Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatip yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°c kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang nmnggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat~sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balai Besar Industri Keramik Departemen
Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan
Umum .
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan
atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor
air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c = 0,45
2. Beton type-2, dengan w/c = 0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kiswanta
"ABSTRAK
PERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR PADA
BUNDEL UJI SIMULASI EKSPERIMEN HIGH TEMPERATURE GASCOOLED
REACTOR. Perancangan dilakukan untuk membangun suatu sistem
pengambilan data berbasis komputer yang digunakan untuk pengukuran
temperatur suatu proses eksperimen termohidraulik. Sebagai sensor temperatur
digunakan termokopel tipe K (Chromel-Alumel). Kegiatan ini bertujuan untuk
menyediakan fasilitas eksperimental sehingga pengujian bahan atau komponen
pada kondisi temperatur tinggi sekitar 500°C -1000°C dengan aliran gas Helium
dapat dilakukan. Kegiatan diawali dengan perancangan sumber pemanas,
fabrikasi, komisioning dan pengujian. Komisioning dan pengujian dilakukan
dengan pemanasan sampai temperatur yang dikehendaki melalui pemberian
tegangan listrik yang bertahap mulai dari 10 ? 160 Volt, agar kenaikan tegangan
bertahap dan tidak melonjak tinggi secara tiba-tiba. Hal ini dimaksudkan agar
kekuatan heater dapat bertahan lama dan tidak cepat putus. Kegiatan yang dimulai
dari desain, fabrikasi, komisioning dan pengujian berhasil dilakukan. Hasil
kegiatan berupa sistem akuisisi data pada perangkat sumber pemanas yang
mempunyai kemampuan pemanasan pada saat komisioning hingga temperatur
753,045°C selama 10.484 detik pada tegangan listrik 160 Volt dari tegangan
maksimum 220Volt (72,73%), dengan error kesalahan pada saat kalibrasi sebesar
60C atau sekitar 1% pada temperatur di atas 6000C

Abstract
DESIGNED OF TEMPERATURE DATA ACQUISITION SYSTEM FOR
HIGH TEMPERATURE GAS-COOLED REACTOR SIMULATION
EXPERIMENT TESTING BUNDLE. Design carried out to build a computer
based data acquisition system used for measuring the temperature of a process of
experimentation termohidraulik. Thermocouples used as temperature sensor type
K (Chromel-Alumel). This activity aims to provide an experimental facility to test
materials or components under conditions of high temperatures around 500 °C -
1000 °C with a flow of Helium gas can be done. Activity begins with the design of
heating sources, fabrication, commissioning and testing. Commissioning and
testing is done by heating to a desired temperature by providing a gradual voltage
from 10-160 volts, so that a gradual increase in voltage and high jump suddenly.
This is so that the power of the heater can last a long time and did not quickly
broken. Activities starting from design, fabrication, commissioning and testing
was done. The results of the activities of a data acquisition system on the device
having a heat source at the time of commissioning the heating capability of up to
753.045 °C temperature for 10,484 seconds at a voltage of 160 volts maximum
voltage 220Volt (72.73%), with an error when the calibration error by 60c or
about 1% at temperatures above 6000C."
2012
T31948
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hadi Surya
"Proses elektrolisis temperatur tinggi telah diaplikasikan untuk mendapatkan bubuk magnesium dari hidromagnesit dan magnesium oksida sebagai material umpan. Dalam proses elektrolisis, garam MgCl2 hidrat dipanaskan hingga 750 °C - 850 °C hingga menjadi lelehan elektrolit. Beda tegangan antara elektroda sebesar 0 - 12 V diberikan untuk mendapatkan bubuk magnesium. Ditemukan bahwa bubuk magnesium terbentuk pada katoda Pt sebagaimana warna dari lelehan garam berubah dari putih menjadi abu-abu seperti warna Mg. Pembentukan Mg juga diindikasikan dengan kenaikan arus pada pembacaan amperemeter. Sayangnya, proses dilakukan pada kondisi udara terbuka dan kemudian bubuk Mg segera teroksidasi menjadi bubuk MgO. Disimpulkan meskipun tidak ada bukti puncak-puncak difraksi dari Mg pada pola XRD dari sampel, bubuk Mg berhasil dihasilkan selama proses. Kata kunci: elektrolisis, magnesium.

