Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan validasi kinerja spektrofotometer ultraviolet Shimadzu UVmini-1240V nomor seri A10934803808 menggunakan parasetamol standar dan tablet parasetamol. Validasi kinerja ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa instrumen tersebut memberikan hasil yang dapat dipercaya. Validasi kinerja dilakukan sesuai dengan International Conference of Harmonisation (ICH 2005) dan menggunakan prosedur baku penentuan parasetamol menurut WHO International Farmakopea 4thedition (2008), meliputi: perhitungan linieritas, sensitivitas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, dan akurasi. Sebelum tahapan validasi, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi terhadap instrumen tersebut. Berdasarkan hasil kalibrasi diperoleh kedataran garis dasar yang mendekati 0,000 dan akurasi panjang gelombang pada rentang 650 – 660nm berada pada 656,3nm, sedangkan untuk rentang 480 – 490nm berada pada 486,1nm. Hasil tersebut menyatakan bahwa instrumen mempunyai akurasi panjang gelombang yang cukup baik. Dari hasil pengujian validasi diperoleh linieritas sebesar 0,9990 dengan limit deteksi dan limit kuantitasi masing-masing sebesar 0,47 ppm dan 1,43 ppm. Sensitivitas dari alat ini sebesar 0,0655. Presisi yang diperoleh berdasarkan pada keterterimaan nilai RSD yaitu 0,81% untuk parasetamol standar dan 0,05% untuk tablet parasetamol. Akurasi masing-masing berada pada rentang 100,36-102,93% untuk standar parasetamol, dan 99,35-99,78% untuk tablet parasetamol. Hasil tersebut menyatakan bahwa kedua sampel berada pada rentang yang diperbolehkan. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa spektrofotometer ultraviolet Shimadzu UVmini-1240V dengan nomor seri A10934803808 sudah tervalidasi dengan baik melalui penentuan parasetamol."
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas, Michael J.K.
London: John Wiley & Sons, 1996
543.5 THO u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sommer, L. (Lumir)
Amsterdam : Elsevier, 1989
543.55 SOM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Subchansyah
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi penerapan foto detektor ultraviolet UV di bidang biologi adalah deteksi biological agents dan germicidial yang efektif penerapannya pada panjang gelombang 254 nm. Perancangan foto detektor ultraviolet didasarkan pada kemampuan divais tersebut bekerja secara efektif pada panjang gelombang 254 nm. Pemilihan material yang dipilih adalah material semikonduktor kelompok nitrida III-V khususnya material dengan band gap yang lebar, yaitu AlN dan GaN yang dipadukan dengan struktur campuran alloys AlGaN sebagai active layer dengan komposisi Al0.62Ga0.38N/AlN/GaN. Komposisi tersebut kemudian disimulasikan dengan software simulasi ATLAS Silvaco TCAD. Peak spectral response terjadi pada panjang gelombang 257 nm sampai dengan 260 nm, nilai dark current yang dihasilkan sangat kecil, yaitu dibawah 0,25 x 10-40 A pada catu 1,82 V dan photocurrent pada peak spectral response sebesar 1.08 x 10-8 A dengan arus katoda sebesar 2,04 x 10-9 A dan panjang gelombang 257 nm. Dengan nilai dark current yang dihasilkan dibawah 0,25 x 10-40 A, quantum efficiency 55 dan responsivity 0,117 A/W memungkinkan divais bekerja dengan kinerja yang tinggi.

ABSTRACT
One of application of the ultraviolet photo detector application UV PD in the biology is the detection of biological agents and germicidial. That is effectiveimplementation at a wavelength of 254 nm. Designing ultraviolet photo detectorsare based on the device 39 s ability to work effectively at a wavelength of 254 nm.Selection of the preferred material is group III V nitride semiconductor material,especially with a width band gap, ie AIN and GaN combined with the AlGaN asactive layer with a composition Al0.62Ga0.38N AlN GaN. The composition isthen simulated with ATLAS Silvaco TCAD simulation software. Device can workswith a peak spectral response of 257 nm until 260 nm, maximal of dark currentvalue is 0.25 x 10 40 A at bias 1.82 V, photocurrent at peak spectral response of1.08 x 10 8 A with a cathode current of 2.04 x 10 9 A and a wavelength of 257 nm,quantum efficiency is 55 and responsivity 0.117 A W. This result allows thedevice to work with high performance."
