Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ashadi
"Pada skripsi ini, akan dilalcukan pemodelan sistem kardiovaskular manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. Model matematis yang diperoleh selanjutnya akan disimulasikan dengan menggunakan program Matlab 6.5.
Kemudian, juga dimodelkan dan disimulasikan proses regulasi tekanan darah yang terjadi pada sistem kardiovaskulan Simulasi akau dilakukan dengau mcnggunakan gabungan model sistem kardiovaskular dan model sistem regulasi tekanan darah.
Selanjumya, dirancang dan disimulasikan suatu pacu jantung rare-adaptif berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan berfnmgsi untuk menenlukan besamya periode impuls yang dikeluarkan pacu jantung. Jaringan Syaraf Tiruan yang digunakan terdiri dari tiga layer. Perancangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu proses pelatihan dan proses pengujian. Pada pelatihan, digunakan data basil simulasi sistem kardiovaskular yang telah dilengkapi dengan sistem regulasi sebagai data pelatihan, dan digunakan algoritma backpropagation sebagai algoritma pelatihan. Pada pengujian, akan dilihat kinerja pacu jantung berbasis Jaringan Syaraf Tiruan ketika digunakan pada sistem kardiovaskular.
Hasil perancangan menunjukkan perfonna pacu jannmg yang mendekati fungsi denyut jantung tubuh sebenarnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salihun Z.
"Jaringan syaraf tiruan (Arrgficial Neural Nerwork) merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang mengambil prinsip kerja jaringan syaraf manusia. Perhitungan propagasi balik (Back Propagartion) adalah algoritma belajar yang populer, yang merupakan generalisasi kaidah least square untuk jaringan syaraf berlapis jamak (Mulfflayer Neural Network).
Proses aromatisasi heptana menjadi toluena, dengan nama hydroforming, telah dikembangkan ketika Perang Dunia II (World War II) dengan tujuan untuk mendapatkan bahan baku peledak. Kondisi operasi diatas sangatlah riskan dan penuh resiko.
Pendeteksian yang akurat dan dini diperlukan guna mencegah kesalahan yang timbul, yang dapat mengakibatkan kerugian baik material maupun immaterial. Diagnosa kesalahan proses pada aromatisasi heptana dapat dilakukan dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik (ANN/JNA BP) ini. Berdasarkan data lapangan (kondisi masukan dan kondisi keluaran), jaringan syaraf akan melakukan pembelajaran (learning) secara simultan dan kontinyu, yang pada akhirnya akan terbentuk sebuah pengetahuan. BP inilah metode ajar yang paling sederhana dan cocok sekali untuk diterapkan, karena sanggup mengenali pola (pattern recognition).
Sebagai studi kasus, proses aromatisasi heptana, penerapan ANN/JNA BP yang diteliti oleh Watanabe dan Himmelblau dapat dibuktikan dengan baik pada skripsi ini. Model ANN/JNA BP dapat melakukan pengenalan pola dengan balk dimana toleransi error lebih kecil dari 0.001, dengan jumlah iterasi pelatihan lebih dari 5000 iterasi, dan waktu pelathan lebih dari 40 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregory Budiman
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
611.8 GRE b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, John H.
East Norwalk: Appleton & Lange, 1989
611.83 MAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ropper, Allan H.
"Provides the treatment and management strategies needed to confidently handle both common and rare neurologic conditions. This volume describes the various categories of neurologic disease and the main diseases that constitute each."
New York: McGraw-Hill, 2014
616.8 ROP a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Mulyadi
"ABSTRAK
Perubahan karakteristik pada Heat Exchanger akibat adanya endapan
kotoran yang melapisi pennukaan perpindahan panas, membuat sistem
rnenjadi sulit untuk dikendalilcan. Untuk mengatasi masalah tersebut dipilih pengendali PID (Proporsional. Integral dan Diferensial) sebagai pengendali sistem, dengan bantuan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk menentukau parameter pengendalinya. Proses belajar JST menggunakan algoritma backpropagation dengan arsitektur jaringan yang terdiri dari tiga lapis neuron. Pada proses belajar dilakukan cara pelatihan dengan memberikan bobot yang berbeda pada tiap Iapisannya dan dicari pola keluaran yang paling mendekati pola target yang ditetapkan. Pada penelitian ini program sirnulasi dibuat dalam bahasa pernrogratnan Pascal. Dari basil simulasi dapat dilihat bahwa JST mampu rnenentukan parameter pengendali PID yang dapat memperbaiki karakteristik sistem, bila terjadi perubahan pada parameter proses.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hexi Trijati Rahayu
"ABSTRAK
Metode WRV adalah metode penyetelan pengendali menunjukkan kinerja pengendali
yang lebih optimum dari metode penyetelan Ziegler Nichols, Cohen Coon, Dahlin dan
Lopez. Metode ini menggunakan mengkorelasikan informasi dari step respon open
loop tranfer function (K, τ, dan θ) untuk menentukan konstanta pengendali P, PI, dan
PID yaitu Kc, τi, dan τd. Namun, kompleksitas dan dinamika dari sistem proses yang
spesifik membutuhkan pengendali yang mampu untuk dilatih berdasarkan data historis
proses serta mampu untuk mengkombinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem proses dalam memutuskan suatu aksi. Jaringan syaraf tiruan diaplikasikan yang
pada sistem pengendali, mampu memberikan kedua manfaat tersebutkan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengaplikasikan jaringan syaraf tiruan untuk
menentukan konstanta penyetelan pengendali P, PI, dan PID dengan menggunakan
metode penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan metode penyetelan pengendali
WRV. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga jenis jaringan syaraf tiruan
yaitu, multi layer feed forward (MLFF), radial basis, dan generalized regression
(GRNN). Hasil simulasi dan penerapan pada alat pengendali tekanan di Laboratorium
Proses Operasi Teknik, Departemen Teknik Kimia FTUI menunjukkan bahwa jaringan
syaraf radial basis memberikan kinerja pengendali paling optimum untuk pengendali P
dan PI, sedangkan kinerja paling optimum dari pengendali PID diperlihatkan pada
aplikasi jaringan syaraf generalized regression (GRNN) sebagai metode penyetelan
pengendali."
