Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Imam Rifusua
"ABSTRAK
Tesis ini membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan busway yang meliputi faktor tarif busway, pendapatan perkapita, tarif bus lain dan jumlah penduduk pada provinsi DKI Jakarta, dan memberikan masukan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta dalam peningkatan pelayanan bagi pengguna busway akan mampu meningkatkan permintaan busway di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlunya dilakukan kajian yang lebih komprehensif mengenai tarif busway di DKI Jakarta dan kualitas pelayanannya sehingga dapat disesuaikan dengan pendapatan perkapita masyarakat dan selera masayarakat akan kebutuhan sarana transportasi umum.

ABSTRACT
This thesis discusses about determinant factors that affect demand of Busway, including Busway?s tariff, income per capita, another buses? tariff, and population of DKI Jakarta Province. This research also wants to give policy recommendation for DKI Jakarta government that increasing service for Busway?s passengers will increase demand of busway in DKI Jakarta Province. This is a quantitative research with descriptive design and recommends that government needs to examine about the Busway?s tariff and service quality in DKI Jakarta Province comprehensively, so DKI Jakarta government can adjust the tariff with income per capita and the taste of commuters.
"
2010
T27840
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Wikan Tyasning
"ABSTRAK
Tandu yang merupakan alat transportasi jarak dekat, ternyata banyak dipakai oleh pihak kraton sebagai alat kelengkapan upacara. Kraton Surakarta dan Yogyakarta sebagai dua kraton inti pecahan Mataram memiliki tandu yang sebagian masih tetap digunakan. Jumlah keseluruhan tandu adalah 132 buah, dengan perincian 96 buah di Surakarta dan 36 buah di Yogyakarta. Tandu-tandu tersebut memiliki bentuk dan hiasan yang beragam. Berdasarkan pengamatan tadi, maka ingin diketahui keaneka ragaman bentuk tandu di setiap kraton dan juga apakah bentuk tandu dengan hiasan tertentu menunjukkan kegunaan yang tertentu.
Setelah melalui tahapan-tahapan penelitian yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data maka diperoleh hasil bahwa di Surakarta dan Yogyakarta terdapat tiga tipe bentuk tandu yaitu tipe I (kotak wadah tanpa tutup), tipe II (kursi) dan tipe III (rumah) dengan sub tipe dan varian yang berbeda di masing-_masing kraton.
Tandu tipe I dengan ragam hias tidak raya dipakai untuk kegiatan upacara. Kemudian tandu tipe II dengan ragam hias tidak raya dipakai untuk kegiatan harian. Hal ini berlaku untuk setiap kraton. Tandu tipe III beragam hias tidak raya di Surakarta dipakai untuk kegiatan upacara dan harian, sedangkan di Yogyakarta dipakai untuk kegiatan upacara dan pesta. Tandu tipe III beragam hias raya di Surakarta dipakai untuk upacara dan pesta, sedangkan di Yogyakarta dipakai untuk kegiatan pesta raja.
Terjadi pengulangan pemakaian suatu jenis tandu untuk kegiatan yang berbeda dalam kraton disebabkan banyak tandu yang rusak dan dengan maksud pemanfaatan tandu yang sudah ada. Pada masa sekarang, tandu tidak dibuat lagi karena alasan ekonomi dan banyak detail kegiatan kraton yang dikurangi untuk penyesuaian diri dengan perkembangan zaman.
Berubahnya kegunaan tandu dari tujuan awal pembuatan yaitu sebagai alat transpor, dengan kegunaannya pada masa sekarang (penggunaan sekunder) yaitu sebagai pusaka, disebabkan sejarah pemakaian tandu tersebut.
Jumlah tandu di Surakarta yang lebih banyak dari tandu Yogyakarta tidak menunjukkan posisi yang lebih penting dari kraton yang lain. Kondisi politik dan keamanan yang relatif stabil di Surakarta menjadikan para pembuat tandu lebih santai dalam berkreasi. Posisi dan kedudukan kedua kraton yaitu Surakarta dan Yogyakarta sejajar karena dalam Perjanjian Gianti dinyatakan bahwa tidak ada pembagian kekuasaan dalam memerintah wilayah-wilayah kekuasaannya dan masing-masing kraton memiliki dan mengatur wilayahnya sendiri-sendiri. Hampir tidak ada komunikasi antar kedua kraton. Sehingga tidak mengherankan apabila bentuk dan hiasan tandu berbeda pada setiap kraton. Persamaan-persamaan yang muncul diperkirakan karena kedua kraton berasal dari akar budaya yang sama yaitu budaya Jawa dan akar sejarah yang sama yaitu kerajaan Mataram. dipakai untuk kegiatan upacara dan pesta. Tandu tipe III beragam hias raya di Surakarta dipakai untuk upacara dan pesta, sedangkan di Yogyakarta dipakai untuk kegiatan pesta saja. Terjadi pengulangan pemakaian suatu jenis tandu untuk kegiatan yang berbeda dalam kraton disebabkan banyak tandu yang rusak dan dengan maksud pemanfaatan tandu yang sudah ada. Pada masa sekarang, tandu tidak dibuat lagi karena alasan ekonomi dan banyak detail kegiatan kraton yang dikurangi untuk penyesuaian diri dengan perkembangan zaman. Berubahnya kegunaan tandu dari tujuan awal pembuatan yaitu sebagai alat transpor, dengan kegunaannya pada masa sekarang (penggunaan sekunder) yaitu sebagai pusaka, disebabkan sejarah pemakaian tandu tersebut. Jumlah tandu di Surakarta yang lebih banyak dan tandu Yogyakarta tidak menunjukkan posisi yang lebih penting dari kraton yang lain. Kondisi politik dan keamanan yang relatif stabil di Surakarta menjadikan para pembuat tandu lebih santai dalam berkreasi. Posisi dan kedudukan kedua kraton yaitu Surakarta dan Yogyakarta sejajar karena dalam Perjanjian Gianti dinyatakan bahwa tidak ada pembagian kekuasaan dalam memerintah wilayah-wilayah kekuasaannya dan masing-masing kraton memiliki dan mengatur wilayahnya sendiri-sendiri. Hampir tidak ada komunikasi antar kedua kraton. Sehingga tidak mengherankan apabila bentuk dan hiasan tandu berbeda pada setiap kraton. Persamaan-persamaan yang muncul diperkirakan karena kedua kraton berasal dari akar budaya yang sama yaitu budaya Jawa dan akar sejarah yang sama yaitu kerajaan Mataram.

