Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atiek Soemiati
"Dua senyawa triterpenoid telah berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksana dengan metoda kromatografi kolom cepat dari kulit batang Garcinia picrorrhiza Miq.(Cluciaceae). Senyawa hasil isolasi teridentifikasi sebagai asam-3okso-7,24-euphadien-26oat dan asam 3β-hidroksi-7,24-euphadien-26-oat. Penentuan struktur ditentukan dengan UV-vis, FT-IR, tehnik 1D dan 2D NMR.

Triterpenoids from n-hexane extract of Garcinia picrorrhiza Miq. stem bark. Chromatographic separation of n-hexane extract of dried Garcinia picrorrhiza Miq. stem bark (Cluciaceae) furnished two triterpenoids, identified as 3oxo-7,24-euphadien-26oic acid (1), 3β-hydroxy-7,24-euphadien-26 oic acid (2). The structure of compounds were determined by using UV-vis, FT-IR, 1D and 2D NMR techniques."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
"Garcinia rigida merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Sebagian besar genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Dua senyawa kimia berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut adalah stigmasterol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B).

Isolation and Characterization Chemical Compounds from the Brak of Garcinia rigida. Garcinia rigida is an Indonesia original plant growing on Sumatera, Java, Kalimantan, and Maluku. Most of its genus have been researched and proven as medicinal plants. Two compounds have been isolated from n-hexane stem-bark of Garcinia Rigida. The two compounds are Stigmasterol (compound A) and a triterpen oleanolic acid (compound B)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Desmiaty
"

Rubus fraxinifolius dan R. rosifolius merupakan tanaman Rubus yang dapat ditemukan di daerah pegunungan Indonesia. Kedua tanaman memiliki morfologi buah yang mirip yaitu berbentuk berry merah dan edible, serta mengandung senyawa golongan triterpenoid, polifenol dan flavonoid.  Beberapa spesies Rubus dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antiaging yaitu antielastase, antioksidan, dan antitirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah aktivitas antiaging secara in vitro pada ekstrak dan isolat dari tanaman R. fraxinifolius dan R. rosifolius. Batang, buah, dan daun kedua tanaman diekstraksi menggunakan alat Soxhlet serta dilakukan skrining aktivitas anti elastase dan antioksidan.  Selanjutnya terhadap ekstrak terpilih dilakukan pemisahan, fraksinasi dan isolasi senyawa. Isolat yang didapat diidentifikasi menggunakan spektrometri FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, HSQC, HMQC, HMBC, dan LC-MS, serta diuji aktivitas antielastase, antitirosinase dan sitotoksisitas pada sel fibroblast secara in vitro. Hasil ekstraksi bertingkat menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi dengan masing-masing IC50 57,45 dan 4,33 µg/ml. Terhadap fraksi metanol daun R. fraxinifolius (DFM) dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi cair vakum dan diperoleh 11 fraksi. Uji antielastase fraksi menunjukkan fraksi paling aktif adalah DFM8. Selanjutnya dilakukan isolasi lebih lanjut terhadap DFM8 dan diperoleh 3 isolat. Hasil elusidasi struktur menunjukkan bahwa ketiga isolat merupakan suatu triterpen pentasiklik tipe ursan. Hasil telaah data pengujian DEPT, HMQC, HSQC, HMBC serta IR dan MS disimpulkan senyawa DFM 8a adalah asam 2,3-glikol, 19α-hidroksi-12-ursen-23,28-dioat (C32H48O7, BM 544); DFM8b asam 2,3-propanandiol, 19α-hidroksi-12-ursen-28-oat (C33H52O5, BM 528,38); dan DFM8c asam 2,3-glikol-19α-hidroksi-23,24-nor-12-ursen-28-oat (C30H46O5, BM 486,33). Ketiga senyawa hasil isolasi ini merupakan senyawa baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Uji aktivitas antielastase senyawa DFM8a, DFM8b, dan DFM8c memiliki IC50 berturut-turut adalah 122,199; 98,22; dan 54,33 µg/ml, serta antitirosinase dengan IC50 207,8; 221,5; dan 335,9 µg/ml. Uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak DFM, fraksi DFM8, dan isolat DFM8b tidak toksik terhadap sel fibroblas NIH/3T3.


Rubus fraxinifolius and R. rosifolius are Rubus genus, which can be found in the mountain of Indonesia. Both plants have similar fruit morphology: red and edible berries and contain triterpenoid, polyphenols, and flavonoids. Some species of Rubus are reported to have antiaging activity, antielastase, antioxidant, and antityrosinase. This study aims to examine the in vitro antiaging activity of extracts and isolated compounds from R. fraxinifolius and R. rosifolius. The stems, fruits, and leaves of both plants were extracted and screened for antielastase and antioxidant activity. Furthermore, the selected extracts were separated, fractionated, and isolated to yield isolates. The obtained isolates were identified using FTIR spectrometry, 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, HSQC, HMQC, HMBC, and LC-MS, and also were tested for antielastase, antityrosinase, and cytotoxicity activities in fibroblast cells. The continuous extraction results showed that the methanol extract of R. fraxinifolius leaves had the highest antielastase and antioxidant activity with IC50 57.45 ppm and 4.33 ppm, respectively. The methanol fraction of R. fraxinifolius (DFM) leaves were separated using vacuum liquid chromatography and obtained 11 fractions. The antielastase assay of fractions gave the most active fraction was DFM8. Then, further isolation of DFM8 was carried out, and three isolates were obtained. The structural elucidation showed that the three isolates were ursane-type of pentacyclic triterpenes. The results of DEPT, HMQC, HSQC, HMBC, IR and MS spectrometry test concluded that the compound DFM 8a was 2,3-glycol, 19α-hydroxy-12-ursen-23,28-dioic acid (C32H48O7, MW 544); DFM8b 2,3-propanandiol, 19α-hydroxy-12-ursen-28-oic acid (C33H52O5, MW 528.38); and DFM8c 2,3-glycol-19α-hydroxy-23,24-nor-urs-12-en-28-oic acid (C30H46O5, MW 486.33). All isolated compounds are new compounds and have never been found before. The IC50 of antielastase activity of DFM8a, DFM8b, and DFM8c were 122.199; 98.22; and 54.33 ppm, respectively, and the IC50 of antityrosinase activity were 207.8; 221.5; and 335.9 ppm, respectively. Toxicity tests showed that the DFM extract, the DFM8 fraction, and the DFM8b were not toxic to NIH/3T3 fibroblast cells.

