Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Lovelia
"ABSTRAK
Kehadiran orang lain diyakini mempengaruhi kinerja tugas individu, terutama orang-orang yang gelisah.
Sebagian besar penelitian hanya berfokus pada kecemasan sebagai sifat kepribadian, tetapi penelitian tentang
keadaan mencemaskan masih terbatas. Eksperimen ini bertujuan untuk menguji pengaruh social facilitation dan
keadaan mencemaskan terhadap kinerja tugas. Sebanyak 40 siswa berpartisipasi dalam penelitian ini dan desain
antar kelompok 2x2 diimplementasikan. Peserta diminta untuk melakukan soal matematika sederhana di dalam
kondisi penonton dan kecemasan yang berbeda. Dihipotesiskan bahwa peserta dalam kondisi penonton akan
mendapatkan lebih banyak jawaban benar daripada peserta dalam kondisi tanpa penonton. Diprediksikan juga
bahwa peserta dalam keadaan cemas akan mendapatkan lebih sedikit jawaban benar dibandingkan peserta dalam
kondisi tanpa kecemasan. Selain itu, peserta dalam kondisi penonton dan tanpa kecemasan diprekdisikan akan
tampil lebih baik daripada kondisi penonton dengan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
efek signifikan dari kehadiran orang lain dalam keadaan kecemasan. Para peneliti menyarankan untuk
menggunakan manipulasi kecemasan yang lebih baik dan tugas individu yang lebih tepat.

ABSTRACT
The presence of others is believed to influence an individuals task performance, particularly anxious people.
Most studies have only focused on anxiety as a personality trait, but research on anxiety as a state is limited.
This experiment aims to examine the effect of social facilitation and anxiety states on task performance. A total
of 40 UQ students participated in the study and a 2x2 between-subjects design was implemented. Participants
were asked to perform simple mathematical equations under different conditions of audience and anxiety. It was
hypothesised that participants in audience conditions would score more correct answers than participants in
no-audience conditions. It was also predicted that participants in an anxious state would score less correct
answers than participants in no-anxiety conditions. Additionally, audience-no-anxiety conditions would perform
better than audience-anxiety conditions. Results revealed that there was no significant effect of presence of others of state of anxiety. The experimenters suggest better manipulation of anxiety and a more appropriate task
should be used."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati
"Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemahaman mengenai peran makna kerja terhadap peningkatan task performance individu. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa korelasi antara makna kerja dan task performance memiliki besaran pengaruh yang bervariasi. Penelitian ini menguji peranan persepsi dukungan atasan sebagai moderator dengan mengacu kepada Job Characteristics Model. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah persepsi dukungan atasan
memoderasi hubungan makna kerja dan task performance. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan non-eskperimental. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik
accidental sampling. Partisipan penelitian berjumlah 251 orang PNS yang berlokasi di Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan
atasan memoderasi hubungan makna kerja dengan kinerja. Individu yang memandang
pekerjaannya bermakna dan pada saat yang bersamaan mempersepsikan dukungan atasan yang
tinggi, memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memandang pekerjaannya
bermakna dan mempersepsikan dukungan atasan yang rendah. Hasil penelitian ini menekankan
bahwa pentingnya peningkatan dukungan atasan untuk memperkuat pengaruh makna kerja
terhadap task performance. Implikasi praktis yang utama dari hasil ini adalah untuk dapat
meningkatkan task performance pada individu yang memandang pekerjaannya bermakna, perlu
untuk meningkatkan dukungan atasan baik dari sisi atasan, bawahan, maupun organisasi.

This study has aimed to broaden the understanding of the meaning of work in increasing individual
task performance. Previous research has shown that the correlation between the meaning of work
and task performance has varying degrees of influence. This study examines the perceived role of supervisor support as a moderator by referring to the Job Characteristics Model. The research
hypothesis proposed is that the perception of supervior support moderates the relationship between the meaning of work and task performance. This study uses a quantitative method with a nonexperimental approach. Sampling was done through accidental sampling technique. The research
participants were 251 civil servants located in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. The
results showed that the perception of supervisor support moderated the relationship between the
meaning of work and performance. Individuals who perceive their work as meaningful and at the
same time perceive high supervisor support have higher performance than individuals who
perceive their work as meaningful and perceive low supervisor support. The results of this study
emphasize the importance of increasing supervisors' support to strengthen the effect of work
meaning on task performance. The main practical implication of this result is that in order to
improve task performance in individuals who see their work as meaningful, it is necessary to
increase supervisors' support from the supervisor, subordinate, and organizational sides.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Safari
"Efek audiens menyatakan bahwa kinerja seseorang mungkin dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa bahwa individu lebih canggung tampil dalam kondisi outgroup (orang yang tidak dikenal) dan akan kurang canggung dalam kondisi di dalam kelompok yang dikenal. Penelitian ini berfokus pada aspek model evaluation apprehension dari efek audiens. Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa peserta dalam kondisi ingroup akan menunjukan performa yang lebih baik dibandingkan saat bersama orang yang tidak dikenal, kondisi sendirian akan berkinerja lebih baik daripada kondisi bersama orang yang tidak dikenal, dan kondisi sendirian akan menunjukan performa lebih buruk daripada kondisi di dalam kelompok. tiga puluh peserta yang bersedia mengikuti penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok eksperimen (masing-masing N=10) dengan kondisi yang berbeda (bekerja sendiri, bersama orang asing, bersama ingroup). Peserta dari setiap kelompok diminta untuk mengerjakan tugas pencarian kata dalam batas waktu yang ditentukan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja seorang individu di tiga kondisi.

