Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Wilayah Ubud berlokasi di daerah Bali bagian tengah memiliki kelebihan tersendiri dari wilayah-wi|ayah yang lainnya yang ada di daerah Bali. Wilayah ubud ini terdapat beberapa desa kerajinan dan kesenian dengan seniman-seniman tabuh dan tarinya begitu juga dengan kesenian lukisnya yang bermotif tradisional dan modem. Dengan demikian wilayah Ubud sendiri sangat terkenal sebagai pusat perkembangan seni lukis dan kesenian lainnya di Bali. Berkembangnya kepariwisataan di daerah Ubud sudah tentu akan mempengamhi keberadaan kesenian tradisional di daerah tersebut. Modernisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan yang membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Ubud khususnya dalam bidang kesenian diantaranya seni lukis, seni tari, seni labuh, seni patung dan berbagai jenis kesenian lainnya . Aktivitas seni yang dilakukan oleh masyarakat daerah Ubud merupakan kesenian tradisional yang mencerminkan kepribadian masyarakat yang bernafaskan “ Agama Hindu “."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vickers, Adrian, 1958-
"In Bali, heritage is more-or-less synonymous with tradition. The popular view of what constitutes Balis heritage tends to focus on the village and wider district of Ubud. Through examining at the strategies employed by the lords of Ubud during the middle part of the twentieth century, we can better understand how the image of heritage sites is created. In the case of Ubud, the construction of centre of tradition was carried out through alliances with local artists and with expatriates, notably Rudolf Bonnet. The latter were able to mobilize publicity and networks to attract resources and elevate the districts reputation."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2019
909 UI-WACANA 20:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nyssa Iga Putri
"Ubud merupakan salah satu tujuan destinasi wisata di Bali. Namun seiring dengan perkembangannya banyak masalah masalah lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah meningkatnya volume sampah. Salah satu penyebabnya adalah kultur dan ajaran agama hindu yang dekat dengan api sehingga mempromosikan pembakaran sampah sebagai salah satu cara disposal sampah. Disisi lain, kultur dimanfaatkan untuk memberi pemahaman terhadap masyarakat tentang manfaat daur ulang. Hal inilah yang dilakukan Rumah Kompos. Rumah Kompos saat ini merupakan satu-satunya pusat fasilitas daur ulang di Padang Tegal yang juga memiliki potensi untuk dijadika sebagai pusat aktifitas edukasi dan rekreasi baru masyarakat melalui pendekatan Waste landscape. Menerapkan program program Rumah kompos dan meneruskannya di Strip Monkey Forest, diharapkan dapat menciptakan hubungan positif antara masyakat dan sampah serat meningkatkan kesadaran masyakarat akan realita sampah. Fokus perancangan adalah masalah sampah makanan yang dihasikan dari fasilitas penunjang pariwisata dan sambah yang diakibatkan oleh Canang Sari. Pendekatan perancangan yang akan digunakan adalah pendekatan integrative untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi ke kehidupan sehari-hari.

Ubud is one of the popular tourist destinations in Bali. However, along with its development, numerous environmental issues have arisen, one of which is the increasing volume of waste. One contributing factor is the Hindu culture and teachings that are closely associated with fire, promoting the burning of waste as a disposal method. On the other hand, this culture can be utilized to educate the community about the benefits of recycling. This is the approach taken by Rumah Kompos. Currently, Rumah Kompos is the only recycling facility in Padang Tegal and has the potential to become a new center for educational and recreational activities through the Waste Landscape approach. By implementing and continuing Rumah Kompos programs along the Monkey Forest Strip, it is hoped that a positive relationship between the community and waste can be created, raising public awareness about the reality of waste. The focus of the design is on food waste generated by tourism support facilities and waste caused by Canang Sari offerings. The design approach to be used is an integrative one, aiming to incorporate ecological principles into everyday life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarojini Imran
Bekasi: Gramata Publishing, 2016
727.6 SAR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ruastiti
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna Tari Sang Hyang Dedari yang kini sering disajikan dalam konteks pariwisata di Puri Saren Agung Ubud, Bali. Padahal Tari Sang Hyang Dedari merupakan sebuah tari upacara untuk memohon keselamatan bagi masyarakat setempat. Sebagai sebuah tari upacara, Tari Sang Hyang Dedari semestinya hanya disajikan di pura dalam konteks upacara saja. Namun kenyataannya di Puri Saren Agung Ubud berbeda. Untuk itu, penelitian yang berlokasi di Puri Saren Agung Ubud ini akan mengkaji permasalahan tentang: (1) mengapa Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata?; (2) bagaimana mereka menyajikan?; dan (3) bagaimana Puri Saren Agung Ubud memaknai Tari Sang Hyang Dedari tersebut?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perspektif cultural studies yang dianalisis dengan teori dekonstruksi, teori estetika postmodern, teori praktik, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata karena dilatari adanya peluang pasar yakni berkembangnya industri pariwisata di Ubud serta adanya potensi kesenian masyarakat yang memadai untuk menampilkan seni pertunjukan pariwisata (2) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari untuk pariwisata dalam bentuk tari kreasi baru pelegongan yang konsep penciptaannya merupakan pengembangan bentuk estetika pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari untuk upacara; (3) Puri Saren Agung Ubud memaknai pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata terebut sebagai sebuah kreativitas seni, produk pariwisata bernilai ekonomi, sebagai pengikat relasi sosial masyarakat yang berimplikasi pada pelestarian seni pertunjukan tradisional di daerah tersebut pada era global."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library