Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Seto Putra Hermawan
"ABSTRAK
Seiring waktu, perkembangan makna tektonik mengarah pada materialitas, tindakan terampil dalam arti spesifik yaitu teknik dalam menghadirkan ekspresi visual dan estetika yang terwujud dalam struktur dan konstruksi. Teknologi beton mencakup pengetahuan tentang materialitas, teknik dan bentuk. Materialitas mengarah pada sifat dan karakteristik sebagai hal mendasar dalam menentukan teknik mengolahnya. Material beton merupakan material bentukan, teknik mengolahnya dengan mencetak (casting) pada cetakan untuk menghasilkan bentuk (form). Skripsi ini membahas material beton dalam konteks tektonik, bagaimana teknik pengolahan material beton dengan berbagai teknik agar menghasilkan perwujudan bentuk yang mengandung kualitas estetika tektonik dari elemen struktur dan konstruksi serta kualitas ruang sebagai elemen ruang

ABSTRACT
Over time, the development of tectonic significane lead to materiality, skillfull action within the meaning of spesific is a technique in presenting visual expression and aesthetics that materialized in the structure and constraction. Concrete technology include knowledge of materiality, techniques and forms. Materiality leads to the nature and characteristics as fundamental in determine the technique process. The concrete material is a material formed. The technique process by casting on the mold to produce form. This thesis discusses the concrete material in the context of tectonic, how the concrete materials process technique with various technique to produce manifestation form that contain the aesthetic tectonic qualities of structural elements and construction as well as the spatial quality as an element of space"
2016
S65657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bowler, Sue
Jakarta : Erlangga, 2002
910 BOW b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Muflihendri Widyarta
"Lombok dan Nusa Tenggara adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pengaturan tektonik yang cukup kompleks. Dengan keteraturan ini, tidak jarang di kawasan itu sering terjadi fenomena bencana alam. Salah satu hal yang paling mengejutkan adalah terjadinya serangkaian gempa berkekuatan Mw> 5.0 yang mengguncang wilayah utara pulau Lombok pada tanggal 29 Juli 2018 (Mw = 6,4), 5 Agustus 2018 (Mw = 6,9), 9 Agustus 2018 (Mw = 5.9), 19 Agustus 2018 (Mw = 6.3 dan 6.9) dan 25 Agustus 2018 (Mw = 5.5). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi struktur tektonik di bawah permukaan daerah yang terjadi gempa menggunakan metode tomografi. Metode ini memanfaatkan data perekaman waktu tempuh gempa yang direkam pada stasiun rekaman yang tersebar di beberapa titik, di mana data yang digunakan berasal dari 15 stasiun rekaman BMKG. Hasil tomogram menunjukkan kontras nilai anomali dalam model Vp dan Vs yang setelah dicocokkan dengan data bola mekanisme fokal, diindikasikan bahwa kontras nilai anomali dikaitkan dengan keberadaan struktur sesar yang memiliki sudut penyisihan sekitar ± 20-30 ° dan tipe sorong dorong. Dorong patahan ini kemudian diindikasikan sebagai penyebab terjadinya gempa bumi dengan magnitudo Mw> 5.0 di atas, yang mengguncang bagian utara pulau Lombok pada bulan Juli-Agustus 2018.

