Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Atikah
"Trikuriasis merupakan penyakit yang rentan menginfeksi anak-anak, terutama di daerah dengan sanitasi buruk. Untuk mencegah trikuriasis dibutuhkan pengetahuan mengenai gejala, pengobatan, dan pencegahan trikuriasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan murid mengenai trikuriasis. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) X, Bantar Gebang dengan desain pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada Desember 2011 dengan metode total population terhadap 60 murid SD X. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai gejala, pengobatan, dan pencegahan trikuriasis. Data diproses dengan SPSS versi 20.0 dan diuji dengan uji Willcoxon.
Hasil penelitian didapatkan murid kelas IV SD berjumlah 27 murid (45%), kelas V SD 12 murid (20%), dan VI SD 21 murid (35%). Tingkat pengetahuan semua murid sebelum penyuluhan tergolong kurang dan tetap tergolong kurang sesudah penyuluhan sehingga tidak dilakukan uji statistik. Pada uji Willcoxon didapatkan perbedaan bermakna pada skor sebelum dan sesudah penyuluhan pada tiga pertanyaan mengenai gejala dan pencegahan trikuriasis (p<0,05) tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan pada dua pertanyaan lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan murid mengenai trikuriasis.

Children living in unsanitary area are susceptible to trichuriasis. Children need knowledge about trichuriasis in order to prevent trichuriasis. The purpose of this study is to determine the effect of health education on students? knowledge about trichuriasis. This study was conducted at X Elementary School, Bantar Gebang, Bekasi using pre-post study design. The data was collected in December 2011, involving 60 students of X Elementary School selected with total population method. Students were asked to fill out questionnaires about symptoms, treatment, and prevention of trichuriasis before and after health education. Data were processed using SPSS 20.0 and tested using Willcoxon test.
The result shows there were 27 fourth grade students (45%), 12 fifth grade students (20%), and 21 sixth grade students (35%). All students had poor knowledge before health education was given and did not improve afterwards so statistic test was not conducted. Based on Willcoxon test, there is a significant difference between pre-test and post-test score on three questions about symptoms and prevention of trichuriasis (p<0,05). However, there is no significant difference between before and after health education on two other questions. In conclusion, health education does not have effect on students? knowledge about symptoms and prevention of trichuriasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Abigail Wulandari
"Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (soil-transmitted helminthes/STH) merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Trichuris trichiura merupakan kelompok utama STH yang menginfeksi anak usia SD. Data tahun 2010 menunjukkan 48,1% murid SD di Jakarta pernah mengalami trikuriasis. Pemberantasan cacing berbasis sekolah merupakan cara yang efektif untuk mengurangi prevalensi cacingan, termasuk trikuriasis. Guru memegang peran besar dalam hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pencegahan trikuriasis dengan karakteristik demografi guru SD di Jakarta, sehingga dapat ditemukan metode edukasi yang paling tepat.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada para guru SD di Jakarta pada tahun 2011. Jawaban yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik mengenai gejala dan pencegahan trikuriasis dimiliki oleh 10,5% responden, 14,0% responden berpengetahuan sedang, dan 75,6% kurang. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman cacingan.

