Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supariyo
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arian Nurahman
"Indonesia saat ini memiliki 2 (dua) FIR (flight information region) yaitu Jakarta dan Ujung Pandang. FIR berfungsi sebagai pusat data dan pelayanan penerbangan yang bertugas untuk dikirim dan diedarkan kepada unit unit ATS (air traffic service) terkait. Kedua FIR ini harus memiliki kemampuan yang setara dalam hal pelayanan yang diberikan baik secara fasilitas dan operasional sesuai standar ICAO.
Pembaharuan FIR Jakarta diimplementasikan pada tahun 2012. Sementara pembaharuan FIR Ujung Pandang terakhir kali dilakukan pada tahun 2005. Karena perbedaan pelayanan dan fasilitas tidak setara dengan FIR Jakarta dimana beberapa perangkat FIR Ujung Pandang menjadi tidak memenuhi standar ICAO. Untuk itu pembaharuan fasilitas perlu dilakukan dalam rangka penyetaraan FIR Ujung Pandang Terkait dengan penyetaraan fasilitas komunikasi penerbangan FIR Ujung Pandang, ada dua pilihan pembaharuan yaitu penggantian bertahap atau penggantian keseluruhan. Penentuan penggantian ditetapkan menggunakan metode tekno ekonomi.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, pilihan penggantian bertahap lebih ekonomis dibandingkan dengan pilihan penggantian keseluruhan. Penggantian keseluruhan dapat menjadi opsi yang dapat diterima apabila nilai investasi (CAPEX) dan biaya operasional (OPEX) dapat diturunkan sehingga nilai keekonomiannya dapat mengungguli nilai keekonomian dari opsi penggantian bertahap. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30973
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Abdullah
"Anal sex is the most risky sex intercourse for transmitting HIV infection. Due to fragile anal mucous-membrane (as compared to vaginal mucous-membrane), the receptive anal intercourse would give a higher probability for passing the virus to the blood circulation. To prevent this transmission, the condom use is a must. This study was conducted for the purposes of identifying factors related to condom use during anal sex among gays in Denpasar dan Ujung Pandang, in 2002.
This cross-sectional study used a secondary data borrowed from BSS (Behavioral Sentinel Surveillance) done in Denpasar dan Ujung Pandang, in 2002, by Health Research Center, the University of Indonesia and HIV/AIDS Prevention and Control Project. The study population was gay community committing anal sex and residing in Denpasar dan Ujung Pandang during the past 1 year in the year of 2002. The total sample collected was 155 individuals; 82 from Denpasar (52.9%) and 73 from Ujung Pandang (47, 1%).
The study result showed that the proportion of gay that did not always use condom during intercourse was 87.1%. Based on multivariate analysis, it was found that the gays lacking of HIV knowledge had a probability to avoid using condom 10.8 times higher than knowledgeable gays (95% CI: 1.4-83.2). Gays who like each other were 5.8 times at higher possibility to avoid condom as compared to gays doing sex for money (95% CI: 2.1-15.6). Other variables in the study, i.e. age, education, occupation, marital status, number of sex partners, relationship status, STD's history, source of HIV information, were not found to be associated with condom use.
It is recommended to develop health promotion concerning STDs, HIV/AIDS and the importance of condom use for prevention among gays, through peer group education (supported by leaflet, booklet and interactive media). It is also important to develop cooperation with potential partners, like gay community, NGOs, massage parlors to do continue promotion and small group discussion about HIV/AIDS, how to use condom and lubricants correctly in the gathering places. For HIV researchers, a qualitative study would be useful to conduct in order to understand more deeply factors influencing the condom use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kadir Al Asirie
"ABSTRAK
Angkutan umum yang merupakan salah satu sarana vital yang digunakan oleh masyarakat kota. Khusus untuk masyarakat Kotamadya Ujung Pandang yang sarana angkutan umumnya masih dilayani oleh mikrolet (pete-pete) yang daya angkutnya antara 10-12 penumpang sudah tidak sesuai lagi untuk saat ini digunakan pada koridor jalan utama.
