Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marwansyah
"Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi melalui sejumlah peran atau tugas,para manajer memerlukan kekuasaan dan pengaruh. Jika kekuaeaan dipandang sebagai potensi, maka manifestasinya tampak daiam Qara-cara yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Sejumlah ahli mengatakan bahwa salah satu
determinan yang paling penting dari efektivitas manajenal adalah keberhasilan dalam mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan (Kipnis et al., 1980;
Yuki & Falbe, 1990). Carafnra mempengaruhi orang lain disebut sebagai
taktik-mempengaruhi (influence tactics).
Berdasarkan hasil pene1itian eksploratoris yang mereka lakukan, IGpnis et al.(1980) menyimpulkan bahwa para manajer cenderung menggunakan taktik yang berbeda dan memiliki tujuan yang agak berbeda, bergantung pada arah pengaruh. Sebagaimana lazimnya, temuan-temuan dari penelitian ekploratoris
perlu diveririkasi. Pertanyaan penelitian dalam kajian ini adalah: (1) apakah penelitian ini dapat menghasilkan faktor-faktor yang sama dengan penelitian
Kipnis et al.?, (2) apakah ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka?,
dan (3) tujuan/alasan (influence objectives) apa yang sering digunakan oleh para manajer madya ketika mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka, dan (4) apakah taktik-mempengaruhi berhubungan dengan tujuan mempengaruhi.
Subyek dalam penelitian ini adalah 194 manajer madya yang bekerja pada
organisasi swasta, BUMN/BUMD, dan lembaga pemerintah. Pengukuran ter-
hadap taktik-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, yang dikonstruksikan oleh Kipnis et al. (1980). Dahar pertanyaan ini memuat 58 item dengan respons yang berbentuk skala 5 point Pada bagian yang terplsah,pengukuran terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan
skala yang dikembangkan oleh Yuki dan Falbe (1990). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan teknik agentse/#report
Untuk mengungkapkan taktik-mempengaruhi, dilakukan confirmatory factor
analysis Untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada perbedaan peng-
gunaan taktik-mempengaruhi kepada atasan, rekan kerja, dan bawahan,
digunakan meteda within-subjiects atau repeated measures ANOVA dan F last
Serta pairwse comparsion antar status sasaran. Analisis terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan metoda deskriptif dan within-subjects ANOVA
dan F test ANOVA dan pairwise comparison juga digunakan untuk mengui
perbedaan mean tujuan-mempengaruhi berdasarkan status sasaran. Sementara itu, analisis terhadap hubungan antara taktik dan tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan stepwise multiple regression 806/§/SE.
Penelitian ini menemukan bahwa hanya sebagian hasii penelitian Kipnis et al. yang dapat direplikasikan. Dengan kata lain, hanya sebagian struktur faktor yang sama atau mendekati sama dengan struktur faktor dalam studi Kpnis et al.
Analisis faktor terhadap seluruh sampel menghasilkan enam faktor yang dapat diinteprestasikan, yang dapat menjelaskan 38,7% varians seluruh Item. Keenam faktor ini adalah assertiveness; coalitions; blocking, sanctions; rationalitty,dan dimensi baru yang diberi nama friendliness Penelitian ini menyimpulkan pula
bahwa ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka. Dengan kata Iain, frekuensi penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan status sasaran yang ingin dipengaruhi. Rationality paling sering digunakan sementara sanctions paling jarang digunakan, baik ketika mempengaruhi atasan, rekan kerja, maupun bawahan.
Permintaan untuk melakukan suatu tugas/proyek baru dan permintaan untuk meningkatkan unjuk-kerja paling sering diajukan dalam upaya mempengaruhi bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan untuk melakukan penambahan rencana dan prosedur paling sering diajukan kepada bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan sumber daya tambahan
(dana, fasilitas, pekérja), paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan. Demikian pula, permintaan untuk memberikan persetujuan finnal atau menandatangani proposal paling sering diajukan kepada atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan.
