Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bionolla Shandiana
"Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran adalah penggunaan foundry coating, yang akan berperan sebagai penghalang antara logam cair dan cetakan atau inti selama proses pengecoran sehingga dapat mengurangi kejutan termal. Zirkon digunakan secara luas sebagai foundry coating, tetapi zirkon memiliki harga yang relatif mahal, sementara fungsi dari foundry coating sendiri adalah untuk menghasilkan produk pengecoran yang lebih baik agar biaya pemrosesan sekunder dapat dikurangi. Sehingga, pada penelitian ini akan dibahas pengaruh substitusi parsial talc terhadap zirkon untuk menghasilkan foundry coating yang berkualitas tinggi.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai komposisi pencampuran yang ideal sehingga menghasilkan foundry coating yang baik. Kemudian pengaruh ukuran dan distribusi partikel yang digunakan terhadap hasil foundry coating yang dihasilkan melalui pengujian Particle Size Analyser (PSA) dan ketahanan termal dari foundry coating yang dibuat dengan Simultaneos Thermal Analysis (STA). Terdapat dua tipe sampel foundry coating yang dihasilkan, yaitu tipe sack dan ball mill, dimana masing-masing tipe akan divariasikan komposisinya menjadi talc 16 wt%, 18 wt%, dan 20 wt%. Terakhir, masing-masing sampel akan diberikan variasi perlakuan yaitu pengeringan pada temperatur ruang dan temperatur 100°C.

One of important things that needs to be considered in casting is the use of foundry coating, which will act as a barrier between molten metal and mold or core during the casting process to reduce thermal shock. Zircon is widely used as a foundry coating, but zircon has a relatively expensive price, while the function of the foundry coating itself is to produce better casting products so that secondary processing costs can be reduced. In this study we will discuss the effect of partial substitution of talc on zircon to produce high-quality foundry coatings.
In this study we will discuss about the ideal mixing composition to produce a good foundry coating. The effect of particle size and distribution by Particle Size Analyzer (PSA) and thermal resistance of the foundry coating by Simultaneos Thermal Analysis (STA). There are two types of foundry coating samples produced, sack and ball mill, where each type will be varied in composition of talc 16 wt%, 18 wt%, and 20 wt%. Each sample will be given a variation of treatment, drying at room temperature and 100°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rosid
"ABSTRAK
Pemanfaatan keramik sebagai material alternatif selain logam, masih terus di kembangkan. Karena keramik memiliki sifat-sifat mekanik yang baik, seperti kekerasan dan ketangguhan yang tinggi serta stabilitas termal dan ketahanan aus yang tinggi serta stabilitas termal dan ketahanan aus yang tinggi pula. Keramik yang dibuat adalah dengan memadukan zeolit sebagai matrix, clay dan talk sebagai additiv. Zeolit adalah mineral anorganik yang istimewa karena strukturnya yang unik dan memiliki porositas yang teratur , tersusun atas Silikat SIO44- dan Alumina AlO45-. Zeolit banyak digunakan sebagai pengikat (binder) dengan kandungn alumina Al2O3. Silikat SiO4 dan H2O yang tinggi. Sedangkan Talc adalah mineral nonclay yang memiliki struktur kristal mirip dengan mineral clay. Talk berfungsi sebagai penstabil dimensi, penstabil temperatur dan juga sebagi whitewarebodies.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan talc terhadap sifat-sifat keramikhasil paduan zeolit, clay, dan tallc dengan komposisi clay yang tetap dan komposisi talc yang bertambah dari 5%-40%. Sedangkan komposisi zeolit yang berkurang dari 85%-50%. Proses pembentukan dilakukan dengan metode kompaksi (100.000N). Proses sintering dengan temperatur 1100 ºC selama 1 jam. Kemudian dianalisa pengaruh penambahan talc tersebut terhadap densitas, porositas dan kekerasan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan talc cenderung meningkatkan kekerasan. Pada komposisi (20% Talc; 10% Clay; 70% zeolit) dicapai kekerasan tertinggi sebesar 536 VHN, menaikan densitas dan menurunkan porositas. Porositas tertinggi dicapai pada komposisi (40% talc;10% clay;50% zeolit) sebesar 51,43 %. Dengan karakteristik yang ada diharapkan dapat digunakan pada industri keramik yang memanfaatkan kekerasan atau porositas yang optimal sebagai membran keramik.