Untuk maksud tersebut maka tujuan utama dari karya tulis ini adalah untuk mencari solusi pemecahannya dengan jalan mencari suatu metode untuk menentukan rute pada koridor jalan utama dengan angkutan umum massal.
Metode yang digunakan dalam menentukan rute angkutan umum adalah dengan menggunakan program EM/VI /2 untuk menghitung traffic assignment."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kausar Bailusy
"Rekruitmen adalah proses mencari anggota yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang bersifat politik dan lembaga yang bersifat non politik. Usaha memperoleh anggota oleh organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau pola. Cara atau pola yang digunakan oleh organisasi atau lembaga selalu berdasarkan pada orientasi organisasi/ lembaga bersangkutan. Oleh karena itu jika sebuah organisasi/ lembaga berorientasi pada politik, maka usaha untuk mencari anggota selalu didasarkan pada kepentingan politik organisasi/ lembaga dan usaha itu disebut rekruitmen politik.
Rekruitmen politik adalah proses mencari anggota organisasi yang berbakat oleh organisasi politik / lembaga politik untuk dijadikan pengurus organisasi politik atau dicalonkan oleh organisasi sebagai anggota legislatif atau eksekutif baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Rekruitmen politik merupakan usaha yang dilakukan oleh organisasi politik/ lembaga politik untuk mengembangkan organisasi politik. Dalam mengembangkan organisasi politik, maka organisasi politik merekruit sejumlah anggota masyarakat yang berbakat dibidang politik untuk dijadikan anggota organisasi politik. Organisasi politik melakukan rekruitmen pengurus untuk kepentingan regenerasi pengurus, pemekaran pengurus atau pergantian pengurus. Pada sisi lain organisasi politik memilih sejumlah anggota organisasi dan pengurus organisasi untuk dicalonkan sebagai anggota lembaga legislatif atau anggota lembaga eksekutif baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Usaha organisasi politik dalam merekruit anggota organisasi menjadi anggota legislatif, dan eksekutif pada umumnya dilakukan melalui kaderisasi dan pencalonan.
Kaderisasi adalah cara merekruit anggota masyarakat melalui jaringan latihan atau pendidikan tertentu yang dilakukan oleh departemen pemerintah, instansi swasta, organisasi politik maupun organisasi kemasyarakatan. Menurut Andre Layo Ala, melalui kaderisasi diajarkan berbagai macam nilai politik yang hidup dan berlaku dalam sistim politikl'. Maksud kaderisasi itu adalah untuk menyambung kelangsungan hidup suatu organisasi/ lembaga, sehingga individu?individu yang direkruit sesuai dengan kepentingan organisasi / lembaga, oleh karena itu pengkaderan anggota - anggota dimaksud sebagai persiapan untuk dijadikan calon sesuai dengan tujuan organisasi/ lembaga.
Pencalonan adalah suatu proses dimana seorang dicalonkan untuk menduduki jabatan politik dan pemerintahan dan namanya dicantumkan dalam daftar calon sebagai seorang calon2 . Pencalonan dalam pengertian ini dilakukan .oleh organisasi politik melalui rapat - rapat pengurus organisasi untuk menentukan calon itu menjadi anggota organisasi/ lembaga, menjadi pengurus organisasi / lembaga, menjadi anggota badan legislatif atau anggota badan eksekutif?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan M. Thaha
"Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, yang menciptakan komitmen masyarakat khususnya para kaum lbu dalam mengembangkan kesejahateraan keluarga terutama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan Posyandu memerlukan partisipasi masyarakat terutama partisipasi dari Ibu Balita untuk memanfaatkan semaksimal mungkin sarana yang telah tersedia. Namun pada kenyataannya, cakupan kegiatan Posyandu sebagai cermin partisipasi Ibu Balita belum mencapai target sasaran seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor yang diduga sebelumnya berhubungan dengan praktek penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang. Jenis penelitian adalah Survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Cara pengambilan sampel menggunakan tehnik Multi Stage Cluster Random Sampling.