High temperature electrolysis process has been applied to obtain magnesium powders from hydromagnesite and magnesium oxide as the feed materials. In the electrolysis process, hydrat MgCl2 salts were heated to 750 °C - 850 °C towards molten electrolyte. Voltage between electrodes of 0 - 12 V was then applied for obtaining Mg powders. It was found that Mg powders formed in the Pt cathode as color of molten salts changed from white to grey which is similar to that of Mg. Formation of Mg was also indicated by a current rise as read in amperemeter. Unfortunately, the process was carried out under open atmosphere and thus Mg powders were immediately oxidized to MgO powders. It is concluded that despite no evidence of diffraction peaks for Mg in XRD pattern of the sample, the Mg powders were successfully produced during process. Keywords: electrolysis, magnesium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S29012
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Haruman
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengamati mekanisme pembentukan lapisan aluminida pada proses pack aluminizing, khususnya pengaruh kandungan Al di dalam pack dengan aktivator NaC1 berdasarkan aspek thermodinamika dan kinetika. Proses dapat terkendali secara difusi di dalam gas atau interdifusi pada lapisan coating. Untuk meninjau hal tersebut antara lain dibuat model difusi di da lam fasa gas yang menyangkut faktor-faktor temperatur, tekanan spesi-spesi gas Al dan aktivitas Al di permukaan sumber pelapis (source) dan di permukaan coating (spesimen) dengan bantuan program CHEMIX/REACT-CSIRO. Penambahan berat akibat pelapisan yang diperoleh pada suatu kondisi proses tertentu dapat diprediksi berdasarkan model difusi di dalam fasa gas. Percobaan yang dilakukan menyangkut pengamatan berat Al yang mengendap pada iapisan coating yang akan dibandingkan dengan hasil simulasi. Dengan menggunakan data sekunder, hasil percobaan mendekati prediksi simulasi pada kondisi temperatur 1050°C serta komposisi pack 4 % Al + 4 % NaCl. Pada kondisi 2 % Al + 4 % NaCl dan I % Al + 4 % NaCl terjadi penyimpangan bila prediksi simulasinya menggunakan faktor koreksi yang sama dengan prediksi simulasi pada kondisi 4 % Al + 4 % NaCl. Hasil percobaan pada kondisi 1% Ai + 4 % NaCl tidak menunjukkan proses yang terkendali oleh difusi di dalam fasa gas.
Untuk meninjau degradasi lapisan coating dilakukan proses oksidasi siklik masing-masing pada temperatur maksimum 950°C dan 1100°C serta temperatur minimum 30°C dengan mengamati pertambahan berat spesimen sebagai fungsi dari waktu. Data kinetika oksidasi siklik menunjukkan hubungan parabolik serta terjadi pengelupasan (spalling) kerak oksida akibat thermal stress."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Nuraini Noviana
"Material karbon aktif berbahan dasar batubara dikembangkan untuk menghasilkan material penyimpan hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas perlakuan mekanokimia yang diikuti dengan pemanasan temperatur tinggi pada batubara kadar rendah dan karakteristik material yang dihasilkan dari proses tersebut. Proses karbonisasi dilakukan untuk meningkatkan kadar fixed carbon pada material batubara. Perlakuan mekanokimia dilakukan dalam kondisi kering dengan rasio sampel : KOH sebesar 1:4 dan dilakukan selama 4 jam. Kemudian material yang telah dilakukan mekanokimia, dipanaskan pada temperatur 750 oC ditahan selama 75 menit dalam kondisi inert.