Permintaan untuk mendukung sebuah usul paling sering diajukan kepada rekan kerja dan atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,01). Dalam penelitian ini, ditemukan pula bahwa permintaan bantuan paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,05). Pemmintaan informasi paling sering diajukan kepada atasan dan rekan
kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p< 0,05).
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada semua jenjang status
sasaran, pilihan responden atas taktik-mempengaruhi bevariasi sesuai dengan tujuan responden untuk mempengaruhi. Dengan kata lain, penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan tujuan/alasan agen dalam mempengaruhi sasarannya. Penggunaan taktik yang lebih bervariasi ditemukan
pada saat responden meminta perubahan rencana, kebijakan, atau prosedur tertentu. Temuan lain yang menarik adalah bahwa taktik frindliness ditemukan pada semua tujuan-mempengaruhi, khususnya ketika responden berupaya mempengaruhi rekan kerja dan atasan mereka.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Illionis: F.E.Peacock, 2001
307 TAC (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Itasca, Ill. : F.E. P: Peacock Publishers, 2001
307 TAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"Skateboarding dan graffiti writing, sebagai wujud permainan di kota, melawan fungsi ruang kota sesungguhnya; anak muda mengubahnya berdasarkan logika dan interpretasinya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginvestigasi berbagai macam taktik aktor kota—khsususnya pemain skateboard dan penulis graffiti—dalam mengapropriasi ruang kota. Studi literatur, studi kasus, dan wawancara berbasis pengalaman diimplementasikan pada proses penelitian; pendekatan-pendekatan ini akan berfokus dalam memetakan interplay dari persepsi kreatif para aktor dan bagaimana sebuah ruang mengakomodasinya. Penelitian ini mengidentifikasi daerah-daerah di Jakarta dikarenakan dimensi peraturan strategis yang meregulasi kegiatan ruang kota yang bersifat spontan. Hasil menunjukkan bahwa respon taktis para aktor dapat merubah sebuah ruang sesuai dengan kebutuhan spasialnya. Tempat yang dipilih dan digunakan untuk aktivitas tersebut membutuhkan pertimbangan terhadap kondisi spasial dan tingkat pengawasan. Hasil mengilustrasikan paradigma spasial seputar keterkaitan antara affordances yang diciptakan oleh elemen kota dan respon para aktor. Penelitian ini menyarankan pendekatan dengan metode inisiatif yang mencerminkan kapasitas suatu kota untuk mendorong aktivitas playful dalam kota.

Skateboarding and graffiti, as a form of play in the city, are countering the intended use of urban space based on their logic and interpretations. In a follow up, this paper sits within a broad concern to investigate various tactics in which city actors-specifically skaters and writers-are continually reproduced to appropriate urban space. Literature review, site study, and experience-based user interview are applied when conducting the research process; these approaches will focus on mapping the interplay of users' creative perceptions and how a space caters to the act. This study identifies areas within Jakarta due to its strategic policy dimension regulating spontaneous urban practices. The findings show that the actors' tactical responses transform space according to their spatial needs. Accordingly, preferred spot for these activities requires the consideration of spatial condition and surveillance level. The result illustrates the spatial paradigm on the connectivity between affordances created by the urban elements and the actors' responses. The study suggested an initiative approach that reflects upon the capacity of a city to encourage playful activities in the city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardimas
"Banyak kemajuan berarti yang dialami oleh Pers Indonesia sejak tahun 1960-an sampai sekarang. Kemajuan itu tampak pada perubahan pola pengelolaan perusahaan pers dari manajemen keluarga kepada manajemen modern dan pergeseran etos pers dari Pers Perjuangan yang penuh idealisme dan kental wama politik kepada Pers Bisnis yang menekankan usaha mencari untung, akumulasi modal bagi pemilik dan kesejahteraan karyawan. Tahun 1980-an Pers Indonesia telah memasuki era industri pers yang ditandai oleh perusahaan pers yang semakin padat modal dan sarat teknologi serta konsentrasi kepemilikan. Beberapa perusahaan pers berkembang menjadi konglomerat pers selama kurun waktu tiga dekade belakangan, meskipun jumlah perusahaan pers yang `jalan di tempat' jauh lebih banyak. Ironis memang.