"
2001
S41542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Joseph Gowasa
"Teknologi analisa difraksi sinar-X (XRD) memiliki keterbatasan dalam pendeteksian dan keakuratan data yang dihasilkan oleh peralatan XRD. Hal ini disebabkan perbedaan setiap parameter pengukuran peralatan XRD yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam pendeteksian peralatan XRD terlebih dahulu harus mengetahui sifat kristalin dan amorf material kemudian menentukan parameter pengukuran teknik pemindaian dan waktu jejak.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karateristik alat XRD yang digunakan di laboratorium Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia, melalui variasi parameter pengukuran alat XRD yaitu teknik pemindaian kontinu dan jejak menggunakan lama waktu jejak 1 detik dan 2 detik pada sampel serbuk alumina murni, talc murni dan pencampuran dengan kadar talc 1,0%, 2,0%, 3,0%, dan 4,0% di dalam alumina.
Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik pemindaian jejak dengan lama waktu jejak 2 detik menghasilkan intensitas tertinggi, sebesar 5084, 4977, 4931, 4877, 4816 count untuk kadar alumina 100%, 99%, 98%, 97%, 96%, dan sebesar 466, 459, 617, 1067 count untuk kadar talc 1,0%, 2,0%, 3,0%, 4,0% dibandingkan parameter yang lain dan untuk sifat material kristalin menggunakan teknik pemindaian jejak dengan lama waktu jejak 2 detik terjadi penguatan background dan peak.

Analysis technology of X-Ray Diffraction (XRD) has limitations in detecting and generating the accuracy of data by the XRD equipment. This is due to the differences in any measurements parameter used by the XRD equipment. To get the accurate results in detecting, the XRD equipment must first know the properties of the crystalline and amorphous materials then choose the measurement parameter of the scan technique and time per step.
This research aim to investigate the characteristic of XRD Equipment used in the laboratory of Metallurgical and Materials Engineering Universitas Indonesia through the variation of the measurements parameter of the XRD equipment are continuous scanning technique and step scanning technique uses a time per step one second and two seconds on the sample of pure alumina powder, pure talc, and mixing with addition grading of talc 1.0%, 2.0%, 3.0%, and 4.0% in alumina.
These results indicate that the step scanning technique with time per step two seconds produces the highest intensity, at 5084, 4977, 4931, 4877, 4816 count to grading of alumina 100%, 99%, 98%, 97%, 96%, and at 466, 459, 617, 1067 count to grading of talc 1.0%, 2.0%, 3.0%, 4.0%, compared to other parameters and properties of crystalline materials using step scanning technique with time per step two seconds there was a strengthening background and peak.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Geraldo Chiyoda Wiraspati
"ABSTRAK
Pembuatan gemuk bio kalsium kompleks dengan nilai NLGI (National Lubricating Grease Institute) #2 yaitu yang memiliki konsistensi semi-solid akan ditambahkan aditif talc untuk meningkatkan sifat antiwearnya serta mengurangi friksi. Gemuk yang dihasilkan berbahan dasar minyak kelapa sawit dan sabun kalsium kompleks sebagai thickening agent-nya. Sintesis gemuk tersebut dilakukan dengan cara melakukan proses pengadukan, pemanasan, dan reaksi saponifikasi pada suhu maksimum 165oC antara sabun kalsium kompleks secara in situ dalam minyak RBDPO (Refine Bleach Deodorized Palm Oil) yang terepoksidasi pada suhu 65oC. Selanjutnya dilakukan pendinginan dan homogenisasi pada suhu 70oC, serta penambahan aditif talc yang divariasikan komposisinya: 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat gemuk. Pengujian karakteristik dari gemuk bio yang dihasilkan meliputi uji konsistensi, uji dropping point dan four ball test dengan kecepatan putaran 1000 rpm. Adapun variable yang terdapat pada penelitian ini yaitu waktu dan suhu selama proses serta ukuran partikel talc sebagai variabel control; komposisi aditif talc sebagai variable bebas; komposisi base oil, thickener agent, dan aditif antioksidan BHT (Butylated Hydroxy Toluene) serta hasil uji karakteristik sebagai variable terikat. Gemuk terbaik yang dihasilkan memiliki sifat antiwear terbaik pada penambahan 2,5% talc dengan jumlah keausan terkecil 0,5 mg, dropping point pada suhu 265oC. Sementara pada penelitian sebelumnya gemuk terbaik yang dihasilkan memiliki jumlah keausan sebesar 0,7 mg pada penambahan 3,5% CaCO3.