Lombok and Nusa Tenggara are among the regions in Indonesia which have quite complex tectonic settings. With this regularity, it is not uncommon in the region that natural disasters often occur. One of the most surprising things was the occurrence of a series of earthquakes of Mw> 5.0 magnitude which shook the northern region of the island of Lombok on July 29, 2018 (Mw = 6.4), August 5, 2018 (Mw = 6.9), August 9, 2018 (Mw = 5.9), 19 August 2018 (Mw = 6.3 and 6.9) and 25 August 2018 (Mw = 5.5). This study aims to identify the condition of tectonic structures below the surface of the earthquake area using tomographic methods. This method utilizes the recording data of earthquake travel times recorded at recording stations that are scattered at several points, where the data used comes from 15 BMKG recording stations. The results of the tomogram showed the contrast of anomaly values ​​in the Vp and Vs models which after being matched with spherical focal mechanism data, indicated that the contrast of anomalous values ​​was associated with the presence of fault structures that had allowance angles of around ± 20-30 ° and the thrust type. This fault is then indicated as the cause of an earthquake with a magnitude of Mw> 5.0 above, which shook the northern part of the island of Lombok in July-August 2018."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setyanta
"Anomali gaya berat Bougeur dan gaya berat bebas udara daerah Perairan Laut Banda dan Pulau Seram dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu bagian selatan, tengah, utara. Analisis gaya berat berdasarkan pengukuran di darat, digabungkan dengan data anomali free air di laut menghasilkan model struktur kerak yang erat hubungannya dengan komposisi batuan dan posisi tektonik. Struktur kerak di wilayah perairan Laut Banda, terutama tersusun oleh kerak basaltik Laut Banda sebagai alas yang mengalami perlipatan, dan bertubrukan dengan bongkah kerak grantik (Fragmen Benua Australia). Kerak basaltik Laut Banda melandasi batuan sedimen gunung api Pulau Banda, sedangkan kerak grantik melandasi batuan sedimen tersier di Pulau Seram. Tumbuhan sejak awal Pliosen dua macam afilitas kerak yang berbeda ini menyebabkan terjadinya beberapa hal utama, yaitu material-material dari berbagai sumber di Pulau Seram membentuk batuan campur-aduk dan oleh sesar-sesar anjak tersingkap ke atas. Intensitas tektonik juga menyebabkan sebagian bongkah kerak grantik mengalami fragmentasi yang menurunkan nilai anomali. Selain itu tumbukan juga memunculkan batuan vulkanik Kepulauan Banda yang menyebabkan terjadinya tektonik gravitas untuk menuju proses kestabilan kerak basaltik. Model geodinamika kerak yang demikian berimplikasi terhadap produk potensi geologinya, baik yang ekonomis maupun resiko kebencanaan."
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2007
551 JSDG 17:6 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnawa
"Konfigurasi perkembangan geologi dan tektonik pratersier di Sumatera bagian selatan telah lama menjadi persoalan yang menarik. Para ahli geologi telah menggunakan berbagai konsep dalam menyusun geologi daerah Sumatera dan hubungannya dengan daerah sekitarnya. Batuan dasar/alas yang berumur pratersier di Sumatera merupakan batuan alih tempat (alokton) yang terdiri atas berbagai mintakat dengan asal-usul, litologi, dan umur berbeda dan dipisahkan satu sama lainnya oleh suatu rentas (sutures) tektonik. Mintakat kuantan pegunungan duabelas ditempati oleh batuan malihan, batuan sedimen, dan batuan gunung api yang berumur Paleozoikum-Mesozoikum (karbon trias), dan diterobos oleh batuan granitan mesozoikum. Mintakat in tersebar di Sumatera bagian barat. Mintakat Gumai-Garba ditempati oleh batuan tektonik/bancuh, sedimen malih, batuan karbonat dan batuan gunung api yang berumur mesozoikum (Jura-Kapur), dan diterobos oleh batuan granitan berumur kapur akhir."