Audience effects state that an individual's performance might be affected by the presence of another. This study aims to confirm a study which focuses on how individuals were more embarrassed performing in an outgroup condition and would be less embarrassed in an ingroup condition. This study focuses on evaluation apprehension model aspect of audience effect. This study’s hypotheses that participants in ingroup condition will perform better than the stranger condition, the alone condition will perform better than the stranger condition, and alone condition will perform worse than the ingroup condition. Thirty participants were chosen to be in the experiment, where they were divided into groups of 10 across conditions (alone, ingroup, and stranger), and asked to perform a word search task within a time limit. The result showed no significant effect on performance across three conditions. In conclusion, the results did not support the hypotheses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Azzahra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kehadiran penonton terhadap performa seseorang dalam menyelesaikan tugas. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 40 mahasiswa dari Universitas of Queensland. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tanpa kehadiaran penonton dan kelompok dengan kehadiran penonton. Tugas yang diberikan dalam penelitian ini adalah permainan Sudoku. Performa mereka diukur melalui waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan permainan sudoku dengan benar. Hasil penelitian menujukkan tidak terdapat perbedaan performa antara kedua kelompok.

The purpose of this current study is to know the audience effect under the condition of performing a task. There are 40 participants in this study that is categorised as student at the University of Queensland. Participants are divided into two different group, one with an audience presence and one without. A game known as sudoku is being used as the required task. Performance are measured through the overall time taken to complete the game in the right way. The results found that differences in performance across the two groups are not being found."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Idzhar Jaya Nugraha
"Perubahan dinamika lingkungan pada suatu perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal membutuhkan tindakan yang mengintegrasikan manajemen stratejik dengan kepemimpinan. Sejauh mana seseorang dapat dipercaya menjadi pemimpin yang secara langsung dapat mempengaruhi lingkungan dan memiliki dampak substansial terhadap persepsi lingkungan dan rekasi terhadapnya. Peran pemimpin sebagai penghubung kedua sisi tersebut untuk mewakili kepentingan dari pandangan internal organisasi terhadap kepentingan dan pandangan kelompok luar serta mampu menyeimbangkan keduanya (boundary spanner).
Pada sektor perbankan kompleksitas wewenang yang menjadi tanggungjawab pimpinan cabang dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak konsisten dan perannya semakin tidak terarah. Sebagai kepanjangan tangan dan membawa image dari perbankan, kantor cabang merupakan tempat terjadinya interaksi antara pegawai dengan nasabah. Aspek operasional dan marketing menjadi tugas pokok bagi branch manager untuk memadukan keduanya agar seimbang dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh kantor pusat (headquarter). Menggunakan perspektif strategic leadership, melalui tipe kepemimpinan authentic leadership penelitian ini menyelidiki apakah terdapat pengaruh kepemimpinan otentik (authentic leadership) terhadap konflik peran (role conflict), ambiguitas peran (role ambiguity) dan kinerja tugas (task performance).
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang melibatkan 100 kepala cabang dari regional I hingga XII dengan model cabang yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode SEM, dengan tingkat respons lebih dari 66.7%. Hasil penelitian menunjukkan Authentic leadership memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat role conflict dan role ambiguity namun dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan. Sementara Authentic leadership memiliki terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan task Performance. Serta role ambiguity memberikan pengaruh positif terhadap ketidakjelasan peran (role conflict). Penelitian ini memberikan keterbaruan, dimana peran kepemimpinan sebagai boundary spanner pada perusahaan perbankan yang besar memiliki tingkat konflik peran dan ambiguitas peran yang tidak begitu signifikan. Hal ini dikarenakan melalui pengembangan authentic leadership, pemimpin harus terbuka untuk beradaptasi terhadap lingkungan organisasi merupakan indikator terkuat dalam pencapaian kinerja.

