Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Kevin Stevanus
"Penyerapan gas karbon dioksida dapat dilakukan dengan menggunakan kontaktor membran super hidrofobik berbahan polipropilen (PP). Penggunaan membran superhidrofobik dapat memberikan luas kontak yang jauh lebih besar dibandingkan kolom absorpsi konvensional untuk meningkatkan penyerapan karbon diosida. Kelebihan lainnya menggunakan kontaktor membran adalah dapat mengeliminasi berbagai kekurangan yang terjadi pada absorpsi konvensional. Akan tetapi kontaktor membran juga memiliki kelemahan, yaitu adanya tahanan perpindahan massa dari membran. Kelemahan ini dapat diatasi jika kontaktor membran yang digunakan bersifat super hidrofobik, sehingga tahanan perpindahan massanya dapat diminimalkan sekecil mungkin. Absorben yang digunakan adalah larutan dietanolamina (DEA) berkonsentrasi 5%. Dilakukan variasi terhadap laju alir gas karbon dioksida untuk mendapatkan performa optimum absorpsi gas karbon dioksida melalui membran. Absorben mengalir di bagian sisi tube dan gas karbon dioksida mengalir di bagian sisi shell membran. Teknologi yang digunakan pada penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan teknologi konvensional sebelumnya yang boros energi dan kurang efektif. Analisis efektivitas dari performa absorpsi dilakukan dengan studi perpindahan massa. Parameter absorpsi yang didapatkan dari penelitian ini adalah koefisien perpindahan massa 8,15 x 10-4 cm/s, fluks perpindahan massa 1,17 x 10-5 mmol/cm2.s, persentase penyerapan 59,69%, dan acid loading 4,91 x 10-2.

Absorption of carbon dioxide gas is conducted through superhydrophobic membrane contactors made of plypropylene (PP). The usage of superhydrophobic membrane provides greater contact area, compared to conventional absorber columns, to increase the absorption of carbon dioxide gas. The advantages of membrane contactors can eliminate disadvantages of conventional absorbers. But, there is a disadvantage of using membrane, that is additional membrane resistance. It can be overcome if the membrane contactor is superhydrophobic, so that the resistance can be minimized. The absorbent is diethanolamine solution with 5% concentration. The variation of carbon dioxide flow rate is conducted to know the optimum condition of carbon dioxide absorption through membrane. The absorbent flows in tube side and carbon dioxide gas flows in shell side of membrane. The technology used in this study is conducted to develop previous conventional technologies which are wasteful of energy and ineffective. Effectivity analysis of absorption performance is conducted by study of mass transfer. Absorption parameters of this study show overall mass transfer is 8,15 x 10-4 cm/s, flux mass transfer is 1,17 x 10-5 mmol/cm2.s, percentage of absorption is 59,69%, and acid loading is 4,91 x 10-2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Andika Putri
"Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pemisahan CO2 menggunakan kolom konvensional. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Namun terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu terjadi pembasahan membran oleh pelarut.
Oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh laju alir pelarut PEG, konsentrasi pelarut, dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Efektivitas kinerja membran diukur berdasarkan parameter hidrodinamikanya.
Proses absorpsi ini merupakan absorpsi fisika, dimana gas CO2 sebagai zat terlarut dan polietilen glikol sebagai pelarut. Dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu laju alir pelarut PEG 100-500 cm3/menit, konsentrasi pelarut 5-20%, dan jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, 5000.
Pada penelitian ini hasil optimum diperoleh pada laju alir pelarut 500 ml/menit dan jumlah serat 5000, untuk koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 3,7x10-4 cm/s, efisiensi penyerapan (%R) sebesar 14,6%, fluks (J) sebesar 1,4x10-5 mol/cm2.s, dan acid loading sebesar 4x10-3. Sedangkan besar konsentrasi pelarut optimum 10%.

Now has developed technology hollow fiber membrane contactor that can overcome the problems caused by CO2 separation using conventional columns. The principle of this membrane contactor is using the driving force as different concentrations. But a weakness of this technology is going wetting membrane by the solvent.
Therefore, this study examined the effect of PEG solvent flow rate, the concentration of the solvent, and the amount of fiber membranes in CO2 gas absorption performance through the hollow fiber membrane contactor superhydrophobic. Effectiveness of membrane performance is measured based on the parameters their hydrodinamics.
This absorption process is a physical absorption, where CO2 as a solutes and polyethylene glycol as a solvent. With the independent variables of this research that PEG solvent flow rate of 100-500 cm3/min, the solvent concentration of 5-20%, and the number of membrane fibers, namely 1000, 3000, 5000.
In this study, the results obtained in the optimum solvent flow rate of 500 ml/min and the amount of fiber 5000, for the mass transfer coefficient (KL) of 3,7x10-4 cm/s, the efficiency of absorption (%R) at 14,6%, the flux (J) of 1,4x10-5 mol/cm2.s, and acid loading of 4x10-3. Whereas, the optimum solvent concentration is 0%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library