Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitryan Anggrasari
"Penelitian ini membahas mengenai model rheologi yang terjadi pada umur awal beton yang diakibatkan oleh regangan susut yang terjadi, serta bagaimana pengaruh penambahan fly ash terhadap model rheologi pada umur awal beton. Model rheologi merupakan suatu konsep abstrak yang telah diformulasikan untuk mendeksripsikan perilaku material. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan prisma beton 60 MPa berukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm berdasakan ASTM C78-94 pada posisi vertikal dan diamati regangan susutnya dengan menggunakan Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) sesaat setelah beton dicor hingga beton berumur 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton berkinerja tinggi dengan menggunakan fly ash pada umur awal (0 - 24 jam) dapat dimodelkan dengan model rheologi yang terdiri dari lima model yaitu Solidifying Liquid (0 - 1,1 jam), Solidifying Liquid (1,1 - 1,6 jam), Kelvin-Voigt (1,6 - 6,3 jam), Kelvin-Voigt (6,3 - 10,3 jam), dan Kelvin-Voigt (10,3 - 24 jam).

This research discusses rheological models in early age concrete caused by shrinkage strain and the influence of fly ash on the rheological model of early age concrete. Rheological model is an abstract concept that has been formulated to describe material behavior. Three shrinkage specimens made of 60 MPa concrete prism type specimens size of 15 cm x 15 cm x 60 cm and observed by Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) right after the fresh concrete is placed to the mold until the specimens age is 24 hours. The result of this research shows that high-performance concrete using fly ash at early ages (0-24 hours) can be modeled by five rheological models which are Solidifying Liquid (0 - 1,1 hours), Solidifying Liquid (1,1 - 1,6 hours), Kelvin-Voigt (1,6 - 6,3 hours), Kelvin-Voigt (6,3 - 10,3 hours), dan Kelvin-Voigt (10,3 - 24 hours)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T42911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabby Rizkiyana Khalawi
"Penelitian ini menampilkan model rheologi beton berkinerja tinggi (High Performance Concrete) dengan kuat tekan 60 MPa pada umur awal beton. Dua buah balok yang digunakan berukuran 150mm x 150mm x 600mm berdasarkan ASTM C78-94. Pengamatan dilakukan selama 24 jam di awal atau pada saat sebelum curing menggunakan Vibrating Wire Embedded Strain Gages.Model rheologi didekati dengan menggunakan data regangan susut rata-rata dari kedua balok tersebut, serta beberapa parameter rheologi diperoleh dengan menggunakan trial and error. Model rheologi beton berkinerja tinggi pada umur awal beton dibagi menjadi lima rheologi yang terdiri dari Solidifying Liquid - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken.