Beberapa pengujian seperti proksimat, BET, FESEM, dan XRD dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari material karbon aktif termasuk pengujian kapasitas penyerapan gas hidrogen. Reduksi ukuran partikel material mencapai 62 % setelah dilakukan proses mekanokimia dengan ukuran partikel rata-rata sebesar 25 µm. Peningkatan luas permukaan (mencapai 333 %) dan total volum pori (mencapai 170 %) terjadi pada material yang telah diaktivasi. Penyerapan gas hidrogen pada material yang telah diaktivasi empat kali lebih tinggi dari material awal, pada temperatur -5 oC dan 25 oC.

Coal-based activated carbon materials were developed to produce hydrogen storage materials. This research aimed to study the effectiveness of mechanochemical treatment which was followed by high temperature heating of low rank coal and the characteristics of materials which have been produced by the process. Carbonisation was done to increase fixed carbon value of the coal. Mechanochemical treatment was done in dry condition with the ratio of sample and KOH was 1:4 and performed for 4 hours. Then materials which have been done with mechanochemical treatment, were heated up to the maximum temperature of 750 oC which were then held constant for 75 minutes in inert condition.
Some tests such as proximate, BET, FESEM, and XRD performed to determine the characteristics of activated carbon materials including hydrogen adsorption capacity testing. Particle size reduction of materials reached 62 % after mechanochemical treatment with the average particle size of 25 µm. Increased in surface area (up to 333 %) and total pore volume (up to 170 %) occurred in activated materials. The hydrogen adsorption of activated carbon materials were four times higher than non-activated materials (initial materials), at temperature of -5 oC and 25 oC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urip Priyono
"Tingkat kesuksesan pemboran geotermal di Indonesia masih menjadi kendala utama dalam upaya pengembangan geothermal. Lapangan geotermal ?X? merupakan salah satu daerah prospek di Indonesia yang belum dilakukan pengeboran oleh pihak pengembang. Manifestasi yang muncul ke permukaan berupa mata air panas dan alterasi batuan, dengan tidak adanya manifestasi fumarol maka menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan kegiatan eksplorasi geotermal di daerah penelitian.
Penelitian ini difokuskan pada penentuan target pemboran di zona prospek. Adapun metode yang digunakan yaitu: remote sensing citra Landsat 7, 3D-MT serta geokimia. Analisis struktur permukaan lapangan geotermal "X" menggunakan citra satelit DEM dan Landsat 7. Teknologi citra dalam hal ini remote sensing sangat membantu dalam memetakan sebaran manifestasi aktivitas geothermal di suatu wilayah. Sedangkan untuk analisis struktur bawah permukaan dapat dilakukan dengan bantuan metode geofisika magnetotelluric (MT) didukung dengan data geologi dan data geokimia. Analisis data 3-D magnetotelluric (MT) dapat membantu mengintepretasikan resistivitas batuan bawah permukaan.
Hasil Intepretasi data pada penelitian ini yaitu model konseptual dan luasan wilayah prospek. Mengacu pada model konseptual, dimana terdapat zona upflow yang ditandai adanya alterasi batuan dan adanya pola dome pada penampang resistivitas 3-D magnetotelluric (MT) di dekat struktur utama yang mengontrol aktivitas geotermal daerah penelitian, sedangkan zona outflow berarah ke barat dan timur daerah penelitian, sehingga penelitian ini merekomendasikan titik pemboran di zona upflow yang diharapkan berada pada zona dengan permeabilitas serta temperatur yang tinggi.

Drilling success ratio of geothermal in Indonesia is still a major constraint in the development of geothermal. Geothermal field "X" is one of the unexploited, prospected field in Indonesia. Manifestations of a possible geothermal field are hot springs and rock alteration; the lack of fumarole manifestation has become a challenge in conducting geothermal exploration in the study area.
This research is focused on determining the drilling target of the prospected zone. The methodes used for this research are Landsat 7 image remote sensing, 3D-MT and geochemistry. The structure of geothermal field ?X??s surface is analyzed with DEM satellite image and Landsat 7. The imaging technology of remote sensing is very helpful in mapping the distribution of geothermal activity manifestation in a region. Meanwhile, analysis of subsurface structures can be done with the help of geophysical methods magnetotelluric (MT) is supported by geological and geochemistry data. The data analysis of 3-D magnetotelluric (MT) resistivity can help interpretation in sub-surface rocks.