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2007
551 JSDG 17:6 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rulina Rachmawati
"Kajian ini bertujuan untuk menganalisis tren penelitian publikasi struktur tektonik Indonesia meliputi pertumbuhan jumlah publikasi, topik penelitian utama(termasuk metode penelitian yang digunakan dan wilayah geografis yang banyak dikaji), pertumbuhan topik penelitian, sumber publikasi, afiliasi institusi dan negara, serta kolaborasi peneliti nasional dengan internasional. Metode bibliometrik digunakan untuk menganalisis publikasi yang terindeks pada data base Scopus dari tahun 2001-2020. Software Vos Viewer digunakan untuk memvisualisasikan kata kunci dan mengetahui topik penelitian utama, metode, dan wilayah geografis penelitian. Tren pertumbuhan topik penelitian diperoleh melalui analisis konten dan pengelompokan secara manual kedalam topik penelitian utama. Sumber publikasi, afiliasi, dan kolaborasi di analisis secara statistik deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah publikasi struktur tektonik Indonesia mengalami peningkatan dalam satu dekade terakhir. Terdapat empat topik penelitian utama:(1)struktur tektonik pada subduction atau fault zoned alam kaitannya dengan aktivitas seismi kataupun pergeseran tektonik (metode: tomography dan GPS; lokus: Sumatera dan JawaTengah);(2)proses fisik apa damag map lumbing system dan evolusi magma(magma differentiation)(metode: analisis geochemistry, petrology, isotopicratio, petrography; lokus: Pulau Jawa(Jawa Timur dan JawaTengah, terutama Gunung Merapi));(3)evolusi struktur tektonik yang disebabkan tumbukan lempeng benua(metode: stratigraphy, biostratigraphy, geochronology; lokus: Bandaarc, Lesser Sunda Islands dan Sulawesi); dan(4)proses magmatik atau sedimentologi yang dipengaruhi crustal pada subduction zone(metode: analisis isotopi ccomposition dan igneous geo chemistry;lokus: Jawa Barat). Publikasi struktur tektonik Indonesi apaling banyak di muat di Geophysical Journal International, namun Gondwana Research memiliki skor sitasi yang lebih tinggi. Institusi yang paling produktif adalah Institut Teknologi bandung dan negara penghasil publikasi yang paling dominan adalah Indonesia di ikuti oleh UK dan Australia. Publikasi lebih banyak dihasilkan melalui kolaborasi peneliti nasional dan internasional,namun jumlah peneliti nasional yang menjadi penulis pertama masih cukup rendah(22%)."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2020
020 VIS 22:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rafazio Alanza Muhammad
"Daerah Ganda-Ganda, Morowali Utara merupakan salah satu daerah penghasil bijih nikel di Indonesia dari endapan laterit. Endapan laterit tersebut dihasilkan dari pelapukan batuan ultramafik (batuan asal). Pada area penelitian terdapat pada Komplek Ultramafik dari Jalur Ofiolit Sulawesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi endapan laterit, karakteristik batuan ultramafik, dan asosiasinya terhadap tektonik dari sampel batuan asal daerah penelitian. Metode yang digunakan yakni analisis petrografi, X-Ray diffraction (XRD), dan energy dispersive X-Ray fluorescence (EDXRF). Profil terdiri atas limonit dan saprolit hingga rocky saprolite. Komposisi mineral profil limonit didominasi goetit dan gibbsit. Saprolit didominasi antigorit, talk, lizardit, dan nakrit. Batuan asal didominasi mineral silikat. Jenis batuan ultramafiknya meliputi lherzolit terserpentinisasi, harzburgit terserpentinisasi, olivin websterit terserpentinisasi, dan serpentinit. Secara geokimia semua batuan ultramafik berkomposisi lherzolit. Semua batuan hadir mikrotekstur mesh. Banyak mineral olivin dan piroksen di batuan asal telah terubah menjadi mineral serpentin. Mikrotekstur serpentinit mencangkup tekstur mesh pada lizardit, tekstur relict pada olivin, tekstur veinlet mineral krisotil, dan tekstur decussate mineral antigorit. Komposisi batuan asal dominan tersusun atas mineral olivin, lizardit, dan piroksen. Batuan ultramafik daerah penelitian berasosiasi dengan tektonik supra-subduction zone (SSZ) yang dominan hingga mid-oceanic ridge basalt (MORB) dengan seri magma tholeiite.

