Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simonds, John Ormsbee
New York : McGraw-Hill , 1994
307.12 SIM g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Mariana
"Pembangunan fisik di kota Jakarta telah memunculkan lingkungan terbangun yang terdiri atas bangunan dan lansekap. Lingkungan terbangun tersebut salah satunya dibangun dengan cara menutup permukaan tanah dengan lapisan baru berupa perkerasan. Namun, pengadaan perkerasan yang cenderung bersifat kedap air dapat berdampak pada ekologi dari lingkungan terbangun tersebut maupun kawasan kota tesebut secara umum. Dampak yang dimaksud adalah banjir akibat tertutupnya sebagian besar permukan tanah yang dapat meresapkan air.
Tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana seharusnya perkerasan mampu mendukung peresapan air pada lahan lingkungan terbangun, termasuk dalam hal ini lahan taman kota yang salah satu fungsinya dibangun sebagai lahan peresapan air. Pada akhir pembahasan, terlihat bahwa selain pengaplikasian perkerasan tembus air, diperlukan upaya-upaya lain yang terintegrasi untuk memaksimalkan peresapan air.

Physical development in Jakarta had emerges built environments that consist of buildings and landscapes. One of the ways to built this is by covering the ground surface with new layer of hard surface (pavement). But, the hard surface that is almost impermeable may cause some effects to the ecology of built environment and of the city generally. One of them is flood, which is caused by the covered ground surface.
This paper is trying to describe how the hard surface should can support the water infiltration, include the case of urban park area which is exists as water infiltration area. At the end of this paper, it could be considered that beside the application of permeable pavement, we need to integrate other efforts to maximize water infiltration.
"
2008
R.05.08.26 Mar p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simonds, John Ormsbee
New York: McGraw-Hill, 1994
711.409 SIM g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Taman merupakan sebuah tempat yang secara umum dikenal sebagai tempat tujuan berekreasi. Taman juga merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau RTH, dengan kedudukan RTH sebagai sebuah infrastruktur yang penting kehadirannya bagi suatu kota. RTH membagi taman ke dalam dua kategori: taman lingkungan dan taman kota. Keduanya memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan kehidupan urban masyarakatnya. Secara wujud fisik dan elemen-elemennya, taman kota dapat menjadi sederhana atau pun kompleks, karena untuk menjadi taman kota yang berfungsi dan digunakan dengan baik oleh masyarakatnya, hal yang penting adalah penempatan taman pada lokasi yang strategis dan kontekstual.Taman kota terdiri dari taman-taman gardens, dan menjalankan berbagai fungsi yang dibutuhkan oleh lingkungan atau kota dimana ia dibangun. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendefinisikan kembali pengertian akan taman kota masa kini, berdasarkan pengetahuan yang sudah ada dan meninjau berbagai aspek pada studi kasus Taman Kencana dan Taman Sempur sebagai taman kota di Kota Bogor.

Park as a place is generally known as a place for recreation. Park is also a part of public open space Ruang Terbuka Hijau RTH, noted that the RTH itself is a prominent component of a city. RTH divides park into two categories neighborhood park and urban park. Either neighborhood park or urban park have a significant role for urban life of the society in the city. In its physical form and elements, urban park may either be simple or complex, considering that to be a functioning park and used well by its society, the most important thing of a successful park is its strategic location and contextual value.Urban park is consisted of gardens, and performs numbers of functions that are needed by the neighborhood or city where it is built. The purpose of this study is to redefining the definition of urban park in present time based on the existing knowledge theories by observing some aspects of urban parks on the case studies mdash Taman Kencana and Taman Sempur mdash as urban parks in the city of Bogor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Salsabila
"Taman kota sebagai ruang terbuka hijau merupakan elemen penting bagi kehidupan di perkotaan. Kota Depok mempunyai taman kota yang berfungsi ekologis, sosial, budaya maupun estetika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi taman kota yang dilihat dari aspek site dan situation serta hubungan karakteristik lokasi taman kota tersebut dengan pengunjungnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan dan menggunakan analisis statistik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adalah karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok dikelompokkan menjadi empat tipe taman yaitu Tipe Cukup Memadai Kurang Strategis, Tipe Memadai Kurang Strategis, Tipe Cukup Memadai Strategis, dan Tipe Memadai Strategis. Sebagian besar taman kota di Kota Depok termasuk pada Tipe Cukup Memadai Strategis dan Tipe Memadai Strategis. Karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok tidak mempunyai hubungan dengan pengunjungnya. Berdasarkan jumlah pengunjung, kegiatan pengunjung, tipe pengunjung, frekuensi kunjungan, serta persepsi pengunjung mengenai taman kota, tidak terdapat taman kota di Kota Depok yang memiliki karakteristik lokasi khusus.

