Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyuni Lestari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schunk, Dale H.
London: Pearson Education, 2010
370.7 SCH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Wulandari
"Persentase mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang tidak mengikuti program profesi semakin tahun semakin meningkat. Terdapat banyak faktor yang mendasari keputusan untuk mengikuti ataupun tidak mengikuti profesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel diambil dengan cara cluster sampling (n=92) yang merupakan mahasiswa FIK UI angkatan 2009. Kuesioner yang digunakan ialah kuesioner motivator-hygiene scale dan kuesioner tingkat motivasi yang sudah dimodifikasi (α=0,939; r-hitung 0,377-0,777). Analisa menggunakan univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (Kai Kuadrat dan Kendall Tau).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima faktor (minat, pengembangan diri, pengakuan, dukungan sosial, dan finansial) memiliki hubungan bermakna terhadap motivasi (p<0,05; α= 0,05; τ(tau)>0,248). Hasil korelasi menunjukkan bahwa minat merupakan faktor yang memiliki hubungan paling erat dibandingkan dengan faktor lainnya. Upaya untuk meningkatkan minat perlu diadakannya kegiatan orientasi terkait pembekalan nilai-nilai keperawatan kepada mahasiswa sejak awal menjadi mahasiswa FIK UI.

There is an increasing of percentage of FON UI’s (Faculty of Nursing University of Indonesia) students who were not to participating Ners Program. Several factors are asummed underpinne the decision to participate Ners Program. This study aimed to identify those factors. This study has used descriptive correlative method. Samples collected by cluster sampling (n =92) which were students of grade final of FON UI. The questionnaires were modified from the motivator-hygiene questionnaire scale and level of motivation questionnaire (α = 0.939; r = 0,377-0,777).
The results showed there were five factors (interest, self-development, recognition, social support and financial support) that related to motivation (p <0.05, τ (tau)> 0.248). The results was showed that the interest to be more influential factor than others. It is recommended that orientation program about values of nursing profession should include to increase interest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Tri Utami Kurniawati
"Penelitian ini melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana Bank “X” telah memenuhi kriteria kepatutan proses perencanaan dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank. Selain untuk memenuhi kebutuhan internal, Bank “X” juga memiliki kewajiban untuk melaporkan Rencana Bisnis Bank setiap tahun. Sehingga penelitian ini juga melakukan evaluasi atas kecukupaan pengungkapan informasi pada Rencana Bisnis Bank “X”. Dalam menentukan informasi yang akan diungkapkan, berapa banyak dan bagaimana informasi tersebut diungkapkan, organisasi didorong oleh adanya sinyal motivasi tertentu. Untuk itu, penelitian ini juga melakukan analisis atas ragam sinyal motivasi dalam pengungkapan informasi pada Rencana Bisnis Bank “X”. Hasil penelitian ini menunjukkan proses penyusunan Rencana Bisnis pada Bank “X” telah memenuhi 80% kriteria kepantasan suatu proses rencana strategis. Dari sisi kecukupan pengungkapan informasi, Rencana Bisnis Bank “X” telah memenuhi lebih dari 85% kriteria yang diwajibkan, dengan tren kecukupan yang selalu meningkat. Namun pengungkapan atas informasi signifikan lainnya dirasa masih belum cukup komprehensif. Sementara terkait dengan ragam sinyal motivasi, hasil penelitian menunjukkan adanya motivasi signal of intent maupun signal of camouflage pada Rencana Bisnis Bank “X”. Keseimbangan antara signal of intent dan signal of camouflage tetap dijaga selama periode pelaporan 2017/2019 hingga 2020/2022. Namun dalam perjalanannya, proporsi signal of intent terus mengalami peningkatan.

This study evaluates the extent to which Bank "X" has met the criteria for the appropriateness of the planning process in the preparation of the Bank's Business Plan. In addition to meet the internal needs, Bank "X" also has an obligation to report the Bank's Business Plan annually. Therefore, this study also evaluates the adequacy of information disclosure in Bank "X" Business Plan. In determining the information to be disclosed, how much and how the information is disclosed, the organization is driven by the certain motivational signals. For this reason, this study also analyzes the various motivational signals in disclosing information on the "X" Bank Business Plan. The results of this study indicate that the process of preparing a Business Plan at Bank "X" has met 80% of the appropriateness criteria for a strategic plan process. In terms of the adequacy of information disclosure, Bank "X" Business Plan has met more than 85% of the required criteria, with an everincreasing trend of adequacy. However, the disclosure of other significant information is still not comprehensive enough. While related to the variety of motivational signals, the results of the study show that there is a motivational signal of intent and signal of camouflage in the "X" Bank Business Plan. The balance between signal of intent and signal of camouflage is maintained during the reporting period 2017/2019 to 2020/2022. However, along the way, the proportion of signal of intent continues to increase"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Timoteus S.
"Di dalam Bab I dibicarakan latar belakang psikologi humanistik yaitu eksistensialisme dan unsur-unsur humanistik. Psikologi humanistik adalah suatu aliran psikologi yang dipelopori oleh Abraham. H. Maslow yang disebut kekuatan ketiga, dimana sebelumnya telah muncul psikoanalisa Sigmund Freud dan behaviourisme Watson dan Skinner. Psikologi humanistik telah meniupkan angin segar karena memandang manusia sebagai eksistensi yang utuh dan humanis. Eksistensialisme mempengaruhi teori motivasi A.H.Mas low ecara implisit, sedangkan pengaruhnya secara eksplisit tampak jelas pada tema aktualisasi diri dan kebebasan. Aktualisasi diri merupakan nilai tertinggi dalam eksistensialisme dan begitu pula dalam teori motivasi A.H. Maslow yang dibicarakan dalam Bab II.