2017
T47934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Reston
"Bahaya radiasi Ultraviolet-B di tempat kerja yang dihasilkan oleh proses pengelasan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada pekerja PT. Jaya Asiatic Shipayrd Indonesia ? Batam, yang mana dalam proses produksinya melakukan proses pengelasan dalam penyambungan logam mempunyai potensi untuk terjadinya kelelahan mata pekerja las.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi peningkatan keluhan kelelahan mata sebagai akibat pajanan radiasi Ultraviolet-B pada pekerja las di workshop Hull perusahaan. Faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata yang diteliti adalah tingkat radiasi Ultraviolet-B, serta beberapa faktor yang berkaitan dengan individu yaitu umur, lama paparan dan pemakaian Alat Pelindung Diri.
Penelitian ini dilakukan dengan disain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dan akurat melukiskan gejala-gejala kelelahan mata pada kelompok atau individu pekerja las. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat radiasi Ultraviolet-B memapar pekerja las, serta mendapatkan data umur, lama paparan, dan pemakaian Alat Pelindung Diri melalui kuesioner.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 90% pekerja las di workshop Hull mengalami keluhan kelelahan mata. Setelah dilakukan analisis data, ternyata keseluruhan pekerja las terpapar dengan tingkat radiasi yang dihasilkan oleh proses pengelasan yang melebihi nilai ambang batas. Analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan kelelahan mata pekerja ternyata tidak terlihat adanya hubungan.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengukuran radiasi Ultraviolet-B di workshop Hull melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan PERMENAKERTRANS No. PER.13/MEN/X/2012. Bagi peneliti lain yang ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan kelelahan mata pekerja las, perlu mempertimbangkan adanya populasi kontrol.

Ultraviolet-B radiation hazards in the workplace is a factor that caused of health effect and occupational disease on the workers of PT. Jaya Asiatic Shipayrd Indonesia - Batam, where in the process of their production conducting welding to connect metal, has the potential for eye fatigue of the welders.
This study aims to determine whether there is an increase in eye fatigue complaints as a result of UV-B radiation exposure to welder in Hull Workshop. Factor associated with complaints of eye fatigue studied is Ultraviolet-B radiation levels, as well as a number of factors relating to the individual, namely age, duration of exposure, and usage of Personal Protective Equipment.
The research was done by analytical descriptive design with cross sectional approach to find the facts to the proper interpretation and accurately describe the symptoms of eye fatigue on the individual or group of welder. Data collection was performed by measuring the levels of UV-B radiation exposed welders, as well as getting the data on age, duration of exposure and the use of Personal Protective Equipment through questionnaires.
The survey results revealed that 90% of workers in the Hull welding workshop complaint of eye fatigue. After analyzing the data, it turns out that the whole welders were exposed to radiation levels generated by the welding process that exceeds a threshold limit value. Analysis of the relationship between the factors that affect workers' complaints eyes fatigue was not visible.