Dari 7 faktor yang diteliti sebagai variabel bebas hanya 5 faktor yang dinyatakan berbeda bermakna (p<0.05 ) secara statistik yaitu faktor pengetahuan, sikap, kemauan, pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas dengan derajat keeratan hubungan (phi) yang sangat kuat. Sedangkan 2 variabel lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap praktek sebagai variabel terikat. Disamping itu, ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap dan kemauan serta sikap dengan kemauan, yang menyebabkan terjadnya kolinearitas berganda.
Setelah dilakukan uji regressi berganda, faktor kemauan, faktor pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas ternyata mampu menerargkan variasi perubahan pada praktek serta mampu untuk mempengaruhi kemungkinan peningkatan pada praktek.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 5 variabel yang berhubungan bermakna dengan praktek penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita yaitu pengetahuan, sikap, kemauan, pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas. Untuk itu disarankan agar dalam kebijaksanaan program penyuluhan lebih difokuskan pada pada upaya menggugah kemauan Ibu-Ibu Balita dalam menggunakan Posyandu, kemudian jaringan penyuluhan diperluas pada kaum laki-laki sebagai penentu kebijaksanaan dalam keluarga. Dan berhubungan dengan kesiapan Posyandu maka disarankan pula agar usaha meningkatkan kualitas petugas menjadi sasaran dari program pembinaan Posyandu.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lanjut terhadap seberapa jauh faktor-faktor yang berada diluar individu mempengaruhi tingkat penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Idaman
"Penelitian mengenai Eskalasi Hubungan Pertemanan
Antara Etnis Cina dan Etnis Bugis/Makassar. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
bagaimana eskalasi hubungan yang terjadi. Serta
mengungkap berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya
hubungan pertemanan antar mereka.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
yang dikenal dengan penetrasi sosial (Altman dan Taylor,
1973). Teori ini terdiri dari empat tahapan pengembangan
hubungan yaitu; tahap orientasi menuju ke tahap
penjajakan afektif, tahap pertukaran afektif dan tahapan
pertukaran stabil.
Hubungan pertemanan yang terjadi di antara mereka,
pada tahap orientasi, beberapa pasangan mengalami
hambatan, karena masih terdapat prejudis yang
mempengaruhi mereka. Juga pengalaman lingkungan mereka
tidak mendukung sehingga memerlukan waktu untuk
menjadi akrab (stabil).
Tahap penjajakan afektif dan pertukaran afektif,
hubungan mulai bergerak ke tahap yang lebih akrab untuk
mengungkapkan topik-topik tertentu yang terpilih dan
memusatkan perasaan pada tingkat yang lebih akrab
(Budyatna,1993)
Tahap akhir dari pembentukan hubungan adalah
pertukaran stabil, hubungan pada tahap ini menekankan
keterbukaan, dukungan, empaty, rasa positif dan
kesetaraan (Devito, 1995). Kemudian ditandai oleh
derajat keakraban yang tinggi para partisipan berhak
untuk memprediksi prilaku pasangannya dan memberikan
respon (Budyatna,1973).
Pada teori pertukaran sosial, bila estimasi tentang
hasil dari hubungan antarpribadi terbentuk selama proses
pembentukan, dan, pengembangan membuat hubungan tersebut
menyenangkan maka akan terbentuk hubungan menjadi akrab
dan stabil. Ketika hubungan pertemanan tersebut menjadi
akrab. Perhitungan imbalan (reward) dan biaya (cost)
bukan lagi hal dipertentangkan.
Strategi informasi oleh (Berger dan Calabrace,
1975) menawarkan strategi pasif, aktif dan interaktif,
digunakan oleh masing-masing pasangan untuk memperoleh
data-data diri dari setiap pasangan.