Infection of soil-transmitted helminthes (STH) is one of major health problems in Indonesia. Trichuris trichiura is a major group that infected elementary school age children. In the year 2010, 48,1% pupils in Jakarta have ever had infected by T. trichiura. School based deworming is an effective way to decrease the prevalency of trichuriasis. Teachers play a big role in this program. The objective of this research is to find if there is a relationship between the level of knowledge about trichuriasis symptoms and preventions and demographical characteristic of elementary school teacher in Jakarta, that we can find the most effective way to educate the teachers.
This research is using survey method with cross sectional approach. The samples of this research are elementary school teachers in Jakarta on 2011. The datas were analyzed by SPSS using Kolmogorov-Smirnov test.
The outcome shows that the knowledge about symptoms and preventions of trichuriasis is good in 10,5% of samples, adequate in 14,0% of samples, and low in 74,5% of samples. There is no correlation between the level of knowledge about symptoms and preventions and respondent's age, gender, education level, sources of information and their experience in helmints infection.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Setiadi
"Trikuriasis memiliki angka prevalensi tinggi terutama pada anak-anak, karena seringnya kontak dengan tanah dan rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan. Di Jakarta Timur, terdapat panti asuhan yang menampung banyak anak dengan kebersihan yang kurang sehingga rentan mengalami cacingan dan perlu diberikan edukasi. Edukasi yang tepat bergantung tingkat pengetahuan yang sudah dimiliki dan karakteristik demografi anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai trikuriasis dengan karakteristik demografi anak panti asuhan di Jakarta Timur tahun 2012, menggunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2012 dengan cara pengisian kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai morfologi, gejala dan siklus hidup T.trichiura. Kuesioner diberikan kepada semua anak yang hadir (n=153) dan semua kuesioner terisi lengkap sehingga semua kuesioner diproses. Data kemudian diolah dengan program SPSS versi 20 dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasilnya menunjukkan anak yang memiliki tingkat pengetahuan baik 3 orang (2%,) cukup 34 orang (22,2%) dan rendah 116 orang (75,8%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik demografi yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan (p>0,05). Disimpulkan tingat pengetahuan mengenai trikuriasis tidak berhubungan dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan. Dengan demikian edukasi mengenai Trikuriasis dapat dilakukan pada semua anak panti asuhan tanpa memandang karakteristik demografi.

Trichuriasis has high prevalence especially in children, due to frequent contact with the ground and the lack of awareness to maintain hygiene. In East Jakarta, there is an orphanage that housed many children with poor hygiene, so become susceptible to get helminthiasis and need to educated. Appropriate education dependent by prior knowledge and demographic characteristics. The purpose of this study to determine knowledge level about trichuriasis and relation to the characteristics of students in East Jakarta orphanage in 2012. This study using a cross-sectional design. Data retrieve in Jakarta on June 10, 2012 by distributing questionnaires about morphology, life cycle and symptoms T.trichiura. Questionnaires were administered to all children (n = 153) and all the questionnaires fill completely, so all questionnaires are processed. Then processed with SPSS version 20 and analyzed using Kolmogorov-Smirnov test. The study show that 2% respondent had good knowledge, 22.2% had fair knowledge and 75.8% had poor knowledge. There were no significant difference (p> 0,05) between the level of knowledge with demographic characteristics (age, gender, and educational level). Therefore, level of knowledge about trichuriasis not associated with age, gender, and level of education. Thus education about Trichuriasis can be done to all orphans regardless of characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Filiadini
"Trikuriasis merupakan masalah kesehatan pada anak usia sekolah di Indonesia dengan prevalensi mencapai 56 3 Penyuluhan mengenai trikuriasis kepada anak usia sekolah sebagai upaya pencegahan perlu diberikan Penyuluhan sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik demografi anak agar tepat sasaran Bantargebang merupakan lokasi tempat pembuangan sampah akhir dan pemukiman kumuh dengan sanitasi yang kurang baik sehingga berisiko tinggi terhadap trikuriasis Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai T trichiura dengan karakteristik demografi murid SD X Bantargebang sebagai kelompok rentan Desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini Pengambilan data dilakukan di SD X Bantargebang Bekasi pada tanggal 17 Desember 2011 dengan cara pengisian kuesioner yang terdiri atas 5 pertanyaan mengenai morfologi dan siklus hidup T trichiura Sampel penelitian adalah murid kelas 4 5 dan 6 SD X Bantargebang yang diambil dengan metode total sampling sebesar 58 responden Data diolah dengan program SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 orang 86 2 memiliki pengetahuan rendah 8 orang 13 8 cukup dan tidak ada satu orang pun yang berpengetahuan baik 0 0 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik demografi murid usia p 1 000 tingkat pendidikan p 1 000 info terdahulu p 1 000 dan jumlah sumber informasi p 0 999 Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang T trichiura tidak berhubungan dengan karakteristik demografi murid.