Dalam Bab II dibicarakan teori motivasi A.H. Maslow yang merupakan suatu hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kebersamaan, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri. A.H. Maslow berpendapat bahwa susunan hirarki kebutuhan itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih matang kepribadiannya. A.H. Maslow juga membedakan motivasi menjadi dua yaitu motivasi defisiensi (D-motives) dan motivasi pertumbuhan (B-motives). Motivasi defisiensi adalah motivasi yang bersangkut paut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar. Sasaran utama dari motivasi defisiensi adalah mengatasi peningkatan tegangan organismik pada individu karena defisiensi. Berbeda dengan motivasi defisiensi, maka motivasi pertumbuhan (metaneeds) adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk merealisir potensi-potensinya. Jika motivasi pertumbuhan tidak terpenuhi, maka individu akan sakit secara psikologis yang disebut metapatologi. Sebagai contoh: Jika seseorang mengalami gangguan motivasi pertumbuhan seperti kebenaran, maka metapologi yang muncul adalah kehilangan kepercayaan, sinisme, skeptisisme, kecurigaan pada orang tersebut.
Pada Bab III, dibicarakan teori aktualisasi diri A.H. Maslow yang merupakan kebutuhan tertinggi dari teori motivasinya. Untuk mencapai taraf ini maka terlebih dahulu harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Orang-orang yang telah berhasil mengaktualisir dirinya memiliki ciri-ciri khas yaitu kemampuan menangkap rea1itas secara akurat dan sepenuh -penuhnya; menaruh hormat kepada dirinya sendiri dan orang lain; penuh spontanitas, kesederhanaan, kewajaran; mempunyai komitmen moral yang tinggi; menunjukkan kemandirian yang lebih besar; kemampuan memberikan apresiasi; mengalami peak experiense, seperti pengalaman religius yang tinggi; mempunyai kreativitas yang tinggi, dan lain-lain.
Dalam Bab IV, diuraikan tentang kreativitas karena orang-orang yang telah mengaktualisir diri memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas bukan hanya tercermin dalam suatu produk atau ciptaan baru, melainkan juga dalam sikap. A.H. Maslow membedakan antara special talent creativeness, seperti bakat musik, melukis dan lain-lain, dan self actualizing (SA) creativeness, yang merupakan perwujudan dari keseluruhan kepribadian yang tampil dalam kehidupan sehari-hari. Menurut A.H. Maslow terdapat perbedaan antara kreativitas primer dan sekunder, begitupula antara proses primer dan proses sekunder. Apabila kreativitas menggunakan kedua proses yaitu proses primer dan sekunder sekaligus dalam proporsi dan urutan yang seimbang, maka disebut integritas creativity, dan dari kreativitas yang terintegrasi ini timbul karya agung dalam seni, ilmu pengetahuan dan falsafah.
Setelah kita membicarakan kreativitas dalam Bab IV, maka dalam Bab V akan dibahas kaitan antara kreativitas dan manajemen. Manajemen berarti proses untuk mengadakan sarana dan sumder daya serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil mencapai sasaran dengan efektif dan efisien. Dalam manajemen penting sekali membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threath) . Kalau peluang (Oppurtunity) dan kekuatan (Strength) cukup besar, padahal kelemahan (Weakness) dan a ncaman (Threath) sangat kecil , maka situasi ini merupakan petunjuk bahwa sasaran tepat dicapai dalam jangka pendek. Begitu pula sebaliknya. Seluruh jajaran dalam manajemen dituntut mempunyai daya kreativitas yang tinggi supaya sasaran manajemen tercapai dengan tepat. Namun untuk mengaktualisir kreativitas secara optimal sargat tergantung pada motif-motif individualnya. Sehubungan dengan itu, setiap manajer per1u mengetahui teori motivasi pada umumnya dan teori motivasi A.H. Maslow pada khususnya. Dengan demikian jelas kiranya bagi kita bahwa terdapat korelasi yang erat antara motivasi, kreativitas dan manajemen.
Sumber daya manusia adalah tema sentral dalam marajemen Oleh karena itu dalam Bab IV, A.H. Maslow melontarkan asumsi asumsi dasar tentang manusia. A.H. Maslow berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang bebas, mahluk yang rasiona1; mahluk yang harus di1ihat secara menye1uruh, mahluk yang berubah, dan mahluk yang tidak dapat diketahui sepenuhnya. Penulis sependapat dengan asumsi-asumsi dasar tentang manusia menurut A.H. Maslow, karena penolakan terhadap asumsi asumsi dasar tersebut manusia akan diperlakukan sebagai robot dan teralienisir. Kesimpulan yang terpenting dapat dikatakan bahwa pekerjaan dapat menjadi psikoterapi, psikogogik yang dapat membuat masyarakat dapat mercapai taraf aktualisasi diri. Pekerjaan adalah suatu hubungan timbal balik dalam masyarakat serta menimbulkan organisasi yang sehat dan pekerjaan cenderung untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Akhirnya dapat dikatakan pekerjaan dapat memperbaiki diri masyarakat dan dunia dalam arti suatu utopia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library