City park as a green open space is an important element for urban life. Depok city has a city park that serves ecological, social, cultural and aesthetic. This study aims to analyze the characteristics of the city park location seen from the site and situation aspects and relationship characteristics of the city park location with visitors of city park. This research is a descriptive research with spatial approach and using chi square statistical analysis to see the relationship between variables.
The result of this research is characteristic of city park location in Depok City grouped into four type of park, that is type of "Cukup Memadai Kurang Strategis", type of "Memadai Kurang Strategis", type of "Cukup Memadai Strategis" , and type of "Memadai Strategis". Most of the city parks in Depok City are in the Type of "Cukup Memadai Strategis" and the Type of "Memadai Strategis". There are no relationship between characteristic of city park location in Depok City and visitors. Based on the number of visitors, visitor activity, visitor type, visit frequency, and visitor perception about city park, there is no city park in Depok City which has special location characteristic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afni Anisah
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu wujud dari pembangunan berkelanjutan suatu kota dalam memperbaiki kualitas ekosistem lingkungan perkotaan serta pemenuhan ruang sosial bagi masyarakat kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan revitalisasi berbagai RTH taman kota salah satunya taman kota Tebet Eco Park. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas RTH taman kota Tebet Eco Park di Kota Jakarta Selatan berdasarkan persepsi pengguna. Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas ruang terbuka hijau oleh Project for Public Space (2022) yang terdiri atas empat dimensi yakni Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, dan Sociability. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method dengan survei kuesioner berhasil menjaring 138 orang responden, wawancara mendalam pada 9 orang narasumber, studi kepustakaan, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas RTH Taman kota Tebet Eco Park berdasarkan persepsi pengguna telah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persentasenya yakni 87,7% atau 121 orang responden merasa bahwa tingkat kualitas taman kota Tebet Eco Park sudah tinggi. Dimensi Comfort & Image (kenyamanan & Citra) memiliki penilaian tertinggi (94,2%). Kemudian dari 21 indikator kualitas yang digunakan hanya 1 yang memiliki nilai rendah yakni pada ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi (42.8% atau 59 orang). Kendati demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu meningkatkan kualitas taman dalam beberapa hal yakni ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi, wadah bagi UMKM dan kebutuhan makan minum pengguna, keterhubungan dengan transportasi publik, serta kondisi kebersihan/kealamian sungai. Adapun rekomendasi utama yang peneliti berikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai aktor kunci adalah mengoptimalkan peran Dinas Perhubungan untuk meningkatkan integrasi moda transportasi publik menuju taman serta melakukan kolaborasi dengan stakeholder/warga sekitar dalam menyediakan lahan parkir yang lebih memadai.