Trichuriasis has become a public health problem on school aged children in Indonesia with prevalence approximately 56 3 Health promotion needs to be given and associated with demographic characteristics of the students in order to achieve optimum result Bantargebang is a landfill and slum area with poor sanitation which is a risk factor for trichuriasis Therefore this study aims to determine the level of knowledge on T trichiura and its association with demographic characteristics of students in SD X Bantargebang Cross sectional design was used in this study The data was collected in SD X Bantargebang Bekasi on December 17th 2011 by distributing questionnaires which contain 5 questions about T trichiura Total sampling method of all 58 respondents was applied to pick out samples students of grade 4 5 and 6 in SD X The data was processed using SPSS program version 20 and analyzed with Kolmogorov Smirnov test The level of knowledge of 50 students 86 2 are categorized poor 8 students fair 13 8 and none of them 0 0 has good knowledge about T trichiura The analyzed data concludes that there is no significant difference between level of knowledge and demographic characteristics of students age p 1 000 level of education p 1 000 prior knowledge p 1 000 and the number of sources of information received p 0 999 As a conclusion level of knowledge about T trichiura is not related to demographic characteristics of students in SD X Bantargebang."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Putri Ulima
"Trikuriasis merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi di Jakarta Timur sehingga diperlukan pengetahuan yang diberikan kepada orang yang memiliki risiko tinggi trikuriasis. Anak-anak di Jakarta Timur rentan terhadap trikuriasis karena hidup di lingkungan padat dengan sanitasi terbatas seperti pesantren sehingga perlu diberikan penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis dan karakteristik santri. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan data dengan cara pengisian kuesioner dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2011. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling. Kuesioner berisi karakteristik santri dan pertanyaan mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis. Hasilnya menunjukkan dari 154 santri sebanyak 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber. Sumber informasi paling berkesan adalah dokter (51,9%). Sebanyak 1 santri (0,6%) berpengetahuan baik, 18 santri (11,7%) cukup dan 135 santri (87,7%) baik. Hasil uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan santri dengan jenis kelamin, tingkat pengetahuan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi paling berkesan.

Trichuriasis is a disease with a high prevalence in East Jakarta, so it requires the knowledge that given to people who have a high risk of trichuriasis. Childern in East Jakarta are vulnerable because they lived in crowded environments with limited sanitation facilities such as boarding school (pesantren) that needed to be educated. The porpose of this study was to determine the level of knowledge about symptoms and treatment of trichurasis and demographic characteristic of students. This study design is cross-sectional. Retrieval of data bye filling in the questionnaire conducted in Pesantren X, East Jakarta on Januari 22, 2011. Samples were taken with a total sampling method. The questionnaire contains demographic characteristics of students, and questions about symptoms and treatment of trichuriasis. The result showed 104 students of 154 students (67,5%) had < 3 sources of information and 50 students (32,5%) had > 3 sources. The most impressive source of information was doctor (51,9%). There is one student (0,6%) with good knowledge, 18 fair students (11,7%), and 135 students (87,7%) with poor knowledge. The results of data analysis by Kolmogorov-Smirnov test showed no significant difference (p>0.05) between the knowledge level of students by sex, education level, number of information sources, and the most impressive source of information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charissa Karyadi
"Prevalensi trikuriasis di Indonesia masih tinggi terutama pada anak yang tinggal di lingkungan padat penghuni, seperti di panti asuhan. Pengetahuan tentang trikuriasis penting untuk mencegah infeksi tersebut. Riset ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan mengenai trikuriasis sebelum dan setelah penyuluhan. Penelitian eksperimental dilakukan di sebuah panti asuhan di Desa Lubang Buaya, Jakarta Timur. Data diambil dengan mengisi kuesioner berisi pertanyaan mengenai trikuriasis sebelum dan setelah penyuluhan pada tanggal 10 Juni 2012. Anak panti yang menghadiri penyuluhan diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Data diolah menggunakan program SPSS versi 11,5 lalu dites dengan marginal homogeneity.
Data yang didapat menunjukkan 59 (41,5%) responden laki-laki dan 83 (58,5%) perempuan, 78 (54,9%) murid SD, 55 (38,7%) SMP dan 9 (6,3%) SMA. Sebelum penyuluhan, responden dengan tingkat pengetahuan baik, sedang dan kurang adalah 4 (2,8%), 31 (20,4%), dan 107 (75,4%). Setelah penyuluhan, responden dengan pengetahuan baik meningkat menjadi 7 (4,9%) dan sedang menjadi 37 (26%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang menurun menjadi 98 (69,4%). Uji marginal homogenity menghasilkan perbedaan signifikan (p<0,01). Disimpulkan tingkat pengetahuan responden mengenai trikuriasis dipengaruhi penyuluhan.