2007
S49715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Darmawan
"Pengunanaan kamera CCTV Inframerah sangan membantu dalam penerapan sistem keamanan, dengan demikian pengambilan gambar akan lebih mudah terutama jika ruangan dalam kondisi gelap. Sehinggan proses pengenalan wajah dalam kondisi gelap dapat dilakukan sebagaimana kondisi normal. Metode yang digunakan untuk proses pengenalan adalah Jaringan Saraf Tiruan. Jaringan Saraf Tiruan (JST) adalah suatu metode komputasi untuk memodelkan suatu sistem. Hal ini memungkinkan Jaringan Saraf Tiruan untuk melakukan pembelajaran terhadap sinyal yang diterima oleh sistem. Metode yang digunakan adalah backpropagation yang terdiri atas lapisan masukan, lapisan tersembunyi dan lapisan keluaran. Pada penelitian ini analisis yang dilakukan adalah training data dengan data matriks image serta menggunakan Matriks Kovarian untuk mempermudah proses inputan.

The use of infrared CCTV camera is very helpfull in implementation of security system, because its capability to take images in the night so it can be used for identification process. The Method which performed in this identification process is Neural Network with back propagation. In this system is formed a network that consisting several input layers, hidden layers and output layers. The Data on input layer would be sent to hidden layer so the value of hidden weight can be obtained. From hidden layer, the value of hidden weight would be sent to output layer, so the value of output weight can be obtained. Difference between the output layer and the value of output weight is used to acknowledge error level in data identification. to obtain better identification result, the value of output weight is used as input data on input layer, so the same process is perfomed with better result. This is mentioned as back propagation process in Neural Network and this system is assesed capable to analyze the received data as input data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51327
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Musnida Ulya
"ABSTRAK
Performa baik dari Self-Organizing Map (SOM) telah terbukti dalam
mengklasifikasikan citra wajah yang berada dalam kondisi pencahayaan yang
baik. Namun saat objek wajah mengalami pencahayaan yang berubah-ubah dan
diambil dari berbagai sudut pandang berbeda, maka tingkat nilai rekognisi citra
wajah dengan menggunakan metode SOM umumnya akan menurun.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Self-Organizing Map
(FSOM) sebagai sistem pengenal wajah pada citra untuk meningkatkan nilai
rekognisi citra wajah yang mengalami pencahayaan yang berubah-ubah dari
berbagai sudut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa FSOM untuk mengenali wajah
pada data berdasarkan sudut pandang dengan tingkat rekognisi tertinggi
didapatkan pada set data ke-10 saat sudut 100 pada saat wajah frontal yaitu
sebesar 87%, pada data berdasarkan perubahan cahaya dengan tingkat rekognisi
tertinggi pada set data ke-1 sebesar 66.88%, dan pada data berdasarkan objek
wajah dengan tingkat rekognisi tertinggi pada set data ke-4 sebesar 88.33%.
Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat rekognisi rata-rata FSOM
30% lebih tinggi dari SOM pada setiap pengelompokkan data dan juga didapatkan
bahwa dengan metode FSOM mampu mengenali citra dengan baik yang
mengalami pencahayaan yang berubah-ubah dari sudut yang berbeda-beda.

ABSTRACT
Perform of Self-Organizing Map (SOM) has been proven to classify the face
images in good illumination conditions. But when this technique is applied to
various viewpoints of images in unstable illumination conditions, the accuracy
of face recognition will decrease.
In this research, Fuzzy Self-Organizing Map (FSOM) is introduced as a new
technique to increase the accuracy when the images are taken from various
viewpoints in the change illumination conditions.
In this results from the research show that perform of FSOM to face
recognition from based on the viewpoints have the highest recognition rate in the
tenth data set when the viewpoints is set to be 10 degree where the images had
been taken is achieved at 87%. The result has also shown that based on the
illumination conditions, the highest recognition rate is achieved at 66.88% in the
first data set. Based on the face objects, the most accurate recognition is achieved
at 88.33% in the fourth data set. These results show that FSOM can give 30%
better performance than SOM to perform face images classification in the changes
illumination conditions and various viewpoints.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>