The Ganda-Ganda area, North Morowali is one of the nickel ore producing areas in Indonesia from laterite deposits. Laterite deposits are produced from the weathering of ultramafic rocks (source rocks). The research area is in the Ultramafic Complex of the Sulawesi Ophiolite Belt. This research aims to determine the composition of laterite deposits, the characteristics of ultramafic rocks, and their association with tectonics from the source rock samples from the research area. The methods used are petrographic analysis, X-ray diffraction (XRD), and energy-dispersive X-ray fluorescence (EDXRF). The profile consists of limonite and saprolite to rocky saprolite. The mineral composition of the limonite profile is dominated by goethite and gibbsite. Saprolite is dominated by antigorite, talc, lizardite, and nacrite. The source rocks are dominated by silicate minerals. Ultramafic rock types include serpentinized lherzolite, serpentinized harzburgite, serpentinized olivine websterite, and serpentinite. Geochemically, all ultramafic rocks fall in the lherzolite composition. All rocks have mesh microtexture. Many of the olivine and pyroxene minerals of the source rock have been altered into serpentine minerals. Serpentinite microtextures include the mesh texture of lizardite, the relict texture of olivine, the veinlet texture of chrysotile, and the decussate texture antigorite. The dominant composition of the source rocks consists of olivine, lizardite and pyroxene minerals. Ultramafic rocks in the study area are dominantly associated with supra-subduction zone (SSZ) tectonics to mid-oceanic ridge basalt (MORB) with a tholeiite magma series."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Gapur
"Kawasan selat Sunda yang merupakan bagian dari sistem global lempeng Eurasia dan Indo - Australia termasuk wilayah yang berpotensi tinggi terhadap timbulnya aktivitas gempabumi tektonik. Sesar Semangko bagian selatan terdapat di kawasan ini disamping itu terdapat pula adanya patahan lokal yang berdasarkan penelitian Haijono dkk 1989 selat Sunda termasuk wilayah tektonik aktif. Kawasan ini merupakan wilayah yang berkembangan pesat dalam bidang industri dan sekaligus sebagai pintu gerbang lalu lintas yang menghubungkan Sumatera dan Jawa , menurut rencana akan dibangun jembatan selat Sunda . Berdasarkan data historis menvmjukkan bahwa wilayah ini pemah teijadi gempabumi yang menimbulkan bencana. Gempabumi merupakan bencana alam yang hanya menimbulkan kerusakan dan kesengsaraan belaka (Sandy, 1989).
Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana aktivitas kegempaan di Kawasan Selat Simda dan klasifikasi tingkat kerawanan di kawasan ini. Metodologi Penelitian yang digunakan adalah menghitung aktivitas gempabumi dan menghitung percepatan permukaan tanah maksimum untuk mendapatkan intensitas Dengan menampalkan (overlay) aktivitas dengan intensitas dihasilkan wilayah tingkat kerawanan.
Dari analisis diperoleh suatu hasil sebagai berikut:
1. Kawasan Selat Sunda selama periode 1900 - 1996 teijadi 1330 gempa tektonik, diantaranya 364 gempa (27.3%) teijadi di darat sedangkan 966 gempa (72.7%) teijadi di laut dengan rincian 925 gempa (69.5%) berasal dari Samudera Hindia, 41 gempa ( 3.2 %) dari Laut Jawa sehingga aktivitas gempa di kawasan ini banyak dipengaruhi oleh gempa yang berasal dari Samudera Hindia. Di Jawa Barat kerusakan tertinggi akibat gempa teijadi di wilayah Bogor tanggal 10 Oktober 1834 dengan intensitas skala IX MMI dan menurun kearah wilayah utara/timurlaut yaitu teijadi kerusakan akibat gempa di Cirebon tanggal 30 Oktober 1953 dengan intensitas skala V - VI MMI
2. Di Kawasan Selat Sunda dapat diklasifikasikan dalam 3 klas daerah rawan gempa, yaitu :
a. Kerawanan Tingkat I (tinggi) terdapat di sekitar selat Sunda yang meliputi bagian barat Propinsi Lampung yaitu sekitar Kotaagung sampai Liwa dan bagian barat Propinsi Jawa Barat yaitu sekitar Serang dan Pandeglang.
b. Kerawanan Tingkat II ( sedang ) terdapat di bagian barat , tengah dan selatan Propinsi Lampung serta bagian tengah dan selatan.Propinsi Jawa Barat.