This study presents rheological model of high performance concrete with 60 MPa compressive strength of concrete at early age. The size of these two beams is 150 mm x 150 mm x 600 mm according to ASTM C78-94. Observations were made during 24 hours at the beginning or at the time before curing using vibrating wire embeded strain gages. Rheological models approximated using shrinkage strain data is the average of the two beams, as well as some rheological parameters obtained by using trial and error. Rheological models of high performance concrete at early age concrete is divided into five rheological model, consists of Solidifying Liquid - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken - Kelvin Voigt Niken."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Amalia Hidayah
"Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan bahan dari alam menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang ada. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400 menggunakan bahan tambah superplasticizer Glenium C-316. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat dari kuat beton normal pada umur 7, 21 dan 28 hari. Tegangan lentur beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang mengalami penurunan sebesar 8.54% dari beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Almost all of the materials used for the manufacture of concrete using materials from nature, causes natural resources that exist decrease. Besides, there are a lot of concrete waste at a waste disposal. This study will use recycled fine aggregate in concrete. Composition of the test object consists of 0%, 20%, 40%, and 60% of fine recycled aggregate from waste concrete K350-K400 with addition superplasticizer Glenium C-316. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate increase compared to normal concrete at the age of 7, 21 and 28 days. Flexure strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate decreased by 8.54% compared to normal concrete. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage values compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"ABSTRAK
Pasar konstruksi dan sektor bahan bangunan Indonesia telah berkembang secara signifikan, untuk mendukung perkembangan konstruksi ini tentunya akan dibutuhkan bahan konstruksi yang sangat banyak, pada sebagian pembangunan umumnya menggunakan material konstruksi beton yang memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan baja. Beton dengan komposisi utama agregat halus dan agregat kasar berasal dari alam yang jumlahnya sangat terbatas dan akan terus berkurang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian beton dengan menggunakan limbah kertas sebagai substitusi dari agregat halus dan limbah beton padat sebagai substitusi agregat kasar yang dapat mencapai mutu beton struktural dengan kuat tekan diatas 17 MPa. Kertas yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 sebagai substitusi dari agregat halus. Pada penelitian ini digunakan 3 variasi perbandingan agregat halus dan kasar yaitu, 40 :60 Variasi A , 45 ,55 Variasi B , dan 50 ,50 Variasi C . Uji yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis uji yaitu, uji kuat tekan dari umur 7, 14, 28, dan 56 hari, uji kuat lentur pada umur 28 hari, dan uji susut pada setiap hari. Perbandingan agregat kasar dan agregat halus paling optimum untuk pengujian kuat tekan beton adalah variasi C pada umur 28 hari..Penelitian ini menunjukan bahwa kuat tekan beton kertas dengan variasi C memiliki rata-rata kuat tekan tertinggi sebesar 27.39 MPa atau lebih besar 13,10 dibandingkan dengan rata-rata kuat tekan variasi A dan lebih besar 8,86 dibandingkan rata-rata kuat tekan variasi B. nilai kuat lentur yang didapat pada penelitian ini mencapai 3,7 MPa pada hari ke-28 yang terdapat dalam beton variasi C. Nilai susut terbesar dimiliki oleh beton variasi C, kemudian B dan yang terakhir adalah A. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan beton ini dapat diaplikasikan sebagai beton struktural

ABSTRACT
The construction and building materials sector in Indonesia has grown significantly, to support the development of construction will need a lot of construction materials, in some construction generally use concrete materials that have a cheaper price than steel. Concrete with the main composition of fine aggregate and coarse aggregate comes from a very limited number of natural and will continue to decrease over time. Therefore, researcher will do reseach about papercrete with recycled aggregate which can be reached as Structural concrete with compression strength above 17 MPa. The paper used in this study was 10 as a substitute of fine aggregate. In this study used three variations of fine and coarse aggregate ratio, 40 60 Variation A , 45 55 Variation B and 50 50 Variation C .The test will be done on research consists three type test Compression strength was tested in 7 days, 14 days, 28 days, 56 days, Flexural strength was tested in 28 days, and Shrinkage Test was tested in everydays.This study showed that the compressive strength of papercrete with variation C has the highest average compressive strength of 27.39 Mpa, 13.66 greater than the average compressive strength of variation A and 8.77 greater than the average compressive strength of variation B. the flexural strength value obtained in this study reaches 3.7 MPa on the 28th day in concrete variation C. The largest shrinkage value is owned by concrete variation C, then B and the last one is A. Based on the result of research has done, this concrete can be applied as a structural concrete."
2017
S68835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudia Mutiara Fani
"ABSTRAK
Perkembangan dari teknologi beton di Indonesia yang semakin pesat mengakibatkan penggunaan material beton sebagai komponen struktur semakin meningkat. Dengan meningkatnya penggungunaan beton maka mengakibatkan meningkatnya kebutuhan material penyusun beton. Disisi lain banyaknya limbah cangkang kelapa sawit di Indonesia yang masih sedikit pemanfaatannya dan menjadi limbah yang tertumpuk. Sehingga dilakukan penelitian beton ringan dengan menggunakan limbah cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar dengan penambahan bahan tambah yaitu superplasticizer dan silica fume. Penelitian ini menggunakan agregat kasar cangkang kelapa sawit dengan menggunakan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan variasi dari silica fume sebesar 3.5 , 5 , 6.5 , dan 8 . Beton dengan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan 6.5 silica fume memiliki nilai kuat tekan optimum. Kuat tarik lentur beton optimum dimiliki oleh beton dengan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan 6.5 silica fume. Nilai modulus elastisitas tertinggi dimiliki oleh beton dengan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan 5 silica fume. Nilai daya serap air beton terendah dimiliki oleh beton dengan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan 5 silica fume. Nilai susut tertinggi dimiliki oleh beton dengan bahan tambah 1.2 superplasticizer dan 6.5 silica fume.