The prevalence of trichuriasis in Indonesia is still high, especially in children that live in crowded areas, like in an orphanage. Knowledge on trichuriasis is important to prevent the infection itself. This research is purposed to know the knowledge difference on trichuriasis before and after health education. An experimental study is conducted in an orphanage in Lubang Buaya Vilage, East Jakarta. Data was taken by completing questionnaires filled with questions on trichuriasis before and after health education on June 10th, 2012. All orphans that attended the health education are included as the research?s subject. Data was processed by SPSS version 11.5 and tested with marginal homogeneity.
Data collections showed 59 (41.5%) are male respondents and 83 (58.5%) are female, 78 (54.9%) primary school students, 55 (38.7%) middle school students and 9 (6.3%) are high school students. Before health education, respondents with good, fair and poor knowledge level are 4 (2.8%), 31 (20.4%), and 107 (75.4%). After health education, respondent with good knowledge increased to 7 (4.9%) and fair became 37 (26%), and respondents with poor knowledge decreased becoming 98 (69.4%). Marginal homogeneity test showed significant difference (p<0.01). As a conclusion, respondent?s knowledge level on trichuriasis is affected by health education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Prima Irmawati
"Latar Belakang. Trikuriasis sulit diobati dengan antihelmintik dosis tunggal. Tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dapat dicapai dengan pengobatan albendazol dan mebendazol triple dose, tetapi, hasil antar penelitian tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas albendazol dan mebendazol triple dose pada trikuriasis. Metode. Penelitian randomized controlled trial telah dilaksanakan
di sekolah dasar di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia pada Juli- Agustus 2018; melibatkan 382 anak. Sampel feses diambil dan diperiksa secara mikroskopis dengan metode Kato Katz untuk mengidentifikasi keberadaan telur. Feses yang positif T.trichiura diacak dan dibagi menjadi: kelompok yang diberikan albendazol 400 mg dan mebendazol 500 mg triple dose. Pada hari ke-14 pasca pengobatan, sampel feses diperiksa kembali untuk menghitung tingkat kesembuhan
dan laju penurunan telur. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 20. Hasil. Prevalensi infeksi soil transmitted helminths adalah 42%, trikuriasis adalah 25,1%, dan askariasis adalah 29,8%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada intensitas infeksi (uji Wilcoxon, p<0,01) sebelum dan sesudah intervensi. Kedua kelompok menunjukkan tingkat kesembuhan (mebendazol 95,2%, albendazol 85,4%, uji Fisher Exact, p=0,125) dan laju penurunan telur yang tinggi (mebendazol 99%, albendazol 96%, uji Mann Whitney, p=0,110). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesembuhan dan laju penurunan telur. Kesimpulan. Albendazol triple dose memiliki efektivitas yang sama dengan mebendazol triple
dose pada pengobatan trikuriasis.

Background. Trichuriasis is difficult to treat with a single dose of anthelmintic. Higher cure rates were achieved with triple-dose albendazole and mebendazole treatment, however, results between studies were inconsistent. This study aimed to evaluate the effectiveness of albendazole and mebendazole triple dose in tricuriasis. Method. A randomized controlled trial has been conducted
at an elementary school in Pandeglang Regency, Banten Province, Indonesia in July-August 2018; involving 382 children. Stool samples were taken and examined microscopically by the Kato Katz method to identify the presence of eggs. Stools that were positive for T. trichiura were randomized and divided into: groups given albendazole 400 mg and mebendazole 500 mg triple dose. On the 14th post-treatment day, the stool sample was re-examined to calculate the cure rate
and egg drop rate. Data were analyzed using SPSS version 20. Results. The prevalence of soil-transmitted helminths infection was 42%, trichuriasis was 25.1%, and ascariasis was 29.8%. There was a significant difference in the intensity of infection (Wilcoxon test, p<0.01) before and after the intervention. Both groups showed cure rates (mebendazole 95.2%, albendazole 85.4%, Fisher's Exact test, p=0.125) and high egg decline rates (mebendazole 99%, albendazole 96%, Mann Whitney test, p=0.110). There was no significant difference in the cure rate and egg decline rate. Conclusion. Triple dose albendazole has the same effectiveness as mebendazole triple
dose in the treatment of trichuriasis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"Trikuriasis merupakan salah satu penyakit parasitik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di daerah padat penduduk dengan sanitasi yang kurang baik. Keberhasilan pencegahan trikuriasis berkaitan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan pengobatannya. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan penyuluhan mengenai trikuriasis lalu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan santri Pesantren X, Jakarta Timur mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.
Penelitian ini menggunakan desain pre-test and post-test dan melibatkan 154 santri. Pengambilan data dilakukan tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis kepada semua santri (total sampling) sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasilnya menunjukkan, sebelum penyuluhan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis adalah 1 orang (0,6%), sedang 18 orang (11,7%) dan kurang 135 orang (87,7%). Setelah penyuluhan santri dengan pengetahuan baik bertambah menjadi 4 orang (2,6%), sedang 39 orang (25,3%), dan kurang 111 orang (72,1%). Pada uji marginal homogeneity didapatkan p=0,002 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum dan setelah penyuluhan. Disimpulkan bahwa, penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.

