Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beni Rahardianto
"Nongkrong merupakan gejala yang timbul di kalangan remaja sebagai salah satu bentuk apresiasi dalam tahap menuju kedewasaan dan pencarian identitas dirL Tahap remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang cenderung ingin bebas dan menghabiskan waktunya berkumpul bersama kelompok dan ternan sebayanya, Pada akhimya banyak tempat yang dapat dijadikan pilihan dalam melakukan kegiatan nongkrong tersebut bersama dengan kelompoknya dan salah satunya adatah tempat parklr.
Skripsi ini membahas tentang gejala nongkrong yang timbul di tampa!parkir dan di tempat yang melibatkan kendaraan sebagai alat bantu da!am melakukan kegiatan nongkrong. Dan juga membahas tentang pelilaku remaja di !uar lingkungan sekolah dan keluarga, Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dan menarik keberadaan remaja-remaja tersebut untuk nongkrong di tempat parkir dan tempat-tempat umum lainnya, dllihat dari kacamata seorang remaja dan faktor-faktor yang menyebabkan remaja membutuhkan ruang nongkrong dan berkumpuL"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S48524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Syahbana Alamsyah
"Kepekaan tempat di kota-kota baru (new towns) tidak bisa disamakan dengan kota-kota yang memiliki sejarah panjang seperti kota dalam pengertian wilayah administrasi atau tempat spesial seperti kawasan yang dihuni penduduk asli. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kepekaan tempat di kota baru Bumi Serpong Damai (BSD) dan Jababeka. Dalam penelitian ini, kepekaan tempat dieksplorasi dari hubungan individu dengan tempat dan ikatannya dengan tempat. Penelitian ini mengeksplorasi kepekaan tempat untuk menemukenali identitas kota baru berdasarkan apa yang dipahami penduduknya. Untuk itu, penelitian ini menggunakan pendekatan yang mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuatitatif (mix model). Pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis isi kualitatif. Temuannya, kepekaan tempat BSD maupun Jababeka sama - sama bersifat kontinum, namun di BSD tendensinya lebih kuat. Eksplorasi kepekaan tempat di kedua tempat ini menunjukkan adanya kontestasi dalam mempengaruhi pemaknaan atas tempat dan adanya tendensi penerimaan identitas tempat yang spasial. Dalam konteks pengembangan brand kota, BSD dan Jababeka memiliki potensi untuk memanfaatkan identitas spasial dalam memperkuat identitas kompetitifnya masing-masing.

Sense of place for new towns cannot be equated with the sense of place for cities which has a long history and inhabited by the natives. This study aimed to explore the sense of place for Bumi Serpong Damai (BSD) and Jababeka in term of the individual place relationship and place bonding with the new towns. This study explored sense of place in order to identify the identity conceived by the residents. It used a mixed model that combined qualitative and quantitative approaches. Data was analyzed using qualitative content analysis. The findings of this study indicated that sense of place for BSD and Jababeka is a continuum though the tendency for BSD was stronger. Sense of place for both towns showed a competition in influencing the construction of meaning and a tendency to adopt spatial place identity. In the context of city branding development, BSD and Jababeka each has the potentials in taking advantage of spatial identity for strengthening their competitive advantages."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diko Hary Adhanto
"Sense of place adalah upaya sesorang untuk memahami "status" mereka dalam dunia dan membentuk rasa identitas diri. Dari sense of place ini seseorang memiliki identitas tempat sesuai dengan pengembangan jati dirinya. Identitas tempat sendiri berkembang karena penjelajahan seseorang di lingkungan terdekatnya. Penjelajahan lingkungan di awali sejak usia dini dengan berbagai cara. Salah satu cara menjelajahi lingkungan adalah dengan bermain. Penelitian ini menjelaskan keterikatan tempat anak pedesaan terhadap ruang bermain dengan menggunakan teori tempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola ruang bermain anak berdasarkan karakteristik tempat, dan karakteristik demografi anak. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pemetaan mental kepada 80 anak kelas 1 hingga 5 dan pengukuran indeks keterikatan tempat kepada 44 anak yang duduk di kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar, di Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Hasil dari penelitian ini adalah 75% anak-anak pedesaan memilih bermain di lingkungan dekat rumahnya dan hanya anak laki-laki dan yang kelompok umur menengah dan besar yang memilih bermain di sungai. Tingkat identitas dan ketergantungan tempat pada semua ruang bermain bernilai baik. Sedangkan berdasarkan hasil interpretasi peta mental, elemen alam pada kategori penilaian memiliki skor yang hampir dominan pada beberapa ruang bermain. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah anak pedesaan cenderung memilih ruang bermain yang dekat dengan lokasi tempat tinggal mereka dan adanya perluasan jangkauan dalam mengeksplorasi ruang bermain yang lebih jauh berdasarkan umur dan gender. Keterikatan fungsional dan keterikatan emosional anak terhadap ruang bermain berbeda-beda dengan elemen alam yang sangat dominan.