c. Kerawanan Tingkat III (rendah) terdapat di bagian timur laut Propinsi Lampung dan bagian timur laut Propinsi Jawa Barat. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswoyo
"
ABSTRAK
Jika terjadi gempabumi, efek yang ditimbulkan pada suatu tempat diantaranya adalah percepatan tanah maksimum dan cepat rambat maksimum. Harga besaran kedua parameter ini merupakan resiko gempabumi tektonik. Dari beberapa faktor tertentu akan didapatkan nilai percepatan tanah di setiap tempat yang berbeda,dan diambil nilai percepatan tanah yang terbesar (maksimum) di tempat atau titik tersebut.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai percepatan maksimum mulai dari 40.0 gal sampai dengan 180.0 gal dengan interval 10.0 gal. Angka ini dapat digunakan dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Berdasarkan pola penyebaran nilai percepatan tanah maksimum yang berbeda di jeberapa titik tertentu dapat dibuat kontur yang merupakan peta hasil, yang dapat dipergunakan sebagai informasi faktor resiko pada perhitungan perencanaan bangunan tahan gempa di wilayah Bali dan Lombok.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivo Adikusuma
"Kawasan Gunung Endut merupakan kawasan yang tersusun atas batuan beku plutonik Tersier dan batuan beku vulkanik Kuarter yang diduga merupakan hasil proses subduksi tektonik yang terjadi di selatan Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis batuan beku dan menginterpretasikan jenis magma, evolusi magma, dan tatanan tektonik yang membentuk batuan beku di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis petrologi, analisis petrografi, dan analisis geokimia batuan beku menggunakan XRF. Batuan beku Gunung Endut terdiri dari beberapa satuan batuan beku yaitu batuan beku lava basaltik/andesitik, batuan beku intrusi tanggul basaltik/andesitik, dan batuan beku intrusi stok basaltik/andesitik. Analisis petrografi batuan beku Gunung Endut menunjukkan bahwa batuan lava beku terdiri dari porfiri andesit, sedangkan batuan beku intrusi terdiri dari porfiri diorit dan porfiri dasit. Tekstur mikro dari plagioklas yang terdapat pada setiap sampel menunjukkan bahwa batuan beku Gunung Endut telah mengalami pencampuran magma dengan magma primitif. Berdasarkan diagram TAS, batuan lava beku tersusun atas andesit, dasit, traki-andesit, andesit basaltik, trakhdasit trakit, dan basaltik trachy-andesit. Batuan beku intrusi terdiri dari batuan beku andesit, trachy-andesite, basaltic andesite, dan trachy trachydacite. Deret magma pembentuk batuan beku Gunung Endut merupakan gugus magma kalk-alkali yang menopang lingkungan tektonik pembentuk batuan beku Gunung Endut yaitu batas kontinen aktif.

The Mount Endut area is an area composed of Tertiary plutonic igneous rocks and Quaternary volcanic igneous rocks which are thought to be the result of a tectonic subduction process that occurred in southern Java. This study aims to determine the types of igneous rocks and interpret the types of magma, magma evolution, and tectonic arrangements that form igneous rocks in the study area. The methods used in this research are petrological analysis, petrographic analysis, and geochemical analysis of igneous rocks using XRF. Mount Endut igneous rock consists of several igneous rock units, namely basaltic/andesitic lava igneous rock, basaltic/andesitic embankment intrusion igneous rock, and basaltic/andesitic stock intrusion igneous rock. Petrographic analysis of the Gunung Endut igneous rock shows that the igneous lava rock consists of andesite porphyry, while the intrusive igneous rock consists of diorite porphyry and dacite porphyry. The micro texture of the plagioclase contained in each sample shows that the igneous rock of Mount Endut has undergone magma mixing with primitive magma. Based on the TAS diagram, igneous lava rock is composed of andesite, dacite, trachy-andesite, basaltic andesite, trachyde-tracheal and basaltic trachy-andesite. Intrusion igneous rock consists of igneous andesite, trachy-andesite, basaltic andesite, and trachy trachydacite. The magma series that forms the igneous rocks of Mount Endut is a calc-alkaline magma group that supports the tectonic environment that forms the igneous rocks of Mount Endut, which is the active continent boundary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>