Trichuriasis is one of the parasitic diseases which became a problem for public health in the populous area with poor sanitation. The success of trichuriasis prevention is associated with the knowledge level of people about the symptoms and its treatment. Therefore, people need to be given health promotion about trichuriasis and will be evaluated afterwards. The objective of this research is to understand the knowledge level of X Islamic boarding school students in East Jakarta about symptoms and treatment of trichuriasis.
The research is using pre-test and post-test design and involving 154 students. This study was carried out on January 22nd, 2011 by giving questionnaire about symptoms and treatment of trichuriasis to all students (total sampling) before and after health promotion. The results before health promotion given, showed that the number of students with good, fair and poor knowledge level of symptoms and treatment of trichuriasis was 1 (0,6%), 18 (11,7%) and 135 (87,7%), respectively.
After health promotion given, the results showed that the number of students with good knowledge level is increasing up to 4 people (2,6%); 39 people (25,3%), and 111 people with fair and poor level. (72,1%). Based on marginal homogeneity test, p value was obtained 0,002, which means there is a significant difference between the knowledge level of the students before and after health promotion. In brief, it can be concluded that health promotion is effective to improve the knowledge level of the students about symptoms and treatment of trichuriasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Wikanjaya
"Pengetahuan sangat penting dalam mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang, begitu juga dengan pengetahuan mengenai T. trichiura dan upaya pencegahannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan mengenai T. trichiura. Penelitian dilakukan di pesantren X, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Data diambil dengan memberikan kuesioner kepada 154 santri (total sampling) pada tanggal 22 Januari 2011. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai morfologi dan siklus hidup T. trichiura; diberikan sebelum (pre-test) dan setelah penyuluhan (post-test).
Hasil penelitian menunjukkan jumlah santri laki-laki 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan, santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai T. trichiura adalah 1 orang (0,6%), cukup 6 orang (3,9%), dan kurang 147 orang (95,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 11 orang (7,1%), cukup 44 orang (28,6%), dan kurang 99 orang (64,3%). Pada uji marginal homogeneity, terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai T. Trichiura sebelum dan setelah penyuluhan (p<0,01). Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai T. trichiura.

Knowledge is really crucial in affecting one's attitude and behavior, including knowledge regarding T. trichiura and deterrence attempts. The goal of this research is to find out the health promotion effectiveness in improving knowledge regarding T. trichiura. This research was held in X Islamic Boarding School; pre-post study method was used. Data collection was done on the 22nd of January 2011 by handing out questionnaires to 154 students of X Muslim School that were picked out with the total sampling method. The questionnaires were about the morphology and the life cicle of T. trichiura.
The result shows that the respondent has 91 (59.1%) boys and 63 (40.1%) girls. Before the health promotion, 1 student (0.6%) had good knowledge regarding T. trichiura, 6 students (3.9%) had adequate knowledge, and 147 students (95.5%) had poorknowledge. After the health promotion, the students that had good knowledge increased to 11 (7.1%), adequate knowledge increased to 44 students (28.6%), and poor knowledge decreased to 99 students (64.3%). On the marginal homogenity test, there is significant difference on the knowledge regarding T. trichiura before and after health promotion (p<0.01). Based on the result, health promotion is effective in improving knowledge level of students regarding T. trichiura."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library