"
2001
S11607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Munadi
"Industri energi dunia berkontribusi 87% terhadap peningkatan gas rumah kaca di dunia. Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia, hidrogen merupakan alternatif sumber energi dengan densitas energi gravimetrik 120 MJ/kg dan densitas volumetric 0,0824 kg/m3. Tantangan utama hidrogen sebagai energi alternatif adalah densitas volumetriknya yang sanagt rendah, sehingga memerlukan teknologi penyimpanan hidrogen dengan densitas volumetrik yang lebih tinggi. Sistem penyimpanan hidrogen sangat penting dalam siklus supply-chain hidrogen, terutama dari segi keekonomiannya. Sistem penyimpanan hidrogen terdiri dari proses hidrogenasi, transportasi, dan dehidrogenasi. Pada penelitian ini dilakukan analisis tekno-ekonomi dari 5 jenis teknologi penyimpanan hidrogen: compressed hydrogen, liquid Hydrogen, liquid organic hydrogen carrier, metal hydride, and amonia. Penelitian ini menggunakan Aspen Hysys dalam process design, process modeling, dan equipment sizing. Biaya sistem (IDR/kg) ditentukan berdasarkan Capital Expenditure (CapEx) dan Operational Expenditure (OpEx) dari masing-masing proses hidrogenasi dan dehidrogenasi, serta biaya transportasi pada 2000 km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembawa liquid organic hydrogen carrier memiliki biaya sistem terendah sebesar IDR 40.254/kg, diikuti metal hydride sebesar IDR 45.247/kg, compressed hydrogen sebesar IDR 54.926/kg, amonia sebesar IDR 165.434/kg, dan liquid hydrogen sebesar IDR 189.658/kg. Namun efisiensi penyimpanan liquid organic hydrogen carrier hanya bernilai 8,71%, metal hydride bernilai 7,66%, dan amonia bernilai 33,49%. Hasilnya menunjukkan bahwa baik LOHC ataupun metal hydride memiliki tingkat kematangan teknologi yang baik.

The world's energy industries contribute 87% to the increase in global greenhouse gases. To reduce global greenhouse gas emissions, hydrogen as clean energy is an alternative energy source with a gravimetric energy density of 120 MJ/kg and a volumetric density of 0.0824 kg/m3. The main challenge of hydrogen as an energy carrier is its low volumetric density, thus requiring hydrogen storage technology at higher volumetric densities. Hydrogen storage systems are crucial to the hydrogen supply chain process, especially in terms of its economics. The hydrogen storage system consists of hydrogenation, transportation, and dehydrogenation processes. This paper uses the techno-economic analysis of five types of hydrogen storage technologies: compressed hydrogen, liquid Hydrogen, liquid organic hydrogen carrier, metal hydride, and ammonia. Hysys was introduced to help process design, process modeling, and equipment sizing of each technology. System costs (IDR/kg) are determined based on projected Capital Expenditure (CapEx) and Operational expenditure (OpEx) of each hydrogenation and dehydrogenation process, as well as shipping transportation cost at 2000 km. The results show that liquid organic hydrogen carrier had the lowest system cost of IDR 40.254,65/kg, followed by metal hydride at IDR 45.247,35/kg, compressed hydrogen at IDR 54.926,27/kg, ammonia at IDR 165.434,6/kg, and liquid hydrogen at IDR 189.658,25/kg. However, the storage efficiency of liquid organic hydrogen carriers is only 8.71%, metal hydride 7,66%, and ammonia 33,49%. The results show that both LOHC and metal hydride have better technological maturity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Praktik kerja profesi di PT. Angerah Pharmindo Lestari Periode Bulan Oktober Tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Distributor/Pedagang Besar Farmasi (PBF), memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Distributor Farmasi, memahami penerapan GDP/CDOB di Distributor Farmasi dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di Distributor Farmasi. Praktek kerja profesi ini dilaksanakan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu Validasi Transportasi Reefer Truck Ke Cabang Tangerang In Transit Cabang Jakarta Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk untuk mengetahui daya tahan Reefer truck dalam mempertahankan suhu cold chain product selama pengiriman ke dua cabang yang berbeda yaitu cabang Jakarta dan Tangerang.

Internship at PT. Anugerah Pharmindo Lestari Period 2018 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in Pharmaceutical Wholesalers/Distributors, have insight, knowledge, skills and practical experience to do pharmaceutical work at Pharmaceutical Distributors, understand the application of GDP in Pharmacy Distributors and have a real picture of the problems of pharmaceutical work at the Pharmaceutical Distributor. This internship at was conducted for two weeks with a special assignment, namely Reefer Truck Transportation Validation to Tangerang Branch In Transit Jakarta Distribution Centre. The purpose of this special assignment was to find out the durability of the Reefer truck in maintaining the temperature of the cold chain product during shipping to two different branches, Jakarta and Tangerang branches.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library