Sense of place is the way that to understand their "status" in the world and to form a sense of identity. Lots of people will have place identity in accordance with the development of their identity. The identity itself develops due to the exploration of a person in their nearest surrounding environment. The exploration activities start doing at an early age in various ways. One of the activities are playing in playground spaces. The study explains the attachment of rural children to the playground spaces using place theory. The purpose of this study is that to determine the pattern of children's playground spaces based on the characteristics of the place and the demographic characteristics of children. The data collection method was carried out through mental mapping of 80 children in grades 1 to 5 and measurement of the place attachment index for 44 children in grades 4 and 5 of elementary schools, in Lemong District, Pesisir Barat Regency, Lampung Province. The results of this study are amount 75% of rural children chose to play in the neighborhood near their homes and only boys and middle or large age groups chose to play in the river as playground space. The level of place identity and place dependence on all playground spaces is well worth it. Meanwhile, based on the results of the mental map interpretation, the natural elements in the assessment category have scores that are almost dominant in some playground spaces. The conclusion in this study is that the pattern of choosing a playground space for rural children tends to choose a playground that is close to the location where they live and there is an expansion of the range in exploring further playground spaces based on age and gender as well as functional attachments and children's emotional attachments to different play spaces. with natural elements that are very dominant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidah Fahira
"Keterikatan tempat merupakan konsep multidimensi yang dalam penelitian ini dikaji melalui aspek identitas tempat dan ketergantungan tempat. Kedua aspek tersebut dinilai sebagai konsep tempat yang berbeda dan mengacu pada persepsi subjektif individu yang dihasilkan dari adanya interaksi dengan lingkungannya. Kehadiran dan ingatan akan bencana alam beserta risiko lingkungan juga menjadi penanda adanya hubungan manusia dengan lingkungannya. Terjalinnya hubungan sosial dari waktu ke waktu membuat manusia akan membentuk keterikatan dengan lingkungannya hingga dapat membentuk identitas diri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui keterikatan tempat yang terbentuk di lingkungan masyarakat berdasarkan tingkat ancaman banjir dan mengetahui hubungannya terhadap perilaku adaptasi masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode pengukuran indeks keterikatan tempat dengan analisis keruangan dan deskriptif kuantitatif. Hasilnya didapatkan bahwa keterikatan tempat yang terbentuk di ketiga wilayah dengan tingkat ancaman banjir berbeda (rendah, sedang dan tinggi) di Kelurahan Kampung Melayu tergolong tinggi sampai sangat tinggi. Keterikatan yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lama tinggal, kondisi sosial, ekonomi, hingga karakteristik fisik lokasi tempat tinggal yang mendorong masyarakat untuk tetap tinggal di wilayah ancaman banjir berulang. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan antara keterikatan tempat dengan perilaku adaptasi yang dibuktikan dengan adanya tindakan dan kecenderungan yang baik untuk mencegah dan mengurangi risiko melalui pilihan-pilihan adaptasi yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Kampung Melayu untuk tetap dapat mempertahankan lingkungannya.