ABSTRACT
The development of concrete technology in Indonesia is growing rapidly resulting in the use of concrete materials as structural components is increasing. With the increasing use of concrete then resulted in an increased need for concrete constituent materials. On the other hand the amount of waste in the Indonesian palm kernel shells are still slightly utilization and waste pile into. So that the lightweight concrete research done by using waste palm shells as a substitute for coarse aggregate with the addition of the added material is superplasticizer and silica fume. This study uses a coarse aggregate palm shells by using materials added 1.2 superplasticizer and silica fume variation of 3.5 , 5 , 6.5 and 8 . Concrete with added material superplasticizer 1.2 and 6.5 silica fume have optimum compressive strength value. Optimum flexural tensile strength of concrete is owned by the concrete with added material superplasticizer 1.2 and 6.5 silica fume. The highest value of the modulus of elasticity is owned by the concrete with added material superplasticizer 1.2 and 5 silica fume. The value of the lowest water absorption of concrete with material owned by concrete superplasticizer added 1.2 and 5 silica fume. The highest value is owned by the shrinkage of concrete with added material superplasticizer 1.2 and 6.5 silica fume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Saputra Hendri L.
"Banyak penelitian yang telah menggunaka serat baja dalam campuran beton normal dan telah dilakukan dalam beberapa negara bagian di dunia. Namun, dikarenakan harga serat kawat baja itu sangat mahal di Indonesia, maka penggunaan serat kawat bendrat untuk menggantikan serat baja itu dan menggunakannya dalam campuran beton yang diteliti dalam penelitian ini. Serat kawat bendrat ini berdiameter 0,8mm dipotong dengan panjang 30 mm dan digunakan dalam campuran beton sebagai tulangan mikro beton yang diprediksi mampu meningkatkan kuat tekan beton dan mengurangi susut beton. Jumlah serat ini digunakan dari berat semen PCC dengan variasi 0%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% dengan target kuat tekan fc? 25MPa. Untuk uji kuat tekan beton, benda uji akan dibuat dalam silinder kecil yang berdiameter 100mm dan tinggi 200 mm yang dites pada hari ke 3,7,14, dan 28 hari serta silinder besar dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm yang akan di tes 28 hari agar diperoleh faktor konversi silinder kecil ke besar. Sedangkan untuk pengujian susut beton di uji pada balok berukuran 100mm x 100mm x 500mm (Standar UNI 6555) dan balok 75mm x 75mm x 254mm (Standar ASTM C49004) yang diuji selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serat kawat bendrat dalam campuran beton meningkatkan kuat tekan beton sebesar 5,682% pada komposisi 6% serat kawat bendrat dan mengurangi susut sebesar 7,93% pada komposisi 10% serat kawat bendrat dan juga penggunaan serat kawat bendrat menurunkan kelecakan nilai slump beton.

Many experiments on the use of steel fiber to strengthen the quality of normal concrete have been done in some regions of the world. As the price of this fiber in Indonesia is considerably expensive, the use of annealed wire is proposed to be a replacement of it and used as additives for concrete mixture is investigated in this research. This annealed wire of 0,8mm diameter is cut into pieces size of 30 mm length named as annealed-wire fiber (AW fiber) and added into normal concrete mixture as reinforcing fiber to increase the concrete compressive strength and reduce the shrinkage of concrete. The amount of this fiber measured in weight proportion to the content of Portland Composite Cement (PCC) is designed as 0%, 4%, 6%, 8%, 10%, and 12% based on the moderate concrete compressive strength fc? 25MPa. The concrete compressive strength is evaluated to numbers of cylinder type specimens size of 100 mm diameter by 200 mm height tested on 3 days, 7 days and 14 days and of 150 mm diameter by 300 mm height tested on 28 days of concrete age. And the shrinkage test is evaluated to numbers of beam type specimens size 100mm x 100mm x 500mm (UNI 6555 Standard) and 75mm x 75mm x 254mm (ASTM C490-04) The result from this experiment shows that the addition of AW fiber is increased the concrete compressive strength until 5,682% at 6% annealed-wire fiber composition and reduce 7,93% shrinkage at 10% annealed-wire fiber composition but decrease the workability by reducing the slump value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library