Changes in environmental dynamics in a company both internally and externally require actions that integrate strategic management with leadership. The extent to which a person can be trusted to be a leader who can directly influence the environment and have a substantial impact on environmental perceptions and reactions to them. The role of the leader as a liaison between the two sides is to represent the interests of the organization's internal views on the interests and views of the outside group and to be able to balance the two (boundary spanner).
In the banking sector, the complexity of the authority that is the responsibility of branch managers can lead to inconsistent behaviors and the role is increasingly undirected. As an arm and carry the image of the bank, the branch office is the place where interaction between employees and customers occurs. Operational and marketing aspects are the main tasks for branch managers to integrate the two to balance and achieve the targets set by the headquarter. Using the perspective of the leadership strategy, through the authentic leadership type this study investigated whether there was an influence of authentic leadership on role conflict, role ambiguity and task performance. These variables become a research material in the banking sector and have a relationship with banking performance.
This research was conducted at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, which involved 100 branch heads from regional I to XII with a branch model consisting of: Branch Offices (KC), Sub-Branch Offices (KCP) and Sub-Branch Offices of Business Partners (KCP MMU ). This research used the SEM method, with response rate of more than 66.7%. The results showed that authentic leadership has a negative effect on the role conflict and role ambiguity, but in this research hasn’t significant effect. While Authentic leadership has proven to have a significant effect on improving task performance and Role ambiguity has a positive influence on increasing role conflict. This study provides renewal, where the role of leadership as a boundary spanner in large banking companies has a level of role conflict and role ambiguity that is not too significant. Through the authentic leadership development with openness and willingness to adapt the organizational environment is the strongest indicator of performance achievement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Puteri Ismarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah efek pengamat (audience effect) mempengaruhi kinerja tugas visual pada individu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan dua kelompok independen. Partisipan dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa dari The University of Queensland (UQ) yang dibagi rata ke dalam dua grup berbeda secara acak. Partisipan dalam kelompok pertama mengerjakan tugas visual, yaitu Spot the Difference Task di bawah pengamatan evaluatif dari eksperimenter sedangkan partisipan dalam kelompok kedua mengerjakan tugas yang sama tanpa pengamatan evaluatif dari eksperimenter. Keberadaan pengamatan evaluatif di kelompok pertama diprediksi menurunkan kinerja partisipan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kinerja antara dua kelompok partisipan.
Dengan demikian, efek pengamat pada kinerja tugas visual tidak dapat ditunjukkan dalam penelitian ini. Selain itu juga tidak ada perbedaan perasaan dievaluasi antara kedua kelompok, yang menunjukkan bahwa pengamatan evaluatif di salah satu kelompok tidak cukup untuk menghasilkan penurunan kinerja seperti yang diperkirakan berdasarkan teori evaluation apprehension dan penelitian-penelitian yang lalu.

The present study attempted to examine whether or not audience effect had an effect on individuals visual task performances. This study was an independent-groups experiment. Participants were 30 UQ students randomly assigned into two different groups. They were asked to do a Spot the Difference Task under the presence of evaluative observers in one group, and without the presence of evaluative observers in the other. The present study found no group difference in task performance; suggesting no audience or evaluation apprehension effect on task performance could be shown in this study. It also appears that there was no difference in the feeling of perceived evaluation between participants in two groups suggesting that the evaluative observation in one group did not elicit enough audience effect to deteriorate task performance as predicted based on evaluation apprehension theory and past findings."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Putri Noviani Hartati
"Proses outsourcing di Indonesia telah berkembang pesat. Dalam implementasinya, penerapan outsourcing mengalami berbagai permasalahan, mulai dari masalah perjanjian, perekrutan, sampai dengan pelaksanaan. Karyawan outsourcing di tempat kerja sering menemui perlakuan workplace ostracism atau pengucilan di tempat kerja. Karyawan yang mendapatkan pengalaman ostracized mengalami gangguan kesejahteraan psikologis dan memiliki kecenderungan tidak puas terhadap pekerjaannya, mengalami masalah kesehatan, hingga berhenti dari pekerjaannya. Selain itu, pekerja outsourcing pada umumnya cenderung untuk memilih diam meskipun didorong untuk menyampaikan saran dan ide mereka. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja outsourced workers, apalagi jika pegawai juga mengalami stres ketika individu merasa adanya tuntutan lingkungan melebihi dari kemampuan adaptasi yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berfokus untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengucilan di tempat kerja dan employee silence terhadap kinerja pekerja outsourcing dengan stress sebagai variable mediasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner online terhadap responden dengan kriteria utama berprofesi sebagai pekerja alih daya. Sebanyak 195 respon yang diperoleh kemudian diolah menggunakan Teknik PLS-SEM. Dari data diketahui bahwa sebagian besar pekerja yang berstatus outsourcing berusia 21-30 tahun dengan masa kerja sekitar 1-2 tahun. Penelitian menemukan bahwa perceived stress yang dirasakan oleh individu memediasi pengaruh workplace ostracism dan employee silence terhadap task performance. Dapat disimpulkan bahwa silence yang timbul ditengah-tengah individu disebabkan oleh berbagai motif yang melandasi alasan karyawan tersebut memilih untuk diam. Sedangkan ostracism yang dirasakan adalah akibat kurangnya aktualisasi dari lingkungan sekitar kerja.