Green Open Space (GOS) is a manifestation of the sustainable development of a city in improving the quality of urban environmental ecosystems and fulfilling social space for urban communities. The Provincial Government of DKI Jakarta has made efforts to revitalize various GOS city parks, one of which is the Tebet Eco Park city park. This study aims to analyze the quality of green open space in the Tebet Eco Park city park in South Jakarta City based on user perceptions. The concept used in this study is the quality of green open space by the Project for Public Space (2022) which consists of four dimensions namely Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, and Sociability. This study used a mixed method data collection technique with a questionnaire survey that managed to capture 138 respondents, in-depth interviews with 9 informants, literature study, and observation. The results of this study indicate that the quality level of the Tebet Eco Park urban green space based on user perceptions is high. This is evidenced by the proportion, namely 87.7% or 121 respondents felt that the quality level of the Tebet Eco Park city park was already high. The Comfort & Image dimension has the highest rating (94.2%). Then of the 21 quality indicators used, only 1 had a low score, namely the availability of private vehicle parking (42.8% or 59 people). Nevertheless, the Provincial Government of DKI Jakarta still needs to improve the quality of the park in a number of ways, namely the availability of parking lots for private vehicles, containers for MSMEs and users' food and drink needs, connectivity with public transportation, and the condition of cleanliness/naturalness of the river. The main recommendation that the researchers gave to the Provincial Government of DKI Jakarta as a key actor is optimizing the role of the Department of Transportation to improve the integration of modes of transportation to public parks and to collaborate with stakeholders/local residents in providing more adequate parking space."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Supriyanto Adiputro
"ABSTRAK
Lokasi pengamatan adalah ruas jalan yang terpilih, pompa bensin, terminal bis, dan taman-taman kota, serta kebun pembibitan dan percobaan Dinas Pertamanan.
Pengambilan data lapangan dengan Systematic Purposive Sampling dengan rumus (P-1) (U-1) > 15 untuk menentukan jumlah sampel. Faktor-faktor yang diperhitungkan adalah bibit tanaman, konsentrasi gas karbon dioksida, pengaturan larutan unsur Kara, faktor suhu, dan kelembaban udara. Selanjutnya sampel tanaman diidentifikasi jenisnya di laboratorium LBN Bogor. Untuk analisis data selain dilakukan secara statistik parametrik dan nonparametrik, juga dilakukan pengamatan secara visual terhadap jenis-jenis tanaman untuk menentukan indeks nilai penting.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Kelompok tanaman yang banyak dipergunakan oleh pemerintah DKI Jakarta sebagai tanaman penghijauan meliputi tanaman berkayu, tanaman perdu, tanaman hias, dan rumput-rumputan; (2) Dari keempat kategori tanaman tersebut di atas, terdapat 10 jenis yang dominan berupa tanaman berkayu keras. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman angsana (Pterocarpus indices) dan akasia (Acacia auriculiformis) merupakan jenis yang mempunyai indeks nilai penting tertinggi; (3) C02 dalam konsentrasi tertentu dibutuhkan oleh tumbuhan dalam pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis, yang selanjutnya dibutuhkan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan lainnya antara lain dinding sel; (4) Emisi gas CO dan CO2 di beberapa wilayah DKI Jakarta masih berada di bawah ambang batas peruntukan; (5) Hasil penghitungan gas CO2 yang bervariasi antara 1005,87 ug/m3 sampai 8669,36 ug/m3, akibat pengaruh beberapa faktor, yaitu iklim, kelas stabilitas udara, dan arus kendaraan bermotor atas jumlah unit kendaraan bermotor."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Shafrina Fauzia
"ABSTRACT
Taman kota selalu muncul dalam setiap perkembangan wilayah di Jakarta pada masa kolonial Belanda. Keberadaan taman kota dapat ditemukan mulai dari wilayah Kotatua (Batavia Lama), wilayah Weltevreden, wilayah Nieuw Gondangdia dan Nieuw Menteng. Namun keberadaan taman kota ini terancam oleh pembangunan modern. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang merupakan taman kota masa kolonial Belanda yang masih bertahan hingga saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dilakukan beberapa perubahan pada taman-taman tersebut. Perubahan ini ternyata banyak mempengaruhi komponen asli dari taman kota. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui komponen asli dari taman kota yang perlu dipertahankan dan dilestariakan keberadaannya. Komponen-komponen tersebut perlu diketahui karena memiliki kaitan dengan nilai penting masing-masing taman kota. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kondisi taman kota pada masa kolonial Belanda dan yang ada saat ini, melalui foto dan peta lama. Setelah diketahui perubahan yang terjadi, maka ditentukan upaya pelestarian yang dapat diterapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, upaya yang dapat diterapkan pada taman-taman kota tersebut yaitu, menetapkan taman kota sebagai cagar budaya, serta melakukan pelindungan dan revitalisasi.