Place attachment is a multidimensional concept which in this study is examined through aspects of place identity and place dependence. These two aspects are considered as different place concepts and refer to the individual's subjective perception resulting from interactions with their environment. The presence and memory of natural disasters and environmental risks are also markers of the relationship between humans and their environment. The establishment of social relations from time to time makes humans will form attachments with their environment so that they can form self-identity. The purpose of this study was to determine the attachment of places formed in the community based on the level of flood threat and to determine its relationship to community adaptation behavior in dealing with the threat of flooding in Kampung Melayu Village, Jakarta. To find out this, the method of measuring the attachment index of the place with spatial analysis and quantitative descriptive is used. The results show that the place-bounds formed in the three areas with different levels of flood threat (low, medium and high) in Kampung Melayu Village are classified as high to very high. High attachment is influenced by several factors including length of stay, social, economic conditions, to the physical characteristics of the location of residence that encourage people to stay in areas with repeated flood threats. From these results it is known that there is a relationship between place attachment and adaptive behavior as evidenced by the existence of good actions and tendencies to prevent and reduce risk through adaptation choices made by the community in Kampung Melayu Village to maintain their environment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parluhutan, Jeremia Alexander
"Keterikatan tempat merupakan salah satu hubungan antara manusia dengan suatu tempat yang dapat dianalisis berdasarkan dua dimensi yaitu ketergantungan dan identitas tempat. Salah tempat yang sangat berharga bagi manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal. Identitas tempat terhadap rumah dapat dipengaruhi dengan durasi lama tinggal dan interaksi sosial yang terbentuk pada lingkungan tempat tinggalnya, Selain itu, ketergantungan tempat dipengaruhi oleh fungsi dari rumah tempat tinggal dan ketersediaan fasilitas umum yang ada pada lingkungan sekitarnya. Kelurahan Andir merupakan wilayah yang rawan banjir. Hal tersebut ditinjau dari frekuensi terjadinya banjir. Dalam menganalisis keterikatan tempat penduduk dengan rumah dan lingkungannya, digunakan analisis berdasarkan tata letak pemukimannya. Maka dari itu, permukiman wilayah rawan banjir terbagi kedalam permukiman teratur dan permukiman tidak teratur. Keterikatan tempat penduduk memiliki nilai yang tinggi dan sangat tinggi berdasarkan klasifikasi keterikatan tempat. Dengan adanya keterikatan tempat yang tinggi, penduduk cenderung mempertahankan tempat tinggalnya, maka dari itu penduduk melakukan upaya tindakan adaptasi sebagai bentuk penyesuaian agar tetap tinggal di rumah. Selain itu, penduduk juga cenderung melakukan tindakan adaptasi terhadap lingkungan dengan tujuan untuk melestarikan lingkungannya. Dengan demikian, penduduk di Kelurahan Andir mempertahankan rumahnya walaupun berada di wilayah rawan banjir karena rumah tersebut merupakan tempat yang penting dan berarti bagi dirinya.

Place attachment is one of the relationships between a person and a place that can be analyzed on the basis of two dimensions: dependency and place identity. One of the most valuable places for humans is the home as a place of residence. The identity of the place to the house can be influenced by the duration of long residence and the social interaction that is formed in the environment in which it lives. In addition, the dependence of the location is affected by the function of the home and the availability of public facilities in the surrounding environment. Andir is a flood-prone region. It is reviewed based on the frequency of the occurrence of floods. In analyzing the attachment of the residents to the house and its surroundings, we used analysis based on the layout of the settlements. Therefore, the settlements in the flood-prone areas are divided into regular and irregular ones. The attachment of residents has a high and very high value based on the classification of attachments to places. As a result of the high attachment, the population tends to retain their home, so people try to adapt as a form of adaptation to stay in the home. In addition, people tend to adapt to the environment with the aim of preserving it. Thus, the inhabitants of Andir Township retained their homes even though they were in a flood-prone area because the house was an important and meaningful place for them."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Mugi Lestari
"ABSTRAK
Keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal akan berbeda, sesuai dengan karakteristik tempat dan karakteristik penduduk. Dengan membagi wilayah penelitian Kelurahan Kampung Melayu menjadi dua, yaitu wilayah tidak banjir dan wilayah banjir, tujuan penelitian ini adalah menganalisis keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterikatan tempat. Kuesioner self-administered menggunakan skala likert disebar secara random pada 400 penduduk. Analisis statistik menggunakan distribusi frekuensi dan Structural Equation Modelling SEM . Hasil dari penelitian menunjukkan penduduk cenderung memiliki keterikatan tempat dengan lingkungan tempat tinggalnya. Faktor yang mempengaruhi keterikatan tempat pada penduduk yang lahir di lingkungan tempat tinggal dengan lama tinggal 10 tahun atau lebih dan memiliki rumah adalah faktor keluarga untuk penduduk di wilayah tidak banjir dan faktor fisik serta faktor sosial di wilayah banjir. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal terbentuk karena dimensi tempat dimaknai tidak hanya dalam setting fisik, namun juga secara sosial yaitu adanya ikatan keluarga dan hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

