Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study investigated the performance of electrocoagulation using iron and aluminum electrodes for removing silica, calcium and magnesium from cooling tower blowdown and reverse osmosis reject waters. Experiments were conducted at both the bench and pilot scales to determine the levels of target species removal as a function of the coadulant dose. At the bench scale, aluminium removed he taget compounds from cooling tower blowdown and reverse osmosis reject more efficiently than iron."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, WS
London: Cement and Concrete Association, 1973
624.18 GRA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M Cecep Suhendy
"Penelitian ini membahas tentang analisis risiko kesehatan dan keselamatan kerja pada proses pekerjaan pembongkaran tower crane di proyek pembangunan gedung XYoleh PT. Z tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prioritas risiko keselamatan dan kesehatan yang memerlukan pengendalian risiko pada proses pekerjaan pembongkaran tower crane. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasionaldengan analisis risiko menggunakan metode semi kuantitatif. Hasil penelitian ini yaitu pada basic risk terdapat 6kejadian (even)t yang termasuk kedalam kategori very high, terdapat 1kejadian (event) yang termasuk kedalam kategori priority 1, terdapat 1 kejadian(event) yang termasuk kedalam kategori subtancial,. Pada existing risk, tidak terdapat jenis pekerjaan yang masuk kedalam kategori very high, terdapat 5kejadian (event) yang termasuk kedalam kategori priority 1, terdapat 1kejadian (event) yang termasuk kedalam kategori subtancial, terdapat 4 kejadian (event) yang termasuk kedalam kategori priority 3,. Pada predictive risk, terdapat 10kejadian (event) yang masuk kedalam kategori acceptable.Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu perlunya pengawasan kelayakan dan pemakaian dan perlunya penambahan APD dan evaluasi risk assessment.

This study discusses the analysis of occupational health and safety risks in the work of dismantling the tower crane on a building site XYoleh PT. Z 2014. Purpose of this study was to determine the priority of safety and health risks that require risk control in the process of dismantling the tower crane work. Methods This study uses an observational study design to risk analysis using semi-quantitative methods. The results of this study are at risk, there are 6 basic events is included into the category very high, there is one event were included into the priority category 1, there is one event were included into the category subtancial,. In the existing risk, there is the type of work that goes into the category of very high, there are 5 events are included into the priority category 1, there is one event is included into the category subtancial, there are 4 events are included into the category priority 3. In predictive risk, there were 10 events that go into the acceptable category. Advice can be given to this research is the need for and the feasibility of the use of surveillance and the need for additional PPE risk assessment and evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rumi Ramadhan
"Dalam memenuhi kebutuhan rakyat di daerah rural, Pemerintah memiliki target di tahun 2018 seluruh ibukota kabupaten/kota sudah terhubung jaringan Broadband. Daerah rural saat ini sulit dijangkau jaringan broadband karena secara ekonomi tidak menguntungkan membangun jaringan disana. Saat ini pemerintah menggunakan link satelit untuk backbone ke daerah rural. Penggunaan link satelit juga terbatas hanya pada layanan 2G. Disamping itu penggunaan link satelit kurang efisien (biaya sewa yang mahal) dengan kapasitas jaringan yang kecil. Penelitian ini menganalisis Pembangunan Backbone Radio link sebagai pengganti penggunaan link Satelit. Untuk mengurangi biaya, ikut dipertimbangkan penggunaan tower-tower eksisting.
Dari analisis diketahui bahwa total biaya pembangunan VSAT lebih tinggi dibandingkan dengan Radio Microwave. Hal ini disebabkan oleh komponen Biaya VSAT yaitu biaya sewa transmisi yang mahal. Oleh karena itu penggunaan VSAT dalam jangka panjang akan merugikan bagi penyedia jaringan. Selain itu penggunaan Tower eksisting pada perancangan mampu menghemat Capex sebesar Rp.6.304.000.000,- atau 10.04% dari total Capex.