Untuk menyelesaikan konflik, digunakan negosiasi dan
klarifikasi (Wilmot dan Hocker). Konflik di dalam hubungan antarpribadi adalah suatu yang normal, bahkan
memperlancar pertumbuhan antarpribadi (Altman dan Taylor,
1973). Konflik terjadi terutama mengenai masalah
kesalahpahaman, perbedaan sikap, perbedaan pendapat salah
dalam mempersepsikan perilaku pasangan, namun dapat
diselesaikan dengan baik (konstruktif), kecuali bila
menyangkut prinsip/ harga diri.
Penelitian yang menggunakan, persfektif interaksi
simbolik, merupakan penelitian kwalitatif (non-
positivistik interpretatif) dimana pendekatan
kepada latarbelakang kehidupan indnvidu secara holistik
(utuh). Metode kualitatif menggunakan data yang bersifat
deskriptif, dikumpulkan dari hasil pengamatan dan
wawancara secara mendalam."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lampe, Munsi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifal
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai modernisasi dan ekonomi masyarakat nelayan, yang menempatkan ruang spasial di Kampung Gusung Distrik Ujung Tanah Kotamadya Ujung Pandang. Masa temporal yang diambil adalah antara tahun 1954 sampai 1998, dengan pertimbangan bahwa pada masa itu terjadi perkembangan ekonomi nelayan akibat adanya modernisasi. Secara umum, nelayan dipandang sebagai kelompok masyarakat yang miskin dan termarjinalkan. Dari segi ekonomi, masyarakat nelayan sebagian besar belum berorientasi pasar profil oriented yang digolongkan masih bersifat subsiten. Namun, gejala seperti ini tidak nampak pada masyarakat nelayan di Kampung Gusung, kehidupan nelayan lebih menujukkan ekonomi yang komersial. Atas kerjasama para local enterpreneurs dengan investor asal Jepang melalui perusahan perikanan PT. Sendid dan PT. Bonecom, hasil tangkapan nelayan berupa udang dan telur ikan terbang mengalami surplus, lalu sebagian besar di ekspor ke Jepang. Pada era ini, hampir semua masyarakat nelayan yang terlibat dalam usaha tersebut memiliki beberapa buah ldquo;ringgit emas rdquo; yang dalam tradisi masyarakat Bugis-Makassar, emas dilambangkan kesuksesan. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Kampung Gusung. Sebelum adanya modernisasi, kehidupan nelayan telah menujukkan ekonomi yang komersial dengan wilayah pemasaran dan perdagangan ke Surabaya, Jakarta, Manado, Ambon, Lombok. Setelah adanya modernisasi, wilayah pemasaran lebih luas lagi, sampai ke Jepang. Dengan adanya etos kerja dan budaya gotong royong assiajingeng yang diaktualisasikan dalam hubungan Punggawa-Sawi menjadikan masyarakat nelayan Kampung Gusung lebih maju dibandingkan sebagian besar nelayan yang ada di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the modernization and economy of fishermen community. The spatial research area was located in Kampung Gusung Ujung Tanah District Ujung Pandang City. Temporal period taken was between 1954 to 1998, with the consideration that there was economic development of fishermen at that time due to the modernization. In general, fishermen are viewed as a poor and marginalized community. From an economic point of view, the fishermen community is largely not market oriented profit oriented yet, which is still classified as subsistence. However, this phenomenon did not appear to the fishermen community in Kampung Gusung, the fishermen rsquo s life showed more toward the commercial economy. On the cooperation of local enterpreneurs with investors from Japan through fishery companies such as PT. Sendid and PT. Bonecom, the catch of fishermen in the form of shrimp and flying fish eggs had surplus, then most of them were exported to Japan. In this era, almost all fishermen communities involved in the business had some gold ringgit , which in the Bugis Makassar society tradition, gold symbolizes success. This study provides an overview of the economic life of the fishermen of Kampung Gusung. Prior to modernization, fishermen 39 s life had shown a commercial economy with marketing and trade areas to Surabaya, Jakarta, Manado, Ambon, and Lombok. After the modernization, the marketing area was wider, reaching to Japan. The work ethic and gotong royong culture assiajingeng , which was actualized in Punggawa Sawi relationship, made the fishermen community of Kampung Gusung more advanced than most fishermen in Indonesia."