The outsourcing process in Indonesia has grown rapidly. In its implementation, the outsourcing workers experienced various problems, ranging from problems of agreement, recruitment, to implementation. Outsourced workers at the workplace often encounter ostracism or exclusion. Employees who experience being ostracized suffer from psychological well-being, tendency to be dissatisfied with their work, experience health problems, and even quit their jobs. In addition, outsourcing workers generally tend to remain silent even though they are encouraged to share their suggestions and ideas. Both of these things can affect the performance of outsourced workers, especially if employees also experience stress when individuals feel that environmental demands exceed their adaptability. Based on this background, this study focuses on knowing how the effect of workplace ostracism and employee silence on task performance of outsourcing workers with perceived stress as a mediating variable. The research method used is a quantitative method with data collection through online questionnaires to respondents with the main criteria being outsourced workers. A total of 195 responses obtained were then processed using the PLS-SEM technique. The study found that perceived stress by individuals mediates the relationship between workplace ostracism and employee silence on task performance. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Khairunnisa
"Tingginya turnover intention dan rendahnya task performance menjadi permasalahan di perusahaan yang harus ditangani dan dapat diselesaikan oleh tingginya support dari supervisor yang dirasakan serta keyakinan yang tinggi terhadap diri sendiri selama bekerja (self efficacy). Kedua permasalahan tersebut dapat dialami oleh seluruh karyawan, terutama karyawan generasi Z. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari perceived supervisor support terhadap employees turnover intention dan task performance dengan self efficacy sebagai variabel mediasi pada karyawan di DKI Jakarta. Dengan tujuan eksplanatif, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada 253 responden Generasi Z yang bekerja sebagai karyawan di DKI Jakarta yang didapatkan dengan menggunakan teknik penarikan data non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Penelitian ini melakukan teknik analisis data dengan menggunakan hierarchical multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh perceived supervisor support terhadap turnover intention dan juga terdapat pengaruh perceived supervisor support terhadap task performance pada karyawan di DKI Jakarta. Selain itu, self efficacy juga terbukti menjadi variabel mediasi antara perceived supervisor support terhadap turnover intention dan perceived supervisor support terhadap task
High turnover intention and low task performance are problems in the company that must be handled and can be solved by the perceived high support from supervisors and high confidence in themselves during work (self efficacy). Both of these problems can be experienced by all employees, especially generation Z employees. Therefore, the purpose of this study is to analyze the effect of perceived supervisor support on employees turnover intention and task performance with self-efficacy as a mediating variable for employees in DKI Jakarta. With an explanatory purpose, this study uses a quantitative approach by distributing questionnaires distributed online to 253 Generation Z respondents who work as employees in DKI Jakarta which were obtained using a non-probability sampling technique with purposive sampling. This study uses data analysis techniques using hierarchical multiple regression. The results of this study indicate that there is an effect of perceived supervisor support on turnover intention and there is also an effect of perceived supervisor support on task performance for employees in DKI Jakarta. In addition, self-efficacy is also proven to be a mediating variable between perceived supervisor support on turnover intention and perceived supervisor support on task performance for Generation Z employees in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Deana Khairunnisa
"