From this study it can be concluded that the measurement of UV-B radiation in Hull workshop exceeds the threshold limit value allowed by PERMENAKERTRANS No. PER.13/MEN/X/2012. For other researchers who want to look at the factors that affect welders complaints eye fatigue, needs to consider the control population.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T40854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Lesmana
"ABSTRAK
Pekerjaan pengelasan memiliki berbagai bahaya yang kompleks, termasuk
bahaya sinar ultraviolet B. Dampak bahaya adalah Merusak mata dan kulit
pada tubuh pekerja, (Winiarto et al. 2013). Menurut American Welding
Society, efek akut dari paparan ultraviolet (UV) cahaya meliputi
photokeratitis. Penelitian ini pada 52 Operator las bengkel resmi di
sepanjang Jalan Raya Setu Bantar Gebang, Mustika Jaya Kota Bekasi,
menemukan 39 operator dengan kasus photokeratitis (75% dari populasi).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda survei dan data
dikumpulkan secara cross sectional. Survei dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, observasi dan wawancara serta pemeriksaan visual yang
dilakukan seorang dokter untuk mengetahui responden mengalami
photokeratitis. Pengukuran radiasi menggunakan UV Light Meter UV-B
dilakukan untuk mengetahui tingkat sinar UV-B yang memajan operator
pengelasan. Salah satu faktor yang kuat terkait dengan kasus ini intensitas
tinggi UV-B radiasi dengan rata-rata 99,2 μW/cm2. Faktor-faktor lain
seperti umur, tahun bekerja, waktu paparan dan jarak ke sumber pengelasan
telah menunjukkan hubungan yang signifikan juga, namun penggunaan
APD tidak memiliki hubungan yang signifikan untuk kasus photokeratitis

ABSTRACT
Welding work has a complex variety of hazards, including the dangers of
ultraviolet rays B. Impact of danger is damaging to eyes and skin on the
body of workers, (Winiarto et al. 2013). According to the American
Welding Society, the acute effects of exposure to ultraviolet (UV) light
covers photokeratitis. This research on welding operator 52 authorized
workshops along Jalan Raya Setu Bantar Gebang, Mustika Jaya Bekasi,
found the 39 carriers with photokeratitis cases (75% of the population). This
research was conducted using the method of survey and data collected by
cross sectional. The survey was conducted using questionnaires, observation
and interviews and conducted a visual inspection to determine the
respondent experienced photokeratitis. UV radiation measurements using
UV-B Light Meter conducted to determine the level of UV-B rays which
exposes the welding operator. One factor that is strongly linked to the case
of high-intensity UV-B radiation with an average of 99.2 μW / cm2. Other
factors such as age, years of work, the exposure time and distance to the
source of welding have shown a significant relationship as well, but the use
of PPE does not have a significant relationship to the case photokeratitis"
2016
T46380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Valonda S.
"Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang efektif dalam menurunkan kadar total coliform dengan menggunakan sinar ultraviolet pada air limbah terolah di outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas X Jakarta Tahun 2022.  
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi eksperimen. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 64 sampel air limbah terolah pada outlet di Instalasi Pengolahan Air Limbah Puksesmas X Jakarta. Data kadar total coliform didapatkan dari hasil pemeriksaaan sampel di laboratorium terakreditasi. Sinar ultraviolet menggunakan lampu TL UVC merk Philips dengan daya  15 watt. 
Hasil  Berdasarkan rata-rata persentase penurunan kadar Total Coliform pada sampel setelah mendapatkan perlakuan dengan sinar ultarviolet setelah 2 menit sebesar 10%,  setelah 4 menit sebesar 21,25%, setelah 6 menit sebesar 26,75%, setelah 8 menit sebesar 42,5%, setelah 10 menit sebesar 58,75%. Persentase penurunan total coliform setelah 10 menit penyinaran memiliki efektifitas yang paling tinggi. Dari uji korelasi diketahui bahwa ada hubungan yang kuat antara lama penyinaran ultraviolet dengan penurunan total Coliform.

Background This study aims to determine the effective time to reduce total coliform levels by using ultraviolet light in treated wastewater at the outlet of the Wastewater Treatment Plant of Health Center X in Jakarta in 2022.
Methods This research uses quantitative research methods with an experimental study design. The number of samples in this study were 64 samples of treated wastewater at the outlets of the Wastewater Treatment Plant of Public Health Center X Jakarta. Data on total coliform levels were obtained from the results of examination of samples in an accredited laboratory. Ultraviolet light using Philips brand TL UVC lamp with 15 watts of power.
Results Based on the average percentage decrease in Total Coliform levels in the sample after receiving treatment with ultraviolet light after 2 minutes by 10%, after 4 minutes by 21.25%, after 6 minutes by 26.75%, after 8 minutes by 42.5 %, after 10 minutes of 58.75%. The percentage of total coliform decrease after 10 minutes of irradiation had the highest effectiveness. From the correlation test, it is known that there is a strong relationship between the duration of ultraviolet irradiation and the decrease in total Coliform.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girang Irawan
"Permasalahan energi, ekologi dan Iingkungan membuka peluang dalam inovasi dan pengembangan teknik terbaru pengeringan tinta. Teknik tersebut adalah radiation cur- ing yang sudah banyak diaplikasikan dalam industri pelapisan dan tinta, menggunakan radiasi ultraviolet (UV) atau electron beam (EB). Konsep dasar pengembangan teknologi radiation curing adalah tidak. digunakannya pelarut organik, sehingga mengurangi polusi udara, mengurangi resiko terhadap kesehatan dan penghematan energi. Percobaan pembuatan tinta sablon untuk iradiasi ultra-violet pada permukaan plastik polietilen tereftalat (PET) telah dilakukan dengan menggunakan prapolirner epoksi akrilat (Laromer EA 81) dan poliester akrilat (Laromer PE 46) yang digabungkan dengan monomer tripropilen glikol diakrilat (TPGDA) dan heksanadiol diakrilat (HDDA). Untuk pewarnaan merah digunakan lithol rubine dan CaCO3, dan ditambahkan pula zat aktif permukaan serta fotoinisiator. Formula diaplikasikan pada PET dengan menggunakan monyl silk screen berukuran gasa T 120, kemudian diradiasi dengan lampu UV tunggal 80 watt/cm tipe CK 1300 pada kecepatan konveyor 5 meter/menit.