"
2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutyarso
"Pendahuluan
Pemerintah Republik Indonesia dalam menanggulangi tekanan penduduk telah menempatkan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) sebagai Program Nasional. Menurut laporan BKKBN bahwa pada tahun 1988 di Indonesia terdapat 26.995.469 pasangan usia subur, pasangan yang mampu atau mudah memberikan keturunan.
Dari jumlah itu hanya 17.763.019 pasangan yang pernah menggunakan kontrasepsi dan ternyata di antara mereka sebagian besar adalah kaum wanita, sehingga para istrilah yang sebenarnya lebih aktif berperan sebagai akseptor KB sedang di pihak suami hanya 6% yang bersedia menggunakan kontrasepsi. Meskipun program KB dinilai cukup berhasil, tetapi dari kesinambungan dan kelancaran program tersebut diperlukan partisipasi aktif kaum pria.
Perkembangan kontrasepsi pria jauh tertinggal dibandingkan dengan kontrasepsi wanita. Hal ini disebabkan sulitnya mengendalikan proses spermatogenesis jika. dibandingkan dengan proses ovulasi. Baru pada akhir-akhir ini para peneliti baik dalam maupun luar negeri mulai tertarik kembali pada alat atau bahan kontrasepsi pria. Di Indonesia penelitian sistematik tentang KB pria masih belum banyak dilakukan (1). Berbagai usaha telah dan terus dilakukan oleh para ahli dalam bidang andrologi, untuk memperoleh bahan kontrasepsi pria yang benar-benar ideal. Adapun yang dimaksud dengan kontrasepsi ideal harus memenuhi persyaratan mudah digunakan, murah, dapat diterima oleh masyarakat, tidak toksik, tidak menimbulkan efek sampingan, efektif dan bersifat reversibel (2). Sampai saat ini bahan atau alat kontrasepsi pria masih sangat terbatas yaitu kondom dan vasektomi. Terdapat petunjuk bahwa cara vasektomi bersifat ireversibel. Sedangkan kelemahan utama dalam penggunaan kondom adalah efek psikis karena berkurangnya daya sensitivitas.
Usaha untuk menemukan alat atau bahan kontrasepsi pria telah dilakukan oleh negara maju, antara lain dengan memanfaatkan bahan alami, tetapi hasilnya belum memuaskan sehingga penerapannya sebagai kontrasepsi pria masih diragukan. Oleh karena itu eksplorasi dan penelitian bahan kontrasepsi yang berasal dari tanaman masih merupakan prioritas. Selain itu bahan obat-obatan termasuk kontrasepsi yang berasal dari tanaman mempunyai keuntungan antara lain toksisitasnya rendah, mudah diperoleh, murah harganya dan kurang menimbulkan efek samping (1).
Dari hasil skrining aktivitas spermisida 1.600 ekstrak tanaman yang tumbuh di India, ternyata 30 ekstrak tanaman mempunyai efek spermisida pada tikus dan 16 ekstrak tanaman menyebabkan "immotilitas spermatozoa" manusia (3).
Buah pare yang merupakan bagian dari tanaman pare (Momordica charantia L) dilaporkan mempunyai khasiat kontrasepsi, karena mengandung momordikosida golongan glukosida triterpen atau kukurbitasin (4). Bahan ini bersifat sitotoksik dan dapat menghambat spermatogenesis anjing (5). Disamping itu terdapat indikasi bahwa ekstrak buah pare yang diberikan pada tikus secara oral, dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas spermatozoa (6).
TeIah diketahui ada 12 jenis glukosida triterpen terkandung dalam tanaman pare, masing-masing dikenal dengan nama momordikosida A sampai L. Momordikosida utama yang terdapat dalam buah pare adalah jenis K dan L .(7), dan diduga momordikosida jenis inilah yang bersifat sitotoksilc atau sitostatik (8).
Terdapat bukti bahwa glukosida triterpen bersifat anti pertumbuhan, terutama menghambat perkecambahan biji kapas, menghambat pertumbuhan sel-sel tumor dan menghambat perkembangan fetus tikus (8). Dengan demikian kukurbitasin merupakan zat anti proliferasi dan anti. diferensiasi sel yang sangat poten (4,7,8).
Mengingat. spermatozoa merupakan sel haploid yang berasal dari perkembangan dan diferensiasi sel-sel induk germinal di dalam testis, maka timbul permasalahan yang menarik yaitu apakah ekstrak buah pare yang diberikan pada mencit jantan akan menghambat spermatogenesis dan sekaligus bersifat anti-fertilitas. Jika hal itu benar, apakah efek anti-fertilitas tersebut bersifat .reversibel. Masalah ini menjadi lebih menarik untuk diselidiki karena buah pare disukai banyak orang di Indonesia sebagai lauk dan mudah diperoleh?
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library