Studi tentang pengaruh penerapan gaya kepemimpinan transformasional oleh pimpinan perusahaan terhadap motivasi, prilaku kerja dan kinerja karyawan terus berkembang akhir-akhir ini. Namun demikian, masih sedikit studi yang mengkaji faktor-faktor yang memediasi hubungan tersebut, termasuk faktor psychological empowerment yang dimiliki oleh karyawan. Tujuan studi ini adalah untuk mengakaji pengaruh penerapan gaya kepemimpinan transformasional yang ditunjukan oleh seorang Direktur Utama/CEO terhadap tingkat organizational citizenship behavior karyawan dan juga pencapaian kinerja karyawan yang dimediasi oleh tingkat psychological empowerment karyawan.  Penelitian ini menggunakan teknik structural equation model (SEM) dengan melibatkan 116 responden, yang merupakan seluruh karyawan pada sebuah perusahaan manufaktur elektrifikasi transportasi di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap tingkat psychological empowerment karyawan. Karyawan yang merasa memiliki psychological empowerment tinggi berpengaruh positif terhadap tingginya tingkat organizational behavior citizenship karyawan, dan juga berpengaruh positif terhadap tingginya pencapaian kinerja (task performance) karyawan tersebut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini juga dapat membuktikan bahwa tingkat psychological empowerment karyawan memediasi hubungan antara kemampuan pimpinan perusahaan menerapkan gaya kepemimpinan transformational dengan tingginya tingkat organizational citizenship behavior, serta tingginya tingkat pencapaian kinerja (task performance) yang ditunjukkan oleh karyawan.


Studies on the influence of the application of transformational leadership style by company leaders on motivation, work behavior and employee performance continue to grow recently. However, there are still few studies that examine the factors that mediate the relationship, including psychological empowerment factors owned by employees. The purpose of this study is to assess the effect of the application of transformational leadership style shown by a President Director/CEO on the level of organizational citizenship behavior of employees and also the achievement of employee performance mediated by the level of psychological empowerment of employees.  This research uses structural equation model (SEM) techniques involving 116 respondents, who are all employees at a electrical vehicle manufacturing company in Indonesia. The study results show that a leader who is able to implement a transformational leadership style has a positive effect on the level of psychological empowerment of employees. Employees who experience high psychological empowerment will have higher level of organizational citizenship behavior, and also will have higher task performance. Therefore, this study also prove that the level of psychological empowerment of employees mediates the relationship between the ability of company leaders to apply transformational leadership styles with high levels of organizational citizenship behavior, as well as high levels of task performance shown by employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianta Kuswandi
"Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kinerjanya. Salah satu kunci utama untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memiliki karyawan yang memiliki kinerja tinggi. Kinerja karyawan dapat diukur dari dua aspek, yaitu kinerja tugas dan kinerja kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran belajar berkelanjutan, terhadap kinerja tugas dan kinerja kontekstual. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel accidental, diperoleh 94 orang responden. Data dianalisis dengan analisis regresi menggunakan program SPSS versi 29 diperoleh hasil bahwa Belajar Berkelanjutan berperan terhadap Task Performance (b = 0.83, p < 0,05, signifikan) dan kinerja kontekstual ( b = 0.54, p < 0,05, signifikan) belajar berkelanjutan dapat memprediksi kinerja tugas dan kinerja kontekstual pada talent PT XYZ. Studi lanjutan berdasarkan hasil penelitian, didesain program intervensi group coaching 70:20:10 yang diikuti 19 daftar panjang talent. Hasil membuktikan terdapat pengaruh positif signifikan group coaching 70:20:10 terhadap peningkatan skor pembelajaran berkelanjutan pada daftar panjang (t hitung sebesar 17,624 lebih besar dari t tabel (1,73) serta nilai signifikansi p value sebesar 1,63e-12). Dengan demikian, group coaching 70:20:10 perlu diterapkan perusahaan untuk mendorong kinerja tugas dan kinerja kontektual.

Increasingly tight business competition requires companies to continue to innovate and improve their performance. One of the main keys to achieving this is by having employees who have high performance. Employee performance can be measured from two aspects, namely task performance and contextual performance. This research aims to determine the role of continuous learning on task performance and contextual performance. This research uses a survey method by distributing questionnaires online to respondents. This research used an accidental sampling technique, obtaining 94 respondents. Data were analysed using regression analysis using the SPSS version 29 program. The results showed that continuous learning played a role in task performance (b = 0,83, p < 0.05, significant) and contextual performance (b = 0,54, p < 0.05, significant) of continuous learning can predict task performance & contextual performance in talent in PT XYZ. A follow-up study based on the research results, designed a 70:20:10 group coaching intervention program which was attended by a long list of 19 talents. The results prove that there is a significant positive effect of group coaching 70:20:10 on increasing continuous learning scores on the long list (t count of 17.624 which is greater than t table (1.73) and a significant p value of 1.63e-12). Therefore, 70:20:10 group coaching needs to be implemented by companies to encourage task performance and contextual performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>