Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adika Resmana
"Komposit dengan penguat serat alam sedang popular saat ini sebagai pengganti serat sintesis. Serat alam memiliki keunggalan harga yang relatif murah, jumlah yang banyak dan ramah lingkungan, salah satunya adalah serat bambu. Pada penelitian ini komposit tersusun dari epoksi sebagai matriks dan serat Bambu Tali sebagai penguat. Tujuan penelitian ini adalah menentukan sifat mekanik dari komposit yang memenuhi standar SNI 01-4449-2006. Bambu Tali diberi perlakuan alkali menggunakan larutan NaOH dengan menggunakan autoclave. Komposit difrabrikasi dengan memvariasikan fraksi berat serat. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini uji tarik, uji lengkung dan pengamatan permukaan pada komposit setelah pengujian mekanik. Komposit epoksi/serat Bambu tali yang dihasilkan tergolong papan serat kerapatan tinggi (PSKT). Komposit dengan fraksi berat serat 10% memiliki kuat tarik, modulus tarik, kuat lengung dan modulus lengkung tertinggi, dengan nilai masing-masing (25,8 ± 1,8) MPa, (303 ± 23,5) MPa, (48 ± 3) MPa dan (2862,33 ± 94,23) MPa. Dari hasil pengamatan permukaan komposit didapat adanya void yang menyebabkan penurunan kuat tarik dan lengkung komposit epoksi/serat Bambu tali dengan fraksi berat serat besar dari 10%.

Composites with natural fiber reinforcement are popular nowadays instead of synthetic fibers. Natural fiber has a relatively cheap price, a large amount and is environmentally friendly, one of which is bamboo fiber. In this study composites are composed of epoxy as a matrix and Tali Bamboo fiber as a reinforcement. The purpose of this study is to determine the mechanical properties of composites that meet SNI 01-4449-2006 standards. Tali Tali was treated alkaline using a NaOH solution using an autoclave. Composites are fabricated by varying the fiber weight fraction. Tests carried out in this study were tensile tests, curvature tests and surface observations on composites after mechanical testing. The composite epoxy / bamboo fiber rope produced is classified as a high density fiber board (PSKT). Composites with 10% fiber weight fraction have the highest tensile strength, tensile modulus, flexural strength and modulus, with values ​​of each (25.8 ± 1.8) MPa, (303 ± 23.5) MPa, (48 ± 3 ) MPa and (2862.33 ± 94.23) MPa. From the results of observations of the composite surface obtained the presence of voids which causes a decrease in tensile strength and curvature of epoxy / bamboo fiber composite ropes with a large fiber weight fraction of 10%."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Ande Priyani
"Komposit serat kaca yang diperkuat dengan bahan polimer Glasss Fibre Reinforced Polymer GFRP memiliki kekurangan yaitu kurang tahan terhadap api. Penggunaan clay dapat meningkatkan sifat tahan api terhadap GFRP. Akan tetapi, diperlukan pencampuran yang baik agar clay dapat terdispersi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh clay dan kondisi pencampuran terhadap sifat anti bakar, kuat impak, dan modulus lengkung komposit GFRP/clay. Polimer Unsaturated polyester UP , serat kaca, dan 3-Aminopropyltriethoxysilane masing-masing digunakan sebagai matriks, penguat, dan compatibilizer untuk membuat komposit. Unsaturated polyester-clay-silane dicampur menggunakan magnetic stirrer dengan variasi kecepatan dan waktu pencampuran. Komposit unsaturated polyester-serat kaca-clay-silane difabrikasi menggunakan metode vacuum bagging. Variasi clay yang digunakan adalah 1 wt. , 2wt. , dan 3 wt.. Variasi kecepatan rotasi dan waktu pencampuran masing-masing 100,150, 200 rpm dan 60, 90, dan 120 menit. Komposit UP ndash; serat kaca digunakan sebagai bahan pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit dengan kandungan clay 1wt tidak terbakar dengan nilai laju bakar sebesar 0 mm/min. Tidak terdapat perubahan variabel yang signifikan pada kuat impak dengan mekanisme berbeda seperti shear dan difusi yang bekerja bersamaan saat mendispersikan clay. Nilai modulus lengkung optimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi clay 1 wt _200 rpm_60 menit sebesar 10 0.4 GPa , yang mengalami kenaikan 20 dibandingkan dengan UP ndash; serat kaca.

Glass fibre reinforced polymer GFRP composites have a weakness in fire resistant property. The addition of clay can improve the fire resistant property of GFRP. However, a good mixing is needed to disperse the clay. This research aims to observe the effect of clay and mixing conditions on fire resistance, impact strength, and flexural modulus of GFRP clay composites. Unsaturated polyester UP , glass fiber and 3 Aminopropyltriethoxysilane respectively were used as a matrix, a reinforcement and a compatibilizer respectively to build the composites. Unsaturated polyester clay silane were mixed using a magnetic stirrer with a variation of rotation speed and mixing duration. The composites were fabricated using a vacuum bagging method. The composition of clay was varied from 1, 2, and 3 wt. The rotation speed and mixing time were varied at 100, 150, 200 rpm and 60, 90, and 120 minutes, respectively. UP glass fiber was used as a comparison material.
The results showed that composites with 1 wt clay content was not burned with the buring rate value of 0 mm min. There were no significant effects of variables on impact strength in between the boundaries that attributed to different mechanisms such as shear and diffusion that worked together to disperse the clay. The optimum flexural modulus was found in the 1 wt clay 200 rpm 60 minute composites with a value of 10 0.4 GPa in which 20 higher compared to the UP glass fibre composites.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randito Ananta Pratama
"Serat daun nanas bisa menjadi pengganti penggunaan serat sintetis dikarenakan sifatnya yang ramah lingkungan dan tersedia di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh sifat mekanik papan komposit epoksi/serat daun nanas Subang dianyam. Komposit difabrikasi dengan variasi orientasi arah serat. Fabrikasi diawali dengan perlakuan alkali pada serat daun nanas Subang dan penganyaman. Fabrikasi komposit dengan metode hand lay-up kemudian diikuti dengan vacuum bagging. Hasil perhitungan densitas menunjukkan bahwa komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah 0°/0°/0°/0° dan 0°/90°/0°/90° termasuk dalam golongan papan serat kerapatan tinggi. Sifat Mekanik terbaik dimiliki oleh komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah serat 0°/0°/0°/0° yang memiliki kuat tarik sebesar (93,82 ± 22,48) MPa dan kuat lengkung sebesar (109,57 ± 8,11) MPa. Pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa serat daun nanas Subang dan epoksi menyatu dengan baik pada komposit epoksi/serat daun nanas Subang.

Pineapple leaf fiber can be a substitute for synthetic fiber’s usage due to its eco-friendly nature and its availability in Indonesia. The purpose of this research was to obtain mechanical properties of Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite board. The composite was fabricated with two fiber orientations. Fabrication was started by alkalization treatment towards the Subang’s pineapple leaf’s fiber. Composite fabrication was conducted by hand lay-up, followed by vacuum bagging method. The density measurement results showed that the composite Subang Pineapple Leaf Fiber / Epoxy with fiber orientation of 0°/0°/0°/0° and 0°/90°/0°/90° were categorized as high density boards. The best mechanical properties owned by Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite with 0°/0°/0°/0° fiber orientation thad had tensile strength of (93,82 ± 22,48) MPa and flexural strength of (109,57 ± 8,11) MPa. The observation using optical microscope showed that the Subang pineapple leaf fiber and Epoxy had a strong interface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library