Interpretation of data resulted in this research is the conceptual model and measuring the prospected region of the research areas. Based on the conceptual model, in which there?s an upflow zone marked with rock alterations and dome patterns on ressistivity of 3-D MT section near the main structure that controls the geothermal activities in the study area; while the outflow zone pointing west and east of the study area, allowing this research to recommend drilling target at the upflow zone expected to be at the high permeability and high temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardo Janitra Puriadi Putra
"Teknologi penyimpanan energi termal telah banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi sistem atau memanfaatkan limbah kalor. Phase change material (PCM) merupakan material tertentu yang dapat digunakan sebagai media penyimpan kalor dan tersedia dalam temperatur operasional yang luas. Molten salt merupakan salah satu PCM yang memiliki keunggulan temperatur operasional yang sangat tinggi. Kalor yang tersimpan di PCM selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai utilitas seperti pembangkitan energi. Dalam penelitian ini, simulasi pemadatan garam cair komersial dari PlusICE, yaitu H500 dengan temperatur operasional 500 °C. Simulasi dilakukan menggunakan software COMSOL Multiphysics dengan lima variasi penyerapan fluks kalor yang mensimulasikan penyerapan kalor dari mesin stirling, dari 1kW/m2 hingga 5kW/m2 dengan kenaikan 1kW/m2 per variasi dan asumsi penyerapan kalor konstan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa solidifikasi yang terjadi pada domain PCM dimulai dari batasan pipa dengan aliran searah gravitasi dan akan berbelok pada titik tertentu. Terjadinya aliran pada proses solidifikasi adalah karena adanya perbedaan temperatur pada domain PCM dan perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi secara alami. Domain PCM akan tersolidifikasi dalam jangka waktu 1039 menit untuk variasi 1kW/m2, 539 menit untuk variasi 2kW/m2, 371 menit untuk variasi 3kW/m2, 289 menit untuk variasi 4kW/m2, dan 237 menit untuk variasi 5kW/m2. 3.Total energi kalor yang dapat ditransfer oleh PCM hingga tersolidifikasi sepenuhnya adalah 313,19 kJ untuk penyerapan 1kW/m2; 324,95 untuk penyerapan 2kW/m2; 335,5 untuk penyerapan 3kW/m2; 348,46 untuk penyerapan 4kW/m2 dan 357,20 untuk penyerapan 5kW/m2.

Thermal energy storage technologies have been widely used to increase system efficiency or to utilize waste heat. Phase change material (PCM) is a certain material that can be used as a heat storage medium and is available in a wide range of operating temperaturs. Molten salt is one of the PCMs that has the advantage of a very high operating temperatur. The heat stored in the PCM can then be used for various utilities such as energy generation. In this study, simulating the solidification of commercial molten salt from PlusICE, namely H500 with an operating temperatur of 500 °C. The simulation was carried out using the COMSOL Multiphysics software with five variations of heat flux absorption simulating heat absoption from the stirling engine, from 1kW/m2 to 5kW/m2 with an increment of 1kW/m2 per variation and assuming constant heat absorption. The results show that the solidification that occurs in the PCM domain starts from the boundary of the pipe with the flow in the direction of gravity and will turn at a certain point. The occurrence of flow in the solidification process is due to the temperatur difference in the PCM domain and heat transfer by convection which occurs naturally. The PCM domain will consolidate within 1039 minutes for the 1kW/m2 variation, 539 minutes for the 2kW/m2 variation, 371 minutes for the 3kW/m2 variation, 289 minutes for the 4kW/m2 variation, and 237 minutes for the 5kW/m2 variation. 3. The total heat energy that can be transferred by the PCM for each heat flux absorption until it is fully solidified is 313.19 kJ for 1kW/m2; 324.95 for 2kW/m2; 335.5 for 3kW/m2; 348.46 for 4kW/m2 and 357.20 for 5kW/m2."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sugiarto
"Beton merupakan komponen penting dalam dunia konstruksi, yang teknologinya terus berkembang dan menghasilkan bermacam-macam jenis beton. Salah satunya adalah beton ringan yang berserat.