Tujuan penelitian studi kasus yang menggunakan teori Ekonomi Politik Media ini adalah untuk meneliti kiat KKG mengelola sekitar 50 media cetak, lebih dari 3000 pekerja media dan sembilan buah perusahaan percetakan, ditinjau dari sistem pengelolaan redaksi dan bisnis.
Hasil penelitian ini mencatat beberapa faktor yang tali-temali dibalik keberhasilan usaha KKG yang fenomenal, yakni manajemen redaksi dan bisnis yang baik, adaptasi teknologi yang tinggi, SDM yang berkualitas, kejelian pengelola melihat peluang usaha dan kemampuan pengelola menyesuaikan diri dengan pandangan elit politik dan penguasa. Faktor yang terakhir adalah salah satu syarat bagi perusahaan pers untuk hidup di era Orde Baru yang otoriter.
Temuan lain adalah pembredelan Kompas oleh penguasa tahun 1978 hanyalah pemicu yang mendorong KKG untuk mempercepat program diversifikasi usaha yang salah satu dampaknya adalah sistem kepemilikan silang. Kasus kepemilikan silang media oleh KKG yang menonjol tentu pemilikan suratkabar, majalah, tabloid, radio dan televisi di satu kota, yakni Jakarta.
Yang menarik adalah tidak ditemukan bukti bahwa media yang ada di KKG ada di bawah satu redaksi dan melakukan daur ulang berita sehingga mengarah pada homogenisasi informasi dan berita. Temuan lain yang tidak kalah menariknya adalah tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa program perluasan jangkauan usaha KKG akan berhenti, meskipun pangsa pasar surat kabar milik grup in sudah mencapai 20 persen dan majalah tabloid mencapai 30 persen.

The Indonesian media industry has made significant achievements in the past three decades. The achievements can be seen from a change in the system of management of mass media companies from family management style to modem management and a shift in press ethos from "Pers Perjuangan", which is full of idealism and political nuances to "Business Press" which focuses on efforts to earn profit, accumulate capital for the owners and improve the welfares of the employees. In the 1980s the Indonesian press entered the era of "Press Industry", which was marked by the intensive use of capital and technology. Several companies have even grown into media conglomerates, although many have not made any progress at all. This case is ironic.
The aim of this research, which uses the theory of Political Economy of the Media, is to study the strategy of Kompas Gramedia Group (KKG) in managing around 50 print media companies, more than 3,000 media workers and nine printing companies seen from the management of its editorial and business departments.
The research findings document a number of interwoven factors behind the phenomenal success of KKG, among others sound management of editorial and business departments, adaptation to technological developments, qualified human resources, entrepreneurship of the owners and adaptability of the management to political leaders and the authorities in power. The latter was a prerequisite for a press company to survive in the era of the authoritarian New Order regime.
Other findings showed that the ban of Kompas by the authorities in 1978 served as a trigger which drove KKG to speed up its diversification program that led to cross-ownership. The most prominent example of media cross-ownership in KKG is the ownership of a newspaper, magazines, tabloids, a radio station and a television company in one city - Jakarta.