2017
T48867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yunus
"Suatu keberhasilan organisasi ditentukan oleh pelayanan yang diberikan kepada pelanggan/masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan tersebut. Oleh sebab itu adalah menarik untuk melakukan penelitian tentang segi pelayanan khususnya organisasi publik. Dalam hal ini judul yang dikedepankan yakni Pelayanan Kebersihan Oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang.
Penelitian ini berupaya mengkaji mengenai 1). Sejauh mana upaya pelayanan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang. 2). Bagaimana aspek-aspek pelayanan kebersihan dilaksanakan Dinas Kebersihan Dati II Ujung Pandang dalam memberikan pelayanannya. 3). Kendala-kendala apa yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan dalam memberikan pelayanan.
Ada berbagai faktor penentu pelayanan Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang yakni: 1). Kebijaksanaan Pelayanan Kebersihan, 2). Sumber Dana/keuangan, 3). Sarana/Parasarana, 4). Sumberdaya Manusia, 5). Partisipasi Masyarakat. Dalam hal kebijaksanaan Pemerintah Kotamadya Ujung Pandang berpedoman sekurang-kurangnya 12 (dua belas) suprastruktur yang pada intinya saling melengkapi. Keduabelas peraturan dimaksud mengatur mengenai hak yang harus dinikmati pelanggan dalam pemberian pelayanan oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Dati II Ujung Pandang. Selain itu pelanggan mempunyai kewajiban antara lain pembayaran retribusi yang berkisar paling rendah Rp 100 dan tertinggi Rp. 22.500/bulan.
Dalam mengaplikasikan peraturan-peraturan yang ada pemerintah menetapkan konsep Teduh Bersinar yang berbasis pada pendekatan sosial budaya, sosial politik, dan sosial ekonomi. Sedangkan mengenai sumber dana keuangan Dinas Kebersihan dalam pemberian pelayanan didasarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II, lnpres Dati II, Bantuan Proyek Dinas Kebersihan (SLAP IBRD, SPABP) dan penerimaan retribusi yang pada intinya dirasakan masih belum mencukupi. Selain itu jasa pelayanan Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang terlihat dari sarana/prasarana yang di gunakan. Sarana/prasarana yang digunakan belum sepenuhnya memadai terutama masih ditemukan peralatan yang rusak atau sudah selesai umur teknisnya, tetapi sampai saat ini belum diadakan pergantian.
Pelayanan Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang belum sepenuhnya optimal terutama unsur pekerja mekanik yang relatif kecil, sementara itu mereka sangat dibutuhkan guna peralatan dan perbaikan peralatan yang rusak. Dari segi kuantitas tenaga operasional pemungut sampah belum mencukupi, sehingga frekwensi pengangkutan sampah yang seharusnya setiap hari masih mengalami penundaan.
Sungguhpun demikian kebersihan lingkungan tidak sepenuhnya harus dibebankan pada tanggung jawab Dinas Kebersihan Kotamadya Dati II Ujung Pandang. Tetapi tergantung pada partisipasi aktif pelanggan/masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kebersihan lingkungan dan pembayaran retribusi sudah cukup memadai terlihat pelanggan telah menyediakan tempat pembuangan sampah di rumah tangga masing-masing dan sampah telah diletakkan pada sarana tersebut atau sarana pembuangan sampah yang telah disediakan oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang. Kewajiban pembayaran retribusi sudah dipenuhi dengan baik oleh pelanggan terutama retribusi sampah sudah dengan sendirinya ditagih pada saat pembayaran rekening listrik. Walaupun pelanggan/masyarakat telah turut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan tetapi pelayanan kebersihan yang diterima belum sepenuhnya membawa kepuasan bagi mereka. Sebab ada sebagian pelanggan terutama di daerah pinggiran atau daerah kumuh masih merasakan pengangkutan sampah tidak setiap hari dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Ujung Pandang. Hal ini terkait dengan kendala yang dihadapi terutama kekurangan anggaran, saranalprasarana dan tenaga operasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>