian pada penasun lebih tinggi baik pada subjek dengan TB maupun non
TB. Penasun berpeluang lebih tinggi terjadinya HIV (adjOR=75.8, 95% CI 27.2-
211.3), koinfeksi TB-HIV, (adjOR=39.1, 95% CI 11.5-132.8) dibandingkan non
penasun setelah dikontrol oleh variabel usia, status, lamanya penahanan, IMT dan
BCG. Sedangkan penasun tidak ada hubungan dengan kejadian TB
Pada seluruh subjek HIV, risiko kematian subjek dengan TB-HIV 7,6 (95% CI 1.25-
47.03) setelah dikontrol penasun, hepatitis B/C, terapi ARV, stadium, terapi OAT ,
CD4 dan usia. Pada subjek yang mengalami kematian pada masa penahanan , risiko
kematian subjek dengan TB-HIV 5,8 (95% CI 0.4-83.34) setelah dikontrol penasun,
hepatitis B/C, terapi ARV, terapi OAT , stadium, CD4 dan usia.
ABSTRACT
Increased incidence HIV/AIDS followed by an increase TB-HIV worldwide.
Prevalence of Injecting drug users (IDUs) among HIV in prison is 55,2%. TB
is the highest opportunistic infection in HIV infected people with percentage
25-65% . TB is the most killer among HIV with percentage 30%-50%.
The purpose of this study was to know a relationship between IDUs with TBHIV
co-infection incidence and mortality incidence of TB-HIV in prisons.
This research is a cohort study design. Data used in this research was screened
from TB-HIV population data on 2007-2011. The number of sample are 1416
prisoners.
The data was analyzed using multinomial logistic regression and Cox
Regression. IDUs has larger opportunities HIV rather than non IDUs
(adjOR=75.8, 95% CI 27.2-211.3) , TB-HIV co-infection (adjOR=39.1, 95%
CI 11.5-132.8) after controlled by age, marriage status, imprisonment time,
BMI and BCG immunization. IDUs no association with TB.
IDU mortality rate was higher in subjects with TB and non TB. All HIV
subjects, adjusted HR for TB-HIV were 7,6 (CI 95% 1.25-47.03) after
controlled by IDUs , hepatitis B/C, ARV therapy, OAT therapy, CD4, HIV
stage and age.
Mortality subjects imprisonment, adjusted HR for TB-HIV were 5,8 (CI 95%
1.25-47.03) after controlled by IDUs , hepatitis B/C, ARV therapy, OAT
therapy, CD4, HIV stage and age."
2013
T38423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>