ABSTRACT
Place attachment on neighborhood differs according to place characteristics and person characteristics. By dividing the research area of Kelurahan Kampung Melayu into flood area and non flood area, this research aims at analyzing place attachment on neighborhood and analyzing factors influencing the place attachment. Self administered questionnaires using likert scale were distributed randomly to 400 residents. Statistical analysis is carried out using frequency distribution and Structural Equation Modeling SEM . Result of the study shows that residents tend to have place attachment to their neighborhood. Factors influencing place attachment on residents born in the neighborhood with length of stay 10 years or longer and having house are family factor for residents living in non flood area and physical factor as well as social factor for residents in flood area. This research concludes that place attachment on neighborhood is formed because dimension of place is interpreted not merely physically but also socially, namely the existence of family ties and social relationship with people in the neighborhood."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Maulani Fauziah
"Jalan Cipete Raya merupakan jalan yang menjadi pusat kegiatan usaha khususnya di bidang kuliner. Terdapat jumlah restoran yang banyak dan beragam yang diklasifikasikan berdasarkan jenis makanannya menjadi restoran Indonesia, restoran Asia, dan restoran Barat. Masing-masing restoran memiliki karakteristik tempat yang menghadirkan keunikan tersendiri sebagai daya tarik. Konsumen restoran memiliki karakteristik yang ditinjau dari faktor demografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tempat restoran dan karakteristik konsumen restoran serta pemaknaan tempat restoran berdasarkan karakteristik tempat restoran dan karakteristik konsumen restoran yang dilakukan di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menganalisis pemaknaan yang terbentuk. Metode pengumpulan data berupa survei lapang dan metode purposive sampling untuk menentukan informan yang selanjutnya dilakukan wawancara mendalam. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial dan deskriptif untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai pemaknaan tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik tempat dan karakteristik konsumen pada setiap jenis restoran yang membentuk perbedaan pemaknaan tempat restoran. Restoran di Jalan Cipete Raya memiliki pemaknaan tempat secara fungsional, emosional, sosial budaya, dan romantisme daerah. Pemaknaan tempat pada restoran Indonesia didominasi secara fungsional yaitu sebagai tempat berkumpul bersama keluarga. Pada restoran Asia pemaknaan secara fungsional yang terbentuk adalah sebagai tempat berfoto dan eksistensi diri sedangkan pada restoran Barat didominasi secara emosional yaitu untuk menenangkan diri. Pemaknaan secara sosial budaya pada restoran Asia dan restoran Barat memiliki kesamaan yaitu sebagai tempat berkumpul bersama teman.

Jalan Cipete Raya is a street that is the center of business activities, especially in the culinary field. There are many and varied restaurants classified by type of food into Indonesian restaurants, Asian restaurants, and Western restaurants. Each restaurant has characteristics of a place that presents its own uniqueness as an attraction. Restaurant consumers have characteristics in terms of demographic factors. This study aims to determine the characteristics of the restaurant place and the characteristics of the restaurant consumers and the meaning of the restaurant place based on the characteristics of the restaurant place and the characteristics of the restaurant consumers on Jalan Cipete Raya, South Jakarta. This research is qualitative by analyzing the meaning formed. Data collection methods is field surveys and purposive sampling methods to determine informants which were then conducted in-depth interviews. The analysis used is spatial and descriptive analysis to provide a comprehensive picture of the meaning of place. The results showed that there were differences in the characteristics of the place and the characteristics of consumers in each type of restaurant that formed the different meanings of the place of the restaurant. The restaurant on Jalan Cipete Raya has a functional, emotional, socio-cultural, and regional romantic meaning for the place. The meaning of place in Indonesian restaurants is dominated functionally, namely as a place to eat with family. In Asian restaurants, the functional meaning formed is as a place to take pictures and self-existence, while in Western restaurants it is dominated to relaxation. The soco-cultural meaning of Asian restaurants and Western restaurants has similarity, namely as a place to hangout with friends. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levi, Daniel
Los Angeles: Sage Publications, 2007
658.402 2 LEV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Hadi Juliansah
"Tesis ini membahas mengenai keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Bekasi yang memiliki pengaruh terhadap keadaan penduduk wilayah setempat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dampak dengan metode kualitatif serta analisis biaya - manfaat dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terjadinya Eksternalitas di lingkungan masyarakat Bekasi terutama eksternalitas negatif yang merupakan bagian dari dampak akibat keberadaan TPST ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak/pemerintahan saja, kerjasama antar pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait dinilai dapat mengurangi permasalahan yang terjadi. Selain itu dampak sosial merupakan dampak yang paling dirasakan akibat keberadaan TPST Bantar Gebang baik dari sisi biaya maupun sisi manfaat dan kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pihak swasta merupakan strategi kebijakan yang dinilai sebagai yang terbaik.

This Thesis study about the impact of existence of Waste Integrated Process Bantar Gebang Bekasi for local environment. The analysis used in this research Impact Analysis by using qualitative method and Cost & Benefit Analysis by using Analysis Hierarchy Process (AHP) method. Externalities rise in Bekasi, especially negative externalities, because side effects of the existence of Waste Integrated Process Bantar Gebang cannot be finished by one party - governance only - partnership between government and other stakeholder expected to less the problems. Social impact represent the most effect of the existence of Waste Integrated Process Bantar Gebang either from cost or benefit side and partnership between Government of DKI Jakarta and private sector represent the best policy strategy."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jenewa: Abrax, 2004
345.075 MON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>