Hasil yang diperoleh diuji karakteristiknya meliputi kekerasan, ketahanan kikis, adesi, ketahanan terhadap pelarut dan bahan kimia lainnya, serta ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karakteristik lapisan tinta iradiasi UV diwakili formula G (epoksi akrilat 32%, poliester alcrilat 7,5%, TPGDA31,1%, HDDA7,5%, lithoirubine 5%, CaCO310%, Tween20 2%, silicon oil 1%, Darocure 1173 3,9%) memiliki ketahanan kikis 5,1 mg, adesi 60%, kilap 55%, ketahanan terhadap pelarut metil etil keton (MEK) >100 gosokan, sedangkan lapisan tinta sablon biasa (solvent base) memililci ketahanan kilds 15,4 mg, adesi 98%, kilap 46,3%, ketahanan terhadap MEK satu kali gosokan. Dengan demikian tinta sablon iradiasi UV memiliki sifat yang lebih baik dari tinta sablon biasa untuk ketahanan kilds, kilap dan ketahanan terhadap MEK, namun sifat adesi dari tinta sablon iradiasi UV kurang baik dibandingkan tinta sablon biasa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Dita Agretta
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu pengekspor hasil ikan terbesar di Asia. Namun
belakangan ini timbul masalah yang menjadi tantangan ekspor komoditi udang
Indonesia yaitu adanya dugaan bakteri patogen yang terkandung di dalam udang. Dari
hasil pegujian BPPMHP 1997 dari kombinasi ikan nila dan udang positif mengandung
Salmonella. Salmonela typhimurium sangat berbahaya bagi tubuh manusia selain dapat
menyebabkan penyakit tipus, bakteri ini juga dapat menyebabkan kematian. Pada
penelitian ini penulis mencoba meneliti cara untuk mengolah air. Air yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah air danau UI. Penyinaran dengan
menggunakan sinar Ultraviolet (UV) dan sinar Infrared (IR) adalah proses utama
dalam proses pengolahan air yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas kinerja sinar Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dalam
pengolahan air untuk membunuh bakteri Salmonella thypimurium. Parameter yang
diukur adalah jumlah kandungan mikroorganisme yang ada dalam air. Dalam
penelitian ini dilakukan 3 variasi laju alir yaitu: 6,55mL/s; 7,98 mL/s; dan 9,13mL/s
dengan penyinaran sinar UV, IR serta konfigurasi sinar UV dan IR.
Dari hasil penelitian untuk masing-masing laju alir diperoleh hasil mikroorganisme
yang ada dalam air danau akan mengalami penurunan pada laju alir 6,55mL/s dan akan
mengalami kenaikan pada laju alir 7,93 mL/s. Hal ini menunjukkan bahwa pad laju alir
yang kecil mikroorganisme cendrungan akan mudah dibunuh dengan penyinaran UV,
IR atau konfigurasi UV dan IR. Dari hasil perbandingan proses pengolahan air yang
digunakan, diperoleh bahwa konfigurasi sinar Ultraviolet (UV) dan sinar Infrared (IR)
memiliki Efektivitas yang paling baik jika dibandingkan dengan menggunakan
penyinaran sinar Ultraviolet dan sinar Infrared (IR) tanpa konfigurasi. Jumlah bakteri
setelah dilakukan proses penyinaran dengan konfigurasi UV dan IR
8,8 x 106; 1,0 x 105; 1,2 x 107 dan 4,5 x 106."