ABSTRACT
Making bio calcium complex grease with NLGI grades (National Lubricating Grease Institute) # 2 is that having a semi-solid consistency will be added talc additives to improve the antiwear properties and reduce friction. Grease generated based palm oil and calcium complex soap as a thickening agent of his. The grease synthesis is performed by the stirring process, heating, and a saponification reaction at a maximum temperature of 165oC between calcium complex soap in situ in the oil RBDPO (Refine Bleach Deodorized Palm Oil) is epoxidized at a temperature of 65oC. Furthermore, the cooling and homogenization at 70°C, and the addition of additives talc varied composition: 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10% by weight of fat. Testing characteristics of bio grease produced include test consistency, dropping point test and four-ball test with a rotation speed of 1000 rpm. The variables contained in this research that the time and temperature during the process as well as a variable talc particle size control; talc additive composition as independent variables; the composition of base oil, thickener agent, and antioxidant additives BHT (Butylated Hydroxy Toluene) as well as the characteristics of the test results as the dependent variable. Best bio grease produced has the best antiwear properties on the addition of 2.5% Talc with the smallest amount of wear of 0.5 mg, dropping point at a temperature of 265oC. While previous research has produced the best grease has the amount of wear 0.7 mg on the addition 3.5% CaCO3.
"
2016
S63366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agy Randhiko
"Alumium merupakan material yang dominan digunakan dalam dunia industri, industri manufaktur banyak menghasilkan produk aluminium dengan metode casting. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam proses pengecoran adalah coating. Coating pada proses pengecoran bertujuan mengurangi kejutan termal. Zirkon merupakan material yang biasa dipakai sebagai material pengisi, tetapi zirkon memilik harga yang relative mahal, sehingga pada penelitian ini akan dibahas pengaruh dari material pengisi alumina dan talc terhadap zirkon untuk menghasilkan refractory coating yang baik. Penelitian ini berfokus pada variasi konsentrasi dan juga temperatur pengeringan yang ideal sehingga didapatkan coating yang baik. Analisa pada penelitian ini antara lain Pengujian X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Flourensi (XRF), Particle Size Analyzer (PSA), viscosity, thermal analysis mengguanakan differential thermal analysis (DTA), pengambilan gambar dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi oleh fasilitas EDX untuk mengetahui kandungan material yang ada pada material coating. Pengujian pull off strength dilakukan untuk mengetahui sifat adhesive dari material coating. Konduktivitas termal dilakukan untuk mengetahui nilai konduktivitas termal dari lapisan coating. Hasil dari pengujian bahwa material alumina dan talc dapat digunakan sebagai filler material bahan baku refractory coating. Ukuran partikel kecil dapat mempercepat proses homogenisasinya, sementara distribusi partikel berpengaruh terhadap konsentrasi tegangan. Bahan baku ball mill lebih baik distibusi partikelnya.