The most interesting finding is that the researcher did not find sufficient evidence that proved media companies in the KKG were under one editorial department and were recycling news that led to homogenization of information and news. The other important finding is that there is no indication that the process of media expansion in KKG will slow down or stop, even though the group has acquired 20 percent of the newspaper market and 30 percent of the market for magazines and tabloids.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovila Nanci Septiawan
"Berdasarkan penggalian data awal, iklim keselamatan kerja di PT XYZ belum terbentuk secara optimal, khususnya di Divisi Project Management (PM) dan Equipment Management (EM). Salah satu aspek penting yang diperlukan untuk membentuk iklim keselamatan kerja adalah peran dari manajemen atau pada perusahaan ini yaitu Divisi Safety, Health, and Environment (SHE). Diagnosa berikutnya menunjukkan para personil Divisi SHE memerlukan keterampilan taktik memengaruhi. Hasil ini menjadi acuan dalam penelitian untuk melihat hubungan antara taktik memengaruhi dan iklim keselamatan kerja, dengan menggunakan alat ukur influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) dan safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Tomas, 1998). Influence tactic scale (tiga dimensi) memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .650 hingga .835 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .247 hingga .708. Safety climate scale memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .862 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .174 hingga .697. Hasil uji Kendall's Tau (τ) dari 28 orang partisipan teknisi di Divisi PM dan EM, menunjukkan salah satu dari tiga dimensi taktik memengaruhi (soft influence tactics) terbukti berkorelasi positif secara signifikan terhadap iklim keselamatan kerja (τ = .376, p < .05). Artinya, peningkatan perilaku taktik memengaruhi dapat mendorong peningkatan iklim keselamatan kerja. Selanjutnya, intervensi dilakukan melalui workshop 'effective influence communication'. Hasil uji evaluasi pengetahuan program workshop menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dari sembilan orang peserta, menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada para personil Divisi SHE setelah diberikan workshop 'effective influence communication' (Z = -2.536, p < .05).

Based on the initial diagnosis, safety climate in PT XYZ has not been established optimally, especially in the Division of Project Management (PM) and Equipment Management (EM). One of the important aspects required to establish a safety climate is the role of management, or in this company is the Division of Safety, Health, and Environment (SHE). Subsequent diagnosis showed that influence tactics skills is required for the SHE Division personnel. This result is a reference in the study to see the relationship between influence tactics and safety climate, using influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) and safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Thomas, 1998). Influence tactic scale (three dimensions) has reliability coefficient (Cronbach's Alpha) from .650 to .835 and validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .247 to .708. The safety climate scale used in this study has a reliability coefficient (Cronbach’s Alpha) of .862 and a validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .174 to .697. Correlation test was conducted using Kendall's Tau (τ) on 28 technicians of PM and EM Division, showing that one of the three dimensions in influence tactics (soft influence tactics), is positively and significantly correlated to the safety climate (τ = .376, p <.05). That is, an increase in influence tactics behavior can boost safety climate. Furthermore, intervention was conducted in the form of "effective influence communication" workshop. Knowledge evaluation result of the workshop program using Wilcoxon Signed Rank Test from nine participant showed a significant increase in knowledge among SHE Division personnel after the "effective influence communication” workshop was given (Z = -2.536, p < .05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Izet Adrianto
"ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Leader-member Exchange sebagai mediator dalam hubungan antara taktik sosialisasi atasan dengan newcomer attitudes. Penelitian ini dilakukan pada Bank XYZ dengan jumlah responden sebesar 107 orang yang merupakan newcomer pada bank tersebut. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Structural Equation Model (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini menemukan bahwa persepsi newcomer tentang LMX memediasi hubungan antara Taktik Sosialisasi Atasan ke dua newcomer attitudes yakni, Occupational Identification dan Person-organization Fit, namun tidak halnya ke Job Satisfaction.