ABSTRACT
Urban park always appears in every development area in Jakarta during the Dutch colonial period. The existence of a urban park can be found starting from the Kotatua (Old Batavia), the Weltevreden, the Nieuw Gondangdia and the Nieuw Menteng. But now, the existence of this urban park is threatened by modern development. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, and Taman Situ Lembang are the urban parks of the Dutch colonial period that still survive to this day. To meet the needs of the society, some modification has been made to the urban parks. The modification of urban parks made much affect to the original components. Therefore, research was conducted to find out the original components that needed to be maintained and preserved. These components need to be known because they are related to the importance of each urban park. The research was carried out by comparing the condition of the urban parks in the Dutch colonial period and those that exist today, through old photos and maps. After the changes that have occurred are determined, the efforts are applied by referring to the applicable laws and regulations. Based on this research, the efforts that can be applied is to establish the urban parks as a cultural heritage, also doing protection and revitalization activities."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiastuti
"Pembangunan di kawasan perkotaan berakibat pada terjadinya alih fungsi lahan dan terjadinya masalah-masalah lingkungan seperti timbulnya genangan-genangan karena berkurangnya daerah resapan air, serta meningkatnya kadar emisi polutan di udara akibat peningkatan aktifitas lalu lintas di perkotaan. Pelaksanaan Program Penataan Taman dan Penghijauan Kota di dalam Rencana Strategis Kota Bogor Tahun 2005 - 2009 dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan keindahan kota. Untuk mengetahui sampai sejauh mana program ini dapat terlaksana maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan melalui pendekatan evaluasi formal, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan, sasaran, dan informasi lain yang tertera di dalam dokumen resmi atau formal. Selain itu juga dilakukan survei terhadap responden pengguna beberapa taman/lapangan di Kota Bogor untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kondisi taman/lapangan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pencapaian program penataan taman ini pada setiap tahunnya mengalami kondisi pencapaian di bawah atau di atas target, walaupun pada akhirnya target dapat dicapai 100 persen bahkan ada yang melebih target di akhir tahun 2009. Pendanaan untuk program ini mengalami penurunan selama kurun waktu 2005 - 2009 sedangkan luas taman dan jalur hijau yang harus dikelola meningkat setiap tahunnya. Luas taman/jalur hijau terpelihara baru mencapai 0,3 persen dari luas total wilayah Kota Bogor, sedangkan menurut peraturan yang berlaku, setiap kota mempunyai kewajiban untuk menyediakan 30 persen luas lahannya sebagai ruang terbuka hijau. Oleh karena itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait agar pengalokasian ruang terbuka hijau dapat tercapai secara proporsional di masa yang akan datang.

Development in urban areas result in land use and the occurrence of environmental problems such as the emergence of puddles due to reduced water catchment areas, as well as rising levels of pollutants in air emissions due to increased activity in urban traffic. Structuring Parks dan City Greening Program implementation in Bogor City Year Strategic Plan 2005 - 2009 conducted as part of efforts to improve environmental quality and beauty of the city. To find out how far this program can be implemented then be evaluated. The evaluation was done through a formal evaluation approach, namely research on goals, objectives, and other information contained in official or formal documents. It also conducted a survey of user respondents several parks/fields in the city of Bogor to know the public perception of the park/field.
Based on research result shows that the achievement of this parks and city greening program in each year were brought under achievement or above the target, although in the end target to reach 100 percent and some even exceeding the target by the end of 2009. Funding for this program has decreased during the period 2005 - 2009 while the area of the park and green belt that must be managed increases every year. Area of the park/green belt maintained reached only 0.3 percent of total area of Bogor City, while according to regulations, every city has an obligation to provide 30 percent of its land as green open space. Therefore we need a genuine effort from all parties concerned for the allocation of green open space can be achieved in proportion in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T30544
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
München : Callwey Verlag, 2002
712.5 PAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>