Alumium is the dominant material used in the industrial company, many manufacturing industries produce aluminum products by the casting method. Coating is one that needs to be considered in the casting process. Coating in the casting process helps reduce thermal shock. Zircon is a material commonly used as a filler, but the zircon has a relatively expensive price, so this research will discuss alumina fillers and talc to zircon to produce a good fire resistant coating. This research focused on variation and ideal temperature so that a good coating was obtained. The analysis in this study include X-Ray Diffraction Testing (XRD), X-Ray Flourence (XRF), Particle Size Analyzer (PSA), viscosity, thermal analysis using differential thermal analysis (DTA), image capture is done by Scanning Electron Microscop (SEM) which is equipped by EDX facilities to find out the content in the material coating. Pull off strength testing is carried out to study the adhesive properties of the coating material. Thermal conductivity is carried out to determine the thermal conductivity value of the coating. Alumina materials and talc can be used as fillers for refractory coatings. Small particle size can accelerate the process of homogenization, while particle distribution affects the stress concentration. The ball mill raw material is better to distribute the particles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Suhairi
"ABSTRAK
Tujuan studi kasus ini adalah untuk mencari pemecahan masalah terjadinya gangguan fungsi paru lanjut pada pekerja dibagian compounding rubbermill dengan cara meminimalkan pajaman debu tepung karat sintesis melalui pemasangan tabir plastik transparan di lokasi timbangan sejajar dengan "canopy hood local exhaust ventilation".
Disain studi ini menggunakan cara studi intervensi dengan metode pendekatan "problem solving cycle" yang dilakukan terhadap total populasi pekerja di bagian compounding rubbermill yang berjumlah 10 orang laki-laki. Studi dilakukan dengan wawancara responden dengan kuesioner Pneumobile Indonesia yang telah dimodifilaasi untuk menemukan kasus-kasus gangguan fungsi paru. Pemeriksasn fisik dilakukan untuk menemukan kelainan toraks dan kelainan paru serta dilakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri. Bagi responden dengan kelainan obstruksi dan restriksi dilakukan pemeriksaan foto toraks.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini didapatkan kadar debu total subbagian timbang silika di atas NAB dan kadar debu respirabel pada 3 tempat penimbangan telah melampaui NAB. Pada analisa komposisi debu tidak terdapat silika bebas. Gejala klinik berupa keluhan batuk kronik 50 %, dahak kronik 70%, sesak napas 10% serta bronkitis kronik 10%. Ditemukan gangguan fungsi paru obstruksi pada 10% responden dan restriksi pada 30% responden. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan 20% responden below TB paru dan 10 % responden bekas TB baru dengan gambaran fibrosis. Intervensi yang dilakukan menunjukkan keberhasilan yang dapat dilihat dari turunnya kadar debu total sampai di bawah NAB dan keluhan gejala klinis berupa batuk kronik dari 50% menjadi 40% dan dahak kronik dari 70% menjadi 50% dalam 6 minggu.

ABSTRACT/b>
The objectives of this study is, to prevent the workers at compounding rabbermill department from those harmful effect of the synthetic rubber talc dust, by minimizing dust exposure through installed transparent plastic curtain parallels to canopy hood of local exhaust ventilation at silica weighing place.
Intervention study was designed, covering 10 workers as total population during 3 months. Data collection was gathered by interview using modified Pneumobile Indonesia questionnaire, physical examination, lung function test by using spirometer and chest x-ray for whom are getting obstruction and restriction on diagnostic lung function test.
The result revealed that total dust of silica weighing area was greater than TLV and respirable dust of 3 points of weighing area were greater than UV. There were no free silica in dust composition analysis found out. Clinical symptoms appeared as follows : chronic cough 50%, sputum 70%, breathing difficulty 10%, chronic bronchitis 10%, obstruction lung ventilation 10%, restriction lung ventilation 30% and chest x-ray examination showed post-pulmonary TB 20% and post-pulmonary TB with fibrosis 10%. Intervention was successful to reduce total dust concentration up to bellow TLV and reduction in clinical signs and symptoms of chronic cough from 50% to 40% and sputum from 70% to 500/o within 6 weeks."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library