In fulfilling the needs of people in rural areas, the Government has a target that the district / city capital will be connected by Broadband network by 2018. Currently, rural areas has a difficulty to connect broadband network, because there is no profit to build a network in that location. The government uses a satellite link to be the backbone into rural areas and is limited only 2G service; However, the link is less efficient (the cost of renting is expensive) with small network capacity. This study analyzes the radio backbone development to subsitute the usage of satellite links, by taken into consideration the usage of existing tower.
The result shows that the total cost development VSAT is more expensive than Radio Microwave; because of transmission rent cost is very expensive. So, The usage of VSAT for a long time will make loss to Network provider. Meanwhile, the use of existing Tower on the design can save Capex Rp.6.304.000.000,- or 10.04% of total Capex.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan Khaled
"Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum mengatur bahwa menara telekomunikasi dijadikan salah satu objek retribusi. Besaran retribusi yang harus dibayarkan dianggap tidak wajar dan menimbulkan keberatan dari pemilik menara telekomunikasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan implementasi retribusi pengendalian menara telekomunikasi belum terlaksana dengan baik dan faktor penghambat dalam implementasi pemungutannya adalah jenis layanan yang diberikan pemerintah belum sesuai dengan yang diharapkan wajib retribusi.

Local government of Padang issued a local regulation Number 11/2011 concerning on User Charges and Fees which state that telecommunication tower became one of retribution’s object. Retribution value to be paid is not considered reasonable which generates objections from tower owner whom should pay the fee. Purpose of this research is to analyze the implementation of collecting telecommunication tower’s fee in Padang City as well as identifying some obstacle in the process. This research is qualitative descriptive interpretive. At the end of this study, researcher conclude that the implementation is not running perfectly and the main constraints that hinder the implementation process is the services given by the government weren’t done properly on the field."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ozkar F. Homzah
"Studi ini menyajikan metode analisis eksergi, dengan melakukan pengambilanserta perhitungan data untuk menara pendingin di pabrik urea Pusri I-B. Studi ini bertujuanmenganalisis kinerja menara pendingin dengan mengkaji besarnya irreversibilitas danefisiensi eksergi. Dari hasil penelitian di dapat irrevesibilitas dari proses pendinginan dimenara pendingin selama 24 jam bervariasi antara 614,09 kW hingga 731,202 kW. Dimanapada pukul 21:00 irreversibilitas terendah dan pukul 15.00 irrevesibilitas tertinggi yaitusebesar 614,09 kW dan 731,202 kW. Nilai efisiensi eksergi diketahui antara 41,12% sampai59,04%.Kata kunci: menara pendingin, irreversibilitas, efisiensi eksergi."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Nirmala
"Perkembangan bisnis telekomunikasi yang sangat pesat di Indonesia terlihat dari banyaknya jumlah pengguna layanan dan jumlah operator telekomunikasi. Pada akhir tahun 2009, sudah lebih dari 10 operator telekomunikasi yang beroperasi melayani masyarakat Indonesia. Masing-masing operator berusaha untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lamanya. Cakupan sinyal yang dikoordinasi oleh menara telekomunikasi menjadi salah satu tolak ukur mutu pelayanan operator telekomunikasi. Pihak operator telekomunikasi berlomba-lomba mendirikan menara miliknya agar dapat melayani dengan baik kebutuhan pelanggan dan akhirnya bisa mendapatkan lebih banyak lagi pelanggan baru. Lokasi menara yang tidak sesuai dengan tata ruang kota, risiko ancaman radiasi bagi warga masyarakat di sekitar menara, dan berbagai pertimbangan lainnya akhirnya membuat Pemerintah memaksa operator telekomunikasi untuk menggunakan menara telekomunikasi bersama. Operator telekomunikasi diminta untuk menyewa menara pihak lain dan atau menyewakan menara telekomunikasinya ke operator yang lain.