2007
S49718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarti Muliawan
"Latar belakang: Pajanan MEK dan sinar Ultraviolet dibagian Cementing (pengeleman) dapat mengganggu kesebatan, khususnya kesehatan mata pekelja. Jumlab kasus Konjungtivitis di klinik perusabaan yang selalu masuk !islam sepulub penyakit tetbanyak, sangat meumlk unlak diteliti lebih jauh, apakab kasus konjungtivitis yang terjadi di Perusahaan P sebagai akibat pekerjaan atau bukan sebagai akibat pekerjaan.
Merode: Menggunaken metude studi pre dan post, dimana dilakukan intervensi dengan menggunakan chemical goggles. Semua pekerja dibagian Cementing (pengeleman) sejumlan 44 orang yang terpajan uap MEK drul sinar Ultraviolet diikutsertakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner dan informed oleh pekelja dan pemeriksan fisik dan status kesehatan mata oleh dokter pemeriksa (bukan peneliti). Pada analisis data dinilai apakeh goggles dapat menurunkan jumlab kasus Konjungtivitis AkibatKerja.
Hasil: Jumlab kasus Konjungtivitis Akibat Kerja sebelum penmkaian goggles 59.1% drul pada saat pentakaian goggles 56.8%. Penggonaan goggles pada penelitian ini menjadi kurang efektif disebabkan ketidakdisiplinan responden (68.2%) melepaskan goggles pada waktu bekerja. Ketidakdisiplinan disebabkan karena tingkat pendidikan responden terbesar tarnat SD-SMP sehingga kesadaran akan kesebatan kurang dan juga ketidaknyamanan (70.4%) sehingga responden sering melepaskan gogglesnya. Ketidaknyamanan didnkung dengan suhu lingkangan yang tinggi. Secara statistik tidak ditemukan hubungan yang barmakua (p> 0.05) antam faktor resiko untuk variabel umur, masa kerja, tinggl mata saat duduk, pendidikan dan kesehatan mata ( tes Schirmer) dengan terjadinya Konjungtivitis akibat kerja. Dari analisis uji Me Nemar diperoleb basil dimana tidak ada perbedaan jumlah kasus konjungtivitis sebalum dan setelab penggonaan chemical goggles pada peke!ja yang terpajan uap Metil Etil Keton drul sinar Ultraviolet.
Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan jumlab kesus konjungtivitis akibat kelja sebelum dan setelab penggunaan chemical goggles pada peke!ja yang terpajan palarut organik Metil Etil Keton dan sinar Ultraviolet dikarenakan ketidakdisiplinan di lingkungan kerja yang panas.

Background: exposure to MEK and UV mys at cementing division may cause various health problem, especially to the eyes of workers. It is very interesting subject to be studied that the incidence of conjunctivitis in company clinic always be among the most top ten diseases. Have the conjunctivitis occurred because of their job or not?
Methods: study was conducted by pre and post design in which post study, respondents were interfered by using chemical goggle. Forty four workers who exposed to MEK and UV miss at cementing division plant 5 were included in tills study. Data was collected by interviewing, questionnaire, physical examination and eyes examination. Analyses of the data had done to assess whether the goggle could reduce the incident of occupation.al conjunctivitis.
Results: Not having worn the goggle, the incidence of conjunctivitis among respondents was 59.1 %. Having worn the goggle the incidence of conjunctivitis among respondents was 56.&%. One of the reason was that respondents had not been discipline to wear the goggle. It was happened because most of respondents had have low educational level (elementary and junior high school) that influence to their health awareness. Respondents were also often to release the goggles {70.4%) because the use of goggles had been not convenient. That inconvenient could be result in the temperature so it is necessary to improve working environment. There was no significant relationship (p> 0.05) between risk factors for the variable of age, length of work, height level of the eyes when sitting, education level and health condition of the eyes (shimmer test) with occupational conjunctivitis. Using Me Nemar 1est obtained that there was no significant differences between pre and post the use of chemical goggle on workers who exposed to MEK and UV rays.
Conclusions: This study couldn't prove the hypothesis that there had been differences on incideoce of occupational conjunctivitis between pre and post the use of chemical goggle on workers who had exposed to MEK and UV rays."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>