ABSTRACT:
The purpose of this research is to examine the role of leader-member exchange (LMX) as a mediator of supervisory socialization tactics and newcomer attitudes. By using purposive sampling technique, this research was conducted in Bank XYZ with 107 respondents who are newcomers. Data analysis used Structural Equation Model (SEM) technique with Partial Least Square (PLS) method. This research found that newcomer perception of LMX mediates the relationship between supervisory socialization tactics and two newcomer attitudes, which are Occupational Identification and Person-organization Fit. The mediating role does not apply to another newcomer attitude, Job Satisfaction. "
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Safanta
"Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi TI di Indonesia mempengaruhi tren atas pembentukan startup berbasis TI. Salah satu contohnya adalah PT. Mitra Digital Laboratorindo dengan produknya yang bernama Pesanlab. Pesanlab merupakan sebuah platform penyalur jasa pemeriksaan kesehatan diagnostik antara laboratorium dengan konsumen. Proses bisnis yang dimiliki oleh Pesanlab begitu unik, sehingga memerlukan strategi-strategi yang dapat membantu dalam memenuhi target yang telah ditentukan. Kerangka kerja yang digunakan adalah RACE Planning yang merupakan adopsi dari SOSTAC . Secara keseluruhan perumusan strateginya memang mengikuti tahapan SOSTAC , hanya saja di dalam pemilihan strateginya tidak menggunakan teori-teori yang baku. Strategi-strategi diadopsi dari e-commerce di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan 3 target, 9 strategi dan 32 taktik sesuai dengan analisis situasi yang dilakukan dengan wawancara kepada top management PT. Mitra Digital Laboratorindo.

The rapid development of Information Technology IT in Indonesia influences the trend towards the establishment of IT based startup. One of example is PT. Mitra Digital Laboratorindo with its product called Pesanlab. Pesanlab is a healthcare diagnostic platform connecting laboratories to consumers. Its business processes are so unique that they require strategies that can assist in accomplished predetermined targets. The framework which being used is RACE Planning which is an adoption of SOSTAC . Overall the formulation of the strategy does follow the SOSTAC stages, but in the making of strategy does not use standard theories. Strategies adopted from various e commerce in Indonesia. This research produces 3 targets, 9 strategies and 32 tactics according to the situation analysis conducted by interview to top management of PT. Mitra Digital Laboratorindo."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shelline Puteri Erlandhika
"Kasus pidana Rachel Vennya terkait masalah kabur dari kewajiban karantina di masa pandemi COVID-19 memengaruhi citra dan nama baiknya sebagai seorang selebriti Instagram (selebgram). Untuk mengupayakan perbaikan citra, Rachel melakukan presentasi diri di media sosial. Presentasi diri merupakan suatu tindakan di mana seseorang mengelola suatu kesan tertentu yang ingin ditampilkan di depan orang lain dengan harapan dapat membangun pemahaman atau citra diri sesuai harapannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif atas konten-konten relevan yang menunjukkan kehadiran diri Rachel Vennya di media sosial berupa Instagram dan Youtube. Kemudian, konten tersebut dianalisis menggunakan taktik presentasi diri yang dikemukakan oleh Lee, Quigley, Nesler, Corbett, & Tedeschi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rachel Vennya melakukan lima taktik presentasi diri di media sosial. Secara defensif, Rachel melakukan taktik apology dan taktik disclaimer, sedangkan secara asertif, ia melakukan taktik supplication, exemplification dan ingratiation. Taktik yang paling sering digunakan adalah taktik ingratiation. Hal tersebut dilakukan dengan menampilkan sisi baik Rachel sebagai seorang Ibu, gaya parenting dan kesan sebagai panutan yang belajar dari kesalahan.

The criminal case involving Rachel Vennya evading quarantine obligations during the COVID-19 pandemic affected her image and reputation as an Instagram celebrity. Rachel tries to improve her image by conducting self presentation on social media. Self presentation is the act of managing certain emotions that a person wants to show to others with the hope that an understanding or image will be formed in accordance with her plans. This study shows the presence of Rachel Vennya on social media such as Instagram and Youtube by using the descriptive analysis method. Then, the content was analyzed using the self presentation tactics proposed by Lee, Quigley, Nesler, Corbett, & Tedeschi. As a result, it turns out that Rachel Vennya did five self presentation tactics on social media. Defensively, Rachel uses apology and disclaimer tactics, while assertively, she uses supplication, exemplification and ingratiation tactics. The most commonly used tactic is the ingratiation. This is done by showing Rachel's good side as a mother, her parenting style and the impression of being a role model who learns from her mistakes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>