Persewaan menara ini menimbulkan obyek perpajakan. Ada dua pendapat yang berbeda mengenai pemotongan pajak penghasilan persewaan menara telekomunikasi. Ada yang mengganggap menara sebagai bangunan sehingga persewaannya terutang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2), namun ada juga yang menganggap menara sebagai peralatan telekomunikasi sehingga atas persewaannya terutang Pajak Penghasilan Pasal 23. Sayangnya, Direktorat Jendral Pajak belum juga mengeluarkan penegasan mengenai Pajak penghasilan atas persewaan menara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menguraikan secara terperinci apa itu menara telekomunikasi, bagaimana perjanjian persewaan menara yang ada di PT XYZ sebagai tempat penelitian lapangan, dan akhirnya membandingkannya dengan teori perpajakan dan kebijakan publik yang digunakan dalam penelitian ini sehingga akan didapatkan kriteria yang jelas atas pemajakan persewaan menara telekomunikasi.
Menara dibangun dengan desain dan konstruksi yang khusus sehingga nantinya menara telekomunikasi ini berfungsi sebagai sarana penunjang telekomunikasi. Dengan demikian menara telekomunikasi akan berfungsi apabila padanya dilekatkan peralatan telekomunikasi tertentu lainnya yang sudah disesuaikan sedemikian rupa dengan kepentingan operator telekomunikasi yang menyewanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gusniani Danumihardja
"ABSTRAK
Denitrifikasi adalah proses penyisihan nitrat yaitu mengubah nitrat menjadi gas yang tidak
berbahaya bagi kesehatan (N2), sistem ini dilakukan karena pada pengolahan konvensial
tidak dapat diperoleh hasil yang memuaskan untuk memenuhi standard mutu air bersir
tentang kandungan nitrat, yang memberikan harga yang aman lunak kesehatan yaitu
sebesar I0 mg/1-N. Sebagai sarana untuk melakukan proses dmitrifikasi diambil reaktor
jenis Packed Tower, yaitu reaktor jenis fixed film, dimana pada reaktor ini alir mengalir
upflow mclalui media yang ditempatkan didalam reaktor.
Penelitian bertujuan untuk melihat apakah denitrifikasi dapat bekerja untuk air bersih
dengan menggunakan packed tower. Indikasi terjadinya denitrifikas dilihat dengan
memperhatikan prosentasi penyisihan nitrat. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi air
tanah tercemar nitrat. Sumber air tanah diambil dari air tanah dilingkungan kampus FT UI.
Simulasi dimaksudkan untuk memperoleh air tanah yang tercemar nitrat dengan kadar
tertentu pada kondisi pH tertentu, dengan penambahan CaCO3; dan KNO3).
Reaktor Packed Tower yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari pipa pralon ukuran
6" dengan ketinggian 2.50 meter. Didalam reaktor ditempatkan media yang dimaksudkan
sebagai tempat melekatnya pertumbuhan mikroorganisme, media yang digunakan adalah
media plastik bioball dengan ketinggian 1.87 meter. Ketinggian air dalam reaktor 2.20
meter.
Dalam melaksanakan proses denitrifikasi air bersih diperlukan karbon dan nutrisi
tambahan. Sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah acetic acid atau
asam asetat, dosis pembubuhan sebesamya 0.08 ml/mnt. Untuk untuk tambahan diberikan
phospor dalam bentuk asam phospat dengan dosis pembubuhan 12.56 mg/mnt.
Penelitian dilakukan pada kondisi pH antara 6-7.5, sedangkan kondisi temperatur air
influent antara 24 - 24.5°C. Debit air diambil 1 liter/mmit dengan detention time 40 menit.
Hidraulic loadihg sebesaf 65.6167 (liter/mnt)M2. Sedangkan beban nitrat yang diberikan
16.692 - 21.213 mg/liter.
Untuk melihat terjadinya proses denitrifikasi diamati parameter-parameter yang
mendukung yaitu nitrat, nitrit, temperatur, pH, DO,SS. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Jurusan Sipil FTUI dimulai pada awal September 1994
dan selesai pada bulan November 1994.