Pemakaian beton ringan ini bertujuan untuk memperkecil berat sendiri beton, yang berupa beban man, sehingga diharapkan dapat memperkecil biaya bangunan secara keseluruhan.
Untuk penelitian ini, dibentuk beton ringan dcngan agregat kasar batu apung pumice, dan untuk meningkatkan mutu digunakan serat kawat binddraad yang mudah diperoleh. Karena dalam penggunaan beton ringan lersebut perlu juga diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka periu diteliti dan dipahami mengenai perilaku beton tersebut terhadap pengaruh temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan kawat binddraad pada persentase berat kawat tertentu yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tank belah, modulus elastisitas, dan Poisson's ratio, serta kuat lentur dari beton ringan tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200°C, 300°C, dan 500°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurniadji
"Perkembangan teknologi beton yang demikian pesat dan penyempurnaan terus menerus hingga sekarang ini memberikan pemilihan banyak bagi konsumen untu memilih yang terbaik. Selain itu dari aspek struktur yang menjadi pertimbangan bagi konsumen, aspek ekonomi juga sangat berperan dalam pemilihan ini.
Nilai ekonomis tersebut bisa didapatkan dengan mengurangi berat sendiri dari beton tersebut. Untuk itu digunakan agregat yang memiliki berat yang relatif ringan. Salah satunya dengan menggantikan agregat kasarnya dengan batu apung pumice, dimana memiliki berat yang relatif ringan dibandingankan dengan batu kali yang biasa digunakan. Selain itu untuk meningkatkan mutu digunakan bahan tambahan, salah satunya adalah lateks alam pekat yang banyak terdapat dipasaran.
Dalam penggunaan beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat perlu diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka perlu diteliti perilaku beton ringan tersebut terhadap temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat pada persentase berat lateks tertentu terhadap berat semen, yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, dan hubungan tegangan-regangan dari beton tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200ºC, 300ºC, dan 500ºC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Iwan K.
"Pada saat seperti ini di mana untuk membangun sebuah sarana maupun prasarana infrastruktur dibutuhkan biaya yang cukup mahal yang disebabkan karena harga material yang tinggi dan tidak menentu, sehingga pembuatan beton untuk struktur-struktur yang membutuhkan sifat mekanis tertentu dapat dibuat dengan menggunakan material-material yang murah dan mudah di dapat.
Material-material tersebut baik sebagian material maupun keseluruhan yang di pergunakan menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah di dapat dengan maksud sama yaitu meningkatkan sifat-sifat mekanis beton tersebut. Salah satu yang menarik dari penggunaan bahan-bahan tersebut adalah penggunaan bahan tambah serat kawat binddraad pada beton ringan pumice.
Penelitian terhadap penggunaan bahan tambah serat kawat binddraad terhadap beton ringan pumice mengacu kepada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yaitu penelitian mengenai beton ringan pumice dan pengaruhnya apabila digunakan bahan tambahan berupa serat.
Menurut penelitian sebelumnya mengenai penggunaan bahan tambah seratpada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur dan kuat tarik belah serta pada penelitian beton ringan pumice diketahui bahwa agregat kasar ringan pumice memiliki kekuatan yang relatifkecil, dimana prosentase keausannya yang cukup besar.
Maka pada penelitian kali ini dititikberatkan kepada penambahan serat kawat binddraad pada beton ringan pumice yang ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis beton ringan dan seberapa besar kekuatan yang di hasilkan. Parameter penelitian yang digunakan adalah pemberian serat kawat binddraad dengan menggunakan persentase dari berat semen per meter kubik beton mulai dari 0, 2.5 %, 5 %, 7.5 % dan untuk mutu beton ringan digunakan 22.5 Mpa. Dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur, pengujian hubungan tegangan-regangan dan nilai modulus elastisitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>