Pada pengamatan terhadap parameter-parameter didapat beberapa hasil yaitu berikut :
penyesihan nitrat sebesar 60 sampai 70%, terjadi kenaikan nitrit kenaikannya antara 32 - 109%.
Penurunan harga DO antara 26 - 77.358 %, konsentrasi SS turun antara 86.145 -
94.619 %. Nilai pH berkisar antara 6.5 - 8 dan nilai temperatur antara (24.5 - 27)°C."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Hisar
"Skripsi ini berisi tentang Dampak Penerapan PSAK 13 Revisi 2011 pada Perusahaan Properti: Studi Kasus pada PT TBI. PT TBI merupakan perusahaan penyewaan menara yang menyewakan bangunan tower yang dimilikinya kepada operator telekomunikasi melalui sewa operasi. Pendapatan utama Perusahaan didapat dari hasil penyewaan atas properti investasinya. Di dalam pengakuan bangunan tower yang dimiliki perusahaan juga terdapat isu dalam perbedaan pengakuan di perusahaan-perusahaan penyewaan me nara yang ada di Indonesia ada perusahaan yang mengakui sebagai properti investasi dan ada juga ya ng mengakui sebagai aset tetap. Kesimpulannya adalah didalam industri penyewaan menara penentuan yang benar atas pengakuan bangunan tower yang dimilikinya adalah sebagai properti investasi karena kriteria-kriterianya mengacu dalam PSAK 13.

This contains about the Impact of PSAK 13 Revised 2011 on Company Property: Case Study on PT TBI. PT TBI is a rental company that rents its tower to telecommunications operators through an operating lease. The company's main revenue derived from the rental of property investment. In the recognition of the company-owned buildings tower there is also an issue in recognitionof differences in tower rent companies in Indonesia there are companies that recognize the investment properties and some are recognized as fixed assets. The conclusion is in industry rent tower the correct recognition of the tower building as an investment property because of the criteria, are referred to in PSAK 13."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo
"Bekisting merupakan suatu pekerjaan konstruksi yang dapat menyebabkan kelelahan kerja. Kelelahan adalah keadaan penurunan kinerja mental dan fisik yang dapat mengakibatkan potensi kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kelelahan pekerja beskisting di proyek pembangunan Tower X pada tahun 2017 dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan objek penelitian pekerja bekisting di tower X. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kuesioner yang terdiri dari variabel dependen (kelelahan kerja) dan independen (usia, masa kerja, durasi kerja, beban kerja, waktu istirahat, kuantitas tidur, dan kualitas tidur).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 53 responden (53%) mengalami kelelahan ringan, 47 responden mengalami kelelahan sedang (47%) dan tidak ada pekerja yang mengalami kelelahan berat. Responden lebih dominan mengalami tingkat kelelahan berlebih terlihat berdasarkan durasi kerja > 60 jam, beban kerja berat, waktu istirahat ≤ 30 menit, kuantitas tidur ≤ 6 jam, dan kulitas tidur buruk.

Formwork is a construction work that can lead to work fatigue. Fatigue is a state of decline in mental and physical performance that can lead to potential accidents and injuries in the workplace. This study uses descriptive analytic study which aims to find out the description of fatigue of beskisting workers in Tower X building project in 2017 with cross sectional approach. The sample used in this research is 100 people with research object of formwork worker in tower X. Data collection is done by observation, interview and questionnaire consisting of dependent variable (work fatigue) and independent (age, working period, work duration, work load, rest periods, sleep quantity, and sleep quality).
Based on the results of the study showed 53 respondents (53%) suffered from mild fatigue, 47 respondents had moderate fatigue (47%) and no workers had severe fatigue. The more dominant respondents experienced excessive fatigue rate was seen based on work duration> 60 hours, heavy workload, rest time ≤ 30 minutes, sleep quantity ≤ 6 hours, and poor sleep quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>